
#8
Kesempatan Lagi
3352Please respect copyright.PENANAhzrzHJmhy7
“Sayang, aku berangkat kerja dulu,” Agnes membangunkanku. Aku masih ngantuk. Semalam habis lembur, dikejar deadline.
“Bangun, kamu daibangunin dari tadi susah, segera sarapan sana,” ucap istriku.
Tapi aku masih ngantuk. Setelah istriku pamit berangkat, aku kembali tidur.
Aku akhirnya bangun sekitar pukul 9 pagi. Segera ku keluar kamar, menuju kamar mandi untuk kencing dan cuci muka. Tak kulihat mama mertua, sepertinya dia ada di kamar.
Setelah dari kamar mandi, aku sarapan. Kusantap makanan di meja makan, entah mama atau istriku yang masak. Atau dua-duanya yang masak bareng tadi.
Setelah makan, kulihat ada secangkir kopi di ruang santai. Entah ini tadi yang buat Agnes atau mama mertua.
Kusruput kopi yang sudah dingin itu. Kayaknya sudah pagi tadi kopi ini dibuat. Menikmati kopi itu dengan sebatang rokok Sampoerna Mild sambil scroll Instagram.
Tak kulihat mama ada tanda-tanda keluar kamar. Sementara hasrat seksualku datang lagi pagi ini. Semalam istri nolak lagi saat kuajak berhubungan, mama juga menolak saat kuminta untuk bantu. Takut dengan istriku.
Ku menunggu cukup lama mama keluar kamar. Aku berniat minta bantuannya lagi untuk menuntaskan hasrat seksualku.
Namun sudah hampir satu jam aku di ruang tengah, mama tak kunjung keluar kamar.
Akhirnya pikiran kotorku membuatku untuk melakukan hal yang berani. Aku berjalan ke arah kamar mama.
Tok… tok… tok… Kuketuk pintu kamar dengan pelan.
“Mama…” ucapku.
Namun mama tak kunjung menyahut ketukan pintu dan suaraku.
Kemudian kucoba buka pintunya, ternyata tidak dikunci pintunya oleh mama. Akhirnya kuberanikan diri masuk ke dalam.
Ketika masuk, kulihat mama sedang tertidur. Jam segini mama sudah tidur lagi?
Pelan-pelan ku berjalan ke arah ranjang. Mama sedang terbaring-terlelap di atasnya. Mama kembali mengenakan daster semalam.
Mataku langsung tertuju pada kedua paha putih mama yang mulus. Dasternya tersingkap ke atas, sehingga aku jelas melihatnya. Bahkan CD mama berwarna merah muda sedikit terlihat.
Pelan-pelan kemudian kuangkat daster bawah mama hingga ke perutnya, kini CD mama jadi terlihat jelas. Wow… libidoku seketika meningkat lagi melihat pemandangan selagakagan mama yang indah.
Selanjutnya, aku tertuju pada payudara mama yang besar di balik daster. Sepertinya dia tidak pakai BH kalau tidur. Terlihat putingnya nyeplak di balik dasternya.
Jariku dengan berani menyentuh payudara itu pelan-pelan. Aku takut mama terbangun. Rasanya empuk. Tak cukup sampai di situ, kini kutarik daster bagian atas mama yang longgar, hingga putingnya berwarna hitam bisa terlihat jelas.
Selanjutnya jari telunjuk ku pelan-pelan menyentuh puting itu. Kumainkan puting mama. Puting mama begitu menggoda, aku jadi ingin menjilatnya.
Mulutku ku dekatkan ke payudara kiri mama, kujulurkan lidahku dan mulai menjilati putingnya pelan-pelan. Kumainkan lidahku, lalu kemudian keemut putingnya.
Baru sebentar kuemut putingnya, tubuh mama tiba-tiba bergerak. Kukira mama akan bangun, namun ternyata ia hanya ganti posisi, kini tidur miring. Aku tak bisa menjangkau payudaranya lagi. Sudah tertutup lengannya.
Kini fokusnya jadi ke pantat mama yang besar dan bulat. Kuraba pantatnya pelan-pelan. Melihat mama yang tidak bangun, selanjutnya aku berani mengubah posisi tidur mama. Kutarik kakinya hingga mama terlentang lagi.
Kubuka lebar-lebar kaki mama, hingga selangkangannya terlihat jelas. Lalu jariku pelan-pelan meraba vagina mama yang masih terbungkus CD. Kuraba tepat di belahan vaginanya. Tubuh mama bergerak, namun kulihat ia masih terpejam.
Aku makin berani lagi. Kini tanganku menyusup ke dalam CD mama, kuraba langsung belahan vaginanya. Melihat mama yang tak bangun, jariku kini kumasukkan ke dalam lubang vaginanya. Lalu kuobok-obok dengan pelan.
Tapi… Hanya sebentar jariku masuk, mama tiba-tiba bangun dan langsung duduk ketika melihat aku melakukan itu.
“Radit???” kata pertama yang terucap dari mulut mama. Kulihat wajahnya antara kaget dan marah dengan apa yang kulakukan.
“Mama… maafkan aku,” ucapku. Aku jadi panik.
Mama kemudian dengan reflek menutup payudaranya dengan kedua tangannya. Kemudian ia membetulkan dasternya.
“Apa yang kamu lakukan Dit?” tanya mama.
Baca selengkapnya (Cek profil)
3352Please respect copyright.PENANAiirKHdtQ4m