Perjalanan Ambisi 269Please respect copyright.PENANAf5hXyWi8Nc
Seoul, hiduplah siswa dari keluarga CODA (Anak dari orang dewasa tunarungu) namanya adalah Raksa.
“Nama ku, Raksa, aku memang lahir di keluarga yang lebih berbeda dari yang lain nya, mereka semua tak bisa mendengar, tepatnya hanyalah keluarga kecil yang terdiri dari aku, ayah dan ibu, kami hidup bersama dan hari hari yang kita lewati hanyalah hari yang suram sekali, dimana aku harus berbicara dengan bahasa isyarat pada mereka, padahal aku sendiri tak tuli sama seperti mereka.
Karena mereka juga tuli, itu membuat mereka tak bisa bicara juga, tapi, aku sangat senang karena hal ini memiliki sisi yang sangat baik, semenjak umurku beranjak 7 tahun, aku selalu ingin bermain gitar dari kecil, jadi tanpa sepengetahuan orang tua ku, aku terus mempelajari nada gitar dengan melihat ke youtube, sudah ada beberapa tahun aku selalu melihat nada dan menghafalnya bahkan tanpa gitar sama sekali, itu karena kondisi keluargaku yang kurang dan jauh dari sederhana. Ayahku hanya tukang penghantar makanan dan ibuku mencoba mencari pekerjaan yang cocok dengan nya meskipun menjadi pembantu sekalipun. Juga aku yang harus ke sekolah hari ini.”
--
Suatu pagi Raksa pergi sekolah, sesampainya di sekolah dan seperti biasa bagaimana kehidupan sekolahnya terjadi.
“Selain agak menderita di rumah, aku juga sepertinya harus dikatakan menderita di sekolah, karena… aku selalu menjadi bahan bulian semua orang di sana…”
Apa yang dia katakan memanglah benar. Raksa menjadi bahan bulian teman teman lelaki yang sangat dengan berani langsung menindasnya begitu dia sudah sampai di Lorong sekolah.
“Hei, bukankah ini si miskin Raksa, kenapa ada di sini, tempat ini jelas tidak cocok untuk mu,” kata salah satu lelaki yang dari tadi sudah siap menghadangnya dan langsung menarik kerah raksa untuk di pojok dan terus di tindas.
Raksa hanya bisa terdiam dengan wajah menunduk. “Aku selalu di perlakukan begini…”
“Hei, Raksa, apa kau sudah membayar hutang kontrakan milik ibuku? Ibuku bilang, keluarga mu itu sangat lambat sekali untuk membayar uang kontrakan, apakah kalian tak punya uang sepeser pun? Oh tentu saja, kalian kan miskin... hahah,” rupanya yang menindasnya paling sering adalah anak dari ibu kontrakan yang di tempati oleh Raksa dan keluarga, memang benar, keluarga Raksa hanya menempati sebuah kontrakan saja.
Raksa hanya bisa terdiam di tengah mereka yang meneriakinya sebagai seseorang yang tidak pernah berada di sekolah, juga ada yang tertawa keras padanya. Tapi dia hanya menanggapinya dengan diam.
“Meskipun kehidupan di sekolah juga seperti ini, tapi aku mencoba untuk bertahan dan hasilnya, aku sama sekali tak pernah bisa menerimanya, aku sudah berulang kali untuk bertahan dan tetap diam, tapi ini harusnya sudah mencapai batasku…” dia sudah jelas hanya bisa putus asa dan berlari pulang secara cepat saat pelajaran sudah berakhir, tetapi ditengah perjalanan Raksa berhenti didepan toko alat musik bekas untuk merenung hingga dia melihat sesuatu dari balik kaca toko itu, yakni sebuah gitar antic yang terlihat memaku pandangan nya.
Pemilik toko yang kebetulan melihat dari dalam menjadi berjalan keluar dan bertanya kepada siswa yang sedang diam di depan tokonya itu.
Pemilik toko: "Kenapa kamu tampak diam didepan toko ku?"
269Please respect copyright.PENANA0CBxkQwxnd
Raksa: "Oh, maaf Tuan, aku tidak bermaksud mengganggu didepan tokomu."
Pemilik toko: "Sepertinya kamu tidak baik-baik saja ya? Bagaimana jika masuk dulu, nanti saya buatkan coklat panas untukmu."
269Please respect copyright.PENANAkDtq1oaAaM
Raksa: "Tapi, aku tidak punya uang? Lagipula ini bukan suatu masalah yang harus anda tahu."
Pemilik toko: "Jangan khawatir, sebenarnya aku sedang bosan di dalam, karena sudah lama tidak mendapatkan pelanggan, apalagi ketika melihatmu, aku jadi teringat sesuatu. Jadi tak apa, masuklah saja, mari berbincang, tak apa kan jika menemani pria tua sepertiku haha…"
Raksapun masuk ke dalam toko tersebut dan menikmati secangkir coklat panas. Lalu tiba tiba bapak pemilik toko alat musik itu berbicara. "Kamu dari tadi melihat gitar itu ya? Apa kamu tertarik?”
Raksa terdiam sebentar hingga dia menjawab. “Aku ingin, tapi aku terlalu miskin,”
“Nak, di dunia ini tak ada orang yang miskin, kecuali mereka mengakuinya, jika kau memang punya ambisi, lakukanlah ketika saat kesempatan itu tiba. Tak perlu uang, tak perlu apapun itu, aku melihat sebuah ambisi besar yang ada di matamu. Aku akan mengajarimu bermain gitar untuk mengubah nasibmu menjadi lebih menyenangkan nak."
Mendengar hal itu, membuat Raksa sedikit demi sedikit memahami situasi yang sudah seharusnya ia harus lakukan, karena ini adalah kesempatan, jadi dia akan melakukan nya. Akhirnya beberapa hari kemudian Raksapun mahir dalam bermain alat musik.
Dia sangat tekun untuk belajar gitar, bahkan dia yang sebelumnya menghabiskan waktu setelah sekolah hanya di rumah saja dengan menonton bagaimana orang belajar gitar. Tapi sekarang dia benar benar belajar sekaligus bisa menyentuh gitar yang dia impikan selama ini.
Pemilik toko juga sangat baik, dia mengajarkan dengan santai, sebelumnya dia juga terkejut ketika Raksa mampu memahami apa yang harus di pahami dalam bermain gitar, tak heran lagi karena suatu pembelajaran gitar adalah hobi yang masuk ke dalam kehidupan Raksa.
“Tak hanya punya ambisi, tapi kau juga sudah memiliki materi… aku yakin, kau sangat sudah siap menerima hal yang begtu luar biasa nantinya,”
6 tahun kemudian saat Raksa berumur 18 tahun dia menjadi siswa SMA sekaligus pemain gitar saat malam hari. Selama 6 tahun itu dia menyembunyikan hal itu dari orang tua nya, bahkan dia menggunakan identitas samaran dalam pekerjaan nya saat ini.
Dia sudah sangat hebat dan sukses menjalani kehidupan sebagai pemain gitar malam, semua orang yang sering berkunjung ke tempatnya sangat menyukai jari yang begitu lentik dan enak untuk membuat sebuah musik.
269Please respect copyright.PENANA6VIuBpc750
Hidup Raksa memang berubah sekarang, bahkan dia sudah tak peduli dengan orang orang yang dulunya menginjak injak nya, bahkan dia juga membantu keuangan orang tua nya.
Dia juga selalu berterima kasih pada pria pemilik toko yang selalu baik hati mengajarkan nya agar selalu mengembangkan skill untuk menolong kehidupan nya di masa yang mendatang, dia sangat bersyukur bahwa jika tak ada orang baik seperti itu, pasti hidupnya tak akan bisa seperti ini.269Please respect copyright.PENANAK7OZh1EeyS
"Jangan khawatir nak, kau sudah bisa meraih bagaimana kamu bisa memahami apa itu masa depan, kamu juga harus ingat bahwa tak boleh melupakan masa lalu, meskipun itu menyakitkan tapi masa lalu akan menjagamu dari bagaimana kamu bisa menjaga kesopanan mu, tak perlu sombong dan berusaha keraslah. Jika perlu, kamu bisa jadi aku, menolong orang saat kamu sudah tua seperti aku nanti. Karena kamu mengingatkan ku pada aku yang dulu..."269Please respect copyright.PENANA1Q42vR4w9A
269Please respect copyright.PENANA87f17Bt2js
TAMAT269Please respect copyright.PENANAyjyGOJSg76