Dek, aku memutuskan untuk tidak melanjutkan tulisan ini, rasa-rasanya lebih baik aku pendam tanpa harus aku jelaskan kepada mu, demi langit yang terus menerus akan cerah dan tidak mendung apalagi hujan seperti belakangan ini 😊. Sebagai penebusan, aku akan menulis part terakhir dalam session tulisan ini sebagai bagian akhir.
Aku menulis ini di tempat yang dulu merupakan titik temusaat bagian tulisan sebelumnya dilanjutkan, tebak apa hayo? Betul.. Starbuck GBK. Masih ingat gak moment disini? Hari itu, aku membuat janji dengan mu untuk bertemu di titik inijam 6 sore, tapi.. parkiran dalam penuh, dan akhirnya akuharus mencari area parkir lain, yang cukup jauh. Kamu tahubagaimana aku menghargai waktu, aku berlari mulai parkiranbelakang FX Sudirman, menuju sesegera mungkin di titiktemu kita tepat waktu. Aku terlambat sekian menit, tapimelihat ada sosok wanita, memakai jaket berwarna merahmuda seperti yang kamu punya melewati dan berlalu dari titiktemu kita, aku mengejarnya, dengan sangat cepat, denganmaksud menariknya untuk kembali ke titik temu kita, tapiternyata aku salah orang. Seperti hal nya sekarang, jalur komunikasi kita hanya melalui sebuah sinyal di tiktok, aku sudah putus asa hari itu, hanya saja naluri tetap bilang“kembali aja ke starbuck, pesan minuman kesukaannya, datang atau tidak datang, paling tidak kamu menghargai nya dalam bentuk yang lain”.. dan aku melakukannya.. benar saja, semesta menjawab suara hati itu dengan datangnya kamu sepertikan detik setelah pesanan ku selesai. Aku menulis ini sebagai pengantar untuk paragraph berikutnya, tentang bagaimana kita selalu bisa “pulang ke rumah” kita bersama, aku pada mu dan kamu pada ku, dengan cara semesta.
Setelah pertemuan terakhir kemarin, ada banyak gejolak dipikiran dan perasaan ku, aku tidak bisa menahannya, kamu terlalu kuat sebagai sosok yang ada dihidupku. Sedari duluaku menganggap mu adalah rumah ku, aku selalu menemukan kedamaian dalam dekapan mu, aku selalu bisa melepaskansemua beban kehidupan hanya dengan memeluk mu. Sebuahhal yang tidak pernah ku dapatkan dalam hidup ku sepanjang36 tahun ini. Senyum tawa mu, aroma tubuh mu, hangat peluk mu, dan nafas mu adalah isi dalam rumah ku bersama mu. Aku pernah mendapatkan itu bersama mu di 48, makanya kalau kamu sadar, setiap kamu pulang dari 48 ke tempat mu, aku selalu saja meminta mu tetap di 48, paling ingat dikepala ku adalah saat kamu mau pulang dari 48 setelah seminggu aku merawat covid mu, tepat 2 hari sebelum valentine, aku sedih sekali saat itu, tapi saat itu aku merasa kamu belum menganggap aku rumah mu, jadi memakluminya. Bagi ku, kamu adalah rumah sejak awal, dimana aku bisa mendapatkan kebahagiaan yang sebenarnya dalam hidup, ketenangan dalam hidup, dan kasih-sayang dalam hidup.
Kamu tahu, sepanjang hidup ku, aku selalu berusaha membahagiakan orang lain, tidak pernah egois kepada kebahagian ku sendiri, sedari kecil. Dulu, saat aku kecil, aku mengorbankan masa kecil ku untuk berjualan es, hanya untuk bisa dapat uang saku sekolah bersama adik ku. Sampai sekarang, rasa-rasanya takdir ku tetap hanya menjaga kebahagian orang lain. Aku harus merelakan kebahagian ku untuk kebahagian orang lain, tapi kali ini menjadi penting, karena kebahagian yang ku relakan itu untuk mu, orang yang akan selalu ku anggap rumah dalam hidup ku. Aku sempat egois, memaksakan kebahagian itu juga ada untuk ku, tapi aku sadar sekarang itu salah. Kamu berhak mendapatkan kebahagian yang kamu mau dek. Aku senang, benar-benar senang melihat mu bahagia, setelah banyak kesedihan yang kamu terima karena ku, jadi selayaknya kebahagian mu disana tetap dalam ketenangan. Aku, akan mendoakan kamu dari sini, dengan sangat tulus, agar kamu selalu bahagia, membangun perasaan dan kenangan baru untuk menimpa semua perasaan dan kenangan yang sudah kita punya. Seperti halnya barang-barang yang aku beri ke kamu, sudah masuk ke box, dan diganti dengan barang-barang baru yang lebih berwarna bagi hidup mu saat ini. Jangan pernah mau seperti aku, merelakan kebahagian untuk orang lain, kamu harus jaga dan perjuangkan kebahagian mu saat ini, jaga sekuat tenaga mu ya. Aku paham, setiap orang punya cara masing-masing dalam memberikan kasih sayang nya, tapi aku berharap dia memberikan yang terbaik untuk mu, melebihi dari apa yang sudah pernah aku beri pada mu. Aku yakin, dengan demikian, kamu akan selalu bahagia disana. Maafkan keegoisan ku beberapa hari lalu ya?
Saat-saat terakhir ku bersama mu, aku sangat senang, aku bukan hanya bisa memiliki moment bersama mu, aku bahkan mampu mengambil kembali nafas mu untuk masuk ke paru-paru ku. Kamu tahu? Saat kamu meraih tangan ku untuk bergandengan saat kita keluar mobil di parkiran blok m? Jika aku bisa ucapkan syukur, itu tidak ada ujungnya, aku sangat senang, aku bahkan tidak ingin lepas, rasa-rasanya dunia ku kembali seimbang, jalan ku menjadi seimbang, semua menjadi sempurna. Di dalam kebersamaan kita di taman literasi, melihat langit senja dan hilir mudik MRT, aku berusaha mengungkapkan semua perasaan ku pada mu, karena aku sangat ingin mengungkapkan bagaimana besarnya perasaan ku pada mu. Pada saat itu, aku masih bisa menahan derai air mata, tapi saat di bandung, saat pagi itu, aku kalah, aku tidak kuasa menahannya, maafkan aku karena merusak momen yang kamu bilang seharusnya hanya diingat sebagai bagian bahagianya saja, bukan sedihnya. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk membawa kesedihan itu pada mu.
Aku mau membuat pengakuan, bukan hanya kamu yang bertindak diatas kewajaran saat kita diterpa masalah, aku pun demikian. Aku bahkan banyak melakukan kesalahan yang bahkan aku tidak terbayang bisa melakukannya, hingga kita terbentuk menjadi satu sama lain seperti sekarang. Aku bahkan tidak tahu kapan dan di mana titik balik ku sehingga bisa keluar dari zona kelam itu dan berada diterangnya rembulan saat ini. Sehingga tidak salah dengan apa yang kita telah lalui saat tidak bersama beberapa waktu lalu sebagai pembelajaran, terutama dari Tuhan. Kamu hebat dan kuat, jauh menjadi sosok yang lebih baik dan sempurna dari sebelumnya. Wajar jika Tuhan memberikan yang terbaik untuk mu. Oleh karena itu, izinkan aku kembali mengambil semua kesenangan ku yang sempat ku berikan pada mu: melihat sunrise di ketinggian, berlari tanpa arah tujuan, dan berkelana tanpa panduan. Aku yakin semua akan indah pada waktunya, kita hanya perlu bersabar dan memberikan kesempatan pada semesta bekerja kepada takdir yang mereka sudah atur pada kehidupan ini. Jika tidak, maka mari mencoba di kehidupan berikutnya, dan atau tunggu aku menemukan sanctuary nya Dr. Strange untuk aku pinjam mencari mu di universe lain, aku akan sangat rela mengulang semua dari awal, berjuang mendapatkan cinta mu, hingga setara seperti yang ada di dunia ini. Berbahagialah terus my hodophile, my fav ketek, my Jenderal, my Maple. Aku akan selalu ada di setiap kapan pun, di mana pun, kamu membutuhkan ku. Ingat, aku selalu impulsif untuk mu, jangan sungkan untuk mengabariku jika butuh aku. Aku akan selalu sayang dan mencintai mu, sampai kapan pun, bahkan saat raga ini tak bernyawa, aku akan terus bersama mu.
From someone who never leave you down… 🤟🍁
ns 15.158.61.20da2