Khodijah Kholish Rumayshah (27 tahun, 155 cm, 50 kg) adalah seorang dosen wanita cantik berhijab asal Jawa, Indonesia, yang diperkosa oleh mahasiswa kulit hitam dari Jamaika dan Papua. Setelah disetubuhi oleh kontol hitam besar, Kholish menjadi kecanduan kontol hitam dan berubah menjadi lonte jalang yang memuja kontol hitam.
Jevaun Glenmore (25) adalah mahasiswa asal Jamaika yang tengah menempuh pendidikan pascasarjana di Indonesia. Meski kutu buku, Jevaun tergolong sporty. Tubuhnya tegap, kuat, berotot, tinggi 180 cm dan berat 76 kg. Parasnya tampak polos, tetapi pikirannya tajam. Keluarga miskin dan pengalaman hidup yang sulit di kampung halamannya membentuk Jevaun menjadi sosok yang memiliki mental dan tekad yang kuat. Perjuangan keras Jevaun tidak sia-sia. Sebelumnya ia berhasil memperoleh beasiswa S1 di Amerika Serikat, kemudian kini kuliah di Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa Jevaun memilih untuk tidak melanjutkan kuliahnya di AS, salah satunya adalah banyaknya perlakuan rasis yang menimpanya di sana. Cukup trauma, ia memilih untuk menghindari negara-negara mayoritas kulit putih demi melanjutkan kuliah pascasarjana. Singkat cerita, pilihan hidupnya membawanya untuk memperoleh beasiswa S2 di Indonesia. Jevaun berpikir bahwa di Indonesia, ia bisa terbebas dari rasisme.
Namun, apa yang terjadi selanjutnya benar-benar di luar dugaan Jevaun. Saat Jevaun sedang bersantai di taman kampus, terdengar suara anak-anak berteriak dalam bahasa Indonesia:"Ada gorila! Ada gorila! Gorila hitam!"Tiba-tiba Jevaun terkejut. Bocah yang berusia sekitar 3 tahun itu adalah anak dari Khodijah Kholish (28) yang tengah berjalan-jalan di taman kampus bersama anak dan suaminya, I**** (30), pendiri sekaligus salah satu direktur sebuah perusahaan konsultan. Kholish pun buru-buru menghentikan anaknya dan meminta maaf. Jevaun berpura-pura tidak mengerti bahasa Indonesia dan tidak menunjukkan ekspresi tersinggung serta mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja. Namun, Jevaun yang sempat mengalami trauma akibat perlakuan rasis di AS itu tetap saja menyimpan amarah dalam hatinya. Terlebih, suami Kholish terlihat menunjukkan ekspresi tidak senang yang cenderung rasis kepadanya. Permintaan maaf Kholish pun terdengar dipaksakan dan tidak tulus. Jevaun menilai, sikap rasis sang anak pastilah mengikuti pengaruh salah satu atau kedua orang tuanya. Namun, tidak apa-apa, tidak perlu dibuat ribut, lagi pula ia sedang bersantai di hari libur ini, tidak perlu merusak momen bersantainya dari penatnya tugas kuliah dan tesis, pikir Jevaun.
Jevaun berusaha menahan amarah di hatinya dan melupakan kejadian tidak mengenakkan ini, tetapi apa yang terjadi selanjutnya tampaknya tidak mendukung resolusi damainya. Jevaun yang fasih berbahasa Indonesia ini kerap membuka situs berita lokal Indonesia di gawainya. Kini, Jevaun makin banyak mengetahui berbagai hal di Indonesia, mulai dari kondisi ekonomi, sosial, politik, hingga masalah hukum. Namun, sebelum pertama kali datang ke Indonesia, ia tak banyak tahu. Salah satunya, Jevaun tak tahu bahwa di Indonesia ada suku kulit hitam, yakni suku Papua. Setelah kuliah, sering membuka situs berita lokal, dan banyak berinteraksi dengan mahasiswa asal Papua, Jevaun pun mulai mengenal masyarakat Papua dan kondisi sosial politiknya. Di antaranya, isu kerusakan alam akibat Freeport (perusahaan Amerika) dan berbagai proyek pemerintah, tuntutan kemerdekaan dari masyarakat Papua, mobilisasi militer Indonesia ke Papua, perlawanan OPM, invasi orang dari luar pulau ke Papua, hingga rasisme yang dialami warga Papua di perantauan.
Akhir-akhir ini, kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua di berbagai daerah makin marak. Bahkan, asrama mahasiswa Papua di beberapa kota sempat diserbu massa. Kata “monyet” pun kerap dilontarkan kepada mahasiswa asal Papua. Sebagai respon, berbagai organisasi mahasiswa Papua di berbagai daerah, termasuk di Papua sendiri, melakukan aksi unjuk rasa. Mereka semakin gencar mengibarkan bendera Bintang Kejora dan mengecam rasisme serta penindasan yang dialami. Banyak aksi unjuk rasa yang berlangsung damai, namun terkadang ada penyusup, intel, atau massa lawan yang dimobilisasi sehingga terjadi provokasi yang berujung pada bentrokan, kerusuhan, hingga penahanan mahasiswa Papua oleh aparat kepolisian. Sebagian mahasiswa Papua di berbagai kota mengalami pemukulan oleh massa lawan atau aparat kepolisian.
Awalnya, Jevaun tidak ingin ikut campur dalam masalah Papua karena ia merasa tidak ada gunanya ikut campur dalam urusan negara lain, apalagi saat ini ia sedang fokus belajar dengan beasiswa di sana. Namun, setelah mengalami perlakuan rasis dari keluarga dosen asal Jawa tersebut, Jevaun semakin bersimpati kepada masyarakat Papua dan bertekad untuk membantu mereka. Jevaun merasa kasihan kepada masyarakat Papua karena seringkali aksi unjuk rasa yang mereka lakukan tidak membuahkan hasil, justru membuat aparat semakin represif terhadap mereka. Jevaun ingin mengajarkan kepada mahasiswa Papua jalan alternatif untuk berjuang.
Pengalaman hidup dan bergaul dengan warga Afrika-Amerika mengajarkan Jevaun strategi yang cukup ampuh untuk mengatasi rasisme dari orang kulit putih terhadap orang kulit hitam. Menurut Jevaun, strategi yang sama juga cocok digunakan oleh masyarakat Papua, khususnya terhadap suku Jawa yang merupakan suku dominan di Indonesia. Strategi yang dilakukan Jevaun pada awalnya menyasar perubahan dalam skala mikro, namun jika dilakukan dan disosialisasikan secara konsisten, bukan tidak mungkin akan menghasilkan perubahan dalam skala makro juga. Strategi ini bahkan telah menyebar luas di Amerika Serikat, Amerika Latin, dan Eropa, termasuk di wilayah yang dikenal paling rasis dan berhaluan kanan, seperti Texas. Strategi ini bahkan telah menjadi tren di wilayah yang didominasi oleh politik liberal seperti California dan New York. Strategi tersebut dinamakan BNWO: Black New World Order yang diperkuat dengan tuntutan ganti rugi dan didukung oleh gerakan BLM (Black Lives Matter).
Jevaun juga mengundang beberapa mahasiswa Papua untuk bertemu dan menjelaskan tentang BNWO kepada mereka. BNWO merupakan gerakan untuk membalikkan tatanan dunia yang saat ini dikuasai oleh orang kulit putih menjadi tatanan dunia yang dikuasai oleh orang kulit hitam. Caranya adalah dengan membuat orang kulit putih merasa bersalah atas perbudakan, penjajahan, genosida, penindasan, dan rasisme sistemik yang telah mereka lakukan terhadap orang kulit hitam, kemudian membuat orang kulit putih dipaksa atau sukarela untuk membayar ganti rugi kepada orang kulit hitam yang selama ini menderita, baik dalam bentuk materi maupun non-materi. Ternyata banyak orang kulit putih yang menerima BNWO, terutama wanita kulit putih yang menyukai kontol hitam besar.
Rata-rata, penis orang kulit hitam jauh lebih panjang, lebih besar, dan lebih kuat daripada penis orang kulit putih. Pria kulit hitam juga cenderung lebih maskulin dan dominan. Semakin banyak gadis kulit putih yang tidak mau berpasangan dengan pria kulit putih. Mereka berani dan secara terbuka mengakui bahwa mereka hanya ingin menjadi istri atau pacar pria kulit hitam. Film-film Amerika dan Eropa serta berbagai budaya pop juga mendukung hubungan antar ras antara pria kulit hitam dan wanita kulit putih, bahkan banyak menampilkan adegan-adegan panas.Wanita kulit putih yang menikah dengan pria kulit putih pun tak mau ketinggalan dengan tren menjadi QOS (Queen of Spade) atau hot wife.
QOS merupakan sebutan bagi wanita kulit putih yang menikah dengan pria kulit putih, namun juga memiliki pacar berkulit hitam. Ada QOS yang menjalin hubungan dengan pria kulit hitam secara sembunyi-sembunyi, ada pula yang melakukannya secara terang-terangan. Bahkan, banyak QOS yang tidak mau lagi berhubungan seks dengan suami kulit putihnya, dan hanya melayani pacar kulit hitamnya, yang disebut Black Bulls. Tak sedikit pria kulit putih yang menerima hubungan istrinya dengan Black Bull. Seorang suami kulit putih yang menerima istrinya sebagai QOS disebut cuckold. Mereka membiarkan istrinya disetubuhi bahkan dihamili oleh pria kulit hitam. Mereka kerap kali ikut merekam atau menonton istrinya disetubuhi pria kulit hitam, bahkan sampai masturbasi sambil menonton istrinya disetubuhi pria kulit hitam. Para suami cuckold kulit putih itu sadar bahwa penis mereka yang kecil dan lembek tak akan sanggup mengalahkan kontol hitam yang besar dan perkasa.Semakin banyak suami kulit putih yang memakai kandang kesucian dan tidak menyentuh vagina sama sekali. Bahkan, semakin banyak pria kulit putih yang menjadi banci. Melihat istri dan pacar kulit putih mereka digenjot oleh pria kulit hitam, mereka merasa lemah seolah-olah mereka banci. Transisi pria kulit putih menjadi gadis, gay, atau LGBTQ juga semakin populer.
Akibatnya, banyak gadis kulit putih yang dihamili oleh pria kulit hitam, sementara populasi kulit putih menurun; bahkan untuk pertama kalinya dalam sejarah AS modern, populasi kulit putih tidak lagi menjadi mayoritas, karena total populasi ras non-kulit putih sudah lebih besar daripada ras kulit putih. Sementara itu, gelombang imigrasi dari Afrika dan Amerika Latin ke Eropa dan AS semakin besar. Semakin banyak pria kulit hitam memasuki wilayah yang sebelumnya merupakan mayoritas kulit putih dan menaklukkan gadis kulit putih. Bayangkan jika orang Papua di Indonesia bisa seperti orang Afrika di Eropa dan Amerika. Jevaun meyakinkan para mahasiswa Papua itu, dan target reparasi terutama adalah wanita Jawa, karena pemerintahan yang tiran didominasi oleh orang Jawa.
"Perkosa cewek Jawa, jadikan dia budak seks yang kecanduan batang Papua!" kata Jevaun.
Jevaun pernah melihat penis para pelajar Papua. Rata-rata penis mereka berukuran antara belasan hingga dua puluhan cm. Walau tidak sebesar African Big Black Cock seperti milik Jevaun yang berukuran 12 inci (30 cm), Jevaun yakin kontol hitam Papua itu lebih besar dan kuat daripada rata-rata penis orang Jawa. Selain itu, ia menambahkan konto Afro-Jamaika miliknya sebagai senjata untuk menaklukkan gadis Jawa yang menjadi incarannya.
“Siapa targetnya?” tanya Frans Kogoya, salah satu mahasiswa Papua.
Jevaun menunjukkan foto seorang wanita Jawa yang mengenakan jilbab.
“Khodijah Kholish, dosen Fakultas X,” jawab Jevaun.19115Please respect copyright.PENANAdUjZfqHcjz
Para mahasiswa Papua itu kaget karena incaran Jevaun adalah seorang dosen cantik yang terkenal di kampus mereka. Mungkinkah itu dilakukan? Mereka bertanya-tanya. Namun, Jevaun sudah cukup banyak meneliti keseharian Kholish pasca insiden rasisme yang dialaminya. Ia tahu bahwa suami Kholish memang sering pergi jauh untuk menjalankan bisnis konsultasinya. Apalagi, Kholish sepertinya tipe yang bekerja hingga larut malam dan ingin menunda punya anak kedua hingga anak pertamanya cukup umur, sehingga ia jarang berhubungan intim dengan suaminya. Setelah melahirkan, vaginanya pasti akan lebih longgar, sehingga ia kurang puas dengan penis suaminya. Suaminya pun akan berada di luar negeri setidaknya selama satu bulan. Ia tinggal di apartemen hanya bersama anak-anak dan suaminya, tanpa pembantu. Jevaun diam-diam menyewa apartemen di lantai yang sama.
Apartemen itu besar dan kedap suara. Para tetangganya juga individualis dan sering kali baru pulang larut malam. Ini kesempatan untuk menyelinap ke apartemen Kholish dan menggenjotnya. Jevaun juga telah meretas CCTV lantai tersebut dan memecahkan sandi pintu apartemen Kholish. Jevaun juga mengetahui bahwa di hari kerja terakhir sebelum akhir pekan, Kholish biasanya akan pulang lebih awal dari kampus. Apalagi saat ini suaminya tidak ada di rumah, Kholish pasti akan pulang cepat untuk menjemput anaknya di tempat penitipan anak. Empat jam sebelum waktu Kholish untuk pulang, Jevaun dan tiga mahasiswa Papua, Frans Kogoya, Bori Dogiyai, dan Gobai Wekaburi, telah berkumpul di apartemen yang disewa Jevaun dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk operasi penaklukan vagina Khodijah Kholish.
Saat Kholish membuka pintu, tiba-tiba ada logam dingin menyentuh pipinya. Dari sisi kirinya, seorang pria kulit hitam yang tinggi dan kekar mencengkeram bahunya dan menempelkan pisau di pipinya. Dari depannya, seorang pria kulit hitam yang lebih kecil juga mengarahkan pisau ke arahnya, sementara dari sisi kanannya, seorang pria kulit hitam lainnya mencengkeram anaknya dan menempelkan sapu tangan ke mulut anak itu. Anak Kholish tampak perlahan kehilangan kesadaran. Mereka menutup pintu rapat-rapat dan menyeret Kholish dan anaknya lebih dalam ke apartemen Kholish, sampai ke kamar tidurnya. Di sana beberapa kamera telah dipasang di beberapa posisi.
"Turuti kami jika kau tidak ingin melihat anakmu mati!" bentak Jevaun.
"Tolong, kumohon jangan bunuh anakku. Aku akan menurutimu. Tolong!" rengek Kholish.
"Kau tahu apa yang kami inginkan, kan?"
Kholish hanya menggelengkan kepalanya. Jevaun mendekatkan kepalanya ke kepala Kholish dan berbisik padanya.
"Kau lihat semua kamera ini? Kau akan menjadi bintang porno malam ini!"
Pias! Wajah Kholish memerah mendengarnya. Mulutnya terbuka spontan, tetapi ia menahan protesnya karena melihat salah seorang mahasiswa Papua menggendong putranya sambil menodongkan pisau ke arahnya.
"Layani kami seolah-olah kami adalah suamimu atau kau adalah budak seks kami. Bertingkahlah dan katakan pada kamera bahwa kau suka kami menggenjotmu! Selebihnya, ikuti saja permainan kami!"
Kholish hanya bisa mengangguk pasrah. Seketika, lelaki Jamaika bertubuh kekar itu meraih dan memeluknya erat sambil mencium bibirnya. Jevaun, mahasiswa kulit hitam Jamaika yang memiliki kontol hitam besar sepanjang 30 cm hendak menggenjot Khodijah Kholish, dosen wanita mungil Jawa saat suaminya pergi. Awalnya Jevaun hanya mencium bibir Kholish seperti biasa, namun kemudian bibir atas Jevaun masuk ke dalam mulut Kholish, sedangkan bibir bawah Kholish dilahap habis ke dalam mulut Jevaun. Lidah Jevaun menjulur ke dalam mulut Kholish, menyambar dan memainkan ujung lidah Kholish. Berulang kali Jevaun mencium bibir Kholish sambil perlahan memiringkan kepalanya sedikit demi sedikit hingga berada pada posisi French kiss yang ideal. Permainan ciuman liar dan penuh kepiawaian Jevaun terus berlanjut hingga 10 menit. Selama itu, tangan kanan Jevaun memegang kepala Kholish dan mendekapnya erat agar tidak lari, sementara tangan kiri Jevaun membelai dan meremas payudara, perut, punggung, dan bokong Kholish secara bergantian. Kholish pasrah saja.
Rasa bergairah itu justru mulai menjalar ke sekujur tubuh Kholish dan tumpah ke dalam vaginanya yang makin basah dan gatal. Sudah lama sekali vagina Jawa itu tak pernah terpuaskan dengan baik. Jevaun yang sudah berpengalaman itu perlahan bergerak mengambil posisi agak ke belakang Kholish sambil tetap melumat bibir dan lidah wanita Jawa cantik itu.Telapak tangan hitam kasar milik Jevaun tiba-tiba menembus pakaian Kholish dan mencengkeram serta meremas kedua buah dada Kholish dengan ganas. Jari-jari Jevaun memilin-milin dan memainkan puting-puting Kholish. Semua itu dilakukan Jevaun sembari terus mencium bibir Kholish dengan ganas. Menghadapi serangan sentuhan kulit Jevaun yang begitu hebat di payudara dan puting-putingnya, nafsu birahi Kholish pun meningkat. Desahan dan erangan tertahan mulai terdengar dari mulut Kholish.
"Mmmmmhhhhhmmmppppfffff!!!" Erang Kholish secara tertahan saat tangan Jevaun yang besar, hitam, kasar, dan berurat meremas dua buah dadanya tepat ke kulitnya.
Namun itu saja belum cukup.Tiba-tiba tangan kanan Jevaun menyelinap ke dalam rok Kholish dan terus masuk ke dalam hingga jemari Jevaun menyentuh bagian luar celana dalam Kholish yang makin lama makin basah. Jemari besar Jamaika Jevaun mulai mengusap dan menggesek-gesek miss V Kholish secara berirama dari balik celana dalamnya. Intensitas gesekan dan goncangan makin lama makin tinggi. Jevaun melepaskan mulutnya di mulut Kholish, lalu menundukkan kepalanya ke leher Kholish, lalu menjilatinya dan terus bergerak turun ke payudara kanan Kholish. Jevaun menjilati dan menggigit-gigit kecil buah dada perempuan Jawa itu. Jevaun memutar-mutar lidahnya di seputar puting susu Kholish dan tiba-tiba mengemut ujung puting buah dada Kholish. Jevaun menghisap dengan ganas ujung buah dada kanan Kholish sambil memainkan lidahnya di puting susu Kholish dan sesekali menggigit buah dada Kholish. Tangan kiri Jevaun masih memeluk Kholish dari belakang dan meremas-remas buah dada kiri Kholish sambil memutar-mutar putingnya. Sementara itu, jari-jari tangan kanan Jevaun menggoyang-goyangkan kasar kemaluan Kholish dari luar celana dalam Kholish. Tanpa bisa ditahan lagi, mulut Kholish kini mengeluarkan erangan dan desahan.
"Eeeeeeeemmpphh... aaaaaAaaaaAAAAAAahhhhh..." Kholish mengerang sambil berusaha bernapas.
Sambil menghisap dan memainkan payudara Kholish, tangan Jevaun yang lain terus mengocok vagina Kholish dengan kuat.Otot-otot Kholish menegang dan pinggulnya terangkat mengiringi orgasme yang sudah lama tak dirasakan Kholish dari sang suami. Menyadari Kholish sudah orgasme, Jevaun tak menghentikan aksinya. Kini Jevaun justru melepas celana dalam Kholish dan langsung mengocok memek Kholish dengan jemarinya tanpa halangan apa pun.
"OOOOOHHH... AAAAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHH!!!! Kholish menjerit saat jari-jari besar Afrika milik Jevaun menyelinap ke bibir vagina montok milik Kholish hingga langsung terbenam 2 segmen.
"Aaaahhhh....OOouuuuhhh...pelan ohh...pelan-pelan Tolong!" Kholish memohon.
"Jangan khawatir. Aku sedang mempersiapkanmu untuk sesuatu yang lebih nikmat," kata Jevaun sambil menyeringai penuh kemenangan.
"AAAAAAAAAHHHHHH...Uuhhh...OOOOOHHHHHHH"
Jari tengah tangan kanan Jevaun bergerak keluar masuk, menggoyang-goyangkan miss V Kholish dengan ritme yang makin cepat. Sementara itu, tangan kiri Jevon makin lama makin keras meremas dan memainkan payudara kiri Kholish. Kini, mulut Jevaun kembali melumati payudara kanan Kholish. Miss V Kholish makin kebanjiran. Kholish berusaha menahan desahannya dengan menggigit bibir bawahnya, tetapi tetap saja suara desahan keluar dari tenggorokannya karena jari telunjuk dan jari tengah Jevaun kini terbenam di miss V Kholish dan berputar-putar, mengutak-atik miss V gadis Jawa cantik ini.
"Hmmmmppppffhhh.... hmpffhhh... AAAAAHHHHH!" Kholish mendesah panjang.
"Ohh... eeekhhh.. ahhhhhhhhh" Teriakan Kholish semakin keras.
Jevaun melihat mata Kholish menatap tajam ke matanya.
"Ya, benar, keluar lagi, Kholish," kata Jevaun kepada Kholish. Kholish mengerang. Mata Kholish berputar-putar, kakinya gemetar, dan seluruh tubuhnya menegang.
"Ooooohhhhh... aaaaaaaaaaahhhhhhh... Aaaaaaaaahhhhhhhh!" Kholish melenguh keras.
Mata Kholish berhenti terbuka karena ia dihantam oleh kenikmatan nafsu birahi yang akhirnya mendapatkan kepuasan setelah sekian lama tak terpuaskan. Jevaun pun beringas menggigit-gigit buah dada Kholish sambil terus menggarap lubang kemaluan Kholish dengan jemarinya, sampai-sampai pinggul dan bokong Kholish kejang-kejang menahan luapan kenikmatan yang menerpanya.
"Kalau kamu mau orgasme, bilang kamu mau crot!" perintah Jevaun saat melihat Kholish mulai kejang-kejang.
Benar saja, belum semenit kemudian, jemari hitam Afrika milik Jevaun terasa diremas oleh dinding kemaluan Kholish, dan Kholish pun mengerang.
"Aku croooooooottttttttttttt...aaaaahhhh!" Desah Kholish.
"Cewek pintar!" Puji Jevaun.
Tubuh Kholish bergetar hebat. Seluruh tubuh Kholish menegang. Mata Kholish berputar hingga hampir jatuh dari rongganya.
"Crot lagi! Jangan ditahan! Biarkan orgasmemu mengalir!" perintah Jevaun pada Kholish.
"Ah... ah... ah... Ahhhhhhhhh!" teriak Kholish sambil matanya mulai berkaca-kaca karena intensitas nafsu yang melandanya.
"Ohh... ohh... ohh..."Sambil masih kelojotan, Kholish mulai membuka matanya. Kata-kata Kholish seperti desahan yang keluar dari tenggorokannya.
"Lihat aku! Katakan kau ingin aku memberimu kontol hitam Afrika-ku. Lihat aku dan memohonlah agar aku menggenjot memekmu." Perintah Jevaun.
Suara Kholish seperti gumaman. "Yyyyyyessss..." Kholish tergagap.
"Katakan dengan jelas," perintah Jevaun.
Kholish mendongak ke arah Jevaun dan berbisik, "Kumohon, genjot aku dengan kontol hitammu yang besar itu, Jevaun."
Jevaun tersenyum penuh kemenangan, lalu mencium Kholish lagi. Sambil melumat bibir dan lidah Kholish, Jevaun membaringkan Kholish di ranjang dan menimpa tubuh mungil perempuan Jawa itu ke tubuh Afrika kekarnya. Tangan Jevaun meremas kasar kedua buah dada Kholish. Kini, Jevaun telah mengeluarkan kontol hitam besarnya yang tegak dan siap menembus vagina Kholish. Jevaun mendorong kontol hitam besarnya yang gemuk itu ke lubang vagina Kholish. Ia ingin masuk ke dalam sekarang, saat vaginanya basah dan siap menerimanya. Penisnya jauh lebih besar daripada penis suami Kholish dan vaginanya sulit menampungnya. Jevaun tahu hal itu, tetapi ia bertekad untuk melakukan apa yang ia inginkan terhadap Kholish. Jevaun memaksakan kontol hitamnya yang besar ke dalam lubang Kholish dengan kekuatan kasar, mengabaikan erangan Kholish. Perlahan, inci demi inci, penis Jevaun yang besar memasuki memek Kholish.
"Hmmmmmhfffffff.... HMMMMMMPPPPHHHFFF..." Kholish mengerang sambil meremas lengan bawah Jevaun.
Penis Jevaun terdorong sedikit ke depan. Kemudian Jevaun menarik penisnya sejenak.
"Kau ingin aku menggenjotmu? Katakan kau ingin aku menggenjotmu!" perintah Jevaun. Sekali lagi, Jevaun memasukkan penisnya yang besar ke memek Kholish. Kali ini, Jevaun memasukkannya lebih keras dan cepat. Jevaun menghentakkan penisnya yang besar keluar masuk ke dalam memek Kholish.
"Eeeeeeeeeeeeeehhhhhhhhh... oooohhhh... ooooohhhhhhhh... ooooohhhhhhhh... Ohhhhhhhh... aaaaaaaahhhhhhhhhhhh... aaaaaaaahhhhhhhhhhhhh!" desah Kholish.
"I-iya, Jevaun! Kumohon genjot aku! Genjot aku, ah!"Jevaun mendorong lebih dalam, memasukkan semua bagian kontol hitamnya yang besar ke dalam vagina Kholish yang sempit. Rasanya seperti ada lengan yang menembus memek Kholish. Dia mengerang keras saat merasakan kepala penis Jevaun menghujam masuk. Vagina Kholish sangat sempit bagi kontol hitam besar Jevaun dan Jevaun harus mendorong dengan keras untuk masuk ke dalamnya. Dia tidak berhenti mendorong sampai seluruh kontolnya terkubur dalam-dalam di memek Kholish. Dia menatap wajah Kholish. Matanya terpejam dan dia menggigit bibir bawahnya. Mulutnya terbuka dalam jeritan tanpa suara saat kontol Jevaun mencapai bagian terdalam vaginanya. Jevaun menahan diri di sana sejenak. Kholish terengah-engah. Dia membuka matanya dan menatapnya. Jevaun tersenyum padanya.
"Kamu sangat sempit!" serunya, "Aku akan membuatmu merasakan nikmatnya menjadi wanita."
Dengan kata-kata itu, kontol hitam Jevaun mulai bergerak masuk dan keluar dalam memek Kholish. Dia mencengkeram pinggul Kholish dan mulai menghantamnya, menarik keluar dan mendorong masuk batangnya. Awalnya perlahan, lalu lebih cepat. Pinggul Kholish mulai bergerak untuk mengimbangi ritmenya. Dia melingkarkan lengannya di leher Kholish dan mulai menciumnya dengan penuh gairah.
"Ooooohhhhhhhhhhhhh... Uuuuhhhhhhhhh..." Kholish mendesah pelan.
"Hmmmmpffffff... mmphhhfff... uhhhhhhh... mmphhhffhhhhh... mmphhhfff... uhhhhhhh" Kholish melenguh. Kholish secara refleks melingkarkan lengannya di leher Jevaun dan menggenggam rambut keritingnya. Kholish begitu tenggelam dalam kenikmatan digenjot penis sebesar itu di hingga dia lupa akan rasa sakitnya. Yang dia pedulikan hanyalah kenikmatan dan orgasme. Kholish melingkarkan kakinya di pinggang Jevaun dan menariknya lebih dekat. Tangannya mencengkeram erat bahu Jevaun. Jevaun balas mencengkeram pinggang Kholish dengan erat dan terus menghentaknya, membawanya lebih dekat ke orgasme. Segera Jevaun menggenjot Kholish dengan sekuat tenaga. Jevaun mendorong penisnya lebih keras dan lebih cepat.
"EEEEEEEEEEhhhhhhhhhhh... Ooooooooooohhhhhhhhhhhhhh!" Kholish berteriak, "Ohhhh Tuhan, ya, Jevaun, rasanya sangat nikmat. Ya, tolong, terus genjot aku. Jangan berhenti aaaaaaahhh."
Genjotan Jevaun semakin keras. Kholish merasa seperti akan terbelah menjadi dua. Namun, Kholish tidak peduli. Dia sangat membutuhkan pelampiasan rasa sangenya yang terakumulasi akibat tidak dipuaskan oleh suaminya ini. Dia hampir mencapai orgasme.
"GENJOT AKUUUUUUU!" Kholish memeluk erat Jevaun saat dia terus mendorong penisnya ke dalam memeknya.
"Ohhhhhh... ooooohhhh... ooooohhhh... ohhhh... ohhhhhh... ohhhhhh" Erangan Kholish semakin keras. Dia menghentakkan pinggulnya untuk bertemu dengan genjotan Jevaun. Jevaun mencengkeram pinggangnya dan menggenjotnya sekuat tenaga. Ia bisa merasakan otot-otot bagian dalam tubuh Kholish menegang di sekitar penisnya.
"YA!" teriak Kholish saat ia mencapai klimaks. Ia mengalami orgasme yang hebat.Dia melengkungkan punggungnya dan memegang Jevaun saat dia menghentak penisnya ke dalam memek Kholish. Jevaun terus memompa vagina Kholish dengan penisnya yang tebal, dan setiap dorongan membuatnya semakin keras. Kaki Kholish gemetar, dan perutnya mulai menegang saat dia merasakan dirinya mencapai klimaks.
"OHhhhhh... OHhhhhh... OHhhhhhhhhhhhhhhhh!" Teriakan orgasme Kholish memenuhi ruangan. Tubuhnya bergetar seperti tersambar petir. Dia hampir tidak bisa bernapas saat mencapai klimaks. Jantungnya berdebar kencang, dan napasnya menjadi tidak teratur.
"Berikan padaku, Kholish! Berikan padaku orgasmemu! Ayo crot lagi untuk aku!" perintah Jevaun. "Ayo sayang, ayo," desak Jevaun.
"Oooohhhh... oooohhhhhhhhhhhhhhhh!" Kholish berteriak, "Ohhhh Tuhan, Jevaun. Rasanya sangat nikmat. Ya, aku tidak bisa berhenti crot. Terus lakukan itu."
Jevaun menanggapi permintaan Kholish. Ia menggenjotnya lebih keras lagi. Dorongannya tak henti-hentinya. Bola-bola kemaluan Jevaun memantul-mantul di pantat Kholish saat ia menghujamkan penisnya semakin kasar ke dalam memek Kholish. Ia bisa merasakan vagina Kholish mengencang di sekitar penisnya. Kholish menjerit lagi dalam kenikmatan. "Ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!"
Kholish tak bisa bicara lagi. Paru-parunya terasa seperti akan meledak. Tubuhnya gemetar tak terkendali. Dengan kata-kata itu, Jevaun semakin mempercepat laju genjotannya. Ia bisa merasakan memek Kholish berdenyut di sekitar penisnya. Otot-ototnya mengencang di sekitarnya dan ia tahu bahwa Kholish akan mencapai klimaks lagi.
"Mmmmmmmhffeeeee..." Kholish tergagap Desahan orgasmenya terdengar di seluruh apartemen.
"Mmmmmmmmhhhhhhh..." Kholish tergagap. Jevaun tahu bahwa dia mengalami orgasme hebat lagi.
"Ohhhhhhhhhh... ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!" Kholish melenguh. Dia telah kehilangan kendali atas tubuhnya. Orgasmenya begitu hebat hingga dia merasa seperti akan pingsan.
"Ya Tuhan, cummiiiiiiiiingg aaaaaaahhh. Aku crot lagiiiii." Kholish kehilangan akal sehatnya. Dia tidak percaya betapa nikmatnya perasaannya. Dia mengalami orgasme terbaik dalam hidupnya. Vaginanya berdenyut saat dia mencapai klimaks. Jevaun terus menghentakkan memeknya.
"Ah ah ah aaaaahhhhh" terus dihentakkan oleh kontol hitam besar saat ia sedang orgasme, Kholish mengalami orgasme berkali-kali.
"Kkkaaaaahhhh... Kkkaaaaahhhh... kkkkkaaaaahhhh" Kholish berteriak saat tubuhnya diguncang oleh gelombang kenikmatan yang dahsyat.
"Aku crooooott! Aku tidak bisa berhenti crooootttttt! Ya Tuhan!" jeritnya.
Jevaun menggenjot memek Kholish lebih keras lagi sambil meremas-remas payudaranya dan sesekali mencium bibirnya.
"Kau suka kontolku hah? Akui saja kau suka kontol hitamku dasar muslimah jalang!".
"Ya, aku suka!" jawab Kholish terengah-engah.
"Ayolah Kholish. Akui dengan bangga dan lantang!" perintah Jevaun.
"Aku suka kontol hitammu. Ahhhhhh!" teriak Kholish.
"Ya, gadisku yang baik. Crot lagi untukku. Berikan aku cairan cintamu!" perintah Jevaun.
"Aku suka kontol hitammu yang besar." Kholish mengerang.
Jevaun terus mendorong penisnya masuk dan keluar dari vagina Kholish yang sempit.
"Ooohhhh... ooohhhhhhhh... ooooohhhh... ooooohhhhhhhh... ooooohhhhhhhhhhhh" rintih Kholish.
Teriakan orgasme Kholish begitu keras sehingga para tetangga mungkin mendengarnya. Seluruh tubuh Kholish gemetar dan kelojotan. Ia tak dapat berpikir lagi. Ia terhanyut oleh gelombang kenikmatan yang membasahi tubuhnya. Orgasme itu seakan berlangsung selamanya. Akhirnya, ia jatuh ke tempat tidur, kelelahan dan lemas.
"Ini belum berakhir, jalang!" Jevaun merobek jilbab Kholish dan membalikkannya ke posisi doggy.
"Aduh! Apa yang kau lakukan? Aku kelelahan," teriak Kholish.
"Jangan khawatir, bercinta saat kelelahan tidak akan menyakitimu, malah akan memberimu kenikmatan yang luar biasa." Kata Jevaun. Ia kembali menghujamkan kontol hitam Jamaika-nya yang besar ke dalam vagina Jawa milik Kholish yang ketat dan menggenjotnya lebih keras lagi dalam gaya doggy.
"Ooohh! Aaaahhh! Ooohh! Aaaahhh! Oooohh! Oooohh!" Kholish menjerit. Jevaun kini menggenjotnya dengan sekuat tenaga. Ia menjambak rambut Kholish dengan satu tangan dan meremas payudaranya dengan tangan yang lain sambil menggenjot memeknya dari belakang seperti binatang. Kholish tak berhenti melenguh dan mendesah. Ia kembali mengalami orgasme berkali-kali.
"Uuuuuuuuuuuhhhh... Mmmmmmmmhffffff... mmmmmmmmhfffff..." erang Kholish.
"Kau suka itu, bukan?" tanya Jevaun.
"Ya, aku suka. Ohhhh!"
"Jawab aku! Siapa yang lebih memuaskan kamu? Aku atau suamimu yang rasis?" teriak Jevaun kepada Kholish.
"Kamu!" teriak Kholish.
"Katakan lagi!" perintah Jevaun.
"Kamu! Kamu! Kamu!" teriak Kholish.
"Dan bagaimana dengan kontol? Mana yang lebih enak?"
"Milikmu! Kontolmu lebih enak dari punya suamiku!" jawab Kholish cepat.
"Bagus. Bagus."Jevaun menjawab, dan terus mendorong penisnya masuk dan keluar memek Kholish. Dia mencengkeram pinggul Kholish dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya mencengkeram rambutnya dan menjambaknya dengan kasar. Jevaun bergumam. "Kau suka kontolku, kan?" Tanyanya.
"Aku suka! Aku suka!" teriak Kholish.
"Kau suka kontol yang besar dan hitam?" Tanya Jevaun lagi.
"Yessssss!" teriak Kholish.
"Bagaimana dengan buah zakarku? Kau suka?" tanya Jevaun.
"Ohhhhh, ya! Ya! Ya!" teriak Kholish. Dia menyukai semua hal tentang Jevaun. Buah zakarnya, penisnya, dan terutama ukurannya. Kholish menyukai kenyataan bahwa dia harus mengangkangkan kakinya agar penis Jevaun dapat masuk ke dalam memeknya. Kontol hitam besar terasa sangat nikmat di dalam memeknya. Kontol hitam besar itu merenggangkan vaginanya, membuatnya merasa jauh lebih penuh dan puas daripada yang segala yang pernah diberikan oleh suaminya padanya. Dia tidak pernah merasakan senikmat ini dengan suaminya.
"Mana yang lebih unggul? Pria kulit hitam atau pria Jawa?" teriak Jevaun kepada Kholish.
"Hitam!" jawab Kholish, "Hitam! Hitam! Hitam!"
Jevaun kini menghujamkan penisnya ke memek Kholish sekuat tenaga.
"Bagaimana dengan agamamu? Mana yang lebih unggul? Kontol hitamku atau agamamu?" tanyanya lagi. Jevaun menggenjot keluar masuk lubang Kholish yang sempit tanpa ampun.
"Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh!" teriak Kholish. Ia baru saja orgasme lagi.
"Kontolmu! Kontol hitam besarmu!" teriak Kholish.
"Agamamu atau penisku? Mana yang lebih utama?" tanya Jevaun lagi.
"Penismu! Penismu! Penismu! Aaaaahhhhh" teriak Kholish.
"Benar sekali, muslimah jalang, kontol hitam adalah yang utama!" Jevaun menusukkan penisnya semakin kasar ke dalam vagina Kholish.
"Kau milik siapa?" tanyanya. "Kau milik siapa?" teriak Jevaun bertanya lagi padanya.
"Aku milikmu!" teriak Kholish.
"Siapa majikanmu?" tanya Jevaun.
"Kamu! Kamu majikanku!" jawab Kholish.
Jevaun tertawa dan berkata, "Kau pelacurku! Pelacur Muslimahku!"
"Ya! Ya! Aku pelacur Muslimahmu! Aku pelacur Muslimahmu!" teriak Kholish.
"Siapa aku bagimu, jalang?" teriak Jevaun sambil setengah mencekik leher Kholish.
"Kau majikanku," jawab Kholish, tetapi Jevaun menampar pantatnya.
"Salah, jalang! Aku bukan hanya majikanmu!" teriak Jevaun.
"Katakan dengan benar!" perintah Jevaun.
"Kau adalah rajaku!" teriak Kholish.
"Tidak, jalang! Aku adalah TUHANmu!" teriak Jevaun.
"Kau adalah tuhanku!" teriak Kholish, "Kau adalah tuhanku!" Kholish ingin menyenangkan Jevaun. Jevaun terkekeh. Ia menyukai permainan ini. Kholish sangat bergairah, sehingga ia akan mengatakan apa saja untuk menyenangkan Jevaun.
"Gadis baik, sekarang memohonlah keadpaku untuk orgasmemu berikutnya." Jevaun memerintahkannya.
"Kumohon, oh kumohon, tuan, kumohon biarkan aku orgasme lagi." Kholish memohon.
"Tidak, kau salah." Jevaun mengoreksinya. "Bagaimana seharusnya kau memohon padaku?"Jevaun bertanya padanya.
"Tolong, ya Tuhan, tolong biarkan aku orgasme lagi," pinta Kholish.
"Gadis baik." Perintah Jevaun padanya. "Sekarang, mohon sekali lagi."
"Tolong, oh kumohon, TUHAN, tolong biarkan aku orgasme lagi," pinta Kholish.
"Sekali lagi," perintah Jevaun.
"Kumohon, kumohon, TUHAN, tolong biarkan aku orgasme lagi," pinta Kholish dengan memelas.
Jevaun tertawa."Siapa tuhanmu, dasar wanita Jawa Muslimah jalang?" teriak Jevaun sambil menjambak rambut Kholish dan menghentak memek Kholish dengan kasar.
"Kau aahhhh kau!" teriak Kholish.
"Jawab aku dengan keras, dasar jalang! Tuhanmu adalah laki-laki kulit hitam! Kau budak seks pria kulit hitam!" teriak Jevaun kepada Kholish.
"TIDAK! TIDAK! Tidak! Tidak! TIDAKKKKK!" teriak Kholish.
"Ya, benar, dasar jalang kecil! Tuhanmu adalah pria kulit hitam, dan kau adalah budak seks milik pria kulit hitam." Jevaun menggeram saat mengatakannya."Pria kulit hitam adalah dewa. Aku adalah dewa. Dan kau adalah budak seksku!" Jevaun meraung. "Kau milikku, dan kau harus mematuhi perintahku!" Jevaun membentak Kholish sambil menggenjot vagina Kholish dan memasukkan jarinya ke dalam anus wanita Jawa itu, memicu orgasme yang hebat bagi Kholish. Jevaun tertawa saat melihat tubuh Kholish bergetar hebat karena sentuhannya.
"Ohhhhhhhhhhhh! Uhhhhhhhhhhhhhhhh! Uhhhhhhhhhhhhhhhh!" jerit Kholish. Dia menjerit kesakitan dan kenikmatan di saat yang bersamaan.
"Aku memilikimu, dan kau milikku!" bentak Jevaun. Dia mendorong kemaluannya masuk dan keluar memek Kholish sambil menungganginya hingga Kholish mencapai orgasme berkali-kali.
"Ya! Ah ah ah ah! Ya Tuhan, ya Tuhan, aku croooottttt! Ya Tuhan, aaaaaaaaaahhhh!" teriak Kholish.
Jevaun tertawa. "Kau boleh berteriak sepuasnya, tetapi tidak ada yang akan mengubah kenyataan bahwa kau adalah milikku. Kau adalah milikku. Kau milikku." "Kau jalangku, dan kau akan melayaniku!" teriak Jevaun. "Kau akan memujaku seperti dewa!" geram Jevaun.
"Ohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh oohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!" Kholish berteriak saat dia mencapai klimaks sekali lagi. "Aku crooootttt, Tuan! Ya Tuhan, aku tidak bisa berhenti crot aaaahhhhhh" Kholish mengerang seperti orang gila sementara kontol hitam Jevaun terus menghantam vaginanya dan jari-jarinya terus menjelajah lubang anusnya.
"Sekarang memohonlah agar aku memberimu spermaku! Mohon aku untuk mengisi rahimmu dengan mani hitamku, jalang!". Jevaun mendesaknya.
"Tolong, oh kumohon, tuan, tolong penuhi memekku dengan mani hitammu," Kholish memohon.
"Tidak, jalang, salah! Bagaimana kau memohon padaku?" Jevaun menampar wajah Kholish.
"Tolong, oh tolong, TUHAN, isi rahimku dengan mani hitammu," pinta Kholish.
"Sekarang, mohon lagi." "Tolong, oh tolong, TUHAN, tolong isi rahimku dengan mani hitammu, Ya Tuhan, aku croootttt, tolong, hamili aku, buahi sel telurku dengan sperma hitammu, ya Tuhan, tolong!" mohon Kholish.
"Sesuai keinginanmu, aku akan menaklukkan dan memiliki rahimmu, jalang."
"Ya, Tuhan, ya! Tolong, taklukkan dan miliki aku! Ah ah ah uuuuhhhh aaahhh! Ya Tuhan, ejakulasi, aaahhh!" Kholish menjerit. Jevaun menghujami vaginanya sekuat tenaga sambil terus memainkan anusnya. Orgasmenya begitu hebat, dia pikir dia akan mati. Dia pikir dia akan meledak.
"Aku akan mengisi rahimmu, jalang!," kata Jevaun. Dia menghujami vagina Kholish semakin keras hingga akhirnya dia menyemprotkan cairannya ke dalam vagina Kholish.
"Uuuhhhhhh! Aaaaahhhhhh!!!!" jerit Kholish.
"Uuuhhh!" Jevaun mengerang.
"Uuuhhh! Oooooohhh!!!! AAAaaaaarrgghhh!!!!" jerit Kholish.
"Aku crooootttt! Ya Tuhan! Aku crot lagi! Uhhhhhhhhhhhhhhhh!" Kholish mengerang. Jevaun masih menggenjotnya. Orgasme Kholish begitu kuat sehingga dia tidak bisa berpikir jernih. Dia tidak bisa bernapas. Jevaun baru saja mengisi rahimnya dengan spermanya yang panas. Kholish merasakan Jevaun menarik kontolnya keluar dari memeknya.
"Kau menyukainya, bukan?" kata Jevaun sambil berbaring di atas Kholish, menatap wajahnya.
"Ya, aku suka. Ya Tuhan, aku sangat suka." Ucap Kholish sambil menciumnya dengan penuh gairah.
Jevaun mencium balik Kholish dengan penuh gairah dan meludah ke dalam mulut Kholish. Air liurnya mengalir ke dalam mulut Kholish.Lidah mereka saling bertautan karena mereka berdua bernafsu dan ingin melahap satu sama lain. Kholish menjilati lidah Jevaun perlahan sambil menelan ludahnya. Kemudian, dia menjilati bibir Jevaun perlahan, berusaha meminum setiap tetes ludahnya dari mulutnya. Setelah Jevaun selesai menggenjot Kholish, kini giliran tiga orang Papua itu yang menggenjotnya. kontol hitam milik orang Papua itu tidak sebesar kontol hitam milik orang Jamaika, tetapi masih lebih besar dari penis Jawa milik suami Kholish. Kholish pun menikmati orgasme demi orgasme dari ketiga mahasiswa Papua itu. Setelah itu, keempat pria kulit hitam itu bergantian menggenjot vagina wanita Jawa itu dari sore hari hingga pagi tiba