Langit Senin pagi itu masih berwarna biru muda ketika Adam, seorang pria berusia 35 tahun dengan rambut pirang kecokelatan yang rapi, menjejakkan kaki di lantai dapur. Wajahnya berseri-seri, memancarkan energi yang tak terbatas, seolah-olah dia memiliki rencana besar yang akan dia lakukan hari ini.
Sarah, istrinya, sedang sibuk menata sarapan di atas meja kayu yang kokoh. Dengan rambut pirangnya yang terikat ke belakang dalam kuncir longgar, dia tampak anggun dalam gaun pagi berwarna pastel.
Adam menghampiri Sarah dengan senyum lebar di wajahnya, mencium pipinya dengan lembut sebelum duduk di sebelahnya. "Pagi, sayang. Kamu terlihat cantik seperti biasanya."
Sarah tersenyum sambil membalas ciumannya, namun matanya menatap Adam dengan tanda tanya yang tersembunyi. "Ada apa, Adam? Kamu tampak sangat antusias pagi ini."
Adam meraih tangan Sarah dengan penuh kasih sayang, mencium punggung tangannya lembut. "Sebenarnya, aku punya permintaan spesial untuk hari ini."
"Permintaan apa?" Sarah bertanya, menatap Adam dengan rasa ingin tahu yang mulai berkembang.
Adam mengambil napas dalam-dalam, mencoba menemukan kata-kata yang tepat. "Ini mungkin terdengar agak aneh, tapi aku ingin kita mencoba sesuatu yang baru. Sesuatu yang bisa membuat hubungan kita lebih intim dan menyenangkan."
Sarah mengangkat alisnya, kebingungan muncul di wajahnya. "Apa yang kamu maksud, Adam?"
Adam menjelaskan dengan sabar, merinci konsep di balik swinger party dan bagaimana itu bisa memperkaya hubungan mereka. Namun, semakin dia menjelaskan, semakin terkejut raut wajah Sarah.
Ya, adam memang sudah mendalami fetish itu sedari remaja namun setelah menikah 3 tahun belakangan dia sedikit menurangi intensitasnya.
Malam minggu kemarin ia nekat ikut swinger party yang diadakan clubnya dirumah salah satu anggota. Namun naas banyak yang mendesaknya untuk pesta selanjutnya harus diadakan di rumah Adam untuk merayakan keaktifannya kemabali dalam club itu.
Adam kepikiran dan takut membut Sarah kecewa. Namun pagi ini ia memantapkan diri untuk jujur ke pada Sarah.
"Adam, aku tidak tahu..." ucap Sarah ragu.
Adam menatapnya dengan tajam, mencoba menenangkan kekhawatirannya. "Aku mengerti ini bisa menjadi sesuatu yang baru dan menakutkan, tapi percayalah padaku, ini akan menjadi pengalaman yang luar biasa bagi kita berdua. Kita bisa menemukan kedekatan baru dan menjaga gairah kita tetap hidup."
Sarah merasa terombang-ambing antara keinginannya untuk memenuhi keinginan Adam dan rasa takutnya akan ketidaktahuan akan sesuatu yang begitu asing baginya. "Aku perlu waktu untuk memikirkannya, Adam. Ini terlalu tiba-tiba."
Adam tersenyum, mencoba meyakinkannya. "Tentu, sayang. Aku tidak ingin memaksa kamu melakukan sesuatu yang kamu tidak nyaman. Ambillah waktu yang kamu butuhkan, tapi tolong pertimbangkan baik-baik. Aku yakin kita bisa melalui ini bersama."
Dengan hati yang berat, Sarah mengangguk, membiarkan Adam tahu bahwa dia akan mempertimbangkan permintaannya. Namun, di lubuk hatinya, kebingungan dan kekhawatirannya masih menghantuinya.
Sementara Adam menatap Sarah dengan penuh harap, ada kilatan manipulasi di matanya yang tak terlihat oleh Sarah. Baginya, ini adalah langkah pertama menuju kepuasan gelap yang dia idamkan, dan dia akan melakukan apa pun untuk meyakinkan Sarah untuk bergabung dengannya dalam petualangan yang dia rencanakan.11955Please respect copyright.PENANAk5bKMqOiRE
11955Please respect copyright.PENANAVMoT3hSfM9
11955Please respect copyright.PENANAUWDd5qTaat
11955Please respect copyright.PENANAi82KgM3qb4
11955Please respect copyright.PENANA8ZgDFiSmRH
11955Please respect copyright.PENANAVddfkonDv8
11955Please respect copyright.PENANARWW9Z3Bbu8
11955Please respect copyright.PENANASLRKGAwOhg
11955Please respect copyright.PENANApu83e5Ygw1
11955Please respect copyright.PENANAEspp9gu9fG
11955Please respect copyright.PENANAlaFN8unQwW
11955Please respect copyright.PENANAmEmKHjGCBh
Beberapa hari sudah berlalu sejak percakapan mereka di dapur namun perasaan canggung masih menggantung di udara di antara Adam dan Sarah. Mereka berdua sibuk dengan rutinitas harian mereka, tetapi pikiran mereka terus-menerus melayang kembali ke pembicaraan pagi itu.
Malam itu, Sarah duduk di meja riasnya, matanya menerawang ke luar jendela, mencoba untuk menyusun pikirannya. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Adam memiliki keinginan seperti itu. Swinger party? Konsep itu sama sekali tidak masuk akal baginya. Bagaimana dia bisa mempertimbangkan hal seperti itu?
Sementara Sarah terperangkap dalam pikirannya sendiri, Adam sibuk di ruang tamu, ikut meramaikan grub clubnya yang menanakan kesediannya dalam menjadi tuan rumah pada pesta berikutnya. Kegembiraan dan antisipasi memenuhi pikirannya, tapi dia juga merasa gelisah. Apa yang akan terjadi jika Sarah menolak? Bagaimana dia bisa meyakinkannya?
Dengan langkah hati-hati, Adam menghubungi beberapa teman swinger-nya, bertukar pesan tentang rencana mereka untuk malam minggu berikutnya. Dia menyadari bahwa Sarah akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk memikirkan permintaannya, tapi dia tidak bisa menahan diri untuk tidak merencanakan langkah-langkah berikutnya.
Saat Sarah melihat Adam terus-menerus sibuk dengan ponselnya, rasa cemas mulai merayap di dalam dirinya. Dia merasa seperti ada jarak yang semakin membesar di antara mereka, sebuah kesenjangan yang tak terlihat tapi terasa begitu nyata.
Setelah beberapa saat, Adam menyadari bahwa sikapnya bisa saja membuat Sarah semakin tidak nyaman. Dia menyimpan ponselnya dan berjalan ke arah Sarah dengan senyum hangat di wajahnya.
"Sayang, maafkan aku jika aku terlalu mendesak kamu," ucap Adam dengan lembut. "Aku tidak bermaksud membuatmu merasa tidak nyaman. Aku hanya ingin membuka pintu untuk pembicaraan yang jujur dan terbuka antara kita."
Sarah menatap Adam dengan tatapan yang penuh perasaan campur aduk. "Aku mengerti, Adam. Tapi ini begitu... sulit untuk dipahami. Aku tidak tahu bagaimana cara meresponsnya."
Adam mengangguk, memahami perasaan Sarah. "Kamu tidak perlu terburu-buru dalam membuat keputusan. Aku akan selalu mendukung apa pun yang kamu pilih. Yang penting, kita harus tetap terbuka satu sama lain. Jangan biarkan ketakutan atau kecemasan menghalangi kita untuk berkomunikasi."
Sarah mengangguk, merasa lega mendengar kata-kata Adam. "Terima kasih, Adam. Aku akan mencoba untuk memahaminya lebih baik dan berbicara denganmu lebih jujur tentang perasaanku."
Adam tersenyum, merasa lega bahwa mereka bisa berbicara secara terbuka tentang kekhawatiran mereka. "Baiklah, sayang. Aku akan selalu di sini untuk mendengarkanmu."11955Please respect copyright.PENANA6sc58EOzhw
.
.
.
11955Please respect copyright.PENANA9UgRvW21t0
11955Please respect copyright.PENANAJwccB4rz6V
11955Please respect copyright.PENANAMTieg14k9o
Namun, meskipun Adam dan Sarah mencoba untuk menekankan komunikasi terbuka, ada keraguan yang masih menggantung di udara. Sarah merasa seperti ada sesuatu yang disembunyikan Adam darinya, tapi dia tidak bisa mengidentifikasi apa itu.
Beberapa hari berlalu tanpa perkembangan berarti. Sarah terus merenungkan permintaan Adam, tetapi dia masih tidak bisa memutuskan bagaimana seharusnya dia meresponsnya. Setiap kali dia mencoba membayangkan dirinya di sebuah swinger party, perasaan canggung dan tidak nyaman langsung melanda hatinya.
Sementara itu, Adam semakin gelisah dengan ketidakpastian Sarah. Dia mencoba untuk menahan diri agar tidak menekan Sarah terlalu keras, tapi keinginannya untuk mewujudkan fantasi swinger-nya semakin menguat.
Pada akhirnya, Adam memutuskan untuk mengambil langkah ekstrem. Dia menyadari bahwa Sarah mungkin tidak akan menyetujui permintaannya jika dia tidak bisa melihat secara langsung bagaimana swinger party itu berjalan. Dengan hati yang berdebar-debar, Adam memutuskan untuk membawa Sarah ke sebuah klub swinger yang terkenal di kota mereka.
"Sar, ada acara yang ingin aku ajak kamu ikuti besok malam," kata Adam dengan nada yang mencoba terdengar santai, tetapi kecemasan menyelinap di suaranya.
Sarah menatap Adam dengan kebingungan. "Acara apa?"
Adam menelan ludah, mencoba untuk menyembunyikan kegelisahannya. "Ini adalah sebuah pesta di sebuah klub malam. Aku pikir itu akan menyenangkan untuk menghabiskan waktu bersama di sana."
Namun, sebelum Sarah bisa memberikan jawaban, ekspresi wajah Adam mengkhawatirkannya. "Tunggu, ini bukanlah sebuah swinger party, bukan?"
Adam menarik napas dalam-dalam, mempersiapkan dirinya untuk mengungkapkan kebenaran. "Benar, ini sebuah klub swinger. Aku pikir kita perlu melihat sendiri bagaimana semuanya berlangsung sebelum kita membuat keputusan."
Sarah terdiam, tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Rasanya seperti tanah di bawah kakinya tiba-tiba berguncang. "Adam, aku tidak tahu apakah aku bisa..."
Adam menempatkan tangan hangatnya di atas tangan Sarah, mencoba untuk menghiburnya. "Sayang, aku tidak akan memaksamu untuk melakukan sesuatu yang kamu tidak nyaman. Tapi aku ingin kamu melihat sendiri bahwa ini tidaklah seburuk yang kamu bayangkan. Aku akan ada di sampingmu sepanjang waktu, dan kita bisa meninggalkan kapan pun kamu mau."
Sarah merasa terjebak dalam dilema. Dia tahu bahwa Adam benar-benar ingin dia merasa nyaman dengan ide ini, tapi dia masih tidak yakin apakah dia bisa melakukannya. Tapi kemudian, pikirannya teringat akan percakapan mereka tentang komunikasi terbuka. Mungkin ini adalah kesempatan baginya untuk memahami lebih baik apa yang diinginkan Adam dan bagaimana dia merasa tentang itu.
Setelah beberapa saat ragu, Sarah akhirnya mengangguk dengan hati-hati. "Baiklah, Adam. Aku akan mencoba."
Adam tersenyum penuh kelegaan. "Terima kasih, Sar. Kamu tidak akan menyesalinya, aku janji."
Namun, di lubuk hatinya, Sarah merasa cemas. Apakah dia benar-benar siap untuk memasuki dunia yang begitu asing baginya? Dan apakah dia bisa memahami apa yang diinginkan Adam dari semua ini?
Hari berlalu dengan lambat menuju malam di klub swinger. Adam dan Sarah merasa tegang, tetapi mereka mencoba untuk tetap terbuka satu sama lain saat mereka bersiap-siap untuk acara itu. Mereka tahu bahwa malam itu akan menjadi ujian terbesar bagi hubungan mereka, dan mereka berdua berharap bahwa mereka akan mampu melewati itu bersama-sama.11955Please respect copyright.PENANAmt10Kb0Cfp
.
.
.
Pintu masuk klub swinger itu terbuka dengan gemerincing, memperkenalkan mereka pada suasana yang sama sekali berbeda dari apa yang biasanya mereka alami. Musik berdentum-dentum mengalun dari dalam, diselingi dengan tawa dan suara percakapan yang riuh.11955Please respect copyright.PENANAHLZCsA755L
11955Please respect copyright.PENANAlOzZTNizCO
11955Please respect copyright.PENANAc3ZorMqgG6
Adam memimpin Sarah masuk dengan tangan di pinggangnya, mencoba memberinya dukungan yang dia butuhkan. Sarah menatap sekeliling dengan mata yang terbuka lebar, mencoba untuk menyerap semua detail yang dia bisa. Para tamu berbaur di dalam ruangan yang diterangi cahaya neon, berbicara dan tertawa dengan bebas, dan ada keintiman yang nyata di udara.11955Please respect copyright.PENANAjvJSd38Lwc
Mereka duduk di sudut klub, mencoba untuk menyesuaikan diri dengan suasana hati. Adam memperhatikan ekspresi Sarah yang campur aduk, mencoba untuk membacanya. "Bagaimana perasaanmu, Sar?" tanyanya dengan lembut.11955Please respect copyright.PENANA9HRGgacQ0l
11955Please respect copyright.PENANAF4A5RQSzKD
11955Please respect copyright.PENANAQZJLiQQbPc
Sarah menelan ludah, mencoba untuk menemukan kata-kata yang tepat. "Ini... benar-benar berbeda," ujarnya pelan. "Aku tidak tahu apa yang harus kumikirkan."11955Please respect copyright.PENANAFhrxRWhMWi
Adam mengangguk, memahami perasaan Sarah dengan baik. "Aku tahu ini bisa menjadi sangat menakutkan, tapi cobalah untuk tetap terbuka pikiran. Kita di sini bersama-sama, dan kita bisa meninggalkan kapan pun kamu merasa tidak nyaman."11955Please respect copyright.PENANAWcIDGiDFLs
11955Please respect copyright.PENANAK1Lv4yL8Rf
11955Please respect copyright.PENANAFoidopB7RN
Sarah mengangguk, mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Mereka duduk bersama dalam beberapa menit, hanya mengamati kegiatan di sekitar mereka. Meskipun mereka awalnya merasa canggung, lambat laun mereka mulai merasa lebih nyaman dengan kehadiran satu sama lain.
Beberapa tamu klub datang dan berbincang dengan mereka, mengajak mereka bergabung dalam percakapan dan suasana yang ramah. Adam dan Sarah menyambut mereka dengan ramah, mencoba untuk menyerap semuanya sebanyak mungkin.11955Please respect copyright.PENANAZBHdbE1vMX
11955Please respect copyright.PENANA38e16sOTmF
11955Please respect copyright.PENANAehNH864vgx
Seiring malam berlanjut, Adam merasa semakin percaya diri. Dia merasa senang bahwa Sarah akhirnya bersedia datang ke klub dengan dia, dan dia berharap bahwa ini akan menjadi langkah awal menuju pemenuhan fantasi mereka.
Namun, Sarah masih merasa ragu-ragu. Meskipun dia mencoba untuk bersikap terbuka, dia masih merasa tidak nyaman dengan semua hal yang terjadi di sekitarnya. Dia merasa seperti ada sesuatu yang tidak pas, sesuatu yang dia tidak bisa mengidentifikasi dengan pasti.11955Please respect copyright.PENANAzuFYFbkiYx
11955Please respect copyright.PENANAyoisBX36kF
11955Please respect copyright.PENANAi96mh0RTpd
Ketika lagu yang sedang dimainkan berakhir, Adam berdiri dari tempat duduknya, menawarkan tangan pada Sarah. "Maukah kamu menari denganku?" tanyanya dengan senyum lembut.
Sarah menatapnya dengan ragu, tetapi kemudian dia meraih tangan Adam dengan tangannya yang gemetar. Mereka berdua berdiri di tengah-tengah lantai dansa, berdampingan satu sama lain, dan mulai bergerak mengikuti irama musik yang berdentum-dentum.11955Please respect copyright.PENANAUhmvLh4z6F
11955Please respect copyright.PENANA401aWpw27o
11955Please respect copyright.PENANAzUkfWE8Dq3
Selama beberapa menit, mereka berdua tenggelam dalam dunia mereka sendiri, bergerak bersama-sama di lantai dansa yang terang benderang. Adam mencoba untuk memberikan dukungan pada Sarah, sementara Sarah berusaha untuk melupakan semua kecemasannya.
Namun, ketika mereka menari, sesuatu yang tidak terduga terjadi. Sarah secara tidak sengaja melihat sesosok wanita terasa familiar berdiri di seberang ruangan, memandang mereka dengan sorot mata yang tajam. Dia merasa seolah-olah wanita itu sedang memperhatikan mereka dengan penuh penasaran, dan tatapan itu membuatnya merinding.11955Please respect copyright.PENANAStniue4mfX
11955Please respect copyright.PENANAubW9DTZvM7
11955Please respect copyright.PENANAHwdHuFcXxo
Sarah mengalihkan pandangannya dengan cepat, mencoba untuk mengabaikan perasaan tidak enak yang memenuhi dirinya. Namun, ketika dia melirik kembali ke arah wanita itu beberapa saat kemudian, dia tidak melihatnya lagi. Wanita itu seolah-olah menghilang tanpa jejak.
Ketika lagu berikutnya dimulai, Adam mencoba untuk mendorong Sarah untuk tetap menikmati momen itu. "Kamu baik-baik saja, Sar?" tanyanya dengan khawatir.Sarah mengangguk, mencoba untuk tersenyum sebaik mungkin. "Ya, aku baik-baik saja. Ayo kita terus menari."11955Please respect copyright.PENANAhWmSSa0KXk
11955Please respect copyright.PENANAKdCoWIdWSN
11955Please respect copyright.PENANA0NLwSrzYwZ
Namun, meskipun dia mencoba untuk menyembunyikan kecemasannya, Sarah masih merasa seperti ada sesuatu yang tidak beres. Dia merasa seolah-olah ada sesuatu yang tidak diketahuinya, sesuatu yang bersembunyi di balik dinding klub yang gelap dan bercahaya.
Dalam hati, dia berharap bahwa malam itu akan segera berakhir, sehingga dia bisa kembali ke dalam kehangatan rumah mereka dan melupakan semua hal yang terjadi di klub itu. Tetapi, di lubuk hatinya yang paling dalam, dia tahu bahwa malam itu hanya awal dari petualangan yang jauh lebih rumit dan gelap yang akan menanti mereka.11955Please respect copyright.PENANAUxG6Yvftvv
.
.
.
Setelah malam yang penuh dengan ketegangan dan kecemasan di klub swinger, Adam dan Sarah kembali ke rumah mereka dengan hati yang berdebar-debar. Meskipun mereka mencoba untuk mengesampingkan perasaan tidak nyaman yang mereka rasakan, tetapi ketidakpastian masih menyelimuti pikiran mereka.
Ketika mereka memasuki rumah, Adam segera memimpin Sarah ke ruang tamu, tempat dia duduk di sampingnya di sofa. Wajahnya tegang, mencerminkan kegelisahan yang ada dalam dirinya.
"Sayang, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu," ucap Adam dengan suara yang bergetar sedikit.
Sarah menatap Adam dengan rasa khawatir. "Tentang apa, Adam?"
Adam menelan ludah, mencoba untuk menemukan kata-kata yang tepat. "Aku... aku ingin mengadakan pesta di rumah minggu depan."
Sarah mengangkat alisnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Pesta? Untuk apa?"
Adam menelan napas dalam-dalam, mempersiapkan dirinya untuk reaksi Sarah. "Ini... ini adalah pesta swinger. Aku ingin mengundang beberapa teman-teman kita untuk bergabung, dan aku harap kamu bisa mendukung ide ini."
Sarah merasa seperti sebuah ton batu jatuh ke dadanya. Dia tidak pernah membayangkan bahwa Adam akan membawa ide itu sampai ke dalam rumah mereka sendiri. "Adam, itu... itu tidak mungkin. Rumah kita bukanlah tempat untuk melakukan hal seperti itu."
Adam menatap Sarah dengan tajam, mencoba untuk menekan keinginannya untuk meyakinkannya. "Tapi, sayang, ini bisa menjadi kesempatan bagus untuk menjalankan fantasi kita bersama. Kita bisa mengatur semuanya dengan rapi, dan aku akan memastikan bahwa semua berjalan lancar."
Sarah menggelengkan kepala dengan tegas. "Tidak, Adam. Aku tidak bisa setuju dengan ini. Aku tidak siap untuk membuka rumah kita untuk orang asing dan melakukan hal-hal seperti itu di sini."
Namun, Adam tidak mudah menyerah. Dia tahu bahwa ini adalah langkah terakhir menuju pemenuhan fantasi gelapnya, dan dia tidak akan berhenti sampai dia mendapatkannya. "Tapi, Sar, aku pikir kita bisa..."
Sarah memotong kata-katanya dengan tegas. "Tidak, Adam. Aku sudah membuat keputusan, dan itu tidak akan berubah."
Wajah Adam dipenuhi dengan kemarahan yang tersembunyi di balik kedamaian yang dipaksanya untuk menunjukkan. Dia merasa frustrasi dengan penolakan Sarah, tetapi dia tidak akan menyerah begitu saja.
Dalam beberapa hari berikutnya, suasana di rumah mereka tegang. Adam terus mencoba untuk membujuk Sarah untuk mengizinkannya mengadakan pesta swinger di rumah mereka malam minggu lusa, sementara Sarah semakin kuat menegaskan penolakannya.
Namun, Adam tahu bahwa dia tidak bisa menyerah begitu saja. Dia merencanakan langkah berikutnya dengan hati-hati, mencari cara untuk mempengaruhi Sarah tanpa sepengetahuannya.
Suatu malam, ketika mereka duduk di ruang tamu setelah makan malam, Adam memulai percakapan yang berat. "Sayang, aku ingin kamu tahu bahwa aku sangat mencintaimu. Aku tidak akan pernah melakukan sesuatu yang bisa menyakitimu atau membuatmu merasa tidak nyaman."
Sarah menatap Adam dengan rasa haru di matanya. "Aku juga mencintaimu, Adam. Tapi itu tidak berarti aku harus setuju dengan segala sesuatu yang kamu inginkan."
Adam mengangguk, mencoba untuk memahami perasaan Sarah. "Aku mengerti, Sar. Tapi aku hanya berharap kamu bisa memahami keinginanku juga. Ini penting bagiku, dan aku harap kamu bisa mendukungku."
Namun, di balik kata-kata manisnya, Adam sudah merencanakan sesuatu yang jauh lebih gelap. Dia tahu bahwa dia harus mendapatkan persetujuan Sarah, meskipun itu berarti dia harus menggunakan cara yang lebih ekstrem. Ia tidak mau mengecewakan teman-temannya.
Besoknya, Adam mulai merencanakan pesta swinger secara diam-diam. Dia sudah menghubungi teman clubnya yang terlibat dalam gaya hidup swinger, merencanakan setiap detail dengan cermat. Dia memastikan bahwa semuanya akan berjalan sesuai rencana, meskipun tanpa pengetahuan atau persetujuan Sarah.
Sementara itu, Sarah masih berjuang dengan perasaannya sendiri. Meskipun dia tidak setuju dengan keinginan Adam, dia masih mencintainya dengan sepenuh hati. Dia berusaha untuk menemukan cara untuk mengatasi konflik yang ada di antara mereka, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya.
Pada malam pesta yang ditunggu-tunggu, Adam terlihat begitu bersemangat dan antusias. Dia bergerak di sekitar rumah dengan penuh energi, mempersiapkan segala sesuatu untuk tamu-tamu yang akan datang. Namun, di balik senyumnya yang ramah, ada rasa kepuasan yang gelap yang menyelinap di dalam dirinya.
Ketika tamu-tamu mulai datang, Adam dengan cekatan menyambut mereka dengan senyum hangat. Dia memperkenalkan mereka pada Sarah dengan penuh semangat, tetapi di balik senyumnya yang ramah, Sarah bisa merasakan kegelisahan yang tersembunyi.
Namun, dia tidak bisa menempatkan jari pada apa yang sebenarnya terjadi. Ada sesuatu yang tidak beres, dan dia merasa seperti ada sesuatu yang disembunyikan dari dirinya. Tetapi, sebelum dia bisa menemukan jawaban yang dia cari, tamu-tamu sudah mulai mengisi rumah mereka dengan tawa dan obrolan yang riuh.
Sarah merasa tenggelam dalam kekacauan yang menyelimuti rumah mereka. Dia mencoba untuk menjaga agar penampilannya tetap ramah dan menyambut, tetapi di balik masker yang dia kenakan, ada rasa ketidakpastian yang terus bertambah di dalam dirinya.
Sementara itu, Adam dengan cekatan mengatur segalanya sesuai rencana. Dia memastikan bahwa pesta berjalan dengan lancar.
.11955Please respect copyright.PENANAfWdJ5rmiC9
.11955Please respect copyright.PENANADDctLgS0NA
.11955Please respect copyright.PENANAhiwM83d49R
.
BACA LEBIH LENGKAP DI TRAKTEER. LINK ON BIO.11955Please respect copyright.PENANAMFsOXn9ljW
.11955Please respect copyright.PENANAhWVa93zekC
.11955Please respect copyright.PENANAYkrUFI83Tz
Preview
.11955Please respect copyright.PENANAalXsVFjpZS
.
.11955Please respect copyright.PENANAZzPHWx9mJH
.
.11955Please respect copyright.PENANA619KyXDnEa
.
.11955Please respect copyright.PENANACXZxGMjyuI
.
11955Please respect copyright.PENANA8DGJKej8qm
11955Please respect copyright.PENANAoKnueV1JYe
11955Please respect copyright.PENANAQ2hHnzwZAz