Namaku adalah Rafit. Saat itu aku duduk di bangku kelas 5 SD. Sedikit info tentang aku, ayahku memproyeksikan diriku untuk menjadi pembalap profesional. Aku sangat menghargai keinginan ayahku, tidak semua anak memiliki hobi yang didukung oleh orang tua mereka. Aku memiliki fisik tidak terlalu tinggi hanya 130cm saat itu, tidak gemuk dan tidak kurus dengan berat badan hanya 30kg, namun memiliki otot yang cukup, tidak terlalu besar namun cukup untuk menghadapi balapan yang nyaris 1 jam lamanya (belum lagi sesi latihan dan sebagainya). Itulah sedikit gambaran tentang fisikku.
Aku menjadi yang paling up-to-date tentang teknologi dibandingkan teman-teman sebayaku, maklum aku tinggal di desa yang saat itu masih minim orang yang mempunyai HP, saat itu HP adalah barang mewah bagi anak sepantaranku. Saat itu aku sudah diberi HP oleh ayahku, tujuan utamanya adalah untuk menerima kabar dari ayahku yang bekerja di luar kota.
Karena HP itu juga aku mengetahui tentang video dewasa. Aku memiliki seorang paman yang tinggal serumah denganku. Ia sering meminjam HP-ku untuk login Facebook. Aku tidak keberatan, lagipula ia selalu membelikan pulsa sebagai kompensasi telah memakai HP-ku. Suatu malam aku sedang memakai HP-ku untuk membaca teknik balap di internet. Saat itu aku lupa artikel mana yang pernah aku baca beberapa hari yang lalu. Aku pun membuka bagian history untuk mencarinya. Namun aku tertuju pada judul laman yang lain, yaitu laman video dewasa (yang berwarna biru, kalian pasti tau lah. Oh ya jaman itu situs semacam itu sangat mudah sekali untuk diakses di Indonesia). Rupanya pamanku sering menonton video dewasa disini. Aku yang baru pertama kali melihat video itu langsung terpukau melihat tubuh telanjang wanita, apalagi saat itu videonya menampilkan gadis yang masih SMP. Mungkin karena kejadian ini juga, aku lebih suka wanita yang masih belasan tahun. Aku langsung mencari tau bagaimana cara mengunduh video itu, aku berniat memamerkannya ke beberapa teman dekatku. Aku mengunduh cukup banyak video hingga tanpa sadar aku sudah menghabiskan pulsa yang dibelikan pamanku. Aku segera memindahkan video tersebut ke kartu SD dan melepas kartunya. Jika pamanku tanya kemana kartunya, akan ku jawab sedang dipinjam teman untuk tugas sekolah.
Keesokkan harinya, aku menceritakan ke keempat teman dekatku. Mereka sangat penasaran dengan video dewasa yang sering dibilang sangat menyenangkan kata anak-anak yang lebih besar dari kita. Keempat temanku adalah Putra, Edo, Arista, dan Ratna. Lalu aku mengajak mereka mampir ke rumah Putra seusai sekolah. Karena aku tau hanya Putra yang memiliki HP selain aku, lagipula ia tinggal hanya bersama neneknya yang jarang di rumah.
Bel sekolah sudah dibunyikan, kami berlima sudah sampai rumah Putra. Tanpa berlama-lama Putra langsung memasang kartu SD tersebut di HP-nya. Kami pun menonton dengan seksama. Kami tidak menonton keseluruhannya, hanya sedikit-sedikit lalu berganti video yang lain, begitu seterusnya.
Tak terasa waktu sudah sore. Kami pun pulang ke rumah masing-masing meninggalkan rumah Putra. Aku berjalan pulang bersama dengan Arista, rumah kami bersebelahan. Ditengah perjalanan Arista berbicara denganku.
"Pit, besok kita nonton lagi ya? Tapi jangan rame-rame, bertiga aja. Aku, kamu, sama Putra. Bisa ya?" Tanyanya padaku.
"Cieeeee kamu kecanduan ya, Ta? Nanti kalau habis nonton terus kamu di entot Putra sama aku gimana??" Tanyaku menggodanya. Aku hanya berniat bercanda saja, tidak lebih. Namun sepertinya Arista menangkapnya dengan serius, wajahnya yang putih dan imut itu mulai memerah.
"Ih apaan sih, ngeres banget jadi cowok" jawabnya judes.
"Kalau kita bertiga nontonnya telanjang kayanya seru" ucapku tanpa sadar.
"Hah? Gimana Pit?" Tanyanya meyakinkan apa yang baru saja ia dengar.
"Ga, ga penting. Dah, kamu hati-hati di jalan ya. Byee" ucapku sambil masuk ke halaman rumahku.
Sampai rumah aku mulai membayangkan tubuh bugil Arista yang sedang digarap olehku dan Putra. Membayangkan kira-kira bagaimana bentuk payudara dan puting Arista. Saat sedang berkhayal di kamarku, aku mendengar namaku dipanggil, itu adalah ibuku.
"Pit, tadi bapak kamu nelpon. Katanya suruh cek pulsanya udah masuk belum. Kalau ibu cek tadi udah masuk sih. Lagian pulsa cepet banget habis dipakai ngapain aja sih" kata ibuku.
"Tau tuh Pak Lek (pamanku) ngapain aja" ucapku pura-pura tidak tau.
Malam harinya aku browsing cerita dewasa, sengaja aku hanya mencari cerita bukan video. Karena aku ingin hemat pulsa. Aku membaca sampai tengah malam, dari bacaan itu aku mengetahui hal-hal baru seperti perempuan memiliki selaput perawan yang tidak bisa kembali setelah robek, ini membuatku mengurungkan niat untuk menikmati liang kenikmatan Arista. Kemudian bagaimana cara agar wanita bisa menikmati kegiatan sex. Sebelumnya aku hanya tau jika sperma masuk ke dalam vagina wanita maka ia akan hamil, sekedar itu saja.
Setelah itu aku mengirim pesan singkat ke Putra, aku jelaskan rencanaku esok. Aku yakin saat itu Putra sudah tertidur, jadi kubiarkan ia membaca pesannya besok pagi saja.
Keesokkan paginya saat di sekolah aku bertemu Putra, ia memberikan gesture "oke" saat berpapasan denganku. Aku yakin ia telah mengerti rencanaku. Sepanjang jam sekolah aku terus berkhayal apa yang akan terjadi nanti. Aku sudah sangat tidak sabar.
Sepulang sekolah kami bertiga langsung ke rumah Putra. Arista terlihat tidak sabar untuk menonton video itu. Setelah beberapa menit menonton, saat Arista masih fokus menonton, aku lingkarkan tangan kananku melalui belakang punggungnya. Kemudian dengan lembut ku gerayangi payudaranya yang baru tumbuh itu. Di dalam seragam batiknya itu rupanya ia hanya menggunakan kaus kutang putih. Putra dari tadi menciumi wajah Arista, dari pipi dan kadang mencium bibirnya juga. Lalu aku melepas seragam batiknya, kemudian menyingkap kaus kutangnya hingga putingnya terpampang jelas. Payudaranya tidak terlalu besar, putingnya berwarna coklat dan sedikit nyembul. Aku menghisapnya dengan penuh nafsu. Satu hal yang aku perhatikan adalah, ia lebih terangsang saat putingnya yang kanan aku mainkan dengan lidah secara perlahan.
"Kamu suka diginiin ya, Ta?" Tanyaku sambil kemudian menjilat putingnya yang kanan secara perlahan.
"Ouhhhh.... Yaaaaaa... Enaaak... Terusin" katanya sembari terus diciumi Putra.
"Pit, aku juga mau nyusu. Masa kamu terus" kata Putra.
Aku pun berpindah menuju selangkangan Arista dan membiarkan Putra memainkan kedua puting Arista. Ku singkap rok merahnya dan ku lepas celana dalamnya. Kini di depanku terpampang vagina yang hanya berupa garis saja. Ku buka vagina itu dengan jariku. Terlihat lubang kecil di dalam vagina itu. Dibagian atas vaginanya terdapat daging kecil seukuran biji beras, itulah yang aku cari. Aku memainkannya dengan lidahku dan sesekali menghisapnya. Arista menggeliat ke kiri dan ke kanan karena itu.
Beberapa menit kemudian, pangkal paha Arista tiba-tiba mengapit kepalaku yang berada di selangkangannya. Diikuti dengan semprotan cairan hangat dari vagina Arista. Arista nampak kelelahan karena itu. Aku menyuruhnya tidur saja. Saat ia tidur aku dan Putra menikmati buah dada Arista yang baru tumbuh itu sampai sore. Sampai-sampai puting Arista mengeras dan lebih menonjol dari sebelumnya.
Kami melakukan hal seperti itu nyaris tiap hari. Namun ketika SMP kami bertiga jadi jarang bertemu karena kami berbeda sekolah, pulang sekolah pun sudah sore. Ditambah lagi semenjak SMP jadwal balapku makin padat karena ayahku menyuruhku untuk mengikuti kejuaraan lain selain balap motor.
Suatu sore saat aku kelas 3 SMP, aku berkesempatan bertemu dengan Arista, kami bercerita banyak hal, maklum kami lama tidak bertemu. Disitu ia bercerita kalau ia sudah tidak perawan. Ia bercerita kalau ia diperawani oleh gurunya sendiri, dengan iming-iming akan diberikan HP dan uang.
Aku tidak terlalu terkejut mendengar itu. Apakah kalian penasaran dengan bagaimana cerita Arista diperawani gurunya? Silahkan komen kalau kalian penasaran.
ns 15.158.61.5da2