Chapter 1 -Neighborhood-440Please respect copyright.PENANAPO5fP2IFTt
Namaku Mii kucing biasa berwarna abu-abu putih dengan garis hitam yang ntah mengapa aku menjadi hewan peliharanya Sasha . Dia wanita yang cukup muda rambutnya hitam agak panjang,kulitnya putih dan matanya coklat seperti biji kenari. Sebelum Sasha membawaku, aku hanya kucing kecil yang duduk di kardus mie instan di pinggir jalan. Dia mulai menamaiku Mii mungkin karna aku tertidur di kardus Mie Instan,Aku benar-benar tidak mengerti yg dipikirkan manusia. Dia sangat baik dan suka memberikanku makan tiap harinya dan itu sangat membuatku senang karna aku tidak perlu repot-repot mencari makanan tiap hari.Kami tinggal di apartmenen lantai 2 dan itu sangat tinggi menurutku.Sebenarnya kami tidak tinggal berdua ada satu hewan peliharaan sebelum aku di sini.Dia selalu mengangguku setiap harinya dan selalu marah-marah.Dia adalah burung kenari bernama Pu. Dia sangat putih bahkan bulunya juga putih, aku sangat tidak mengerti dia berbeda warnanya dengan jenisnya.
Albino.. !!
manusia sering berkata begitu kepada Pu. Kami sebenarnya tidak begitu akur,Pu selalu saja jahil kepada ku dan terkadang kejahilanya membuatku jengkel meskipun begitu aku tidak peduli dengan kejahilannya terhadapku mungkin karna aku sudah terbiasa dengannya.
"Oi Mii bangun..! "
"Bangun kau kucing pemalas..!!" Pu terus menggangu dengan suaranya yang sangat nyaring
"Berisik sekali Pu ... menjengkelkan!!" sambil menatap wajahnya yang putih pucat
"Ada apa sih .. kau mengangu ku terus!?"
"Gak ada apa-apa Cuma menganggu mu saja.." Pu tersenyum seakan kebosanannya hilang matanya yang bening itu seakan menemukan sesuatu yang baru.
Pu memang sangat menjengkelkan untuk beberapa alasan, meskipun kami tidak begitu akur tapi kami sama-sama tinggal di tempat yang sama dan terkadang kami memiliki pendapat yang sama dalam satu hal yakni Sasha. Seseorang yang sangat kami cintai lebih dari apapun.
"Hahhh...Alasan macam apa itu..?"
"Kenapa kau tidak keluar saja...!" Gerutuku dengan wajah kesal.
"Oi kalian berisik sekali...!" Seseorang Di luar jendela memarahi kami berdua.Suaranya yang nyaring seakan mengalahkan suara Pu yang sudah membuat ruangan bergema. Mereka mulai melangkahkan kaki kecil mereka ke dalam ruangan sambil menatap kami berdua.
"Oh..kalian..!" dengan ekspresi pasrah seakan menggangu rasa nyamanku untuk tidur di tambah Pu yang selalu mengangu hariku.
Mereka teman-teman kami dari lingkungan ini. Pertama seekor hamster kuning putih dengan mata coklat bernama Ci. Dia merupakan hewan peliharaan gadis kecil yang berada di apartemen lantai satu, Sikapnya agak aneh menurutku tapi dia sangat menyenangkan dan sangat berbeda dengan Pu yang kadang menyebalkan. Kemudian seekor Iguana hijau yang memiliki mata yang selalu berputar-putar bernama igo.Dia merupakan hewan peliharan seseorang di lantai tiga apartemen. Dia memiliki kemampuan kamuflase yang sangat hebat menurutku. Dan yang terakhir teman kami bernama An yakni seeokor anjing coklat muda dan bertelinga kecil yang selalu mengibas-ngibaskan ekornya jika bertemu pemiliknya yakni seorang kakek yang tingal di lantai satu .
"kenapa kalian datang kemari...?" Gerutuku sambil melihat mereka bertiga.
"tenang Mii kami hanya ingin mampir saja kesini !" Gerutu An dengan ekspresi puas seakan dia merasa lega melihat kami berdua.
"hei Pu apa kau bisa ambilkan aku makanan !" Igo dengan sikapnya yang santai itu sambil melihat ke wajah Pu.
"Haaa... Apa-apan kamu Igo memangnya aku ini pembantu mu !!" Gerutu Pu dengan wajah kesal440Please respect copyright.PENANAdWadWJ77gh
"Hahahahahha... ! Santai Pu.. igo memang seperti itu.. Oh iya sekalian ambilkan air untuk aku minum,tempat mu ini cukup tinggi jadi aku cukup lelah..!" Ci dengan ekspresi imutnya sambil memandang Pu.
Kami memang akrab berteman di lingkungan ini meskipun ada beberapa wewan lainya tapi sangat menikmati berteman dengan mereka dan aku rasa Pu juga menikmatinya.
Ci melangkahkan kakinya yang kecil itu maju dengan cepat dan mulai naik ke atas meja.
"Mii.. benda apa ini ?" Ci mulai melihat-lihat dengan wajah penasaranya
"Oh itu.. sebuah cincin milik Sasha.. Dia kadang suka terlihat bersedih ketika melihat itu.. dan aku tidak tau mengapa !"
"Yang aku dengar itu adalah pemberian ibunya!" Saut Pu memotong pembicaraan Mii sambil melihat benda itu.
Aku memang tidak mengerti yang di pikirkan manusia terkadang mereka terlihat bahagia terhadap sesuatu dan terkadang juga terlihat sedih.
"Wow.. ini mengkilat dan cukup bersinar..!"
"Coba aku lihat Ci..." Igo mulai tertarik dengan ekspresi Ci yang menemukan sesuatu..
"Mana aku juga.. " An pun mulai mengikuti igo..
"Wow.. kau benar Ci ini sangat bagus dan mengkilap..."
Mereka mulai berebut saling memegang cincin itu karna ekspresi rasa penasaran yang Cii yang sebelumnya di tunjukan.Pu mulai terbang menghampiri mereka bertiga,sayapnya yang putih itu menghasilkan angin yang menyentuh lembut di muka ku.
"Kalian jangan berebut.. itu milik Sasha kami !" Pu dengan wajah kesal mula menarik cincin tersebut
"Mii kau juga bantu aku.."
"Iya..iya aku kesana...!" Aku mulai berjalan ke mereka dengan pelan , sebenarnya aku malas berhadapan dengan mereka berempat di karenakan mereka telah menggangu tidurku yang nyaman. Dan entah mengapa kami pun saling berebut cincin itu. Sayap Pu mulai kena dengan wajah Cii dan begitu juga dengan Igo yang mulai mengeluarkan lidah nya yang panjang. Untuk Sesaat itu merupakan hal yang sangat kacau, dan pada akhirnya cincin itu pun terlepas dan menggelinding kelaur jendela.
"Mii cepat ambil cincin itu.." Pu mulai terbang dan menghampiriku. Tapi cincin itu terus maju tanpa henti dan akhirnya terjatuh kebawah apartemen.
"Ahhhh... !" teriakku dengan ekspresi menyesal karna tidak sempat mengambil nya..
"Apa yang kau lakukan bodoh..!" Pu mulai marah-marah kepadaku.
"Tenang Pu..!" An dengan santainya menghampiri pu dan mulai keluar jendela unyuk melihat di mana posisi jatuh nya cincin itu..
"hey cincin itu masih terus maju.." Igo dengan jarinya menunjukan posisi cincin itu..
Cincin itu terus maju sampai akhirnya berada di atap mobil dan jatuh ke dalam mobil. Sesuatu tidak terduga muncul mobil itu mulai bergerak dan maju menjauh.
"Arghhhhh..... kembali jangan maju!" teriaku sambil melihat ke bawah ke arah mobil maju itu.
Dengan rasa panik Pu terbang ke arah mobil yang sedang bergerak dengan cepat,ia mulai melewati rumah-rumah dan pohon-pohon dengan sayapnya. Suaranya mulai terasa berat namun Pu terus maju tanpa mempedulikan apapun.
"Berhenti...!" Pu berteriak dengan keras.
Namun dengan usahanya yang sudah di ambang batas Pu hanya bisa melihat mobil tersebut perlahan menjauh. Sesuatu tidak terduga terjadi si pengendara mobil itu melemparkan beberapa kertas ke jalan dan ada beberapa kertas yang berjatuhan ke jalan dan juga ada sebagian kertas tersebut terbang oleh angin. Kertas yang terbang tersebut mulai mendekati Pu dengan cepat.
"Brukkk....!" suara kertas menimpa tubuh Pu yang mulai lemas.
Pu yang mulai kehilangan keseimbanganya mencoba untuk menstabilkan terbangnya akan tetapi kertas itu seperti memeluk Pu dengan lengket. Dengan rasa panik bercampur kaget Pu mulai terjatuh dan mendarat di atas ranting pohon yang cukup besar di jalan.
Sesaat Pu mulai mengejar mobil tersebut kami mulai mengejar Pu yang makin lama makin menjauh dari hadapan kami. Dengan susah payah akhirnya kamipun berhasil menemukan Pu yang terjatuh di atas ranting pohon.
"Pu.. !" An berteriak namun tidak ada jawaban apapun dari Pu.
Ci mulai memanjat pohon tersebut dengan kaki kecilnya untuk melihat keadaan Pu.
"Pu.. apa kau baik-baik saja?" Ujar Ci yang mulai menghampiri Pu.
Dengan setengah sadar Pu melihat Ci dan berteriak.
"Ahhh.. Cincin nya!" dengan nada spontan Pu mulai bangkit.
"Sepertinya kau baik-baik saja.." ujar Ci
Mereka berdua mulai turun dan menghampiri kami yang berada di bawah. Pu yang mulai baikan mulai melangkahkan kakinya yang kecil maju ke hadapan kami.
"Maaf teman-teman.. aku gagal ! " dengan kertas yang masih menempel di tubuhnya Pu dengan nada menyesal.
"Kertas apa itu Pu..? ujar Igo yang mulai melirik kertas tersebut.
"Kertas ini tiba-tiba keluar dari mobil dan mulai menbrak ku..!" Saut Pu
Dengan rasa penasaran Igo pun mulai menarik kertas dengan lidahnya yang panjang.
"hah... gambar apa ini aneh sekali !" ujar igo dengan menatap kertas tersebut.
"coba aku lihat...?" sautku dengan nada penasaran.
Kertas tersebut memiliki gambar dan tulisan aneh. Aku benar-benar tidak mengerti dengan kertas ini. An yang mulai ikut melirik kertas tersebut dan berkata.
"Rasanya seperti sebuah tempat !" ujar An
"Haaahh.. serius An !" sautku dengan nada spontan.
"Iya.. meskipun aku tidak tau tapi aku yakin itu adalah tempat para manusia.. Aku rasa orang itu tau tempat ini..!" saut An dengan nada meyakinkan
"Orang itu..??? " Ci mulai bertanya.
"iya ... sebaiknya kita pulang dulu aku akan ceritakan nanti pada kalian " ujar An sambil memandang kami yang penuh keyakinan.
"baiklah ayo kita pulang dulu.."
Kamipun mulai berjalan pulang Pu yang mulai kelelahan hinggap di punggung An. Meskipun ia terlihat sedih namun aku senang dia baik-baik saja.
ns 15.158.61.5da2