Setelah kejadianku dengan Ina, aku sudah tidak pernah melakukannya lagi. Karena tak lama setelah melahirkan, Ina menikah lagi dengan pria lain dan mengikutinya ke luar kota. Namun obsesiku terhadap wanita hamil tidak hilang.
Cerita berlanjut 6 tahun setelah kejadian itu, tepatnya beberapa bulan setelah aku lulus SMA. Aku tidak berkuliah dan memilih untuk melakukan freelance dan menanami lahan di belakang rumah. Hasil dari freelance lumayan banyak untuk kebutuhanku, apalagi aku tinggal di desa yang semua sayuran serba murah. Dan lahan di belakang hanya untuk mengisi waktu luang jika tidak ada job freelance.
Tetangga di sini juga sering saling meminta sayuran di kebun. Seperti yang dilakukan Lita, temanku. Lita adalah teman sekaligus tetanggaku. Aku mengenalnya sejak SD karena ia teman sebayaku, kemudian berbeda sekolah saat SMP, dan ia tidak melanjutkan SMA. Wajahnya cantik dan manis menurutku, sampai-sampai beberapa lelaki hidung belang menyewanya. Ia menikah saat aku kelas 3 SMA, dan hari ini ia sedang hamil 5 bulan. Hari itu ia meminta cabai dari kebunku, setelah selesai memetik cabai, ia duduk-duduk (bahasa jawanya jagongan) bersamaku. Kami bercerita sana-sini. Mataku tidak bisa lepas dari perut dan dada besar yang dibungkus daster lengan pendek itu. Lita sepertinya tau arah pandanganku, namun ia biasa saja dan membiarkan dadanya ku pandangi selama obrolan kita. Kemudian obrolan membahas tentang keuangannya, rupanya keuangannya sedang tidak baik-baik saja. Di sinilah aku. Mencoba untuk merasakan tubuhnya dengan iming-iming akan ku berikan uang. Ia pun setuju.
Mulanya kami berciuman, sambil ku lucuti dasternya. Ciumanku turun ke leher, kemudian sampai dadanya yang besar dan dihiasi puting hitam itu. Aku menciumi dan menghisap susu yang keluar dari putingnya itu. Cukup lama aku menyusu padanya. Ia kemudian melepaskan celanaku dan mulai mengoral penisku. Setelah mengoral penisku, giliran aku yang memainkan vaginanya. Vaginanya ku jilati dan ku sedot sampai ia mengalami orgasme. Cairan kenikmatannya membasahi wajahku. Setelah membiarkan nafasnya agak tenang, aku arahkan penisku ke vaginanya dan segera memasukkannya. Tidak terlalu sulit, mungkin karena ia sudah terbiasa. Kemudian aku mulai memaju-mundurkan penisku. Ia mendesah keasikan seirama dengan gerakan pinggulku. Sambil aku menggenjot vaginanya yang sedang mengandung itu, aku juga menghisap dan memainkan puting payudaranya yang sudah tegang. Susu menetes dari putingnya walau tidak diperas. Mungkin karena ia sudah terangsang. Tak lama kemudian ia hampir mencapai orgasmenya, tak ingin membuang waktu, aku pun ikut mempercepat tempo ku.
Sekitar 5 menit kemudian, kami mencapai orgasme bersama. Ia terlihat sangat kelelahan. Tubuh telanjangnya dengan perut dan dada yang besar terlihat mengkilap karena keringat. Sembari ia mengatur nafas, aku menyusu padanya lagi.
Sejak saat itu, aku sering berhubungan badan dengan Lita sampai hampir masa melahirkannya. Selain itu, Lita juga membawa sesuatu yang spesial beberapa minggu setelahnya.
Bersambung...
ns 18.68.41.179da2