#3
451Please respect copyright.PENANAV7gUrpnB6Z
Setelah menaruh barangnya dan cuci muka, Sandra masuk ke dalam ruangan melukis Andre.
“Kamu tidak istirahat?” tanya Andre.
“Tidak kek, aku pingin lihat-lihat karya lukisan kakek,” jawab Sandra. Ia lalu keliling di ruangan itu, melihat satu per satu lukisan dengan amat teliti.
Sementara Andre lanjut fokus melukis.
“Bagus-bagus ya kek,” kata Sandra.
“Mana yang kamu suka, bawa aja,” ucap Andre.
“Aku maunya lukisan diriku sendiri,” jawab Sandra sambil tersenyum.
Andre seketika senang akhirnya melihat senyum di bibir cucunya itu. “Ya nanti, kakek akan melukis wajah kamu,” ucapnya.
“Beneran kek, terimakasih ya kek.” Sandra kegirangan.
Sandra lalu duduk di dekat Andre, melihat Andre melukis.
“Bagaimana kuliahmu?” tanya Andre.
“Lancar-lancar aja kek. Sebentar lagi sudah mau Semester 5,” jawab Sandra. Ia terus memperhatikan kuas di tangan kakeknya yang menari-nari di atas kanvas.
“Masih libur ya kuliahnya?” tanya Andre.
“Iya kek, setelah tahun baru, mulai kuliah lagi,” jawab Sandra. “Tapi aku, mulai kurang bersemangat kek kuliahnya,” lanjutnya.
“Memangnya kenapa? Kakek tahu kamu anak yang pintar dan rajin, banyak prestasi yang diraih. Kok tiba-tiba gak semangat kuliah?” tanya Andre.
“Aku lagi ada masalah, kek!” jawab Sandra, mulai kembali murung.
“Pantes aja, mulai kemarin lusa pas keluarga kita merayakan natal, kamu terus terlihat bersedih. Ada masalah apa, boleh cerita ke kakek, kalau kamu mau,” jawab Andre, lalu menenggak anggur lagi.
Sandra terdiam sejenak.
“Aku boleh minta anggurnya kek?” ucap Sandra.
“Kamu minum ini juga?” tanya Andre, tak menyangka, cucunya yang terlihat pendiam itu juga suka minum anggur.
“Iya kadang-kadang kek. Apalagi saat lagi ada masalah gini,” jawab Sandra.
“Minum aja, tapi jangan cerita papa dan mamamu. Bisa marah mereka ke kakek,” kata Andre, lalu menyodorkan botol anggur itu ke cucunya.
Sandra lalu mengambil botol itu, lalu menenggak anggur merah.
“Aku bingung mau curhat ke siapa, aku ingat kakek yang sebelumnya bilang mau mendengar cerita masalahku,” kata Sandra.
“Iya cerita saja, sapa tahu kakek bisa bantu kan,” jawab Andre, tangannya masih lanjut melukis.
Sandra menghela nafas dan juga menenggak anggur merah sebelum memulai ceritanya.
“Jadi… aku kan punya pacar, tapi papa dan mama meminta aku dia dia putus!” Sandra akhirnya mulai bercerita terkait masalahnya.
“Ha? Kenapa memangnya?” Andre berhenti melukis. Ia fokus menatap wajah Sandra. Andre kini antusias mendengar cerita dari Sandra.
“Mama dan papa minta aku putus sama pacarku, karena aku sama dia beda keyakinan. Dia seorang muslim,” jawab Sandra.
“Jadi gara-gara itu?” Andre terus antusias mendengar curhatan dari cucunya itu.
“Iya kek, kau jadi benci sama papa dan mama.Terlalu ikut campur dalam urusan pribadiku,” jawab Sandra, matanya memerah, ingin menangis.
“Kalau kakek sih tidak masalah kamu pacaran dengan pria yang seiman atau tidak. Tapi mungkin mama dan papamu punya pemikiran yang lain, mau yang terbaik buat kamu,” kata Andre.
“Tapi kek, aku sudah lama pacaran sama dia. Dia banget ke aku. Akhirnya aku dan dia benar-benar putus, ketika aku cerita jika papa dan mama tak merestui hubungan kita,” ujar Sandra, air matanya menggenang, siap jatuh ke lantai.
Andre pun tak bisa berkata-kata lagi. Takut salah menjawab.
Suasana jadi hening sesaat. Andre lalu menenggak anggur merahnya yang tinggal setengah. Kemudian bergantian, Sandra juga ikut menenggaknya.
“Ya sudah, kamu tenangin diri dulu di rumah ini,” ucap Andre. “Nanti aku bikinin lukisan wajah kamu,” lanjutnya.
“Serius ya kek?” seketika Sandra tersenyum lagi.
“Iya, pokoknya kamu jangan sedih. Kamu ikuti dulu kemauan papa dan mamamu,” jawab Andre.
Sandra benar-benar senang, ketika Andre akan membuatkan lukisan untuknya. Kembali ia minum anggur merah milik kakeknya itu.
“Kalau anggur ini juga bikin kamu tenang, minum aja. Di kulkas, kakek juga masih menyimpan beberapa minuman lain. Kalau kamu mau, ambil aja. Tapi sekali lagi jangan cerita ke papa dan mamamu soal ini,” ucap Andre.
“Tenang aja kek. Hehe,” jawab Sandra. Ia benar-benar mulai bisa tenang, berkat minuman itu.
Sandra terus menemani kakeknya melukis sambil bercerita banyak hal. Sandra jadi plong hatinya setelah bercerita ke Andre.
Sambil terus bercerita keduanya, secara bergantian menenggak minuman itu sampai habis.
“Mau lagi? Ambil aja di kulkas,” kata Andre.
“Cukup kek, nanti aja, aku udah mulai sedikit pusing,” jawab Sandra. Andre hanya tersenyum mendengar cucunya itu.
“Aku mau istirahat dulu aja ya kek,” ucap Sandra.
Andre tahu Sandra sudah terpengaruh anggur merah. “Iya kamu istirahat aja dulu,” jawabnya.
“Terimakasih ya kek,” jawab Sandra, lalu ia mencium pipi kakeknya. Kemudian mengecup bibir Andre.
“Muuuuuaccchhhh…. Terimakasih ya kek sudah mendengar cerita Sandra!”
Seketika Andre kaget, cucunya mengecup bibirnya. Biasanya cucunya hanya mencium pipinya. Kali Andre bingung merespon ciuman dari Sandra. Apakah ini normal bagi Sandra? Andre diam saja.
Sandra pun beranjak dari ruangan itu. Sementara Andre masih kepikiran dengan apa yang dilakukan cucunya barusan. Serasa bibir mungil cucunya itu masih menempel di bibirnya yang mulai keriput. ***
ns 15.158.61.8da2