"Ouuuughhhh... sudahh.. kumohon.. hen-ti-kkaaannnn... crrooottt cruutt crtttt...." Begitulah yang terjadi saat sperma hangat suamiku diperas habis oleh bosku di rumahnya.
Sebelumnya perkenalkan, namaku Sandra. Saat ini aku berusia 33 tahun dan suamiku bernama Nunu berusia 39 tahun. Pernikahan kami sudah dikaruniai dua orang anak perempuan yang cantik cantik. Sejujurnya pernikahan kami terbilang adem ayem, baik aku dan suamiku rutin melakukan hubungan intim tiap hari.
Kami berdua sama sama bekerja dan di rumah sudah ada 2 babysitter yang setiap saat menjaga kedua buah hati kami. Aku bekerja di sebuah perusahaan IT, sementara suami bekerja sebagai seorang supir pribadi dan kini dia tengah membuka usaha cafe usai mendapatkan sebuah tawaran bagus dari temannya untuk memulai bisnis baru dengannya.
Singkat cerita hari Kamis ini aku dipanggil ke ruang redaksi oleh seorang owner untuk menemuinya, sebut saja Bu Dewi. Bu Dewi ini terbilang sebagai seorang visionaris namun juga nakal. Tak sedikit pria di kantor kami sudah kena jepitan basah memeknya.
"Sandra, kamu sudah bekerja di perusahaan ini sejak kapan?" tanya dia kepadaku. "Sudah lebih dari 5 tahun tepatnya di tahun 2025 bu" jawabku antusias, siapa tahu naik jabatan dari sebelumnya sebagai IT menjadi ketua divisi. "Begini Sandra, saya lihat sepak terjang dan performa kamu meningkat. By the way, kemarin yang mengantar makanan kamu itu Suamimu kan?" Bagai tersambar petir, bagaimana dia tahu?
"Suamimu cakep juga ya, aku suka lihat senyumnya, dan kontolnya lumayan.. Begini, kamu saya kasih jabatan langsung tapi dengan syarat... Kamu bawa suamimu ke rumah saya malam ini juga" tercekat aku mendengar dirinya memintaku memberikan suamiku kepadanya.
"Ya... itu kalau kamu mau naik jabatan sebagai Manajer di perusahaan ini!! Saya beri kamu waktu hingga jam pulang ya, saya ada di ruangan ini" sahutnya.
"Ayah.. Bunda mau nanya boleh?" aku menelepon suamiku saat sudah duduk di tempatku bekerja.
"Ehh Bunda, ya ada apa? Tumben tiba tiba telepon?" Terdengar suara beratnya yang membuat diriku pertama kali jatuh hati padanya, dalam dan lembut.
"Bunda mau naik jabatan, tapi malam ini harus ke rumah Bu Dewi, ayah bisa antar bunda?" tanyaku dengan suara pelan dan lirih.
"Bisa bunda, ayah akan pulang cepat dan sama sama dari rumah, kita berangkatnya ya" terdengar begitu jauh dan bising. Wajarlah berjualan di pinggir jalan, cafe kecil yang ramai akan kendaraan berlalu lalang. Terdengar riuh suara motor dan pengunjung bersahutan.
"Tok tok tok"
"Masuk" suara Bu Dewi dari dalam ruangannya.
"Oh Sandra, bagaimana keputusannya?" tanyanya.
"Bisa Bu, kami akan datang ke kediaman Bu Dewi nanti malam bersama suami saya" jawabku agak terbata bata.
"Bagus! Saya nantikan kedatangannya" jawabnya dengan pasti.
Malam menunjukkan pukul 7 malam, kami sudah tiba tepat di gerbang sebuah rumah mewah. Di sana ada 2 satpam wanita yang cantik cantik sedang berjaga.
"Bu Sandra ya?" tanya satpam itu kepadaku. "Betul bu, saya Sandra" jawabku. Seketika pintu terbuka, namun terasa aneh melihat gelagat mata mereka melihat suamiku dengan tatapan nakal sambil mengerlingkan mata.
Ah mungkin perasaanku saja, lanjut hingga ke depan pintunya. Kami sudah di sambut oleh 2 orang pembantu lainnya, yang satu seperti orang Negro dan satunya seperti orang Eropa. Lalu diantarkan nya kami menuju ruangan tengah dan duduklah kami disana.
"Anggap saja sebagai rumah sendiri ya, Sandra" dari kejauhan suara Bu Dewi terdengar dan mendekat dengan pakaian seperti lonte. Memang benar perkataan karyawati lainnya, bahwa memang binal sekali kelakuannya. Baju dengan belahan dada hingga pusar terbelah, tipis hingga terlihat putingnya yang mengeras dan terlihat jelas tonjolannya.
Sementara dia membawakan sebuah kertas kontrak, pembantu yang lainnya berdatangan membawakan begitu banyak sajian mewah terhidang di meja tempat kami duduk. Semua pembantu mengenakan pakaian tak pantas dikenakan dan dipertontonkan depan pria yang bukan muhrimnya.
Untung saja suamiku adalah sosok yang bisa menjaga martabat rumah tangga kami. Dia menutup pandangannya dengan menunduk dan fokus makan hidangan yang di sajikan. "Oke Sandra sekarang baca dan tanda tangani surat perjanjian kerja ini, dan setelah itu kamu resmi menjadi Manajer di perusahaan saya mulai kamu kerja besok" sembari tersenyum nakal dan meremas susunya.
Suamiku sebenarnya tahu apa yang terjadi tetapi dia tetap tak bergeming dan kembali melanjutkan santapannya. Suasana ruangan menjadi agak temaram di iringi musik house. Aku yang kala itu tengah menenggak brandy terbawa suasana dan akhirnya tertidur pulas.
"Ouuhh yeahh enak kan sayang, memek aku?" Jawab Dewi si jalang itu tengah menikmati santapannya. Aku yang saat itu terbangun tengah diikat dengan sebuah tali yang kuat di atas kursi. Dengan sex toy menancap di kemaluanku. Aku bergelinjang dengan penuh nafsu.
"Santai ajah Sandra, enakin ajah.. gimana santapannya? Enak? Itu ada obat perangsang di santapan yang kalian makan" Anjing! sahutku dalam hati, pantas saja aku sangek banget ngelihat suamiku tengah di genjot paksa didepanku.
Sandra menunggangi kemaluan suamiku sementara 2 Satpam rumahnya tengah di jilmek oleh suamiku dan satunya tengah menikmati kobelan panas jari suamiku. Terbakarlah emosiku dan memuncak, menggeram sejadinya. Namun nafsu sudah mengalahkan akal sehatku.
Berkali kali mereka bergantian menikmati daging hangat suamiku. Pejunya begitu banyak dan melimpah ruah. "Untuk suamimu, aku kasih obat kuat racikan yang bisa crot berkali kali hahahaha... ohhh fuck me baby, enttoooot bangsat meki akuuuuuhhhh" Dewi menggenjoti kontol suamiku begitu liar. Cemburu sekali aku melihat suamiku tengah dikerjai oleh Bosku dan satpam rumahnya.
Entah sudah berapa lama mereka bercinta bergantian, ku lihat kontol suamiku memerah dan membengkak. Lebih besar dan jadi panjang. Basahlah kemaluanku dan akhirnya aku squirting "Ouuuhhh ayah.... bunda keellluuuuaaaaaarrrrrrrrr..... ouuuccchhhhhh... cuuuurrrrrr" aku terengah engah menikmati orgasme gila ini.
Kontol suamiku yang ku tahu hanya 13cm itu bertransformasi menjadi bentuk yang mengerikan. Memanjang dan membesar seperti kontol kuda. Penuh urat yang tebal lagi panas. Lalu dia mengejang sejadinya menikmati orgasme kesepuluhnya di memek selain istrinya.
Suara ayam berkokok tanda pagi sudah tiba. Cahaya mentari mengintip masuk sela sela jendela kamarnya. Aku lantas tertidur begitu saja melewati mimpi buruk. Terbangun sudah berada di sebuah mobil, begitu asing dan ternyata sudah berada bersama Bu Dewi.
"Suamimu mulai sekarang kerja bersama ku, aku sudah hubungi temannya dan masalah terselesaikan. Kamu fokus kerja saja dan nikmati jabatanmu. Nanti kalo aku sudah bosan akan kupulangkan suami tercintamu.. "
Menyesal sekali aku telah menjual suamiku yang baik hanya demi harta dan jabatan. "Jika" saja aku tak tergiur oleh mimpiku pasti takkan begini...
TAMAT
ns 15.158.61.16da2