Alice terbangun dari alam bawah sadarnya, ia menemukan dirinya terbaring di atas tanah dengan banyak daun-daun kering yang berserakan. Sejak kapan aku tidur dan sudah berapa lama? batinnya. Ia sendiri tidak punya jawabannya, tapi kenyataan bahwa kepalanya sakit secara luar biasa membuatnya menyimpulkan bahwa ia sudah terlalu lama tidak sadarkan diri. Dengan susahpayah ia kemudian berusaha menggerakkan tubuhnya yang kaku seperti rongsokan mesin tua yang berkarat. Ini… dimana? pikirnya. Tempat yang terpapar di hadapannya sama sekali tidak dikenalnya, tempat asing yang sepi, dikelilingi pohon-pohon yang juga sepi daunnya. Tadinya ia sempat berpikir bahwa tempat ini adalah taman kota, namun sejauh matanya memandang ia tidak melihat ujung dari rentetan acak pohon-pohon kering yang tingginya tidak masuk akal, lagi pula tempat ini terlalu sepi dan mengerikan untuk disebut sebagai taman kota. Tempat ini lebih mirip hutan yang baru saja terkena kebakaran pikirnya lagi. Alice dikelilingi oleh pohon-pohon tanpa daun yang menjulang tinggi, kabut dan hawa dingin menerpa kulitnya, rambut-rambut halus di kulitnya berdiri, suara angin yang melaju menyapu ranting-ranting pohon terdengar begitu dingin dan mengerikan, ia bergidik. Sebenarnya, Alice bukanlah tipe anak-anak yang mudah terkejut, panik, dan berteriak-teriak histeris jika mengalami kejadian tersesat seperti ini, ia cenderung bereaksi lebih kalem dan tenang. Meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa di dalam hatinya ia takut dan deg-degan setengah mati. Apa yang membuatnya kalem seperti itu tidak ada yang tahu, ia pun tidak tahu, tapi ia tidak masalah dengan sifatnya yang seperti itu. Alice kemudian mencoba mengingat apa yang ia lakukan sebelum ia terbangun di sini, ia berusaha mengingat barangkali ia memang pergi jalan-jalan ke taman kota dan tersesat lalu tertidur di bawah pohon sambil menunggu seseorang menemukannya. Namun sekeras apapun ia mengingat, tidak ada ingatan apapun yang keluar dari otaknya, satu-satunya yang ia ingat hanyalah namanya sendiri: Alice, seorang gadis kecil berusia 14 tahun berambut panjang berwarna hitam dan bermata cokelat. Selain itu, ia tidak ingat lagi apakah ia datang dengan ayah atau ibunya, kakak atau adiknya, atau sendiri. Ia bahkan tidak bisa ingat siapa ayah dan ibunya, atau siapa keluarganya. Ia merasa aneh karena tidak ingat siapapun atau darimana ia berasal. Ketika akhirnya tidak ada lagi yang dapat ia gali dari ingatannya, ia memutuskan untuk berkeliling mencari sebuah petunjuk jalan atau apapun yang dapat memberi tahunya tempat ia berada dan barangkali jalan untuk keluar dari tempat yang cocok dikatakan hutan ini. Jika memang ia tersesat di hutan, ia hanya berharap dapat menemukan pondok untuk menenangkan diri dan berlindung dari gelapnya malam yang mungkin saja akan datang sebentar lagi dan dari apapun yang tidak mau ia bayangkan. [Bagian 1 selesai]624Please respect copyright.PENANAknEuRfBLhb