Tikk........

Tikk........

Tikk........

Tetesan air terus mendengungkan telingaku, sementara aku pun berusaha untuk tertidur.

Hal itu terus aku lakukan untuk mengisi hari-hariku. 

Di dunia ini aku sangat merasa kesepian, sepercik *emosi* lah yang membuatku seperti ini.

Meskipun banyak manusia berlalu lalang, dunia ini terasa sangat kosong.

Sebab mereka semua adalah *Bystander*.

Begitu pula denganku...

Namun, sepercik *emosi* inilah yang membuat ku berbeda dari mereka semua.

Setiap saat aku selalu merenungi jati diriku.

"Kesalahan apa yang membedakan diriku..."

"Apakah mereka yang salah???..."

"Apakah hanya aku yang salah???..."

Semua pertanyaan itu terus aku pikirkan di dalam kepalaku.

Sampai suatu saat aku pun mulai mengerti.

Ini bukanlah salah siapa-siapa...

Dunia inilah yang telah membuat kami seperti ini.

Oleh karena itu, aku berusaha merombak dunia ini seorang diri.

Berbagai hal aku lakukan...

Akan tetapi tidak ada satu pun yang berhasil.

Sampai ke-1000 percobaan pun aku lakukan...

Namun tetap saja...

Ratusan minggu telah aku tempuh di dunia kosong ini...

Aku pun mulai menyerah akan hal ini...

Namun di percobaan ke-1999, aku pun menemukan cahaya terakhirku...

Dalam hal itu, akhirnya aku pun sedikit tahu...

Semua kekosongan ini bukanlah salah dunia ini saja...

Aktifitas manusia pun juga ikut mempengaruhinya...

Aktifitas digital yang semakin parah telah membuat semua manusia kehilangan nafsu dan emosi mereka.

Oleh sebab itu, aku pun mulai pasrah akan takdir ini...

Aku merasa hal itu adalah balasan yang wajar bagi mereka semua.

Meski aku telah menemukan penyebab kejadian ini...

Aku masih belum bisa menemukan suatu hal yang membuatku berbeda...

Disisi lain, aku pun mulai merasa mengantuk...

Dan aku pun mulai tertidur sampai keesokan harinya.

Tanpa disangka-sangka...

Keesokan harinya aku pun terbangun di dalam jeruji besi...

Aku rasa aku berada di suatu daerah yang terpencil dan jauh dari permukaan tanah.

Aku sangat merasa heran dan kaget...

Entah siapa yang telah membawaku ke tempat ini...

Dan apa kesalahanku sampai membuatku berada di sini...

Semua itu pun terus aku pikirkan di dalam otakku.

Tak dalam waktu lama aku pun mulai merasa mengantuk kembali...

Sempat aku berpikir...

Mungkin itu adalah hal lain yang membedakanku dari mereka...

Keesokan harinya aku mulai berpikir secepat mungkin mengenai diriku...

Sebelum rasa kantuk yang aneh ini muncul kembali.

Berbagai hal aku pikirkan...

"Mengapa aku merasa sering mengantuk???..."

"Dan mengapa saat aku melakukan percobaan dulu, rasa kantuk ini belum ada..."

"Memang sih, *semasa percobaan* dulu aku juga pernah tertidur..."

"Akan tetapi rasa kantuk sekarang ini jauh lebih sering daripada *masa percobaan* dulu..."

"Apakah semua ini telah diatur oleh sesuatu hal???..."

"Siapa yang membawaku???..."

"Apakah mungkin para *Bystander* itu yang membawaku???..."

"Akan tetapi, para *Bystander* tidak memiliki nafsu dan emosi..."

"Jadi yang pasti mereka tidak akan melakukan sesuatu sesuai kehendak mereka sendiri..."

"Lalu siapa yang menyuruh mereka???..."

"Lagipula mengapa baru sekarang aku dihukum seperti ini..."

"Apakah baru sekarang mereka menyadari perbedaanku???..."

"Apa mungkin percobaan yang kulakukan lah yang membuat mereka khawatir!???..."

Berbagai pertanyaan itu aku ucapkan untuk memenuhi rasa ingin tahuku.

Tak selang beberapa waktu...

Dapp.......

Dapp.......

Dapp.......

Bunyi langkah kaki terdengar mendekati ruang jeruji besi ini.

Dan ternyata itu adalah salah seorang *Bystander*.

Aku sangat heran mengapa ada *Bystander* yang sampai kesini...

Apakah mungkin perkiraanku tadi tepat...

"Kau akan selalu berada disini..."

"Keberadaanmu sangat mengganggu bagi *Diktator*..."

"Perbedaanmu lah akar masalahnya..."

"Dan percobaan yang kau lakukan itulah yang menyebabkanmu berada disini..."

"Cukup sekian penjelasan yang dapat saya sampaikan..."

"Semata-mata ini hanyalah hadiah akhir dari *Diktator*..."

Dapp......

Dapp......

Dapp......

Aku sangat tersentak kaget akan peristiwa itu...

Sebab para *Bystander* yang selalu diam dan tak berperasaan, akhirnya mulai angkat bicara.

Setelah menjelaskan hal tersebut, *Bystander* tadi lekas meninggalkan ruang ini...

Kepalaku pun mulai terasa pusing...

Mungkin berbagai hal yang secara mendadak datang itulah yang membuatku bingung dan pusing.

Aku pun masih sangat heran siapa yang dimaksud dengan *Diktator* itu...

Apakah dia yang selama ini menyebabkan kekacauan...

Tak lama setelah itu, rasa kantukku pun mulai kambuh...

Dan aku pun mulai tertidur kembali.

Keesokan hari dan keesokannya lagi aku pun terus tertidur di dalam jeruji besi itu...

Sampai sekitar hari ke-50...

Sesosok bola kecil sebesar bola mata berada digenggamanku sesaat aku bangun di pagi hari.

Tanpa sadar aku pun langsung melemparkannya...

Sesaat setelah terbentur tembok...

Suatu sinar seperti sinar proyeksi muncul keluar dari bola itu.

Dan aku hanya bisa terdiam melihat fenomena ini...

Sinar proyeksi tadi menampilkan lambang aneh dengan kata *Arc* di dalamnya...

Bola itu pun mengeluarkan suatu suara...

Mungkin suara manusia atau robot...

"Jika kau telah mendengarkan pesan ini..."

"Maka kau telah menempuh 50 hari di jeruji besi..."

"Dan telah menemukan sesosok bola digenggamanmu..."

"Akan kuberitahu sesungguhnya apa tujuanmu..."

"Dan mengapa kau berbeda dari para *Bystander* lain..."

"Tujuanmu adalah memperbaiki dunia ini dengan menentang sosok *Diktator*..."

"Alasanmu berbeda dari *Bystander* lain adalah agar kau bisa menyelesaikan tujuanmu itu..."

"Oleh karena itu, mulai sekarang kau tidak disebut sebagai *Bystander* lagi..."

"Sebutanmu sekarang adalah *ARC*..."

Tssssttzzzz...

Tssssttzzzz...

Tssssttzzzz...

"Maaf jika kami tidak dapat menjelaskan lebih jelas..."

"Karena waktu kami terbatas..."

"Hanya sekian yang..."

"Dapat ka..."

"Tungguu!!!"

"Aku masih ingin menanyakan sesuatu"

"Mi.... Je..."

Tssssttzzzz...

Zhaapp...

"Ahhhhh!!!! Tidak aku masih belum menanyakan sesuatu!!!"

Di hari itu pun suasana hatiku terasa bercampur aduk...

Dan kepalaku pun serasa ingin pecah...

Semua itu akibat kata-kata yang diucapkan oleh suara yang tidak aku tahu asal-usulnya.

Namun, daripada berpikir panjang mengenai hal itu...

Kurasa lebih baik, aku harus berfikir tentang cara keluar dari jeruji besi ini.

Karena sekarang aku memiliki sedikit harapan lagi untuk membenahi dunia dan mengetahui jati diriku.

-to be continue-

Note: (*)

1. *emosi* : suatu perasaan yang biasa dimiliki oleh seorang manusia

2. *Bystander* : manusia yang tidak memiliki nafsu dan emosi

3. *Semasa/masa percobaan* : masa/waktu ketika si tokoh utama melakukan percobaan untuk merombak dunia

4. *Diktator* : suatu hal yang bersifat antagonis dan masih belum diketahui informasinya

5. *Arc* : sebutan sang tokoh utama, salah seorang bystander yang memiliki emosi