KAMU ? - ME & MR PERFECT
Dantra mengendorkan sedikit dasi nya yang terasa kencang,841Please respect copyright.PENANA7bwUKD4brB
Mengingat kembali kejadian tadi malam , Dantra seakan mati kutu bingung mau menjelaskan bagaimana dan kenapa ?
"Itu presentasi saya pak, terimakasih," Ucap salah satu kariyawan Dantra yang berdiri didepan.
Tak ada respon sedikitpun dari sang atasan , Dantra terlalu sibuk mengingat kejadian gila yang di alami nya detik - detik dimana wanita itu mencium lembut bibir nya dan tersenyum manis saat Dantra benar - benar shock berat.
Bukan nya Dantra tidak pernah berciuman tetapi , tiba - tiba saja dan mereka belum kenal sama sekali. hanya wanita gila yang aneh melakukan itu.
"P-Pak Dantra,," Tegur sekertaris pribadi Dantra
Tanpa menjawab sedikitpun, membuat para kariyawan mulai berbisik - bisik pelan, namun tiba - tiba saja Dantra keluar meningalkan ruangan rapat, membuat semua orang terlihat bingung apa yang sedang dipikirkan si bos.
*
"Rasha," Ucap andi di ikuti dengan langkah yang cepat.
Rasha yang bingung hanya bisa berhenti dengan malas dan berbalik ke arah suara yang memanggil, "Apaan mau apa ?, Ucap Rasha ketus.
"Anak - anak nitip makanan ini du,," Ucap andi terhenti karena seketika itu juga , tangan Rasha diraih Dilan dan meninggalkan andi sendirian "Kunyuk tu bocah , untung ganteng lu," Ucap andi kesal.
Dengan mata yang hampir saja keluar , melihat Dilan memegang jemari nya dengan erat membuat Rasha tak habis pikir bahkan gadis itu mengedip - ngedipkan mata nya berkali - kali untuk menyadarkan diri.
"Ki-ta mau kemana ?," Ucap Rasha terbata dia masih tak habis pikir dengan apa yang Dilan lakukan pada nya, kenapa Dilan memegang tangan nya dan menarik dirinya.
Sesampai diparkiran , Dilan tetap menggengam tangan Rasha tak ada usaha pula dari Rasha untuk melepaskan diri dari Dilan mungkin bisa dikatakan engan.
"Kenapa lu disini ?," Ucap dilan saat dia ingin menggunakan helm nya.
Rasha menatap Dilan bingung kenapa dia malah balik bertanya bukan nya dia yang menarik tangan Rasha.
"Gue cuman mau lepasin lu dari perbabuan si Andi , bukan ngajakin lu buat nimbrung di samping motor gue," Ucapan Dilan membuat Rasha sedikit memerah , kenapa dia terlalu senang untuk menyadari hal itu , apa yang kamu harapkan Rasha.
Dilan pergi dengan motor nya , entah kemana Rasha tidak ingin tahu dengan langkah malas Rasha menuju pedagang kaki lima didepan kantor , memesan satu porsi bakso untuk menganjal perut lapar nya.
"Begoooo," Ucap Rasha kesal , dompet nya ketinggalan diruangan kantor , bagaimana dia bisa bayar bakso milik nya.
"Biar gue traktir hari ini," Ucapan pria asing disamping nya membuat Rasha menoleh , itu adalah Danny salah satu teman Divisi Rasha.
"Eh Dan, entar pas dikantor gue bayar," Ucap Rasha tak enak.
Tapi Danny menolak nya , mereka mulai kembali keruangan dengan cukup akrab , banyak lelucon dari Danny yang membuat Rasha tertawa lepas baru kali ini dia menemukan teman kantor yang benar - benar membuat dia nyaman dan senang.
"Pulang nanti mau gue anterin , " Ucap Danny menawari.
Rasha merasa sedikit ragu , tapi seperti nya Danny memang tulus memberikan tumpangan , apa salah nya kan ?
**
Danny punya sifat yang sopan dan baik , membuat Rasha cukup nyaman rutinitas nya melihat Dilan dari jauh cukup terlepas karena ada Danny disamping nya.
"RASHA," Ucap Nadia dengan cukup tinggi membuat Rasha menoleh, Rasha tidak tahu kenapa Nadia menghampiri nya.
"Please , please , please gantiin gue presentasi sama mbak ren please," Ucap nadia memohon.
Rasha hanya memberi respon malas kepada nadia , seakan enggan melakukan apa yang di minta nadia pada nya.
"Ogah ah , males dan itu juga bukan kerjaan gue," Ucap Rasha santai kepada Nadia.
"Lu jadi anak baru lumayan belagu ya , dimintain tolong gini aja pelit banget lu," Ucap nadia kesal sembari membuang data - data yang ada di atas meja Rasha.
Enggan terpancing emosi , Rasha hanya bisa membereskan barang - barang nya di lantai , danny datang untuk membantu Rasha.
"Makasih ya," Ucap Rasha ke Danny.
Danny hanya membalas itu dengan anggukan santai , Danny menenangkan Rasha agar santai saja jangan terlalu di ambil pusing tentang apa yang terjadi. Rasha mulai meredamkan emosi nya yang tertahan tadi.
"Nadia emang suka gitu , maklumin aja," Ucap Danny hanya dibalas anggukan dari Rasha.
Rasha tidak mengerti kenapa orang seperti Nadia bisa menyebalkan seperti tadi , semua kariyawan punya tugas nya masing - masing kenapa Nadia harus marah saat Rasha tidak mau menggantikan nya.
*
Sekarang sudah waktu nya pulag terlihat dari semua orang di divisi Rasha sudah meninggalkan ruangan satu persatu hanya tinggal Rasha sendiri dengan komputer yang menyala biasa lembur lagi tugas kali ini harus cepat selesai sebelum dia kena Khutbah panjang dari mbak Rena , sepanjang jengot dan kumis milik pak kumis yang berjualan mie ayam di kantin kantor yang selalu di banggakan oleh beliau .
Hari belum terlalu malam , saar Rasha melirik jam DW kw milik nya waktu baru menunjukan pukul 19.25 tapi ruangan sudah cukup sunyi membuat pikiran tentang hantu dan para konco - konco nya membuat bulu kuduk berdiri.
Rasha bukan orang yang pemberani wajar saja jika semua hal yang membuat nya parno sendiri selalu bergentayangan di otak nya.
Akhir penantian Rasha pun tiba, setelah mengetik cukup lama laporan yang dikerjakan Rasha sudah selesai tinggal diserahkan ke meja pak Dantra saja , Rasha mengintip dari luar ruangan itu walaupun terang dengan banyak lampu sepanjang lorong tapi benar saja hal itu tidak menurunkan tingkat menyeramkan dari kantor ini "Bener - bener harus sekarang ya," gumam Rasha pelan.
Dengan langkah kaki seribu Rasha berlari ke lift menuju ruangan pak Dantra yang berada lima lantai dari ruangan divisi nya , saat sampai di tujuan Rasha melirik dari jauh ruangan pak Dantra
Ruangan Kaca yang cukup besar itu gelap sekali , membuat nyali Rasha seketika itu ciut dan tak berani bahkan untuk menggerakan kaki nya menjauh dari tempat dia berdiri sekarang .
Tapi kalau diam dan tetap berdiri disini lebih menyeramkan bukan ?
Dengan fikiran yang bercampur dengan semua kengerian yang sedari tadi terus menghantui Rasha , gadis itu berlari kencang , jantung nya memompa darah lebih cepat sesampai nya diruangan Dantra
Nafas Rasha seperti terhenti dia berusaha mengatur nafas nya lagi yang ngos ngos-an kaki nya seperti tidak tahan lagi untuk berdiri atau sekedar menompang tubuh kecil nya , setelah mengambil istirahat sebentar dan nafas nya kembali normal Rasha menghidupkan kembali lampu ruangan tersebut dan meletakan berkas yang tadi dia kerjakan.
Tapi seperti nya nasib sial bertemu Rasha mungkin ini karma, karena Rasha tadi siang kembali meledek pak kumis dan berdebat tentang kumis panjang yang di miliki pak kumis adalah bulu hidung yang keluar, lampu ruangan tersebut kembali mati menandakan gedung Jinsu company sudah terkunci otomatis , Rasha yang panik mulai meraih handphone nya untuk menghubungi ruangan security.
Sebuah tangan menyentuh pundak Rasha membuat nya berteriak kaget , dan memukul - mukul badan manusia yang memiliki tangan itu.
"Aduh hentikan," Ucap Dantra kesakitan. Rasha yang terdiam hanya bisa meraba , wajah pria didepan nya.
"K-Kamu siapa ?," Ucap Rasha melepaskan tangan nya dari wajah lelaki itu, saat Rasha mengarahkan lampu senter yang terdapat di handphone nya kewajah manusia dihadapan nya ini seketika itu juga mata nya membesar handphone nya bahkan terjatuh kelantai karena , Rasha terlalu kaget dan seketika itu juga lampu perusahaan kembali menyala.
"KAMU," ucap Rasha dan Dantra bersamaan.
Mereka berdua masih sama - sama kaget , tidak ada yang menyangka jika mereka berdua akan bertemu disini
Dantra heran kenapa wanita gila yang melakukan pelecehan pada bibir nya bisa tahu dia bekerja disini bahkan bisa masuk kedalam gedung ini.
Berbeda dnegan Dantra , Rasha hanya memandang Dantra dengan wajah ngeri nya ingatan tentang ciuman pertama nya bersama pria ini menyeruak kepermukaan dan membuat Rasha memundurkan diri mencoba kabur dari Dantra takut pria itu membalas nya dan meminta lebih.
Melihat gerak gerik Rasha seperti maling , Dantra melangkah mendekat menatap Rasha dengan sorotan mata tajam "Sedang apa kamu disni ?" Ucap Dantra tegas.
Tapi dari sudut pandang Rasha , Dantra seperti harimau yang lapar dan menginginkan kancil untuk makan malam nya dan tentu saja Rasha kancil itu.
"Seharus nya aku yang nanya , N-ngapain Kk-kamu di - di sini" Ucapan dari mulut gadis itu terbata - bata , saat tahu posisi nya sudah terjepit di dinding kaca ruangan Dantra.
Dengan tangan sebelah kiri nya yang kekar Dantra mengunci Rasha agar tidak dapat kabur dan tidak akan mengikuti nya lagi.
"Ini ruangan saya" Ucap dantra santai.
"Oh." Ucap Rasha singkat membuat Dantra bingung ,
APA ?. Ucap Rasha kencang membuat Dantra merasakan dia harus ke dokter tht malam ini.
*
Suasana canggung terjadi didalam lift saat mengetahui keadaan dimana Rasha dan Dantra adalah seorang bos dan bawahan.
Mereka terhanyut dalam pikiran masing - masing dan bahkan engan membuka sebuah topik pembicaraan.
Tapi sesaat kemudian Rasha menyadari satu hal , dompet nya kembali tertinggal didalam ruangan karena dia terburu - buru untuk menyerahkan laporan.
"Pak," Ucap Rasha pelan tapi mampu didengar oleh Dantra,
Dantra tidak bersuara sedikitpun , Rasha yang jengkel langsung menekan tombol lantai divisi nya.
"Pak tolong temeni saya ambil dompet , saya gak berani," Ucap Rasha sembari memelas , tanggapan Dantra masih saja tetap diam dan cuek tidak menjawab sedikitpun.
Dantra langsung memencet tombol B agar mereka langsung turun ke lobby bawah, Rasha yang hanya dikacangi tidak bisa berkata apa - apa karena dia butuh uang untuk pulang naik angkutan umum.
Saat pintu lift terbuka Dantra langsung berjalan menuju parkiran mobil nya , berkali - kali Rasha memanggil dan berusaha mengimbangi langkah besar Dantra tapi tidak sedikitpun Dantra peduli atau setidak nya memelankan langkah kaki nya.
Tapi bukan Rasha nama nya jika dia tidak punya akal , Rasha mengucapkan kata pamungkas nya,
"DASAR MANUSIA CABUL TIDAK PUNYA PERASAAN," Ucapan Rasha berhasil membuat dantra berhenti dan berbalik mengarahkan tatapan tajam ke Rasha.
Wanita ini benar - benar gila dia tidak takut dipecat karena berkata demikian "Apa tadi kamu bilang ?, coba ulangi." Ucap dantra mendekati Rasha.
Sekujur tubuh Rasha gemetar dia takut dantra akan macam - macam pada nya "UCAPIN SEKALI LAGI" teriakan Dantra membuat Rasha kaget bahkan gadis itu mulai meneteskan air mata , dia tidak pernah di bentak seseorang sebelum nya.
Air mata itu menetes di pipi Rasha membuat Dantra Frustasi , dia memang pria yang tegas dan pemarah tapi dia tidak suka membuat wanita menangis apalagi itu bukan karena pekerjaan.
Dantra mengurut kepala nya sendiri yang tak sakit , kepala nya mulai pusing saat melihat tangisan Rasha makin deras, "Yaudah dimana , dompet nya ?." Ucap Dantra pelan.
Rasha mengusap air mata nya seperti anak kecil membuat senyum Dantra terukir samar, "Diruangan divisi aku." Ucap Rasha sembari menunjuk lift tempat mereka keluar tadi.
Dantra menghembuskan nafas kasar , tak percaya dia tumbang dengan tingkah aneh Rasha "Ayo ambil dompet kamu." Ucap dantra membuat Rasha bahagia melangkah dibelakang dantra.
***
ns 15.158.61.8da2