Clink! 528Please respect copyright.PENANA0RQDSbLIFq
Sepasang pedang berdenting di halaman sebuah rumah sederhana . Ayunan tangan di antara dua pengguna shortsword itu menciptakan sebuah pecrikan kembang api ketika dua senjata itu bertemu. "Haaa!" suara lantang mengekpresikan sebuah kekuatan menggema di sekitar mereka .
"Kakek ,kau terlalu bersemangat ,aku kira suaramu yang dapat merusak gendang telingaku,mampu mematahkan persendianmu" seorang remaja yang menerima suara lantang tersebut terus menahan ayunan pedang dari laki-laki paruh baya itu , sebuah kekuatan yang tidak dapat di definisikan untuk seorang pria renta yang mempunyai daya tahan tubuh seperti itu. 528Please respect copyright.PENANAmXtAbxgb6n
"Hahaha ,kata 'kakek' sudah tidak berguna lagi disini, aku akan menghajarmu habis - habisan" dia kembali melayangkan sebuah sapuan yang meninggalkan sebuah garis cahaya berbentuk bulan sabit, ketika garis cahaya itu perlahan pudar dia melanjutkan perkataannya .528Please respect copyright.PENANAsB7U9vRVDD
"Addo, kau sudah cukup berkembang pesat sejak 3 tahun lalu, kau sudah cukup kuat untuk hidup dikota dan pergi berpetualang" ketika kalimat yang diberikan paruh baya itu terlempar dari mulutnya , mata dari anak itu menunjukan suatu keraguan.
"..." dia tidak menjawab apapun dan membiarkan dirinya hening ketika pikirannya berputar
"Lemah!!!" seketika ujung bilah pedang tersebut lolos dan hampir menusuk mata anak itu.
"Apa yang kau lakukan! Hey nak!, jika dalam sebuah pertarungan baik melawan sesama manusia ataupun melawan monster ,yang kau lakukan tadi adalah menyerahkan nyawamu" laki - laki tua itu sedikit membentak dengan maksud menasehati.
"ya,maaf tadi aku tidak berkonsentrasi" wajah dia yang menunjukan sebuah dilema serta penyesalan. Suatu bayangan masa lalu yang menakutkan melintas di dirinya.
"Ahhh ,baiklah.. Sekarang waktu sudah mau memasuki malam hari.kau segeralah masuk dan beristirahat, aku akan mengurus kebun sebentar"
"Baik"
Pria tua itu meninggalkan dirinya dan pergi mengikuti jalan setapak , anak itu melihatnya semakin jauh dan menghilang diantara cahaya senja yang menembus bukit didepannya.
Φ
Didalam sebuah rumah yang sederahana dengan kayu sebagai pondasi utamanya. Kayu penyangga yang tampak sudah tidak mampu menahan bobot atap ,juga sudah terlihat menjadi ukiran pahatan akibat rayap yang menggigitinya.
Melalui jendela kamarnya ,seorang anak sedang menatapi bulan dan bintang yang bercahaya di antara luasnya langit hitam. Dia menunjukan wajah resah diantara anggota indranya. Matanya yang berwarna hitam kecoklatan dengan rambutnya berwarna hitam pekat.
[Kau hanya belum menyadarinya] suara dari pria tua itu melintas di pikiranya.
-aku hanyalah orang lemah ,tapi aku ingin menjadi kuat. Suara hati yang menunjukan tekad yang ingin dia capai, tidak ada yang tau bagaimana kehidupan dia selanjutnya.
-ada banyak hal yang kuhindari , aku ingin mengejarnya kembali ,jika aku bisa.
Dan ketika itulah saat tekadnya sedang berada di puncak dirinya , dibawah malam hari yang dihiasi titik - titik cahaya dia telah membuat suatu harapan.
ns 15.158.4.43da2