"Hmmm... Bau apa ini?" Seruku yang mencium aroma tak sedap di dekatku.
521Please respect copyright.PENANA3buSaAfjpe
Aku lalu memeriksa segalanya yang berada di dekatku. Mulai dari tas hingga kolong bangku. Namun aku tidak juga menemukan dari mana sumber bau tersebut.
521Please respect copyright.PENANA8eaNny6fPG
Saat sedang sibuk mencari, Aku dikagetkan oleh suara Pria yang memanggilku.
"Nyari apaan sih nis?" Tanyanya.
"Lo gak nyium bau aneh gitu sen?" Tanyaku.
"Baunya kayak gimana emangnya?" Tanyanya.
"Kayak asem-asem basi gimana gitu!" Ucapku.
Sena lalu menyodorkan sebuah botol kecil kepadaku.
"Kayak gini bukan?" Tanyanya.
521Please respect copyright.PENANAascEVd3kbm
Aku lalu mengendus botol tersebut.
Aku langsung berteriak karena baunya sama persis seperti bau yang sedari tadi menggangguku.
521Please respect copyright.PENANAP9YTZx7Vtd
"Senaaaaaaa..." Teriakku.
Sena lalu tertawa sambil berlari menjauh dariku.
"Sumpah Lo jorok banget! Ngapain sih bawa-bawa botol bau kayak gitu!" Ucapaku.
521Please respect copyright.PENANA3KnXJ5BmYC
"Dih siapa yang bawa! Ini aja Gue nemu di kolong bangku. Terus pas Gue mau buang eh...." Ucap Sena yang memilih untuk tidak meneruskan ucapannya.
521Please respect copyright.PENANASi2Dx1NHyo
"Eh? Eh apa? Kalo ngomong terusin! Jangan setengah-setengah!" Gerutuku.
Sena lalu mengambil ancang-ancang untuk berlari sebelum meneruskan ucapannya.
521Please respect copyright.PENANAqkaSiZbn0l
"Eh.. Gak sengaja tumpah ke bangku Lo!" Ucap Sena.
Ia lalu berlari sekencang-kencangnya meninggalkanku di kelas sendirian.
Aku langsung memeriksa rokku untuk memastikan kalau rokku tidak terpapar oleh bau yang menjijikan itu.
521Please respect copyright.PENANAPobBGaDB2l
"Aarrrrghtt.... Senaaaaaaaa...." Teriakku.
"Hoeeekk... Bau banget! Gimana Gue pulangnya ini!" Gerutuku.
521Please respect copyright.PENANAVHNvMUQa7q
Oh iya hampir saja lupa. Perkenalkan, namaku Nisa. Saat ini usiaku 17 tahun. Aku memiliki sahabat bernama Sena. Kami saat ini adalah seorang siswa dan siswi kelas 3 Smk di sekolah dan jurusan yang sama, Jurusan Akuntansi.
Kami bersahabat sejak masih duduk di sekolah dasar hingga saat ini.
521Please respect copyright.PENANABY5Wf1tN1d
Ya beginilah kami, tiada hari tanpa teriakkan dan saling menjahili satu sama lain. Memang terkadang agak jengkel karena kejahilannya yang sesekali melewati batas. Namun hal tersebut tidak membuat kami bertengkar dan membenci satu sama lain. Karena kami tahu, di balik kejahilan itu semua, terdapat kepedulian dan perhatian yang sangat besar.
521Please respect copyright.PENANAKn9j0o1PL1
Aku lalu duduk dan termenung, memikirkan cara agar bisa kembali ke rumah tanpa menjadi buah bibir orang-orang.
Tiba-tiba Sena muncul dari balik jendela persis di sebelah tempat dudukku.
"Ssstt... Nisa!" Panggilnya.
"Apa sih Sen! Udah sana deh." Ketusku.
"Nih.. Cepet ganti! Gue tunggu depan pintu." Kata Sena sambil memberikan celana abu-abu miliknya.
521Please respect copyright.PENANAHS8NVLg8d2
"Itu celana lo sen?" Tanyaku.
"Iye. Udah buruan pake! Mau pulang gak?" Ucap Sena.
"Lah terus lu gak pake celana dong? Ih.. vulgar banget lu Sen!" Ucapku cekikikan.
521Please respect copyright.PENANAegx02gxA6h
"Pake buruan!" Perintah Sena.
"Iya.. Iya.. Mana sini! Jagain yang bener! Awas, kalo Lo sampe ngintip! Bintitan tujuh turunan gak sembuh-sembuh." Ucapku sambil merampas celana milik Sena.
"Iye bawel!" Ucap Sena sambil menutup jendela.
521Please respect copyright.PENANAwO8bvj1UVo
Setelah menyalin rokku dengan celana milik Sena, Aku lalu keluar dari ruang kelasku. Ku lihat Sena masih setia menunggu di balik jendela kelasku.
521Please respect copyright.PENANAw9lciCCe89
"Hahahaaha... Boxer lu warna pink Sen!" Seruku.
Aku lalu tertawa terbahak-bahak.
"Lah emang ngapa? Cowok ganteng mah bebas! Mau pake warna pastel juga tetep unyu!" Sahut Sena.
"Dih... Ganteng dari mananya!" Sahutku.
"Yeee.. Gue ganteng ya nis. Banyak kok yang bilang gitu!" Ucap Sena.
"Hilih.. Paling yang bilang gitu cuma bencong yang abis lu kasih duit goceng." Sahutku.
"Yang penting kan ada nis." Ucap Sena.
Aku tertawa terbahak-bahak.
521Please respect copyright.PENANAA3vMZ571xY
"Pulang yuk! Lo mau ketawa di sini sampe malem? Gue sih ogah!" Ajak Sena.
"Lo mao pulang pake boxer doang kayak gini Sen? Yakin?" Tanyaku.
"Ya emang kenapa sih? Udah cuek aja! Yang penting motor Gue R 15. Cewek-cewek gak bakal komen macem-macem!" Ucap Sena
"Tapi kan Sen..." Sahutku.
Sena lalu menarikku untuk segera pergi ke parkiran sekolah dan kembali ke rumah.
"Tupa.. Tapi mulu Lo mah. Kelamaan!" Ucap Sena Geram.
Aku lalu menurut pada Sena dan mengikutinya.
521Please respect copyright.PENANAhmzYYKFhbx
Sesampainya di parkiran Sena lalu menyalakan motornya dan menyuruhku untuk segera naik kemudian Ia langsung tancap gas.
521Please respect copyright.PENANAoeQtAgm7sQ
Di sepanjang perjalanan, Aku tidak bisa berhenti tertawa tapi Sena tidak keberatan sama sekali.
"Hei.. Ketawanya di rem dulu kali Nis! Nanti kayak Squidward Lo!" Ucap Sena.
"Gimana mau ngerem! Boxer lu bikin ngakak Sen! Udah mah warnanya Pink, Motifnya kembang-kembang lagi!" Kataku.
Aku kemudian tertawa lagi.
521Please respect copyright.PENANAn2sl35Z0WF
"Salahnya dimana nis? Keren kan?" Tanya Sena.
"Sebenernya ya gak masalah juga sih Sen, Tapi ini loh. Lu kan laki normal yak! Badan kotak-kotak kayak papan catur. Rambut On lah, kayak oppa-oppa korea. Lah Boxernya Pink hahaha. Itu buat Gue ngakak banget sih Sen!" Kataku.
"Ya.. Ya..Ya.. yang penting Lo seneng aja deh!" Ucap Sena.
521Please respect copyright.PENANAVf77ya6rFl
Tidak lama kemudian Kami tiba di depan rumahku. Aku lalu langsung turun dan menawarkan Sena untuk mampir ke dalam.
"Mampir dulu gak?" Tanyaku.
"Yaelah Nis, rumah Gue cuman 3 rumah dari sini. Segala nawarin mampir." Sahut Sena.
"Namanya juga basa-basi." Kataku.
"Basi Lo. Nawarin Kopi kek sekali-kali!" Gerutu Sena.
"Oh.. Lo mau ngopi di rumah Gue?" Tanyaku.
"Ya kalo Lo maksa sih.. Bikinin aja! Gue mau balik dulu. Mandi, ganti baju. Entar balik lagi!" Ucap Sena sambil menjalankan motornya.
"Huuuuu..... Kadal minyak!" Teriakku.
521Please respect copyright.PENANAjfN5z6qEMH
Aku lalu masuk ke dalam rumah dan bersalaman dengan kedua orang tuaku.
"Assalamu'alaikum." Ucapku.
Aku kemudian mencium tangan Ayahku terlebih dahulu lalu Ibuku.
"Wa'alaikumsalam. Lah! Berangakat pake rok, pulang pake celana. Gimana ceritanye!" Celetuk Ibuku.
521Please respect copyright.PENANAEiZIiR7nuv
"Heheh.. Tadi di sekolah di isengin Sena mah! Rok Aku jadi bau asem gini." Sahutku sambil memberikan rokku pada ibuku.
"Astagfirullah, udah pada gede bercandanya masih kayak bocah aja kalian nis! Mane bau banget lagi ini! Udahlah buang aja. Susah nyucinya kalo begini mah!" Ucap ibuku.
"Piss mah! Damai! Hehehe." Jawabku.
521Please respect copyright.PENANAf6Pv0pnPcC
"Itu celana siapa yang kamu pake?" Tanya Ayahku.
"Celananya Sena beh!" Jawabku.
"Lah si Sena pake apaan? Pulang pake sempak doang tuh anak?" Tanya Ayahku lagi.
Aku lalu tertawa terbahak-bahak.
"Lah ditanya malah ketawa!" Ucap Ayahku.
"Hehehe maaf beh. Anu.. Si Sena pulang pake boxer warna pink beh." Kataku.
"Warna pink? Lah tuh bocah! Yang bener kamu nis?" Tanya Ayahku.
"Iye beneran beh! Serius! Warna Pink! Motifnya kembang-kembang lagi!" Sahutku.
521Please respect copyright.PENANAT468DHzEC9
Ayah dan ibuku lalu tertawa mendengar jawaban dari mulutku.
"Senaa.. Sena...! Ada-ada aja kelakuanya tuh bocah! Masih di depan gak tuh anak? Babe mau liat ah!" Ucap Ayahku.
Ia lalu beranjak pergi.
Aku lalu menahannya.
"Ehh... Babe mau kemana? Sena udah pulang beh! Tapi katanya mau balik lagi entar abis mandi. Mau numpang ngopi di sini!" Kataku.
521Please respect copyright.PENANANmizZ7wBOw
"Yaah.. Babe belom liat, dia udah pulang aje! Yaudah nis, bilang ama Sena! Kalo mau ngopi di sini boleh. Tapi syaratnya harus pake boxer warna pink!" Kata Ayahku.
ns 15.158.61.42da2