Sehabis bermain layang - layang disekitar lapangan bersama anak kampung N ditempat kelahiran. Dia segera pulang melewati jalan setapak dipinggir sawah, tubuh penuh peluh dan bau apek sehabis bermain. Tidak lupa bibir mungil tengah bersenandung lagu yang lagi viral ditiktok Mama Muda.
Tapi memang dasarnya Tari itu gadis Ajaib dengan tingkah petakilan seenak udel, dia lebih suka lirik lagu nya dari pada lirik lagu yang sudah dibuat oleh pencipta lagu itu sendiri. Sedangkan lirik lagu yang dia ubah sendiri menjadi Papa Muda.
"Aku lagi cari Papa Papa Muda buat nerima uang sejuta,_ nananana. (Body Papa Muda _, Papa Muda _ enak-enak terus). Aku suka body goyang Papa Muda,_ Papa Muda,_ (terereret ) Body Papa Muda,(terereret) _, Papa Muda, enak - enak terus.." Kepala geleng - geleng, angguk - angguk menikmati musik dj aku lagi cari mama muda.
Warga yang sedang bertani ditanah lahan mereka ketika melihat Tari hanya bisa geleng-geleng kepala. Sudah paham akan tingkah dari Anak dari mantan Almarhum Pak kadesnya itu. Selama masa kepemimpinan Almarhum Pak Akbar semasa hidupnya, Pak Akbar adalah orang yang jujur, sabar, dermawan, pemimpin yang bijak sana dan tidak memilih-milih pihak manapun. Namun, ketika kepemimpinan masih saja ada orang yang tidak menyukainya dan naas. Pak Akbar dibunuh ditempat dan orang yang membunuh mendekam dipenjara. Sedangkan Tari kecil yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menangis melihat Ayahnya sudah terbaring kaku terlelap tidur tersenyum. Syukur alhamdulillah, berkat Bundanya dan kedua anak Bu Halimah, Dika dan Sari. Sekarang Tari sudah ceria dan tidak bersedih lagi. Yang bikin heran tingkah petakilan seenak udel membuat orang yang melihat geleng-geleng kepala.
Jalan besar terlihat. Ponsel dan handset segera ia matikan, memasukan kedalam ransel kecil. Mencari kendaraan yang lewat.
"Sepi amat nih kampung." Ditengok kanan - kiri mencari tukang ojek yang lewat.
Menunggu, setengah jam menunggu. Dari kejauhan ada kendaraan yang lewat ya walau bukan motor tukang ojek, lebih baik dimaanfaatkan yang ada.
Breeem breeem breeeeeem
Suara motor terdengar. Tari tengah melambai - lambai dipinggir jalan meminta supaya motor itu untuk berhenti. Motor itu seketika menghampiri Tari, tapi tidak melepaskan hlem nya.
"Bang - Bang bisa antarin Tari ke jalan jeruk madu sebelah pos ronda dan rumah KPM, nanti Tari bayar. Mau apa gak? Mau ya please.. Soalnya dari tadi Tari nunggu tukang ojek gak lewat - lewat nih. Mana hari sudah mau sore lagi. Abang mau ya?" Rayu Tari dengan lagak wajah yang mau nangis, apa lagi baju dan penampilan terlihat kucel berantakan dimana - mana. Padahal itu semua hanya acting semata. Dan jalan yang disebutkan itu sebenarnya jalan dan rumah dimana kantor polisi lagi bertugas dan sementara tinggal disitu.
Pengendara motor tanpa banyak pikir mengangguk, meng-iyakan tawaran dari gadis didepan yang meminta diantarkan pulang.
Tari segera ancang - ancang naik ke atas jok belakang. Pasalnya jok belakang terlihat lumayan sempit. Soalnya itu motor sport. Setelah Tari sudah menyusaikan duduknya ia berpegangan pada jaket belakang yang dikenakan pengendara itu,
Breeem breeeeeeeeeem
Motor melaju cepat, Tari sedikit takut. Langsung memeluk pengendara didepan tanpa rasa malu. 'Maaf Bang Tari peluk ini demi keselamatan Tari sendiri.' Senyum jahil.
Motor melaju melewati jalan raya dengan pohon - pohon beringin yang kata orang angker banyak penunggunya suka jahil, membuat kecelakaan. Laju membawa harum dari arah depan, bau badan orang yang tengah Tari peluk demi keselamatan. Dari kejauhan terlihat dua tugus bertuliskan selamat datang, motor langsung melaju pelan. Lurus, memasuki jalan jeruk madu. Motor berhenti tepat disamping pos ronda. Di pos ronda ada beberapa polisi yang berjaga yang sedang bertugas.
Tari melihat sudah sampai jalan yang sudah disebutkan tadi segera turun, polisi yang bertugas melihat kearah mereka dan salah satunya menghampiri. Karena dia kenal gadis yang dibonceng itu.
"Selamat siang." Ucap salam petugas.
"Selamat siang, Pak." Jawabnya.
"Mohon maaf, ini ada apa ya?." Melihat keadaan Tari yang badan nya kucel dimana - mana. Takutnya kenapa - kenapa sebab itu dia bertanya. Siapa tahu bisa diusut.
"Oh tidak terjadi apa - apa Pak. Ini saya hanya mengantarkan Adik ini yang katanya minta diantarkan ke jalan jeruk madu ini. Tadi saya nemu dijalan Pak seperti anak hilang, hampir menangis gitu Pak." Jelasnya, menjelaskan yang sebenarnya dan menambah beberapa kata sedikit.
Tari yang mendengar kok gak senang ya? Apa itu anak hilang. Dia kira Tari gak tau apa maksud babang satu ini.
"Gak kok Bang Polisi. Tadi tuh Tari cuman minta antar sama Abang2 ini, Tari kira tukang ojek, kan biasa Abang tukang ojek bajunya lengkap tuh item2. Ya udah Tari ajuin gitu ke jalan jeruk madu, eh sama abang nya dianterin." Sewot Tari segera meraih tas ransel dan mengambil uang tunai 10 ribu. "Nih bang uang ojek nya. 10rbu, biasa juga gitu bang. Makasih ya bang." Tari langsung berlari pergi tanpa rasa bersalah.
Pria berjaket hitam lengkap helm belum dilepas hanya bisa menggeleng - geleng kepala, memikirkan apa yang dipikirkan dengan senyum tersembunyi.
Mana ada tukang ojek cakep terus ngojeknya pakai motor sport balap gitu. Mikir dong Tari. Ya Allah. Elus - elus dada bidang.
"Masya Allah. Tari - tari, gak sopan bener sama orang yang lebih tua." Ucap Pak Polisi, mengelus dada bidang nya. "Maaf ya mas, atas kelakuan Adik keponakan saya itu." Lanjutnya kepada pria berjas hitam.
"Tidak apa-apa Pak polisi. Kalau begitu saya tinggal dulu." Berjabat tangan dengan Pak polisi. Dan bergegas naik motor sport nya, melaju lurus melewati jalan jeruk madu.
Belokan kedua Tari sampai rumah. Perkarangan yang luas tertata rapi bunga - bunga yang Bunda dan Abang nya tanam, tapi sejak Abang nya lanjut Kuliah dia dan Bundanyalah yang merawat.
Tari Syahputri Akbalimah. Yang artinya Tari anak sah dari Akbar dan Halimah. Usia 18 tahun, 3 SMA. Yang sebentar lagi akan lulus. Horeee..1088Please respect copyright.PENANALOMocvKoBy
1088Please respect copyright.PENANAoi1upKgxoo
Anak ke tiga dari tiga bersaudara. Abang Dika yang pertama dan Mbak Sari yang kedua. Ayah Tari sudah lama meninggal dunia (Innalillahi wa innalillahi rojiun), dibunuh oleh teman Ayahnya sendiri dan di penjara. Bunda (Alhamdulillah) masih sehat walafiat dan masih cantik seperti usia 35 tahun.
Sari yang sedang menyiram bunga melihat Adiknya Tari. "Masya Allah, dek itu kamu habis ngapain? Kok kucel banget, kek gak mandi setahun gitu. Ish ish - ishh_ jorok." Semprot Sari menutup hidung pura - pura bau.
Tari yang melihat tingkah Mbak nya hanya bisa menghela nafas. "Mbak Sar tuh, kebiasaan. Kan udah tau Tari kemana kalau sudah begini?" Katanya membenarkan diri.
Melangkah ingin masuk ke rumah tapi,
"Eitss, siapa suruh masuk lewat depan?" Kata Sari menarik baju Tari.
"Ya ampyuuun mbak Sari, memang kenapa toh mbak? Biasa juga gitu Kan." Katanya menghadap ke arah Sari.
"Iya mbak Sari tau. Tapi coba lihat dulu itu kaki nya. Ayo dicek dulu." Jelasnya. Menunjuk kaki Tari yang kotor oleh debu dan lumpur kering.
Tari segera melihat ke arah kaki nya. Dan benar saja, disitu kaki nya terlihat kotor. "Heeheheheee,," Tari hanya bisa tertawa, senyum.
"Nah, sekarang cuci dulu itu kaki baru masuk ke dalam rumah. Ade nya mbak Sari udah paham?" Mengingatkan Tari.
Tari hanya mengangguk - angguk.
Tari segera mencuci kedua kaki ditempat yang memang sudah disiapkan untuk cuci tangan dan kaki, berada disamping rumah. Setelah bersih Tari segera melangkah masuk kedalam rumah. Tapi ketika Tari masuk kok rumah nya terasa berbeda ya?
"Mbak Sar!" Teriak Tari.
Mendengar teriakan Tari, Sari hanya bisa geleng-geleng kepala. Punya adek kok mulut nya kek toa berjalan ya. "Iya Dek, kenapa?" Jawabnya. Menaruh selang dan menutup keran air. Berjalan menuju rumah.
"Memang dirumah mau ada acara apaan? Kok hawanya beda gini ya, biasa juga gak tuh." Katanya bertanya.
Sari hanya bisa geleng-geleng. "Hawa? Memang nya nih rumah berhantu apa?"
"Ya gak sih. Tapi beda gitu. Memang mo ada acara apa nih? Mana bau masakan harum pula." Hidung nya mengendus-endus bau masakan dari arah dapur.
Melihat tingkah dan sifat adek nya yang membuat Sari merasa gemes sendiri, rasanya mau nyubit. "Makanya toh dek dirumah kalau habis pulang sekolah, jangan kelayapan mulu. Apa lagi main sama anak kecil, udah besar juga. Syukur - syukur main sama anak seusia mu, lah ini mainnya sama bocil mulu gitu terus mainan layang - layang pula." Omel Sari.
Mendengar omelan Mbak nya, Tari segera nutup kedua telinga pakai telapak tangan dimasing-masing telinga. "Iih, mbak Sar jangan ngomel mulu dong. Entar cepet tua." Adu Tari mendumel.
Sari menghela nafas. "Di nasehatin ini kok malah ngeyel.".
"Habis nya kan mbak Sar ngomel mulu."
Sari beristigfar dalam hati. 'Astagfirullah, punya ade kok kek gini. '
Tari melet.
Sari melihat Tari geleng kepala.1088Please respect copyright.PENANAGioMzG6AQk
1088Please respect copyright.PENANARonFN1Yq1o
"Lah memang masakan Bunda gak harum dan enak gitu?" Mengalihkan pembicaraan.
"Yee, ya gak gitu dong Mbak. Ini tuh beda." Wajah cemberut.
"Bedanya?" Tanya Sari, penasaran.
Wajah cemberut Tari semakin ditekuk. "Ini mbak Tari mau ngalihin pembicaraan yang tadi ya?" Katanya. Menaruh kedua tangan disisi kanan kiri pinggang.
Sari melihat itu tertawa. "Hahahahha, tau aja nih Adek nya Mbak."
"Tau lah. Kan Tari dah tau mbak Sar itu gimana. Ayo dong mbak jawab, dirumah mau ada apa? Acara apa?." Katanya memegangi lengan tangan kiri Sari, dengan mata poppy eyes nya.
Sari diam. Merapatkan ke sisi kanan bahu Tari, berbisik pelan. "Bunda bilang akan ada yang datang untuk melamar." Menyudahi. Tersenyum.
Tari yang denger syok. "Eh, mbak Sar mau dilamar?" Tari tersenyum. "Selamat ya mbak Sar, ya ampun bentar lagi mbak Sar bakalan nikah dong. Iihh, Tari gak sabar Mbak." Senyum Tari memeluk Sari, dan melepaskan pelukan tersenyum.
"Gak sabar apa dek?" Tanya Sari, penasaran dengan senyum tersembunyi.
"Heehehee_ penasaran sama calon Abang Ipar dong." Tawanya. Muwehehehehe..
"Kok serem ya dek." Melihat Adek nya yang senyum aneh gitu.
Tari langsung berlari kedalam rumah manggil -manggil sang Bunda yang berada didapur.
Sari hanya bisa geleng-geleng kepala. Ya Allah, itu adek ku gemesin banget. Sari melangkah masuk kedalam rumah menyusul Tari yang sudah otw didapur.
***1088Please respect copyright.PENANAuH66QrMOVD
1088Please respect copyright.PENANAmnFXoKPh2O
1088Please respect copyright.PENANAhQymYoEJRA
1088Please respect copyright.PENANAmHZroHV1zv
1088Please respect copyright.PENANAFnXxaobmqc
Sore berganti malam.
Setelah sholat magrib Tari bergegas menuju dapur tapi dihentikan oleh mbak Sari. "Dek."
"Ada apa mbak Sar?" Berhenti tepat disamping Sari yang membawa teh hangat, kopi hangat dan cemilan.
"Ini kamu bawa ke ruang tamu, Ibu suruh Ade yang antar." Menyerahkan nampan kepada Tari.
Tari tanpa tanya langsung mengambil dan membawa nampan ke ruang tamu. Disitu sudah banyak orang, Ibu, abang, pasangan suami istri, anak lelakinya dan anak kecil dalam gendongan pria paru baya. Mungkin mau melamar mbak Sari nih.
Tari segera menaruh nampan diatas meja, ketika Tari akan beranjak kebelakang lagi Abang menyuruh untuk duduk disampingnya.
"Jadi ini yang namanya Nak Tari ya?" Kata Pria paruh baya yang usia nya mungkin lebih dari Ibunya, menurut Tari keturunan Arab.
"Benar Pak. Ini Adik saya yang paling terakhir." Jelas Dika kepada Pria keturunan Arab itu.
"Jadi keputusan Nak Tari bagaimana?" Tanya Pria paruh baya itu.
Tapi cengok, bingung mau tanggapi apa?1088Please respect copyright.PENANArisbsGn0VB
1088Please respect copyright.PENANAr2IXlQ24IM
"Maksudnya Bapak apa ya? Kok saya kurang paham. Memang keputusan apa ya Bang?" Kata Tari melihat kearah Abang dan Ibunya.
Mendengar itu seluruh orang yang diruang keluarga diam. Ibu tersenyum ngangguk mengkode Anak pertamanya.
"Jadi, Adek sekarang tengah dilamar sama keluarga Pak Abdullah Hasyim." Terang Dika, menjelaskan maksud tertentu.
Mendengar kata DILAMAR, membuat Tari syok. "Loh, Tari kira yang mau dilamar itu mbak Sari?" Ceplos Tari.
Sari yang mendengar sedikit tertawa. "Yey, yang disuka tuh Ade kok malah mbak." Sahut Sari. Supaya tidak ada salah paham.
"Tapikan."
"Adek denger Bunda ya." Kata Halimah, Bunda ketiga anaknya Dika, Sari dan Tari.1088Please respect copyright.PENANA3HpqpREb2T
1088Please respect copyright.PENANAv14AmOArce
Tari mengangguk. "Mbak Sari sudah ada calon dan bulan 9 sudah mau nikah. Jadi, sekarang giliran Adek yang akan dilamar. Alhamdulillah, Bunda bersyukur kedua anak Bunda mau menikah. Apa lagi perempuan semua." Senyum cerah Bunda.
"Terus Abang?" Tunjuk Tari.
"Kalau itu tenang saja." Kata Dika tersenyum. "Nah, sekarang Gimana Dek?" Tanya Dika kepada Tari.
"Tapi Tarikan gak kenal dia bang." Melihat kearah pria dewasa yang berpakaian kemeja hitam. 'Mana terlihat seperti Om-om lagi. Kalau perkiraan ku sih setidaknya usianya diatas Abangnya sekitar 33 tahun mungkin.'
"Maaf sebelumnya, saya belum memperkenalkan diri kepada Dek Tari. Nama saya Ahmad Syahwal Hasyim panggil saja Abang Ash, anak kedua dari Abi Abdullah Hasyim dan Ummi Fatimah Carlifah Hasyim. Saya kesini bersama kedua orang Tua ingin melamar Dek Tari untuk menjadi Istri saya dan menjadi Bunda untuk anak saya. Dan maaf mungkin ini terdengar tidak biasa. Status saya adalah Duda anak satu." Menengok melihat kearah anak kecil yang digendong dengan arah wajah kepala kebelakang. "Dia anak saya. Namanya Marsel As Hasyim, Bunda nya sudah lama meninggal Dunia sejak Marsel kecil berusia 2 tahun." Ucapnya menjelaskan.
Tari masih terdiam menanti sebuah kata lebih.
"Alhamdulillah, untuk hidup bersama saya jika soal dana tidak usah dipikirkan. Reseki dan semua milik Allah. Jika kita berusaha mendapatkan dijalan yang benar pasti Allah akan melibatkannya. Untuk Dek Tari. Saya bersungguh-sungguh ingin melamar Dek Tari, membawa Dek Tari kedalam ikatan yang suci dan Sah. Menjadikan wanita teristimewa dihati saya dan Bunda buat Anak saya, Marsel. Apakah Dek Tari bersedia menerima lamaran dan pinangan dari saya?" Kata tulus yang terucap dari bibir tegas Ash. Mengokohkan kalimat yang diungkapkan untuk melamar Tari, perempuan disamping Dika. Perempuan yang mampu membuat dia terpikat.
Mendengar kalimat panjang lebar Tari hanya ngamgguk - ngangguk berfikir yang gak - gak.
"Alhamdulillah." Ucap serempak semuanya.
Sari yang mengetahui bahwa sebenarnya Tari masih melamun ngekode si Abang.
"Syuut, Bang." Ucapnya pelan ke arah Dika. Tapi karena Dika tidak dengar, sibuk berucap hamdalah Sari teracuhkan.
"Masya Allah, Dek. Makasih ya, Bunda seneng banget." Peluk Halimah.
Tari yang baru kembali dari pemikiran gak-enggak nya kaget.
"Emang ada apa Bun?" Katanya. Melihat sekeliling. Orang - orang pada tersenyum bahagia ke arahnya.
"Bukan apa - apa dek. Bunda hanya bahagia." Senyum diwajah Halimah, menghipnotis Tari ikut memeluk. "Iya Bund, Tari ikut bahagia."
"Jadi, mau langsung menentukan tanggal pernikahan atau mau perkenalan dulu sebelum pernikahan?" Kata Abdullah Hasyim bertanya kepada Ash.
"Lebih bagus melewati mass," jawab Ash terpotong oleh perkataan Tari.
"Loh Bund, memang siapa yang mau Nikah?" Katanya. Menengahi pembicaraan. Semua orang yang berada diruang keluarga terdiam.
Halimah melihat Tari dengan alis ditekuk. "Ya jelas, kamu lah Nak, terus siapa lagi kalau bukan kamu." Jelas Halimah masih bingung dengan anak terakhirnya.
"Tapikan Tari belum berkata 'Iya'. Kok langsung - langsung iya - Iya aja tanpa kepastian Tari." Jelas nya gak terima. Ya jelas lah, kan dia belum ngejawab.
Seluruh orang diruangan terdiam. Terutama Abang Dika.
"Tapi dek." Kata Dika.
"Apaan Bang." Jawab nya malas. Mengabaikan perkataan Dika. Cuek bebek.
"Bukannya tadi sewaktu Nak Ash menjelaskan maksud dan tujuan, Tari ngangguk. Kalau ngangguk berarti 'IYA' dong." Jelas Halimah.
Tari melihat ke arah Bunda nya. Berfikir sejenak. "Ooh, yang itu. Tari masih mikir Bund. Tari ngangguk -angguk karna Tari masih mikir. Bulan nge-Iyain." Membetulkan perkataan sang Bunda.
Mendengar itu Halimah kecewa, Dika syok mendengar kata Adek nya, Sari biasa saja karena tau sifat ade nya selalu bulet dalam kata - kata tinggal jawab 'IYA' saja apa susahnya. Sedangkan Fatimah mengelus punggung tangan suaminya, Ash terdiam, dan Abdullah menghela nafas.
"Jadi, Nak Tari menolak lamaran anak Bapak?" Katanya tegas.
Tari segera mengalihkan tatapan kearah Pak Abdullah. "Ya bukan gitu Om." Ungkap nya. "Nih kan Tari belum kenal sama Anak Om yang entu." Tunjuk Tari. "Jadi, Tari maunya perkenalan dulu. Eh, apa tuh namanya Ta,? Taauf? Paan Bang namanya?" Tanya Tari ke Dika.
"Ta'aruf dek."
"Nah, itu bener. Gitu Om." Katanya..1088Please respect copyright.PENANABmdCVOIATZ
1088Please respect copyright.PENANAwi1o5zbchM
Mendengar kejelasan Tari membuat gelak tawa pecah.
"Iih, kok Bunda ikut ketawa sih." Tuduhnya. Cemberut.
"Ya ampun Dek, itu tadi Nak Ash mau menjelaskan loh."
"Memang mau njelasin apa?"
"Tapi sebelum dijawab. Lamaran dari Ash diterima gak nih Dek?" Aju Dika.
"Uhm,"
"Yang pastinya diterima tuh." Sahut Sari.
Semua orang melihat ke arah Tari, meminta jawaban. Tari yang mendapatkan tatapan dari semua hanya bisa ngangguk.
"Alhamdulillah," Ucap semuanya.
"Jadi nih, beneran diterima kan dek?" Kata Dika. "Jangan sampai seperti tadi." Lanjutnya.
"Ya iyalah Bang. Memang Tari harus gimana lagi."
Senyum terbit disetiap wajah. Malam ini seluruh keluarga Abi Abdullah dan Keluarga Almarhum Pak Akbar berbahagia, melepaskan penat menikmati hidangan jamuan yang sudah dimasak dan disediakan oleh Bunda Halimah sebagai juru masak, Sari menyediakan minuman, Dika menyiapkan ruang, dan Tari hanya bisa nyicipin ini itu. Aduh, kebiasaan anak bungsu yang belum bisa apa - apa. Bisanya keluyuran main layang - layang, mancing atau bermain sama Bocil.
Perjalanan yang masih panjang. Masa - masa pengenalan/ Ta'aruf.
Ash dan Tari1088Please respect copyright.PENANAjuPBIab82f
1088Please respect copyright.PENANAtbkBicwvtb
ASTARI1088Please respect copyright.PENANAdG4lZDFOhK
1088Please respect copyright.PENANAuRCBLIBM2T
1088Please respect copyright.PENANA7JgkDzkDP5
1088Please respect copyright.PENANAQa2TIQW1ba
1088Please respect copyright.PENANApJ9djEs4sd
***1088Please respect copyright.PENANA5AlE7NiX2I
1088Please respect copyright.PENANAmOQLWtL8tK
1088Please respect copyright.PENANAbQ4jxpepqf
1088Please respect copyright.PENANAS1Bne1DjhL
1088Please respect copyright.PENANA94Rmupumqq
DIBACA DARI AWAL, SEBELUM TAMAT DAN DI HAPUS.
Perjalanan yang masih panjang buat Abang Ash dan Tari. Perjalanan yang seperti apa nantinya? Jangan bosan - bosan sama ASTARI.
1088Please respect copyright.PENANAKa2zUEizuu
1088Please respect copyright.PENANAwTkv4RPerT
1088Please respect copyright.PENANA01zqirlwSz
1088Please respect copyright.PENANAyMyuFrZ7lP
1088Please respect copyright.PENANAlq6X14lpDm
1088Please respect copyright.PENANAkUcEKLWsM9
1088Please respect copyright.PENANAafj7Du8V9N
1088Please respect copyright.PENANA9Eaangd9Rt
1088Please respect copyright.PENANAP6ijcO2Nds
1088Please respect copyright.PENANA2DSoUX6BS0
1088Please respect copyright.PENANAh9v1k7bH7e
1088Please respect copyright.PENANAcy9EGOOaAn
1088Please respect copyright.PENANAHHdonLdAIR
1088Please respect copyright.PENANAuvUDxOo7OE
1088Please respect copyright.PENANAIn9oe4VHIo
1088Please respect copyright.PENANAkbQNmxv3II
1088Please respect copyright.PENANA3kvxZlZvVm
1088Please respect copyright.PENANAUeuMuraZUj
1088Please respect copyright.PENANAIQmn1ujm3M
1088Please respect copyright.PENANAVhDAcgx14r
1088Please respect copyright.PENANAh8ndRIAGIl
1088Please respect copyright.PENANAQv6YHK5kt8
1088Please respect copyright.PENANAHoOvKH6P2O
1088Please respect copyright.PENANAV7p7MhSyU6
1088Please respect copyright.PENANAZNfsVljv4g
1088Please respect copyright.PENANAMdjRSV8euf
1088Please respect copyright.PENANAMRq6ZQZiHn
1088Please respect copyright.PENANAt9yfRRht4I
1088Please respect copyright.PENANAW2SnhVoBr3
1088Please respect copyright.PENANAK81U0TEovr
1088Please respect copyright.PENANAavPR8VVNda
1088Please respect copyright.PENANA2DqfA4iG1D
1088Please respect copyright.PENANAbGsHAmrqhL
1088Please respect copyright.PENANAu9Csh5cmSF
1088Please respect copyright.PENANAfWt1ldqJI6
1088Please respect copyright.PENANAVprCAqIcXS
1088Please respect copyright.PENANA82zjMI0xpM
1088Please respect copyright.PENANAxFzZ6MzdsO
1088Please respect copyright.PENANA3mwEx410I4
1088Please respect copyright.PENANArNAiwxDxBy
1088Please respect copyright.PENANA6dYGPpAJro
1088Please respect copyright.PENANAXrQGSV6MDO
1088Please respect copyright.PENANAeOoT9iqyiG
1088Please respect copyright.PENANAODCWlVbwlV
1088Please respect copyright.PENANAlS0F5qH9NZ
1088Please respect copyright.PENANA1Tql38Y9Qz
1088Please respect copyright.PENANATHMnebJr4y
1088Please respect copyright.PENANAebLaxlZYbM
1088Please respect copyright.PENANAMo5p2TEguu
1088Please respect copyright.PENANAZxeUVe10T9
1088Please respect copyright.PENANAURYHg0cLLI
1088Please respect copyright.PENANA25Ho2k6Tzi
1088Please respect copyright.PENANA4YXhqNe2m8
1088Please respect copyright.PENANAuk4esqOX98
1088Please respect copyright.PENANAnWgcveMn2y
1088Please respect copyright.PENANA2qdHi8AA2p
1088Please respect copyright.PENANAO1juYDk8kr
1088Please respect copyright.PENANAzn6u4xbI7o
1088Please respect copyright.PENANAB1QnzDRmbb
1088Please respect copyright.PENANAxsWVfRSn4P
1088Please respect copyright.PENANAyglYmi9BzE
1088Please respect copyright.PENANAq8lJrvh0hm
1088Please respect copyright.PENANAAVIVx2BOUH
1088Please respect copyright.PENANAFa4oF76Bdd
1088Please respect copyright.PENANAAfOJ1LzM7U
1088Please respect copyright.PENANAmNF0aik05N
1088Please respect copyright.PENANAPgWKV3dlYi
1088Please respect copyright.PENANArpOBJvInRM
1088Please respect copyright.PENANA5dY960eW1V
1088Please respect copyright.PENANAsSOXeUUKjL
1088Please respect copyright.PENANA41NkA089pg
1088Please respect copyright.PENANApfw4a81xBD
1088Please respect copyright.PENANACmQH0FQ5K3
1088Please respect copyright.PENANAQ3PX24Ltqc
1088Please respect copyright.PENANA31fcnUaxS1
1088Please respect copyright.PENANAqPDllb4m24
1088Please respect copyright.PENANAfQGdK7CplD
1088Please respect copyright.PENANAFtOO2PwZIE
1088Please respect copyright.PENANAlbBH8WlalO
1088Please respect copyright.PENANAHlQgblJnZW
1088Please respect copyright.PENANAvuUkYTp8v1
1088Please respect copyright.PENANAwGwYLzdwHT
1088Please respect copyright.PENANAYF0jjd9RzY
1088Please respect copyright.PENANAMJCIypASpH
1088Please respect copyright.PENANAYxMHdOoeMz
1088Please respect copyright.PENANAACHlMAB2jV
1088Please respect copyright.PENANAqNeSs7OOtc
1088Please respect copyright.PENANAm5G4ho0XRF
1088Please respect copyright.PENANAfdJpLGLAIC
1088Please respect copyright.PENANA7vPy7G50GG
1088Please respect copyright.PENANAnM7baSdjyZ
1088Please respect copyright.PENANAscxhavGROW
1088Please respect copyright.PENANATZNR2M2n6I
1088Please respect copyright.PENANAJ8vLpu2LC0
1088Please respect copyright.PENANAQU6RK2Rhq5
1088Please respect copyright.PENANAQB739Fepw2
1088Please respect copyright.PENANAd4DjK7xB12
1088Please respect copyright.PENANA7Ldk9VM9SN
1088Please respect copyright.PENANAVHR6H0iBFW
1088Please respect copyright.PENANAxXXc6lDMBj
1088Please respect copyright.PENANAUM2xsNARQK
1088Please respect copyright.PENANA5NvfFQTwEH
1088Please respect copyright.PENANA3Hof5WhwoQ
1088Please respect copyright.PENANAJPzFZtHQ76
1088Please respect copyright.PENANAD5dnhjHa4N
1088Please respect copyright.PENANAMHLOtmqlqL
1088Please respect copyright.PENANAF8CRbxntgb
1088Please respect copyright.PENANAnpoDPAmvJ2
1088Please respect copyright.PENANAzeOjm7CoFn
1088Please respect copyright.PENANA8OPDJ8aku3
1088Please respect copyright.PENANAnSctgogFk5
1088Please respect copyright.PENANAMPu6uJEeDp
1088Please respect copyright.PENANAD3f0r5uRWy
1088Please respect copyright.PENANAxulmYM46KC
1088Please respect copyright.PENANAkDyVrvhHj6
1088Please respect copyright.PENANAnKeKprHM3x
1088Please respect copyright.PENANA42mbZPnLbd
1088Please respect copyright.PENANANtKoape8J5
1088Please respect copyright.PENANAo4btOOKIhC
1088Please respect copyright.PENANAMJA5xgMvK0
1088Please respect copyright.PENANAXlnXciOIcs
1088Please respect copyright.PENANAIBLsuY37hO
CERITA up:1088Please respect copyright.PENANAD8mHLLDNi5
1088Please respect copyright.PENANAEUANqOywhk
Wattpad, KBM, dan Webnovel1088Please respect copyright.PENANAq6LP3pHRr9
1088Please respect copyright.PENANAXTOJOjP1Ud
Wp: Ulliiyy_ponwpomw1088Please respect copyright.PENANAzlW7GN7WIw
1088Please respect copyright.PENANATFpUQKHx7H
KBM: Ulliiyyarianiycravo 1088Please respect copyright.PENANAsrIT2Q0vxx
1088Please respect copyright.PENANAfWQi3ObsUD
Webnovel: Ulliiyy_ponwpomw24