Hai aku ingin ceritakan tentang diriku.
Aku kuliah di universitas negeri, di desaku, anak yang bisa masuk universitas negeri adalah anak yang hebat dan pandai. Orang tua merasa bangga ketika anak mereka masuk ke universitas negeri. Bahkan para orangtua rela berhutang atau menjual sawah demi kuliah anaknya.347Please respect copyright.PENANALQksw9W01t
Empat tahun kemudian aku lulus kuliah dengan IPK memuaskan. Harapannya adalah setelah lulus langsung kerja. Tapi, kenyataannya sungguh menyesakkan. Empat tahun aku menggeluti pekerjaan sebagai pengangguran banyak acara.
Tentu saja tidak mudah untuk konsisten menjalani profesi ini. Alasannya sederhana, TETANGGA. Hmm.. aku akan beri tahu semua kepedulian mereka kepadaku.
Sebut saja tetangga kananku, T1. Lalu tetangga kanannya kanan, T2. Ada lagi tetangga depan, T3. Terakhir tetangga kiri, T4.
T1: "Kamu nggak cari kerja ta?"
Aku: "Iya sudah, tapi belum dapat panggilan"
T2: "Yo kamu kurang usahanya. Datang ke perusahaannya loh"
Aku: "Sudah, tapi masih belum rezeki"
T3: "Diet! Orang gendut mana bisa diterima kerja. Sekarang itu yang penting penampilan"
Aku: "Iya"
Dalam hati aku berkata, "Aku bahkan sehari hanya makan sekali karena nggak punya uang. Harus diet gimana lagi?"
T4: "lah iyo, apalagi sekarang nggak kerja. Di rumah pasti kerjaannya makan tidur makan tidur. Udah gendut jadi tambah gembrot"
Aku: "Hehehe..iya"
Ku telan semua nasehat berfaedah itu dengan sabar. Aku tak perlu menjelaskan kepada mereka kalau aku jadi babi ngepet di malam hari. Bekerja online sebagai olshoper, editor dan penulis. Ikut berbagai seminar dan lomba untuk menambah skill.
Satu tahun kemudian, ada perusahaan baru memanggilku untuk kerja sebagai lab analysist. Pekerjaan ini sesuai dengan jurusanku biologi dan pekerjaan impian. Gaji juga tidak usah ditanyakan lagi. Cukup untuk membungkam maksudku membalas budi tetanggaku.
Bagaimana akhirnya sikap mereka kepadaku, tentu saja kalian tau.
Jika ini film maka akan berakhir sekarang dan jadi happy ending.
Tapi,
INI DI DUNIA NYATA, jika usai dengan topik pengangguran. Mereka akan membahas topik lain. Misalnya, KAPAN NIKAH? Berias dong, biar dapat jodoh! Kalau diam di rumah, darimana bisa ketemu jodoh?!
Hmm..
Kejadian ini menyadarkanku, sebanyak apapun kita balas dendam dan menunjukkannya kepada mereka, semua itu sia-sia dan capek sendiri. Balas dendam yang manis adalah dengan mengabaikan mereka dan fokus pada jalan hidup sendiri. Toh yang capek nanti mereka. :)
ns 15.158.61.17da2