261Please respect copyright.PENANA1HZZRXqP8u
Yari Jomantara atau yang dikenal dengan Ari Kpin merupakan pria asal Garut yang pernah mengenyam pendidikan di jurusan Sendratasik program Seni Musik IKIP Bandung (kini UPI), ia sudah menekuni musik sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.
Banyak pentas pertunjukkan, baik pertunjukkan dalam bidang musik itu sendiri, sastra, drama, tari, maupun kolaborasi-kolaborasi seni, yang sudah diikuti. Selain itu, Ari juga menekuni bidang musik orkestra --ia adalah anggota/pemain Indonesian Philharmonic Orchestra dengan conductor Yazeed Djamin (alm.)--, menjadi juri berbagai lomba dalam bidang musik dan sastra, menjadi konsultan penyelenggaraan even-even musik, sambil terus menulis dalam bidang musik dan sastra. Karya-karya berupa lagu, ilustrasi musik teater, ilustrasi musik tari, dan aransemen paduan suara, telah banyak dihasilkan, antara lain mencipta lagu Mars dan Hymne Politeknik Negeri Bandung, Tridaya, dan lembaga-lembaga lainnya. Selain bidang-bidang musik di atas, persentuhannya dengan sastra membuat ia intens menggeluti bidang musikalisasi puisi.
Sudah ada 14 album yang dibuat dari karya-karya musikalisasi puisi serta dijadikan sumber dan media pembelajaran diberbagai sekolah di seluruh Indonesia. Untuk bidang ini juga, Ari Kpin telah menghasilkan buku musikalisasi puisi (Tuntunan dan Pembelajarannya), Hikayat Publishing, 2008, dan dijadikan referensi dan penelitian untuk skripsi, tesis, dan disertasi. Puisi-puisi Ari Kpin dan musikalisasinya diteliti sebagai disertasi pada program doktor UGM. Ia juga menjadi salah seorang sastrawan yang diundang ke berbagai kota di Indonesia dalam program Sastrawan Bicara Siswa Bertanya (Program Kemendibud RI) dan menjadi instruktur pelatihan-pelatihan sastra di berbagai kota dan jenjang, salah satunya diklat Membaca Menulis dan Apresiasi Sastra (MMAS) yang diikuti guru-guru pada tingkat nasional.
Tulisan-tulisannya baik berupa essai, puisi, cerpen, dan naskah drama dimuat di berbagai media, di antaranya pada Majalah Pusat terbitan pertama, dalam Rumah Peradaban.
Dalam bidang pendidikan, Ari Kpin memiliki pengalaman mengajar di berbagai jenjang pendidikan formal. Mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Untuk tingkat Perguruan Tinggi, Ari Kpin sering diundang menjadi dosen tamu di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI Bandung untuk mata kuliah Pergelaran Sastra, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI Bandung, IKIP Siliwangi Bandung, dan di STIKOM Bandung. Selain itu, di Bandung ia mendirikan Sanggar Ari Kpin yang membina siswa, mahasiswa, dan masyarakat umum di bidang kepenulisan, musik, dan sastra
Tak kurang dari 25 tahun sudah, Ari, pentolan Sanggar Ari Kpin, mengemas bait-bait sajak dengan melodi yang mengalun sekaligus menghentak itu. Bahkan Ari bercerita antusiasmenya sedari muda telah tumbuh untuk menikmati karya sastra lewat suguhan pertunjukkan musik. Dari antusiasme itulah yang acapkali membuatnya bersemangat menekuni musikalisasi puisi hingga kini meskipun telah berada di usia kepala lima.
Saya yang notabene punya basic teater dan senang dengan seni tapi cinta juga dengan kesusastraan. Bisa dilihat sampai sekarang ketertarikan itu tidak pernah hilang dari saya," bangga Ari. Ari adalah musisi independen dan suami dari Sastrawan Nenden Lilis Aisyah.
Ari Kpin memiliki sebuah karya film yang berjudul Alak Paul. Karya ini awalnya ada di dalam kumpulan cerpen yang akan diterbitkan oleh Ari Kpin. Setelah beliau membuat karya cerpen tersebut, cerpen Alak Paul di ekranisasi menjadi sebuah karya film oleh beliau. Film dari cerita ini sudah keluar pada tanggal 07 Oktober 2021 di platform online youtube.
Bercerita tentang perjalanan seorang kembang desa yang tidak ingin dijodohkan dengan juragan desa. Euis seorang kembang desa yang memiliki umur masih muda ingin dijodohkan dengan seorang juragan di desanya dan awal mulanya muncul peribahasa alak paul, mari kita saksikan bagaimana pelarian seorang euis sebagai kembang desa yang tidak ingin dijodohkan secara paksa oleh orang tuanya dengan seorang juragan di desanya.
Yari Jomantara atau yang akrab disapa Ari Kpin menyutradarai film yang menjadi karya ke dua dari JamugaCinema ini yang di publish oleh panggung virtual pada tanggal 07 Oktober 2021 di platform Youtube yang dapat diakses oleh semua kalangan.
Film yang disutradarai oleh Ari Kpin ini memiliki kru sebagai berikut, Produser Wa Ratno adalah seniman lokal sunda, penulis/pencipta lagu, dan penyanyi (vocalist), Cameraman Mang Oephy, Agung S. Assiroj, Ari Kpin. Script Continuity Dado Bima, Abah Zaenal, Wa Ratno. Clappers Rian, Apung, Dado Bima, Abah Zaenal. Film Editor Ari Kpin.
Dengan para Pemain Oky Lasminingrat Sastrawiguna berperan sebagai (Ceu Empat), Hj. Diana Ratna Inten, SH berperan sebagai (Ceu Nining), Lenny Noviani berperan sebagai (Ambu), Abah Zaenal berperan sebagai (Abah), Qiyan Ayuni Mustari berperan sebagai (Asih), Shela Salpa berperan sebagai (Euis), Dado Bima berperan sebagai (Bojeg Borejeg), Wa Ratno berperan sebagai (Juragan Jarot), Apung S. Lukman berperan sebagai (Kartaji), Rian berperan sebagai (Darman), Bu Cucu, Mang Ucup, Mang Acuy, Ahmad, Unang, A Yoga, Jang Ridwan, Sani, Jang Hendra, Hendra, Ica, Nisa, Elsa, Deris, Sulis, Amel, Rahma, Jang Dika, De Rizki, Dika, Dendi berperan sebagai (Warga Desa). Film ini juga berada dalam naungan komunitas “Jamuga” yang memiliki arti tersemogakan. Komunitas Jamuga adalah komunitas yang mewadahi anggotanya dalam menggeluti segala macam kesenian seperti musik, film, teater, dan karya sastra lainnya. Komunitas ini berasal dari Kabupaten Garut dan diketuai oleh Ari Kpin, Wakil ketua Dado Bima Sena, sekretaris Panji, bendahara Bunda Inten, dan terdiri dari beberapa anggota lainnya. Komunitas ini memiliki tujuan untuk mengangkat budaya sunda.
Warga Desa Sukamurni Cilawu Garut juga membantu dalam terwujudnya film ini. Lau Film di publish oleh channel youtube Panggung Virtual.
Pada menit awal film, dapat terlihat bahwa pengambilan gambar dari film ini tidak menggunakan alat-alat yang memadai, dan ternyata ketika sesi wawancara dengan tim Ari Kpin, pembuatan film ini hanya menggunakan sebuah smartphone. Yang tentunya berdampak pada kualitas gambar dan juga suara. Seperti fokus gambar yang kurang baik dan pengambilan sudut pandang kamera (angle) yang tidak terlalu baik Namun semua hal itu, tidak merusak apa yang ingin disampaikan Ari Kpin dan tim melalui film ini.
Pengambilan video dari film ini juga nampak terlihat ingin mengedepankan keindahan dari desa yang menjadi latar tempat film ini dibuat. Namun, Kualitas suara para tokoh ketika mengucapkan dialognya sedikit terganggu dengan suara-suara lainnya.
Untuk musik latar terlalu keras jika dibandingkan dengan audio dialog para pemain sehingga sedikit mengganggu fokus ketika menonton namun, tidak mengganggu secara keseluruhan film.
Jalan cerita sangat menarik, karena bagi saya yang merupakan bukan orang sunda, cerita ini adalah sebuah hal yang baru. Kisah tentang perodohan sepihak yang ternyata juga ada di kisah-kisah cerita sunda. Meskipun saya sedikit sulit menangkap cerita dikarenakan bahasa yang tidak dimengerti, namun saya merasa sangat terbantu dengan adanya subtitle yang memadai. Jadi, jika tidak mengerti dengan dialog yang menggunakan bahasa sunda penulis bisa melihat terjemahannya di subtitle yang telah disediakan.
Bagi saya film ini sudah sangat cukup baik dalam menyampaikan cerita dan pesan-pesan yang dapat ditangkap oleh penonton. Seperti contohnya mengenai perjodohan yang terlihat dipaksakan dalam film tersebut dapat mendatangkan hal yang tidak baik, dapat kita ambil amanat bahwa ada baiknya mengenai urusan perjodohan dipikirkan dengan sangat matang dan tidak terburu-buru, dan juga di zaman modern ini hendaknya anak dapat mempunyai pilihannya dan seleksi jodohnya sendiri.
Lalu untuk keseluruhannya film ini sudah berusaha menampilkan yang terbaik dan menyampaikan cerita yang cukup mudah dipahami sehingga film ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan menambah wawasan bagi masyarakat mengenai peribahasa sunda Alak Paul yang memiliki arti sebuah tempat yang terbayang sangat jauh dan sulit untuk dijangkau oleh manusia, dan untuk tim produksi dan para pemeran, jika mendengar kisah pada wawancara dengan Ari Kpin, mereka merupakan orang-orang yang hebat. Karena tidak semuanya memiliki latarbelakang perfilman namun sudah bisa berperan sebagus yang ada di dalam film. Apresiasi penuh untuk Ari Kpin dan seluruh tim.261Please respect copyright.PENANAYhtZIjeGRN