Namaku Melisa. Umurku 19 tahun dan baru saja masuk kuliah. Aku hanya gadis kuliahan yang normal kalau dilihat dari luar. Tapi aku punya libido seks yang tinggi. Tiap hari bisa 3-4 kali aku masturbasi, belum kalau hari libur, bisa-bisa sepanjang hari itu terus kerjaanku. Kalau pacar sih aku punya, tapi entah aku yang binal atau apa. Aku juga sering ML dengan cowok lain di belakang pacarku. Bukan karena cinta aku melakukannya, tapi hanya untuk bersenang-senang saja. Cintaku hanya untuk pacarku. Keluargaku baru saja pindah rumah. Aku senang sih rumahnya cukup bagus, besar lagi. Tapi aneh saja rumah ini dihargai cukup murah. Meskipun begitu orangtuaku tetap saja mengambilnya. Rumah ini punya banyak ruangan yang bisa dijadikan kamar. Kamarku sendiri berada di lantai atas. Tidak besar, karena aku memang tidak terlalu menyukai kamar tidur yang luas. Saat pertama pindah di sini rasanya tidak ada yang aneh. Tapi kok lama- lama seakan banyak interaksi ya? Sering aku melihat kilasan-kilasan cahaya putih gitu. Ku sih cuek saja, ku anggap itu hanya imajinasiku. Tapi semakin hari-semakin nyata saja, tidak hanya kilasan cahaya saja sekarang, tapi kadang sudah berupa wujud orang lewat!! Saat ku perhatikan baik-baik, wujud itu sudah hilang lagi. Kadang seperti ada yang menyentuhku gitu, terlebih saat aku tidur. Anehnya, hanya aku sendiri yang pernah melihat dan merasakannya, kedua orangtuaku tidak pernah walau sekejab. Saat ku menceritakannya pada mereka, mereka bilang aku hanya mengkhayal saja. Tapi ku yakin tidak. Hari itu aku sendirian di rumah. Orang tuaku pergi selama beberapa hari keluar kota mengurus pekerjaan. Aku takut sebenarnya sendirian. Kalau tiba-tiba makhluk itu muncul terang-terangan di depanku gimana coba? Kalau ngajak teman nginap… malas ah repot. Ku beranikan saja diriku. Agar tidak berpikir macam- macam enakan bermasturbasi. Segera ku buka laci lemariku yang selalu ku kunci, soalnya di sanalah aku menyimpan mainan-mainan seksku. Ada dildo, vacum untuk puting dan vibrator. Selagi rumah sepi, aku juga melakukan sesuatu yang biasa ku lakukan bila ditinggal sendiri. Yaitu bertelanjang ria. Akupun menanggalkan satu per satu pakaianku. Aku sangat menyukai sensasi bertelanjang di tempat yang tidak semestinya. Ku bawa mainan seks itu menuju ke ruang keluarga di lantai satu, duduk di sofanya dan mulai melakukan kegiatan masturbasiku. Kini, di rumah sepi dan angker, ada seorang gadis cantik yang sedang masturbasi gila-gilaan!! Membayangkan kondisiku sekarang bukannya malah membuatku takut tapi malah jadi horni karenanya. Ku jadi membayangkan yang tidak-tidak, seperti kalau ada hantu cowok yang muncul dan mengentotiku. Gimana rasanya yah kalau ngentot dengan hantu, dan SIAL!! Ada bayangan lewat lagi, baru juga ngayal
“Ini setan pengennya apa sih? pengen lihat aku masturbasi atau apa!?” umpatku dalam hati. Ku teruskan lagi masturbasiku seakan tidak peduli dengan bayangan lewat barusan. Kalau itu memang setan cowok yang pengen lihat aku masturbasi ya silahkan. Aku sih senang-senang saja. Malah kini masturbasiku semakin menjadi-jadi diiringi desahan-desahan manja kenikmatan seakan sengaja mempertontonkan aksi masturbasiku. Khayalanku akan adanya para makhluk-makhluk menyeramkan yang sedang menonton diriku makin membuatku horni. Aku klimaks!!! Fiuh… Baru satu kali sampe, aku masih punya banyak tenaga dan waktu untuk meneruskan masturbasiku. Hmm, lakukan dimana lagi yah? SIAL!! bayangan orang berjalan lagi, dan… hilang lagi… Bayangan tadi ada di dapur, menuju ke sebuah ruangan yang cukup luas namun sengaja dikosongkan. Ruangan itu sengaja terkunci karena tidak ada barang-barang kami yang diletakkan di sana. Aku sendiri belum pernah masuk ke sana. Gilanya, sekarang aku malah kepengen melakukan masturbasi di ruangan itu. Aku bangkit dari sofa. Kakiku sedikit gemetaran melangkah ke sana. Ku buka kunci dan ku dorong pintu ruangan itu. Bunyi suara decitan pintunya saja sudah seram. Ruangan ini memang luas. Sebagian perabot yang ditinggalkan pemilik terdahulu sengaja ditutupi kain putih. Banyak sarang laba-laba di sana-sini. Belum lagi gerombolan kecoa yang langsung bersembunyi begitu aku masuk. Tidak ada lampu di sini, tapi untung saja cahaya lampu dari dapur cukup banyak yang masuk, begitupun cahaya matahari sore dari sela-sela ventilasi. Dadaku begitu berdebar-debar. Rasanya sungguh campur aduk sekarang. Antara takut, penasaran, dan horni gimana rasanya bermasturbasi di ruangan yang menyeramkan dan kotor begini. Duh, memekku sudah basah lagi. SIAL!! Dua bayangan lewat sekaligus, berbarengan dengan pintu yang tertutup dengan sendirinya!! Asli horror Aku masuk terus ke dalam. Kemudian duduk di lantai tepat di tengah- tengah ruangan ini. Lantainya tentu saja sangat kotor, debunya langsung menempel di kulit pantatku yang putih. Akupun melakukannya lagi di ruangan ini. Di tempat yang sangat tidak lazim untuk bermasturbasi dan berbugil ria. Kalian bayangin saja, seorang gadis cantik putih mulus sedang masturbasi gila-gilaan di ruangan yang penuh bau busuk, kotor dan menyeramkan, ganjil tapi seksi banget kan? hehe. Aku tidak pernah berpikir melakukan hal seperti ini sebelumnya. Ternyata sensasinya begitu nikmat luar biasa. Aku menyukai perasaan campur aduk seperti ini. Setelah beberapa saat mengocok memekku dengan dildo. Aku merasa seperti ada yang meraba-raba tubuhku. Sentuhannya sangat lembut, membuat aku jadi semakin menikmati masturbasiku.
Klirotisku juga seperti ada yang memilin-milin, begitupun putingku. Ini betul-betul nikmat. Aku yang sudah horni tidak peduli lagi apa yang membuat tubuhku seperti diraba-raba begini. Aku terus masturbasi hingga akhirnya aku tidak tahan. “Creeettt” aku sampai….. Tanpa terasa hari sudah mulai malam, hal itu ku ketahui dari cahya kemerahan yang masuk dari luar, yang sebenarnya malah justru menambah kesan menyeramkan pada tempat ini. Tapi aku terus saja mengocok dildo di dalam memekku untuk mendapatkan orgasme berikutnya. Akhirnya yang ku takuti datang juga. Sosok itu kini berdiri tepat di depanku menatapku. Matanya merah, wajahnya tidak beres. Pokoknya hancur deh. Masalahnya bukan hanya satu, tapi ada dua!! Duh… kok beneran muncul sih, padahal aku belum orgasme T.T Antara harus takut dan menahan horni, aku malah melanjutkan masturbasiku. Gak peduli kalau saat ini diriku sedang ditonton dua makhluk jadi-jadian yang buruk rupa. Hingga akhirnya akupun orgasme lagi, cairan memekku tumpah dengan banyaknya membanjiri lantai yang kotor ini. Lega rasanya, tapi tidak sepenuhnya lega. Ya, karena makhluk itu masih ada di sana menatapku!!
“Plis.. j-jangan ganggu aku…” kataku memohon. Tapi mereka tidak bergerak atau bicara sama sekali.
“Tolong ngilang lagi dong… wajah kalian itu lho”
“Aku udah selesai… mau istirahat dulu. Cape masturbasi terus… belum puas apa kalian nonton aku nya?” entah kenapa aku malah mengatakan hal seperti ini pada mereka. Melihat mereka tidak ngilang-ngilang juga aku jadi takut. Akupun bangkit untuk keluar dari ruangan ini. Tapi, pintunya tidak mau terbuka!! Kenapa gini sih!! Aku panik sekarang. Makhluk itu kini akhirnya bergerak, tapi sialnya menuju ke arahku!! Dadaku begitu berdebar-debar. Bau busuk dari badan mereka membuat kepalaku pusing.
“Please… jangan bunuh aku!!” teriakku ketakutan. Tapi mereka terus mendekat.
“Please… jangan bunuh….”
“Membunuh? Kenapa kami harus membunuh?”
“Hmm?” mereka bicara.
“K-kalian bukannya mau membunuhku?” tanyaku.
“Ckckck, ini cewek kebanyakan nonton film horror sepertinya. Kami tidak akan membunuh kamu, rugi dong ngebunuh cewek cantik”
“K-kalau gitu tolong biarin aku pergi”
“Ngapain sih cepat-cepat pergi, temani kita dulu dong” ujar salah satunya.
“T-tapi…” “Kita janji kok gak bakal nyakitin, apalagi ngebunuh…” Akupun mencoba tenang dan percaya pada perkataan mereka, meski sebenarnya aku sangat takut dan ngeri melihat wajah kedua makhluk ini.
“Kalian sebenarnya siapa? Kenapa gangguin aku terus?”
“Kami jin penunggu rumah ini. Namaku Wowo dan saudaraku ini Wawa. Kami tidak ada maksud mengganggu kok, hanya pengen lihat cewek cantik saja”
“Ooh… A-aku Melisa” kataku juga memperkenalkan diri.
“Namanya cantik banget, secantik orangnya, hehe” tahu apa sih jin ini, walau senang juga sih dikatakan cantik. Meski Jin buruk rupa yang mengatakannya.
“Kalian sudah lama tinggal di sini?” tanyaku, entah kenapa aku jadi pengen lebih tahu tentang makhluk di depanku ini. Rasa takutku kini juga sudah mulai mereda, walau masih sedikit mual melihat tampang mereka. Mereka menyuruhku untuk duduk dulu di kursi agar ngobrolnya lebih asik. Kok jadi akrab gini sih? padahal mereka itu setan, mana aku masih telanjang bulat lagi. Mereka mengatakan kalau mereka horni melihat diriku. Katanya aku seksi banget, apalagi kalau telanjang sambil masturbasi. Mereka juga mengatakan kalau yang selama ini meraba-raba aku waktu tidur itu adalah mereka, termasuk yang meraba-raba saat aku masturbasi barusan. Mereka sendiri sudah cukup lama tinggal di sini, jauh sebelum rumah ini dibangun. Dahulu tempat ini adalah pohon durian tua, mereka tentu saja tidak rela tempat tinggalnya diganggu. Makanya mereka membalas mengganggu penghuni rumah ini serta orang lewat.
“Oh gitu, terus bahasa kalian kok gaul gitu yah? kayak anak muda saja”
“Kita kan mengikuti perkembangan zaman, hehehe. Mel, masturbasi lagi dong… kita masih belum puas nih…”
“Gak ah, aku capek… aku mau mandi dulu”
“Tapi habis itu boleh liat lagi kan?”
“Hmm… Iya deh boleh” Akhirnya mereka memperbolehkanku keluar dari ruangan ini. Aku betul- betul mandi setelahnya. Karena gatel banget, debu menempel dimana-mana di tubuhku. Saat aku selesai mandi dan kembali ke kamar. Ternyata makhluk itu sudah muncul di kamarku. Mengagetkan ku saja dengan wajah buruknya.
“Tolong deh… wajah kalian itu. Apa tidak bisa dibuat lebih baik?”
“Wajah kita emang dari sananya begini, ilmu kita belum tinggi untuk bisa ganti-ganti wujud” Jawab si Wowo. Ya elah, Jin rendahan ternyata.
“Ya udah deh, terus gimana? Pengen lihat aku masturbasi lagi nih?” kataku sambil membuka handukku dengan gerakan menggoda. “Jleb” handukku jatuh ke lantai. Tubuhku yang basah dan masih harum kini terpampang lagi di hadapan makhluk ini. Aku tidak percaya sekarang aku menawarkan diri bermasturbasi untuk memanjakan mata mereka.
“Pengen banget… tapi kali ini pakai timun dong”
“Timun?”
“Iya, kita suka sekali sama timun” ucapnya. Aku baru tahu kalau ada Jin yang suka makan timun. Jin apaan sih mereka sebenarnya??
“Ya udah tunggu bentar” Aku lalu turun ke bawah untuk mengambil timun di kulkas. Mereka lagi-lagi sudah sampai duluan di sana.
“Pengen lihat sekarang?”
“Iya…”
“Ya udah, lihatin baik-baik yah…” Aku kemudian duduk di sofa di ruangan tengah. Kakiku ku buka lebar-lebar sehingga memekku terlihat dengan jelasnya di hadapan mereka. Ku masukkan timun dan ku kocok. Ternyata rasanya enak juga. Vaginaku terus-terusan mengeluarkan lendir yang membuat timun ini jadi basah mengkilap. 7641Please respect copyright.PENANADgOBVrvjdb
“Mel, bagi timunnya dong…”
“Nih…” ku ulurkan tanganku menyuapi timun itu ke mulut Wawa.
“Aku juga dong…” pinta si Wowo.
“Nih mamam…” ku suapi juga dia. Satu batang timunpun habis.
“Enak yah?”
“Enak banget…”
“Masih mau lagi?”
“Mau dong, boleh kan?”
“Boleh kok…” jawabku mengiyakan. Ku masukin timun yang lain ke memekku. Ku kocok lagi di dalam sampai becek dan penuh lendir seperti tadi.
“Nih sayang… makan lagi… aaaaa”
“Hap” merekapun makan lagi bergantian. Akhirnya malah jadi sebuah acara suap-suapan timun. Aku terus melakukan hal itu berulang-ulang, memasukkan timun ke dalam vaginaku lalu menyuapi mereka dengan tanganku sendiri. Ada kesenangan tersendiri saat aku melakukannya. Geli banget melihat tingkah mereka yang memakan timun yang berasal dari memekku itu. Kadang aku juga ikut memakannya. Dan yang pasti, aku mendapatkan orgasme berkali-kali karena timun ini.
“Timun terakhir nih… aaaa” kataku mengulurkan tangan menyerahkan potongan timun terakhir sepanjang 10 cm ke mulut Wowo, tapi “hap” aku memasukkan timun itu ke mulutku dan memakan semuanya sampai habis. .
“Yang terakhir untuk yang punya timun dong… hihihi” ujarku sambil cekikikan.
“Yah…”
“Kenapa? Emang masih belum kenyang juga?”
“Belum”
“Tapi udah gak ada timun lagi di kulkas. Ini aja kalau mau…” aku lalu memasukkan dua jari ke memekkku, mengocoknya sebentar lalu mengeluarkannya lagi, ku tunjukkan jari-jariku yang basah penuh lendir pada mereka.
“Mau gak? Aaaa…” kataku mengulurkan jariku, mempersilahkan jari-jariku ini untuk dikulum mereka. Wawa dan Wowo langsung saling berebutan untuk mengulumnya. Lucu banget melihat tingkah mereka ini, akhirnya Wowo yang mendapatkannya dahulu. Rasanya sungguh aneh saat jari-jariku berada di mulut makhluk ini, mana nafasnya bau lagi. Udah badan mereka busuk, nafasnya juga busuk. Tapi ku coba saja membiasakannya.
“Duh.. geli banget” ucapku tertawa geli. Lidahnya menari-nari di sana mengulum jariku. Tidak mau kalah, ku balas juga dengan memainkan jari- jariku di dalam mulutnya.7641Please respect copyright.PENANA0CfEBZ59p3
Setelah puas, sekarang gantian si Wawa yang mengulum. Begitu seterusnya. Keadaan yang tidak kalah mesum dan ganjil. Seorang gadis cantik bergantian mengulurkan jari-jarinya untuk dikulum dua makhluk jadi- jadian yang buruk rupa, bahkan melakukannya sambil cekikikan kesenangan.
“Duh, kita betul-betul horni nih jadinya…” ujar si Wowo.
“Week… terus hubungannya sama aku?”
“Bantuin dong Mel…”
“Bantuin?"
“Iya, kamu gak kepengen ngelihat kontol kita nih?”
“Hmm” Jujur aku memang penasaran sih bagaimana rupa kontol mereka.
“Mau yah?” tanya mereka lagi.
“Ya udah…” Mereka lalu membuka penutup tubuh mereka yang memang hanya menutupi bagian bawah saja. Penis merekapun mencuat dengan tegaknya menghadangku. Gede banget….
“Gede gak Mel?”
“Iya… hmm, boleh aku kocok gak?” pintaku. Aku yang memang doyan seks tentu saja sangat kagum dengan ukuran penis di depanku ini, tanganku gatal pengen menyentuhnya meskipun ini adalah penis Jin. Akupun mendekati selangkangan jin ini. Baunya jangan ditanya, lebih amis dari bau badan dan nafas mereka. Pengen muntah sebenarnya, tapi masih bisa ku tahan. Ku kocok dua penis itu sekaligus sambil sesekali tersenyum manis pada mereka.
“Duh, enaknya… baru kali ini penis kita dikocokin cewek cantik kayak kamu”
“Makasih” jawabku membalasnya sambil tersenyum. Namun jiwa binalku ternyata belum puas kalau hanya mengocok.
“Boleh ku emut?” pintaku.
“Boleh kok, tapi mintanya yang benar dong… hehe”
“Iya deh… Sayang… aku kepengen rasain kontol kalian dimulutku dong… boleh yah melisa kulum kontol kalian?” pintaku dengan memasang ekspresi muka nakal. Sungguh ganjil, seorang gadis cantik anak manusia memohon agar boleh menjilati penis makhluk jadi-jadian nan buruk rupa.
“Gitu dong… hehe” Ku dekatkan wajahku ke penis Wawa. Ku kulum kepalanya lalu ku jilati seluruh permukaan penisnya. Lidahku bersentuhan dengan kulit kasar penisnya makhluk ini!! Rasanya tentu juga sangat tidak enak. Sambil mengulum penis yang satu, tanganku masih tetap mengocok penis yang satunya lagi. Entah kenapa aku jadi kepengen memberikan pelayanan terbaik pada makhluk-makhluk ini. Menyerahkan diriku seutuhnya sebagai pemuas nafsu mereka. Berbagai teknik oral ku keluarkan demi memuaskan sang empunya penis. Menyentil-nyentil lubang kencing mereka dengan lidah. Mengulum rambut kemaluan mereka seperti dikeramas. Menjilati selangkangan mereka hingga ke bagian anus. Sampai memasukkan batang penis mereka hingga mentok ke kerongkonganku.
“Kamu suka baget yah sama kontol kami? haha”
“Iya, suka banget” jawabku lalu melanjutkan mengocok dan mengulum. Setelah sekian lama akhirnya penis mereka memuncratkan peju bersamaan ke arahku. Pejunya berhamburan di wajahku, sebagian besar berceceran di lantai.
“Mel, jilatin yang di lantai tuh… jangan di buang-buang” perintahnya.
“Iya iya bawel banget…” ku turuti permintaan mereka. Aku menjilati peju mereka yang berserakan di lantai. Perlakukan yang sebenarnya sangat merendahkan derajatku sebagai manusia, tapi aku melakukannya dengan senang hati. Anehnya setelah muncrat penis mereka tidak loyo sama sekali.
“Kontol kalian kok masih tegang aja sih?” tanyaku heran.
“Kontol Jin itu itu beda sama punya manusia. Ini bisa tegang sampai kapanpun kita mau. Bisa nyemprotin peju sebanyak apapun, hehe”
“hah? enak betul dong kaliannya. Pasti udah sering yah ngerjain cewek-cewek kayak aku. Iya kan?”
“Gak kok, baru kamu aja. Bahkan jin- jin cewek gak ada yang mau sama kita berdua”
“Hah? Berarti kalian masih perjaka dong?”
“Iya” Hahaha, lucu juga memikirkan kalau ada jin perjaka. Tapi aku jadi kasihan mendengarnya. Apa ku serahkan juga vaginaku untuk mereka genjot yah? Tapi… masa iya aku disetubuhi makhluk seperti mereka? Jin dengan wajah seram bin hancur? Tapi hitung-hitung pengalaman ah, kapan lagi ngerasain kontol jin di tubuhku. Bosan dengan cowok- cowok ganteng terus.
“Hmm… kalau kalian mau, boleh kok ngentotin aku”
“Beneran Mel?”
“Iya, mau gak? Kalian boleh gunain tubuh aku sepuas hati kalian, bahkan jadi budak seks kalian. Tapi ada syaratnya…”
“Duh, sayaratnya apa nih? Jangan berat-berat dong…”
“Kalian gak boleh ganggu manusia lagi. Deal?”
“Ya udah deh. Deal!!”
“Kalau gitu kita mainnya di kamar aku aja yah… di atas ranjangku aja” kataku. Gila!! Aku mengajak dua ekor Jin ini untuk menyetubuhiku di atas tempat tidurku.
“Hehe… ayuk” Kamipun berpindah lagi ke kamarku. Tidak perlu menunggu aba-aba lagi dariku. Mereka langsung menyerbuku yang sudah terbaring pasrah di ranjang, yang bersedia menyerahkan tubuhku untuk diapakan saja oleh mereka. Jadilah sprei ranjangku jadi ikut-ikutan berbau amis yang berasal dari tubuh mereka, yang tentu saja seluruh tubuhku juga demikian. Mulut merekapun sama-sama mencaplok masing-masing buah dada ranumku. Rasanya geli banget. Air liur mereka yang banyak, bau dan menjijikkan itu membuat seluruh dadaku jadi basah. Padahal baru saja aku mandi, kini malah mandi air liur mereka. Tapi aku yang telah horni berat sudah tidak memikirkan bau atau wujud makhluk yang sedang menindihku ini lagi. Aku cuma pengen disetubuhi.
“Gue dulu yah Wo” pinta si Wawa.
“Gak, gue dulu…”
“Lu tu seharusnya ngalah sama gue, gue ini lebih tua dari lu”
“Urusan beginian gak ada kalah mengalah” Ya ampun mereka ini.
“Udah dong… Wawa dulu deh. Biar Wowo kontolnya Melisa jilatin dulu aja, gak kalah enak kok service dari mulut aku” ujarku berusaha mengatur mereka.
“Tuh dengarin si Melisa, haha” ujar si Wawa kesenangan. Wowo pun terpaksa mengalah. Wowo bangkit naik lalu mengangkangi wajahku. Dia men- deepthroat mulutku dengan posisi aku yang masih telentang. Kasar Banget, mana bau busuk lagi penisnya. Kayanya dia kesal karena gak jadi yang pertama. Wawa juga mulai memasukkan batang penisnya ke dalam memekku. Rasanya begitu sesak saat penisnya masuk seluruhnya. Meski aku sudah sering ML, tapi belum pernah ada yang sebesar punyanya. Merekapun mulai menggonjotku. Satu di mulut dan satu di vaginaku. Tempat tidurku sampai menderit-derit keras. Rasa nikmat akibat genjotan si Wawa betul-betul luar biasa. Aku jadi bersemangat untuk juga memberikan service mulut yang baik untuk Wowo yang sedang mengangkangi wajahku. Dengan sedikit isyarat, si Wowo berhenti menggenjot mulutku. Ku suruh dia sedikit lebih memajukan pinggulnya. Kini lubang anusnya berada tepat di depanku, akupun menjilati dan membersihkannya dengan telaten. Gak usah ditanya lagi gimana rasanya. Setelah 15 menit, sekaran gantian Wowo yang menggenjot memekku dan Wawa yang menggenjot mulutku. Tapi dasar Wawa tidak mau kalah, ada-ada saja permintaannya.
“Hah? Anal?” tanyaku memastikan.
“Iya, aku kepengen coba juga yang namanya anal. Gak apa kan Mel?” pinta Wawa. Aku memang pernah berhubungan lewat anal, tapi tidak dua batang untuk dua lubang sekaligus, mana ukurannya gede- gede, bukan punya manusia lagi.
“Please mau yah…”
“Ya udah deh… “ tapi aku mengiyakannya juga. Akhirnya kedua lubangku digenjot dua batang sekaligus, dan itu adalah batang penis milik makhluk gaib buruk rupa!! Tubuhku betul-betul diperlakukan sesuka hati oleh mereka. Seluruh lubangku dipakai bergantian. Hingga akhirnya mereka ejakulasi masing- masing di anus dan memekku. Banyak banget. Tapi malam masih panjang, akupun digenjot sampai tiga ronde malam itu. Aku hampir tidak sadar diri karena tubuhku terasa sangat letih digenjot terus menerus. Seluruh tubuh dan sprei tempat tidurku tertutupi berliter-liter peju makhluk- makhluk itu. Ternyata mereka memang bisa menembakkan pejunya sebanyak apapun yang mereka mau. Mengetahui hal itu aku bahkan sengaja meminta agar dibukkake oleh mereka.
“Wah.. mantap banget Mel. Kita puas banget”
“Kalian yang enak… lihat nih kamarku jadi berantakan gini!!”
“Hehe sorry deh…”
“Iya, gak apa kok… lagian besok bisa aku cuci”
“Tapi kita masih boleh kan besok ngentotin kamu?”
“Hmm, iya deh..” soalnya aku ketagihan dengan penis mereka.
“Tiap malam boleh?”
“Iya…”
“Makasih Melisa sayang…. Kita sayang kamu”
“Gombal!! Udah sana ngilang!! Udah mau pagi”
“Kita ini jin lho, bukan hantu kayak di film-film. Jadi mau siang atau malam sama saja. Tapi kita kalau siang memang biasanya tidur sih, di loteng. Ya sudah, besok malam lagi yah… bye”
“Bye” merekapun menghilang. Namun sepertinya petualanganku baru akan dimulai.7641Please respect copyright.PENANAf1ZLiVv3GO
TAMAT.
ns 15.158.61.20da2