Pada pagi hari yang cerah seorang gadis bernama susi ingin menuliskan surat untuk ayahnya, yang ditemani oleh sahabatnya bernama fitri. Semua orang bisa merasakan kebahagiaan bersama Keluarganya namun tidak semua hal yang indah itu dapat dirasakan oleh orang lain. Menjadi anak yang mandiri lebih mudah dibandingkan anak yang tidak ada sama sekali perhatian sedikitpun dari orang tua. Akibat karna keegoisan orang tua. Diwaktu kecil saya mengira, orang tua tidak selalu dibutuhkan yang dipikiran saya hanya bermain sepuasnya dan mempunyai uang jajan., namun ketika saya beranjak ke dewasa itu adalah hal yang sangat pahit yang harus ditempuh tanpa ada tujuan dan saran dari seseorang pun.
Ingin mengadukan sebuah masalah yang terberat dalam hidup tanpa ada pendengar dari seorang ayah. saya bernama Susi terlahir dari orang tua yang sederhana saya anak ketiga dari 5 bersaudara, Saya mempunyai 2 Abang dan 2 adik. Ayah saya bekerja sebagai guru dan ibu saya hanya sebagai ibu rumah tangga. Bagi anak lain pada umumnya cinta pertama anak perempuan ialah seorang ayah yang istimewa di dalam hidupnya . Namun susi dari kecil jarang merasakan cinta dan kasih sayang dari seorang ayah.
Saya kelahiran tahun 2000, dikota Bandung. setelah 3 bulan saya lahir, ayah saya mulai tidak sayang kepada ibu saya dan juga ingin menikah, namun belum sempat terjadi. Setelah saya berumur 5 tahun saya disekolah di taman kanak-kanak, yang tidak jauh dari rumah saya, dimasa umur 5 tahun saya tidak tahu rasa kasih sayang dari seorang ayah, yang saya rasakan hanyalah ayah selalu memberikan uang berapa pun saya minta, dan tidak pernah merasakan kehangatan dipeluk ayah saat menangis.
Pada waktu saya masih sekolah TK, ayah terlalu egois dan dia memutuskan berpoligami tanpa sepengetahuan ibu saya. Ibu saya merasakan kehancuran mental dan pada saat itu ibu saya sedang hamil. Ibu saya terus berpikir dan hampir strees karna ulah ayah yang mementingkan ego nya
Pada suatu hari, ketika ibu telah mengantar susi ke sekolah, ibu terjatuh saat membawa motor dan dibawa ke rumah sakit, susi tidak mengetahui hal yang terjadi saat itu. Susi pulang dari sekolah yang berjalan kaki sendiri, sesampai di rumah susi dan Abangnya kelas 2 SD merasa sedih karna ibu yang tak ada dirumah. Dan saya menanyakan kepada bibi kakak kandung ayah saya
Susi: assalamualaikum, bibi
Bibi: waalaikumsalam, kenapa tu... (Dengan nada agak sombong)
Susi: BIbi ibu kemana kok gak ada dirumah, atau ibu pergi bersama ayah ( dengan hati yang sedih)
Bibi: ibu kamu jatuh, tadi, Kamu kok ga tau,
Susi: terus keadaan ibu gimana, ibu di rawat dimana BIK
Bibi: saya ga tau, mungkin udah meninggal ( sambil bercanda)
Susi: disaat itu saya terduduk dan menangis, Abang berkata" udahlah si ibuk pasti baik baik saja" ya Allah kok tega Kali bibik berkata seperti itu kepada ku, kami ada salah apa, sehingga dia membenci ibuku
Setelah 2 hari berlalu, Alhamdulillah keadaan ibu susi hanya baik baik saja
Pada hari senin tepat jam 11 saya dijemput oleh ayah, Dan itu adalah hal yang istemewa bagi susi
Ayahnya membawa susi ke rumah istri keduanya dan disitu ayah telah mempunyai anak bayi perempuan
Ayah: nak cium adek mu, dan salam itu ibumu
Susi : baik ayah( susi yang berumur 5 tahun, dan masih terbingung dengan situasi keadaan)
Setelah beberapa jam kemudian
Ayah: ayok nak pulang, susi mau apa
Susi: yah ayok ke toko aksesoris, aku ingin membeli , pita dan gelang
Dan ayahnya menuruti permintaan gadis kecil itu
Susi: susi sangat merasakan kesenangan dan kebahagiaan, nikmat nya satu hari berada dalam kawasan ayah
Sesampainya susi dirumah, langsung dimarahi ibu karna pergi bersama ayahnya tanpa izin dan ibu mengetahui pergi kerumah istri ayah ke 2, dan ibu mengancam saya, sehingga saya tidak mau pergi bersama ayah lagi
Susi gadis kecil itu menangis di dalam kamar
“Kenapa aku tidak pernah merasakan kesenangan, rasanya sakit apalagi melihat ayah dan ibu selalu bertengkar.”
Tak terasa umur Susi semakin lanjut, dan dia di daftarkan oleh ibunya di sekolah Dasar kota bandung
Gadis mungil itu selalu berjalan kaki, yang jarang di jemput oleh ayahnya, berbeda dengan anak lain pada umumnya. setelah ayahnya berpoligami yang mengurangi kasih sayang kepada Susi dan keluarga nya. Setelah enam tahun bersekolah, dia melanjutkan sekolah nya di Mts, yang selalu menemani dan disampingnya adalah ibu.
Pada saat kesekolah MTS Susi hanya menggunakan ojek, yang telah dibayarkan ayahnya perbulan, dengan alasan ayahnya tidak sempat mengantar susi dan sangat sibuk.
Sebelum susi tidur, selalu merenungi apa yang terjadi di keluarga nya, sambil meneteskan air mata Dia berkata" andai bisa memilih aku lebih menginginkan kasih sayang dari seorang ayah dibandingkan uang yang selalu banyak diberikan oleh ayah kepada saya setiap saat. Kasih sayang seorang ayah, tak terbayar dengan apapun.
Pada suatu hari, ayah membujuk ibu untuk menandatangani persetujuan ayah berpoligami dengan wanita itu untuk dapat mengurus surat nikah mereka karna sangat dibutuhkan, untuk kelanjutan sekolah anak anak dengan istri kedua nya
Namun ibu sangat keras tidak ingin memberikan tanda tangan, walaupun dibujuk oleh sanak saudara
Setelah selesai sholat subuh dan mengaji datang lah seorang paman dan mengahampiri saya
Paman: Susi mana ibu kamu
Susi: ibu tidak ada disini paman
Paman: ibu kamu selalu tidak mau untuk menandatangani surat ini, sampai kan pesan paman, kepada ibumu “Jika ia tidak ingin menandatangani surat ini, maka ayah mu akan menceraikan ibumu”
Susi: Aku menunduk, dan menangis mendengar kata cerai yang terucap tetapi seakan terlihat tegar di depan mereka,
Disudut kamar, gadis cantik itu, selalu bersama boneka nya.Setiap tidur, selalu meneteskan air mata. selama 2 bulan susi sangat merasakan kesedihan karna keluarga yang tak pernah damai dan ayah tak pernah pulang kerumahnya dan selalu meneteskan air matanya setiap tidur. Tetesan air mata selalu membasahi boneka nya yang cantik itu yang tidak ada diketahui siapa pun.
Setelah 2 bulan merasakan kesedihan, akhirnya Susi sakit sangat parah dia mengalami sakit demam dan berlanjut ke usus buntu.
Susi selalu menunggu ayah nya yang tak pernah pulang, kerumahnya
Setelah ayahnya pulang, susi langsung dibawa kerumah sakit terdekat, dan tidak menunggu lama, susi langsung di operasi oleh dokter, setelah merasakan 2minggu kesakitan yang tak ada kepedulian ayahnya.
Saat susi di dorong kedalam ruangan operasi, ayahnya langsung memeluknya erat dan menangis membasahi pipi gadis itu, namun tetesan air mata terkhir ayahnya, membuat susi terdiam saja dan tak berbicara.
Setelah 4 jam, susi belum juga keluar dari ruangan operasi, tak beberapa lama kemudian salah satu dokter keluar dan mengatakan “susi tidak bisa diselamatkan karna darah yang sangat rendah”.
Ayah, ibu dan keluarganya menangis histeris mendengar susi telah meninggal di usia 17 tahun yang sangat muda, namun tetesan air mata itu tak berarti lagi bagi semuanya.