By: gitanggit. Langkah kakinya yang begitu ringan, tanpa sesuatu atau desiran sekalipun, yang bisa menyetarainya dengan sebentuk atau satu semberitan keangkuhan yang begitu saja bisa membawanya pada keangkuhan yang tak sebanding dengan gegap gempitanya kesejajaran yang begitu bersahaja, yang begitu menyatu dengan saharanya keangkuhan itu sendiri, yang mengerdil di bagian-bagian tak terjangkau pada apa yang tak mengerti atau tak mau mengerti apalagi berupaya untuk sekedar mampu untuk sejenak saja, mengerti.Pun memahami. Gadis dengan aksen yang begitu lekat, dengan keramahtamahan yang benar-benar tak terkira namun ia punya makna lebih dari sekedar itu semata. Ke sana kemari hingga ke ujung bawah sana. Kawan, bukan, bukan dan bahkan tidak akan pernah seperti itu jua istilahnya. Lantas, ia yang sekarang ini sedang berbincang ini dan itu bersama kerabatnya itu, di suatu pagi yang sungguh manis meski ia tadi belum sempat menyesap minuman paginya karena terlalu bersemangat untuk menjelang hari di pagi hari ini yang begitu nirmala. Dan sedikitnya, kawan-ku, biar aku beri tahukan sesuatu yang begitu cerah begitu. 'Begitu pula dengan senjanya'. Nah seperti itu, jadi, bagaimana menurutmu?! Dan, sepersekian kiasan waktu yang berdenting kemudian, Sang Nona yang selalu di sapa dengan anggun dari dan daripada setiap yang mengenalnya tersebut itu pun menoleh padaku ketika ku panggil namanya yang teramat mengagumkan, seperti ini. "Hai, kau yang disana sedang begitu bersemangat berbincang dengan kerabat dan juga kawan karibmu," begitu kusapa diri Sang Wanita penuh makna yang mengesankan, setidaknya itu begitu lebih dari kesan yang mengesankan. Menurutku. Lantas, ketika ia menjawab dengan senyum penuh makna senyum dan tawa kecil yang lepas. Serta ekspresi seraut wajah yang selepas kau sedang mematut dirimu saat ingin berdandan atau pun sebelum dan sesudahnya mandi pagi. Gadis itu menjawab, dengan senyum dan jenakanya kerjap mata yang tak hanya semata-mata, namun penuh dengan gurat dan roman rona wajahnya yang 'hai senang bertemu sapa denganmu dan bisa berbincang denganmu, kawanku'. Yah, seperti itu. "Ajaibnya, aku sedang membicarakanmu, kau, tahu? Ada banyak orang yang juga sedang membicarakanmu, Tuan yang baik," ucapnya dengan senyum yang begitu cantik secantik parasnya yang kecantilannya tak membuat bosan dan, sungguh bisa menenteramkan hati dan pikiranmu kalau-kalu kau tak sengaja melihatnya. Lalu, ku tepis buaian-buaian yang sedang membuaiku kalau aku memilih untuk menuruti apa yang baru saja diceritakan oleh Gadis cantik manis ramah dengan pembawaan yang begitu teramat menyenangkan itu dengan dalih seperti ini. "Ah, sebenarnya, aku hanya ingin menyapamu, kawan-ku!" kataku dengan penuh harap jika Gadis itu mengetahui lebih maksudku. Lantas, seorang kerabat dari Gadis yang begitu baik dan anggun itu pun kemudian segera berkata. "Ini sesuatu yang patut untuk di perbincangkan sesama orang-orang yang mau mengerti dan juga memahami, Tuan yang baik," kata kerabat Gadis cantik yang kini mengangguk dan tersenyum dengan begitu menyenangkan dengan apa yang sedang menjadi topik perbincangan mereka sepagi ini di sebuah selasar pertemuan yang begitu sangat menyenangkan dan begitu hidup serta berwarna secerah warna-warni. Menyenangkan! Menyejukkan!"Wah, wah kawan baru," ucapku. "Aku setuju denganmu," tambahku lalu kulihat semua yang ikut terlibat dalam pembicaraan yang sudah di jadwalkan ini pun kemudian segera berkata. "Apa yang sekarang ini begitu diperbincangkan memang harus di pedulikan dan juga lebih sedikit diperhatikan lagi, yaya, anda benar sekali kawan baruku," ujarku lalu tersenyum dan di sambut oleh Nona Cantik yang begitu sangat membuat tenteram diriku, ketika aku memandanginya begitu intens dan takjub. Sungguh senyum yang menawan. "Tentu saja demikian, Tuan yang baik," ujar Sang Nona Cantik. "Jadi, bagaimana lagi sekarang?" tanya Kerabat dekatnya itu. Nona cantik itu pun kemudian menjadi begitu bertambah cantik ketika ia menoleh dan tersenyum begitu sangat tulus kepada Tuan yang baik. "Betul sekali, Tuan yang baik, pembicaraan ini memang sangatlah sudah memberikan banyak hal yang begitu peduli dan mengerti serta memahami," ucap Nona cantik yang juga menyetujui apa yang dikatakan oleh Tuan yang baik dan juga penuh dengan tanggung jawab yang tak hanya kelihatannya itu. "Hmm, ya anda betul juga Nona yang cantiknya anggun," ucap Tuan yang baik dan tersenyum begitu senang padanya dan kemudian melihat sekilas beberapa teman karib Si Gadis Cantik yang sekarang ini juga tersenyum lebar. "Ya, lantas sekarang bagaimana?" tanya rekan lainnya. "Sekarang?!" tanya Sang Gadis Cantik mengerling dan mengerjap. "Ya, tentu saja begitu," kerabat lainnya lagi berkata."Tentu saja begitu, karena kita memang masih dan selalu akan peduli dan akan selalu berupaya untuk mengerti hingga memahami, tapiii," ujar Tuan yang baik."Tapi apa?" tanya Nona yang Cantik. Lalu jawab Tuan yang baik. "Tapi," kata Tuan yang baik sembari menatap sepasang kelopak Nona yang Cantik seperti apa yang ia lakukan sekarang begitu sangat luar biasa menakjubkan. Bisa melihat kerjapnya yang begitu sangat teramat menenteramkan. "Ya tapi apa?" desak Sang Nona Cantik. Lalu Nona Cantik kemudian berkata. "Apa pun itu tapi, selalu memperhatikan arti yang benar bukan lagi soal sesuatu yang hanya tampak di luarnya saja," "Ya, kita memang harus sepeduli itu untuk tidak hanya saling mengerti, namun lebih dari sekedar memahami juga, begitukah?" "Ya, begitu," jawab Tuan yang baik seraya tersenyum penuh dengan kegembiraan. Lalu seketika terlintas tanya sejenak pada Tuan yang baik. "Tapi, Tuan yang baik, pertanyaannya adalah, selapang apa?" Kerjapnya bertanya kepada Tuan yang baik yang penuh dengan hal yang sangat menarik dan menyenangkan apabila bisa berbincang dengannya di hampir setiap waktu.
Di setiap gegap gempitanya akan harapan yang sebenarnya selalu sejajar, menyejajarkan.
Seperti seluas horizon dan sedalam apa yang bisa kau impikan.
"Sebagaimana semestinya," ucap Tuan yang baik yang dengan suaranya yang begitu membahanakan dalam diam dan juga dalam bisikan baik yang sebaik-baiknya kebaikan.
Dan, bagaimana pun, dengan begitu tergelak senang, Nona yang cantik itu pun kemudian segera berkata. "Tapi, hal itu bisa saja berarti banyak, bukankah begitu?"
"Maksudnya besar atau kecil?"
"Hmmm," gumam Nona yang cantik dengan begitu sangat serta merta yang sekarang ini begitu memperhatikan seraut wajah menyenangkan milik Tuan baik hati dan juga begitu sangat tak terduga itu. Memandanginya sekilas lagi dan segera berkata. "Bukan hanya itu, tapi menurutku, layak atau tidaknya," ucap Nona yang Cantiknya anggun dan juga begitu tersenyum dengan selalu apa adanya.
"Ya, kau tahu bukan tadi, Nona yang Cantik, seperti sebagaimana semestinya, tidak kurang dan tidak lebih dan bahkan si lebih-lebihkan, mungkin? Hmmm, demikian," jelas Tuan yang baik.
Nona yang baik hanya mengangguk dan tersenyum dengan senyum penuh hormatnya.