Acara resepsi pernikahan sudah selesai dan kini sepasang pengantin baru bernama Al Ghazali dan Alifia sedang menuju rumah orang tua Alifia atas permintaan Alifia sendiri. Al Ghazali menyetir sendiri mobil miliknya.
*
Sesampainya di rumah Alifia…
Mereka berdua sampai di rumah orang tua Alifia pada jam 8 malem (20:00 WIB). Alifia mengajak suaminya menuju kamarnya. Al Ghazali dan Alifia memasuki kamar Alifia yang sudah dibersihkan dan dirapihkan.
Al Ghazali kemudian menatap mata indah milik Alifia dan saling berhadapan lalu Al Ghazali memegang ubun ubun Alifia yang masih tertutup kerudung dan membaca doa, “Allahumma inni as’aluka min khairiha wa min khairi ma jabaltaha, wa a’udzubika min syarriha wa syarri ma jabaltaha."
Alifia menutup matanya dan mengamininya dengan sepenuh jiwa. “Barakallahu likulli wahidin minna fi shahibihi.”
Al Ghazali benar benar tak bisa menahan airmatanya untuk mengalir. Ia masih tidak menyangka bahwa ia akan menyempurnakan agamanya bersama perempuan yang ia cintai dari sejak ia pertama kali melihatnya 4 tahun yang lalu.
Mengusap matanya yang merah, Al Ghazali memilih izin untuk ke kamar mandi. Selama Al Ghazali berada dalam kamar mandi, Alifia was was dan takut harus bagaimana dirinya bersikap nanti ketika berduaan dengan Al Ghazali.
Mata Alifia mengerjap melihat Al Ghazali keluar dari kamar mandi dengan kaos merah dan celana pendek berwarna merah selutut yang dibalut dengan sarung berwarna merah. Al Ghazali mengacak rambut panjangnya yang masih basah dengan handuk. Tampan sekali…
“Hm... kamu mau aku bantu bersihin make upnya?” tanya Al Ghazali guna mencoba menghilangkan kecanggungan diantara keduanya. Sebisa mungkin ia coba cari pembicaraan karena kecanggungan ini tak boleh ia biarkan terus menguar.
“Boleh sih tapi Mas gak kecapean?”
“Enggak kok, ayo sini Mas bantu kamu bersihin make upnya.”
Maka Alifia berjalan ke meja rias dan duduk di kursi. Al Ghazali membantunya melepas mahkota pengantin yang dipakai Alifia. “Wah, berat juga ya.” Ucap Al Ghazali menaruh mahkota pengantin di meja rias.
“Pakai ini Mas untuk bersihin make upnya.” Ucap Alifia memberikan sebuah pembersih make up dan kapas wajah. “Mas pegel ya? Kalo Mas pegel, duduk aja di kursi kerja Alifia.” Al Ghazali menolaknya dengan halus dan lebih memilih posisi berlutut.
“Enggak sayang, kalo begini, rasanya Mas nginget waktu masih jadi santri.”
Sungguh, Alifia salfok saat Al Ghazali memanggil dirinya sendiri dengan sebutan “Mas” dan ia juga mencuri curi pandang saat Al Ghazali menaikkan lengan jasnya dan melihat tangan kekar Al Ghazali yang mendapat gelar dari berbagai ulama, syaikh, habaib dan lain lain semenjak ia berhasil membebaskan Palestina dari tangan zionis israel, mengambil kapas wajah dan menuangkan cairan pembersih ke kapasnya dan mengusap usap wajah Alifia.
“Hmm… susah juga ya di bersihin make upnya.”
“Make upnya kan lumayan tebel Mas.”
“Sebenernya kalo gak make up atau cuma make up natural juga udah cantik banget.”
Alifia benar tersipu malu mendengar ucapan suaminya, pipinya memerah karena merasa malu. Ia berharap masih ada sisa make upnya agar menutupi pipinya yang merah karena malu.
“Apaan sih Mas?”
Selesai membersihkan make up Alifia, Al Ghazali kemudian membuka kerudung Alifia dan juga jarum jarum yang tersemat di kerudung Alifia. Laki laki itu menelan ludahnya susah payah kala melihat Alifia melepas kerudungnya dengan malu malu dan melihat mahkota Alifia yang selama ini Alifia jaga.
“Oh iya, Mas baru inget kalo Mas punya satu permintaan yang belum Mas kasih tau ke kamu.” Ucap Al Ghazali. “Mas pengen dicium sama kamu.” Lanjut Al Ghazali.
Sontak, kepala Alifia mundur. Ia benar tak percaya. Iya sih, mereka berdua sudah sah dan HALAL seharusnya tak masalah dong, cuma Alifia malu dan merasa ini bukan waktu yang tepat. Maka Al Ghazali mendekatkan wajahnya ke wajah Alifia dan...
Cup...
Sebuah ciuman mendarat di bibir Alifia. Otaknya terasa kosong sementara matanya terus ingin menyelami dalamnya mata Al Ghazali. Perasaannya tidak menentu, berdebar dan bahagia.
Setelah 2 menit berciuman, Al Ghazali melepaskan tautan mereka. “Manis.” Ucap Al Ghazali setelah mencium bibir Alifia. Al Ghazali tertawa kecil. Ya, sepertinya Alifia takkan melupakan kejadian itu saat Al Ghazali mencuri kecupan dari dirinya.
*
*
*
Alifia keluar dari kamar mandi dengan memakai piyama berwarna merah. Rambutnya masih dibelit oleh handuk. Alifia mengambil hair dryer dan mengeringkan rambutnya dengan alat itu. Kamar terasa sepi karena Al Ghazali izin pamit sebentar ke Masjid.
*
“As Salamualaikum, loh kamu gak shalat Isya’ sayang?” tanya Al Ghazali sesaat setelah memasuki kamar. “Alifia lagi haid Mas.” Jawab Alifia sembari memainkan handphone nya diatas kasurnya sambil berbaring.
“Kamu sebenernya menggoda Mas lho, sayangnya kamu lagi kedatengan tamu bulanan.”
“Mas, ceritain dong pengalaman Mas sewaktu di pesantren dong.” Alifia mengucapkan itu lalu menaruh handphonenya di meja nakas lalu memperbaiki posisinya menjadi posisi bersandar. Al Ghazali kemudian bersandar dan mulai menceritakan pengalamannya sewaktu ia masih menjadi santri.
Mereka berdua saling bercerita saat masa masa SMA hingga jam menunjukkan pukul 22:30. “Mas. Laper…” ucap Alifia dengan manja. Alifia cepat beradaptasi jadi mudah baginya untuk bermanja manja dengan sang suami.
“Mau makan apa?”
“Mau keliling sambil liat liat.”
“Yaudah yuk!”
Mereka berdua menaiki mobil Al Ghazali, mumpung malam minggu tanggal 14 Februari. Sepanjang perjalanan, banyak para pedagang berjualan makanan makanan yang menggoda selera.
“Mas, Alifia mau makan disitu.” Ucap Alifia menunjuk sebuah tenda pecel lele. Al Ghazali kemudian membelokkan dan memarkirkan mobilnya ke tempat yang ditunjuk oleh istrinya, Alifia.
*
Di tempat pecel lele itu…
“Mas, Alifia boleh jujur nggak?”
“Boleh kok... Mau jujur apa?”
“Sebenernya, porsi makan Alifia itu lumayan banyak.”
“Sekarang mau pesen yang banyak?”
“Iya mas, boleh gak? Kalo gak boleh--“
“Boleh kok, sekarang pesen aja sebanyak apapun yang Alifia cantiknya Mas mau.”
Alifia kemudian memesan makanan dan minuman sebanyak yang ia inginkan dan mereka berdua saling suap suapan yang menambah keromantisan pengantin baru malam itu.
*
“Mmm... Sayang...”
“Iya Mas?”
“Besok ikut Mas yuk.” Ucap Al Ghazali lalu meminum es teh pesanannya.
“Kemana Mas?” tanya Alifia sembari memiringkan kepalanya menunjukkan ia heran dan bertanya tanya besok ia dan Al Ghazali akan kemana.
“Ada deh pokoknya surprise.” Jawab Al Ghazali lalu mencubit gemas pipi Alifia. “Makannya pelan pelan sayang sampe belepotan gitu.” Ucap Al Ghazali sambil membersihkan sisa nasi yang berada di sisi kanan bibirnya membuat pipi Alifia memerah karena malu.
*
Skip… Selesai makan dan sudah di mobil…
“Sekarang Alifia mau kemana dulu atau mau langsung pulang?” tanya Al Ghazali sebelum ia menjalankan mobilnya. “Alifia mau langsung pulang aja deh Mas, udah cape sama ngantuk.” Jawab Alifia. “Siap tuan putri...”
Sebelum jalan, Al Ghazali memegang dagu Alifia dengan tangannya dan mengarahkannya kearah wajahnya lalu...
Cup...
Al Ghazali mencium Alifia sekilas lalu menjalankan mobilnya.
*
Sesampainya di rumah Alifia...
Sesampainya dirumah Alifia, mereka berdua memasuki kamar Alifia. Alifia melepas khimarnya dan melepas hoodie nya. Alifia mencuci tangan dan menggosok giginya didalam kamar mandi disusul Al Ghazali yang juga ikutan mencuci tangan dan menggosok giginya.
Dan tepat jam 23:15 WIB, Alifia tertidur dengan menjadikan tangan Al Ghazali sebagai bantalannya dan ia mencari kehangatan di dada Al Ghazali.
*
*
*
Maafkan Author yang masih kaku dalam membuat kisah ini
Untuk yang berharap ada adegan WOW WOW WOW, Harap bersabar karena baru pertama...
Menurut kalian, kira kira apa surprise yang akan diberikan Al Ghazali pada istrinya???
227Please respect copyright.PENANA7ckOxou66w
Maafkan kalo ada TYPO atau ada kesalahan...
Sebaik baik bacaan adalah Al Quran
Sebaik baik kisah adalah kisah Rasulullah dan para Sahabatnya
Sebaik baik teladan adalah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam
227Please respect copyright.PENANAq4uiQ6x7b0
Jangan lupa difollow akun ig Author @gen.alfaruq dan @hasan_ghazi07 dan jangan lupa di follow akun tiktok author @genalfaruq ya
227Please respect copyright.PENANAqpGD3UpfbS
Jangan lupa bershalawat
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammad wa Ala Ali Sayyidina Muhammad
ns 15.158.61.20da2