Laki-laki itu bernama Daun, ia seperti daun yang terjatuh lalu terbawa oleh angin dan entah kemana ia akan dibawa! Ehm, biarku ceritakan.
Kisahnya dimulai saat ia sedang melanjukan kuliah. Dan disitu ia dirubahkan oleh keadaan, seperti terkena sinar matahari yang lama-kelamaan akan mengering, dihantam oleh dinginnya hujan, lalu ia diterpa oleh angin yang membuatnya terlepas dari rantingnya dan membuatnya terbawa ke suatu tempat.
"Ayo, kumpulkan kertas jawaban anak-anak. Waktu kalian untuk mengerjakan ujian telah habis", tutur seorang dosen yang sangat tegas.
Daun pun memberikan kertas jawaban ujian kepada dosen tersebut. Dengan percaya diri, ia berkata kepada teman-temannya "Eh, kalian semua itu enggak ada apa-apanya. Pasti yang bakalan lulus cuman gua aja".
Salah satu teman kelasnya lalu membalas omongannya tersebut "Jangan sombong, yang lebih pintar dari lo itu banyak kok" sambil meledeknya.
Yup Daun termasuk mahasiswa berprestasi namun sikap sombong dan angkuhnya yang membuatnya menjadi mahasiswa penyendiri. Prestasinya diibaratkan seperti daun yang tekena matahari. Orang-orang disekitarnya diibaratkan seperti hujan yang menghantamnya karena sikapnya. Tak hanya itu, ia kemudian diterpa oleh angin.
"Pagi anak-anak, hari ini kita kedatangan salah satu mahasiswi dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), ya silahkan masuk", ucap dosen itu sambil mempersilahkan masuk mahasiswi tersebut.
Mahasiswi tersebut masuk sambil tersenyum lalu memperkenalkan dirinya "Perkenalkan saya Angin Rahani, saya mahasiswi dari ITS dan tujuan saya disini sebagai perwakilan dari kampus saya yakni dalam program pertukaran pelajar selama tiga minggu pekan nanti dan saya berharap mendapat pengalaman baik dari kampus ini". "Oh iya, panggil saja saya Angin".
"Ya silahkan duduk Angin, terima kasih atas perkenalan diri dan tujuan kamu disini" ucap dosen tersebut sambil menunjukkan ke arah kursi yang berada di sudut tengah ruangan.
Angin termasuk salah satu mahasiswi terbaik dikampusnya, prestasinya tak usah diragukan lagi. Ya Angin, orannya yang baik dan ramah membuatnya memiliki banyak teman.
183Please respect copyright.PENANAaQljygkjGK
***************
Daun yang dari kemarin-kemarin memperhatikan prestasi Angin semenjak hadir dikelasnya, "Eh lo itu siapa sih sebenarnya? pasti niat lo kesini nggak baik!" ucap Daun sambil meledeknya.
Dengan sabar Angin menjawabnya "Gue kan sudah bilang sebelumnya, gue Angin dan tujuan kesini program perukaran pelajar, lo ngerti gak sih!
Dua minggu lebih telah berlalu, waktu Angin berada dikampus itu tinggal beberapa hari saja. Sesuai dengan harapan, Angin mendapatkan pengalaman sekaligus prestasi terbaik dikampus tersebut. Sementara itu, prestasi Daun bisa dibilang gak ada apa-apanya sekarang karena tersingkirkan oleh Angin.
Sehari sebelum program pertukaran pelajar itu selesai, Daun menemui Angin.
"Akhirnya lo gak lama lagi disini" ujar Daun sambil menghampiri Angin yang tengah menunggu taxi lewat dijalan itu. Namun, Angin tak menghiraukan keberadaan Daun yang sudah ada disampingnya. "Kamu, tungguin taxi ya?" tanya Daun pada Angin sikapnya tiba-tiba berubah saat beberapa menit memandangi Angin.
"Iyah, biasanya banyak taxi yang lewat disini, tapi ini dari tadi gak ada yang lewat-lewat ya" Angin seketika bingung, ia pulang ketempat kosannya naik apa?. Dan saat itu Daun yang dari memandanginya lalu menawarkan tumpangan untuknya.
"Kebetulan gue bawa mobil hari ini, biar gue yang antar!" ujarnya, "Oh iya, tempat kosan mu dimana?"
183Please respect copyright.PENANA9MSet6idNx
***************
Hari ini tiba saatnya Angin pulang, pertukaran pelajar telah usai. Seharusnya Daun merasa senang karena mulai ini ia menjadi mahasiswa berprestasi dikelasnya lagi, namun siapa sangka Daun justru merasakan kehilangan sesuatu. Yup dua hari lalu rupanya ia telah jatuh cinta pada Angin saat mengantarkannya ketempat kosan.
"Terima kasih Pak, terima kasi juga buat teman-teman yang menerima saya disini dan Alhamdulillah saya juga mendapatkan ilmu dan pengalaman baik dari kampus ini" ucap Angin sambil berterima kasih kepada teman-temannya. "Oh iya, aku pamitnya" ia tak lupa berpamitan pada Daun.
Daun yang hanya terdiam dari tadi seolah tak ingin Angin pergi, Daun lalu meminta izin untuk keluar dari kelas sebentar untuk melihat Angin terakhir kalinya dan mengucapkan salam perpisahan.
183Please respect copyright.PENANA5BwozsZxzX
END******
ns 15.158.61.8da2