Petang itu ibuku meminta aku untuk menjaga dusun durian. Tahun ini pokok-pokok durian berbuah lebat dan mulai gugur. Kerana bimbang buah-buah durian kami tersebut dicuri atau dimakan haiwan maka ibuku menyuruhku menunggu di dusun durian seorang diri. Dulu aruah bapaku telah mendirikan sebuah pondok kecil ditengah-tengah dusun durian kami itu.
Walaupun aku berasa seram juga tinggal seorang diri di pondok itu tapi aku kuatkan semangat. Aku pergi sambil membawa bekal makanan dan juga sebuah novel bagi mengisi masa yang membosankan itu nanti. Biasalah novel ramaja yang aku bawa.
Aku membaca novel sambil berbaring di dalam pondok. Seronok pula novel kali ini. Novel yang aku pinjam dari kawanku di sekolah. Novel yang bertemakan seks bebas ini sungguh menarik sekali. Biasalah dalam usia remaja aku memang mudah tergoda tentang hal-hal yang berkaitan dengan seks. Bila sampai adegan asmara antara lelaki dengan perempuan aku akan membayangkan watak perempuan itu adalah aku.
Nafsuku akan naik mendadak bila membayangkan si lelaki itu sedang asyik membelai dan mengusap seluruh tubuhku ini. Kemudian aku dirangkul dan dicium mesra. Bila membayangkan itu saja maka secara spontan tanganku akan meramas-ramas tetek ku yang agak besar ini walaupun tubuhku agak kecil tetapi tetek ku ini besar dari biasa mungkin juga sebab aku suka meramas-ramas tetek ku sendiri. Aku selalunya hanya mengenakan t-shirt dengan seluar pendek walaupun umurku sudah 16 tahun aku tidak pernah memakai coli dan seluar dalam. Ibuku juga tidak pernah menegurku malahan ibuku tidak pernah membelikan walau sehelai pon pakaian dalam untukku selama ini.
Bila ghairahku makin naik maka aku akan meraba-raba kemaluanku dan aku akan menggosok-gosok dengan jariku ke biji kelentik ku. Makin asyik aku membaca novel maka makin rancak gosokkan tanganku di kemaluanku ini. Makin digosok semakin geli dan lazat akan menjalar ke seluruh tubuhku.
Sedang aku asyik membaca tiba-tiba aku rasakan ada sesuatu yang sedang meraba-raba paha dan buritku. Aku menjadi seronok membayangkan yang lelaki dalam cerita novel itu sedang menggosok-gosok taman larangan ku ini. Aku biarkan saja kerana terlalu keenakan.
Aku terkejut teramat sangat hingga buku yang aku baca terjatuh ke dadaku. Aku lihat di bahagian kaki ku ada satu lembaga berbulu hitam seperti monyet besar sedang meraba-raba kemaluanku yang masih tertutup dengan seluar pendek. Lembaga berbulu hitam seperti monyet itu menunjukkan taringnya yang tajam. Matanya merah menyala sedang memandang seluruh tubuhku ini.
Aku cuba menjerit tapi lembaga berbulu hitam itu lebih pantas menindih tubuhku dan Lembaga seperti monyet besar itu terus menjilat-jilat wajahku ini. Aku cuba meronta tapi keadaanku yang terbaring sukar untuk melepaskan diriku dari tindihan lembaga berbulu hitam itu. Malah tindihan nya makin kuat aku rasakan.
"to tolongggg jangannnn...." hanya itu saja yang dapat aku rayu. Lembaga berbulu hitam itu tersenyum sambil meramas-ramas tetek besarku ini.
Lembaga berbulu hitam itu tidak menghiraukan rayuanku. Tubuhku terus di raba-raba. Tangan hitam dan kasarnya kemudian masuk ke dalam seluar pendek yang aku pakai dan mula mencari buritku yang ditumbuhi bulu-bulu halus di sekitarnya. Jari-jari hitam dan besarnya kemudian menarik dan memicit biji kelentik ku yang amat sensitif ini. Lurah merekah buritku yang sudah basah sejak tadi diraba-raba dengan jari hitam dan besar itu. Rasa seronok dan sedap mula menjalar ke seluruh tubuhku.
Aku tak tahu mengapa aku tidak membantah atau melawan tindakan lembaga hitam seperti monyet besar itu. Aku malah menunggu tindakkan dari lembaga berbulu hitam itu lebih lanjut. Perasaan nikmat saja yang aku rasakan bila tubuhku dibelai. Malah aku seperti menurut saja kemahuan lembaga bermata merah menyala dan bertaring itu. Seakan mengerti apa yang lembaga berbulu hitam itu mahukan aku dengan sendirinya menanggalkan baju yang kupakai. Kemudian seluar pendek yang ku pakai juga dilucutkan kebawah hingga akhirnya aku telah telanjang bogel di hadapan lembaga seperti monyet besar itu.
Lembaga bermata merah menyala melihat keadaanku yang sudah telanjang bogel ini. Tangan hitam dan kasar itu makin rancak membelai kedua belah tetek ku yang besar ini. Di rendahkan muka monyetnya ke tetek ku dan puting tetek ku menjadi habuan lidah dan mulutnya. Aku mengeliat keenakan.
Sementara mulutnya sedang asyik menghisap tetek ku, tangan hitam dan kasarnya terus membelai kemaluanku. Digosok-gisok dan dijolok-jolok ke dalam lubang buritku. Aku seperti berada di kayangan bila diperlakukan begitu. Enak, sedap dan lazat itu saja yang aku rasakan ketika itu.
"aaaaaahhhhhhhh!!!!!" aku terjerit bila lembaga seperti monyet besar itu menyembamkan muka monyetnya tepat ke buritku. Bulu-bulu halus yang menghiasi bibir buritku dicium-ciumnya. Lidahnya digilat-jilat dari lurah buritku turun ke simpulan duburku. Bila lidahnya mula menjilat biji kelentik ku maka secara spontan aku membuka kangkangku dengan lebih luas.
Lembaga berbulu hitam menjilat-jilat buritku dengan lidahnya. Dijolok-jolok lidahnya ke dalam lubang buritku. Bila saja lidahnya menyentuh biji kelentik ku aku mengerang kesedapan. Bila lembaga seperti monyet besar itu mengulum biji kelentik ku yang sudah mengeras aku tidak dapat mengawal diriku dan terpancutlah cairan seperti air kencing membasahi seluruh permukaan buritku yang sudah lencun ini bercampur antara air nikmatku dengan air liur lembaga bermata merah menyala itu. Pertama kali aku klimaks dan aku berasa sungguh nikmat sekali.
Kemudian lembaga berbulu hitam itu membalikkan badannya yang besar itu bagi melakukan serangan yang seterusnya. Lembaga seperti monyet besar itu merangkak di celah kangkangku sambil mengarahkan sesuatu seperti alat kelamin haiwan jantan rupa bentuknya panjang besar dan hitam berkilat ke bibir buritku ini. Aku cuba melihat apa yang cuba dilakukan oleh lembaga bergigi tajam itu hendak lakukan pada burit tembamku ini.
Terpaku aku melihat alat kelamin jantannya itu. Aku tidak menyangka lembaga berbulu hitam itu mempunyai alat kelamin yang sungguh besar dan panjang. Berwarna hitam berkilat dan berurat-urat sungguh menyeramkan sekali melihat batang itu terjuntai-juntai.
Lembaga seperti monyet besar itu mendekati tubuh bogelku yang terlentang menunggu. Alat kelamin yang hitam berkilat itu mula menempel di lurah buritku yang basah lencun ini. Sekali tekan terbenam separuh alat kelamin jantannya itu. Aku menjerit sakit tapi alat kelamin lembaga yang besar dan panjang itu terus digerakkan maju mundur hingga akhirnya alat kelamin yang besar dan panjang itu sedikit demi sedikit terbenam ke dalam rongga buritku. Aku ternganga dan terbeliak menahan senak bila lembaga bermata merah menyala itu membenamkan keseluruhan alat kelamin jantannya. Kawanku pernah bercerita burit akan berasa sakit pada pertama kali mengadakan hubungan seks dan apa yang di ceritakan itu sedang aku alaminya sekarang.
Adegan sorong tarik berlangsung lama. Sementara alat kelamin besar dan panjang itu keluar masuk dengan lancarnya dalan burit aku, lembaga berbulu hitam itu memeluk tubuh bogelku sambil mulutnya menghisap puting tetek ku kiri kanan silih berganti. Tetek besarku juga di-ramas-ramas dengan kasar sekali. Aku terasa sakit bercampur nikmat. Tetek ku dinyonyot dengan agak ganas dan nikmat lubang buritku seperti digaru-garu oleh alat kelamin yang hitam berkilat dan berurat-urat itu. Aku menjerit-jerit nikmat dan kesedapan bila di jolok-jolok oleh alat kelamin yang besar dan panjang itu. Otot-otot buritku meramas-ramas alat kelamin lembaga seperti monyet besar itu. Aku kemutkan buritku supaya alat kelamin jantannya turut berasa nikmat. Dengusan-dengusan nikmat terkeluar dari mulut Lembaga yang bergigi tajam itu. Tangannya yang hitam dan kasar itu masih melekap di kedua belah tetek ku yang besar ini.
Selepas 30 minit lembaga berbulu hitam itu masih gagah menujah lubang buritku. Gerakkan maju mundur makin pantas. Hayunan alat kelamin jantannya benar-benar menggoda perasaanku. Setiap gerakkan alat kelaminnya ke dalam lubang buritku membangkitkan nafsuku. Aku hanya mampu mengerang keenakan. Aku terkapar lesu menerima saja hentakkan-hentakkan dari alat kelamin jantannya itu. Kakiku terkangkang luas menerima tujahan-tujahan ganas dari alat kelamin yang perkasa itu. Tiap gerakkan alat kelaminnya itu menambahkan kenikmatan. Setiap hayunan dan tusukkan memberikan kepuasan. Tiada kata-kata yang dapat mengambarkan kesedapann yang aku alami ini. Aku benar-benar puas.
Lembaga seperti monyet besar itu menggerakkan alat kelamin jantannya makin pantas. Jolokkan dan tujahan alat kelamin lembaga itu menimbulkan sensai yang sungguh luar biasa lazat. Aku mula merasa alat kelamin lembaga bermata merah menyala itu makin pantas menghenjut lubang buritku. Gerakan maju mundur makin laju. Dan satu tekanan yang kuat menekan pangkal rahimku. Dan suara jeritan lembaga seperti monyet besar itu membingitkan telingaku. Serentak dengan itu pancutan cecair nikmat menerpa masuk ke dalam rahimku. Banyak sungguh cairan pekat bertakung dalam lubang rahimku. Otot-otot buritku menjadi kejang dan ahhhhhhhhhhh.... Aku pula klimaks memancut-mancut air maziku membasahi lantai pondok.
Kemudian lembaga berbulu hitam itu berkata padaku.
"mulai saat ini kau telah menjadi isteriku dan kau akan lahirkan anak-anak ku dari benih yang ku pancutkan didalam lubang rahim mu itu....." lembaga seperti monyet besar itu mencium perutku sebelum menghilang dalam kepulan asap. Aku yang keletihan terlena dalam pondok durian itu.
ns 15.158.61.20da2