Sepucuk Napas yang Ringkih | Penana

Login

Register

Please use Chrome or Firefox for better user experience!

Comments

Show more...

0

0

Prev

Next

Style

Expand

Menu

Share

Report

#1

Sepucuk Napas yang Ringkih

Viona Kim

Oct 2, 2022

137

1 Min Read

x

Sekarang aku bukan ingin menangis lagi

Melainkan ingin diperbolehkan pergi

Rasanya sudah terlalu kecewa lagi

Biarlah yang telah usai menanti

Apa yang kuharapkan di sini

Semuanya hanya pemandangan permai

141Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzA2wMvgDS1

Tekanan demi tekanan

Bahkan tak sanggup makan

Aku bahkan tak peduli

Semua bikin sakit

141Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2Va2VehZFK

Tak semua bisa mengerti

Tak semua bisa kumengerti

Jantung otak apalah itu

Yang kutahu hanyalah kelabu

141Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ9hECLczKGP

Diamlah kamu

Diamlah aku

Biarlah surga yang menyaksikan

Ini kawan atau lawan

Ini perlawanan atau tantangan

141Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdlxGCgGmOP

Apa itu hidup

Yang kulihat hanyalah gelap

Hitam yang gemerlap

Di bumi yang tak beratap

141Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKTVZMknyyV

Bolehlah 'ku menghadap

Sedikit menyadap

Sebelum menjadi kedap

Sebelum waktunya menyarap

141Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvy7yyw7tH3

Ini bukan cerita tentangku

Ini tentang buku

Buku yang berisi noda

Noda tanpa anoda

141Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF2pDvWaLpq

141Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡamJJru3W2w

(Selasa, 13 September 2022)

ns 18.68.0.100da2

0

0 likes Suggest Edits

Be the first to like this issue!

You have reached the end of the story.

Tags

No tags yet.

Have a friend who might like this story?

Click to share it now!

You may also like:

Pameran Jalanan

Skandinavia Keabadian

Jiwa yang Menunggu Kereta Aluminium

Keinginan Yang Terpendam

Explore more stories

Sepucuk Napas yang Ringkih

Bookmark!

Table of Contents