Raga terbangun dari tidur nya. Tangannya meraba raba sekeliling tempat tidur, mencari benda yang tengah mengusik dirinya dari mimpinya yang nyaman.
"Ck! Mana sih?!" Ia berdecak sebal karena tak dapat menemukan sumber suara yang mengganggu tidur nya itu.
Membuatnya terpaksa untuk bangun sepenuhnya.
Raga menghela napas. Ternyata semalam ia menyimpan gawai nya di atas meja belajar, dan tentu suara berisik yang berasal dari alarm itu adalah karena perbuatan nya sendiri.
Raga terkekeh beberapa saat menertawakan ke bodohannya sendiri. "Bisa-bisanya gua lupa." Lirih nya. Lantas ia bangun dan beranjak ke kamar mandi.
Setelah tiga puluh menit berlalu, raga keluar dari kamar mandi dan berdandan. Memakai kemeja kotak-kotak dan bawahan celana jeans. Menyemprotkan minyak wangi beberapa kali pada bagian pergelangan, leher dan tubuh nya lalu merapihkan rambut nya.
Kini ia sudah siap, menggendong tas hitamnya lalu keluar dari kamar. Menuruni tangga dan menuju ke ruang makan.
"Mah Raga berangkat ya!" Ucapnya sambil menenteng sepotong roti tawar yang dia ambil dari atas piring.
"Gak sarapan dulu??!" Sahut sang ibu dari dapur. Lantas sang ibu menghampiri Raga yang tengah memakai sepatunya di ruang tengah. Dengan roti yang ia pegang dengan menggigit nya sebagian.
Setelah selesai mengikat sepatunya, Raga mengambil roti di mulut nya dan menyodorkan tamgan meminta salam pada ibu nya.
"Nih sarapan nya Raga bawa aja." Ujar nya.
Sang ibu hanya dapat menghela napas dengan kelaluan anaknya. "Hati-hati dijalan." Ucap sang ibu yang membalas uluran tangan Raga.
Raga mengangguk, lalu meninggalkan ibunya menuju motor ninja kesayangan nya yang ada di halaman rumah.
Setelah menyalakan mesin motor beberapa saat, Raga melesat peegi menuju kampus nya menggunakan motor kesayangannya itu. Biru. Begitulah ia memamai motornya.
.
.
.
Jiwa terbangun dari tidurnya. Ia mematap langit-langit kamar berwarna putih.
"Hari ini. Hari apa ?" Lirih nya. Lantas ia terbangun dan menuju ke kamar mandi dengan langkah yang sempoyongan.
15 menit kemudian dia sudah selesai bersiap, mengambil tas selendang nya dan keluar dari kamar.
"Ah. Ibu lupa memasak." Ucap sang ibu yang baru saja keluar dari kamar nya juga. Masih dengan pakaian tidur dan rambut acak acakan. Bau alkohol tercium menyengat dati mulut nya.
"Sudah ku bilang berhentilah minum." Ucap Jiwa. Lantas pergi begitu saja meninggalkan ibu nya.
Ia menghela napas, dan menunggu Raga di gerbang rumah nya. Tak lama kemudian Raga sampai di hadapannya.
"Sorry, telat ya ?" Ucap Raga begitu sampai.
"Gak juga." Jawab Jiwa. Yang langsung menaiki motor.
Raga mulai melajukan motor nya.
"Hari ini, bagaimana kabar mu?" Ucap raga terkekeh.
"Kabar ku? Sepertinya baik-baik saja. Oh ya, Lintang bagaimana ?"
"Masih seperti biasa."
Menyadari nada bicara Raga yang berubah, Jiwa enggan melanjutkan ucapannya.
Raga dan Jiwa. Mereka adalah sepasang Sahabat, yang telah lama mengenal. Jangan tanya bagaimana rasanya jadi mereka, karena kisah mereka cukup rumit untuk dijadikan sebuah jawaban.
175Please respect copyright.PENANAMeNq9TxlLQ
ns 15.158.61.46da2