Aman dan Ali berumur 15 tahun bersekolah di Sekolah Menengah Ladang Sun Lee, di Parit Buntar, Perak. Aman dan Ali merupakan sahabat baik, tidak berapa bijak dan menduduki kelas belakang. Aman merupakan seorang budak kurus kering tinggi lampai dan putih melepak. Aman sering diidami oleh rakan-rakan perempuan persekolahannya. Walapun begitu Aman merupakan seorang yang pendiam. Terbalik pula dengan Ali yang merupakan pelajar yang mulut becok bising dan suka makan. Ali bertubuh besar dan obes. Kulit Ali hitam melegam seperti pelakon Tamil Nadu. Ali berketurunan India Muslim dari mamak Penang. Biarpun badan Ali sering berpeluh berbau hapak, perangainya yang ramah dan suka mengusik membuatkan banyak gadis melayu bawah umur khasnya di kelas belakang di sekolah ladang Sun Lee itu terpikat dengannya. Ali mempunyai dua orang teman wanita. Seorang merupakan gadis melayu Jijah namanya yang tinggi lampai berpayu dara besar dan seorang lagi kekasih gelap iaitu Siew Mei merupakan amoi biasa yang tidak begitu cantik, berjerawat, dan bertetek kecil.
Pada suatu malam Jumaat seperti biasa Aman dan Ali berjalan kaki mengikuti kelas mengaji Ustaz Halim di surau kampung mereka. Mereka sambil bermain-main kejar mengejar dan bercerita mengenai penemuan hantu yang ganjil yang direka-reka menyebabkan mereka lalai lalu terlambat sedikit mengikuti kelas pengajian. Ustaz Halim mengajarkan mereka tajwid dan surah lazim untuk dihafal setelah merotan mereka di kaki sebagai amaran supaya jangan lambat lagi. Berbirat kaki mereka dipukul ustaz. Mereka senyap menahan kemachoan tetapi setelah habis kelas, air mata mereka berciciran dan menangis sesama sendiri. Begitulah sahabat yang baik berkongsi air mata di belakang guru yang garang.
Sewaktu pulang dari kelas pengajian sambil teresak-esak menangis, dengan hanya menggunakan torchlight Eveready, Aman ternampak cahaya berkilat-kilat di belakang sebuah pokok rambai yang besar di tepi sungai. Aman menegur kejadian aneh itu. "Hoi:, kata Ali, Kau jangan tegur yang bukan-bukan, mungkin kau halusinasi sahaja tu. Inikan malam Jumaat. Bulu roma Ali menegak, tetapi nada suaranya seakan-akan yakin. Air matanya mengering. Cahaya putih jauh di dalam semak samun hutan sekunder itu, semakin terang dan diselubungi oleh bau wangi bunga cempaka.
Ali yang merupakan insan hedonis dibuktikan oleh badannya yang gemuk merasa enak serta penasaran dan memutuskan untuk mengikuti cahaya malap yang semakin terang itu. Aman biarpun berkarakteristik "osseous" atau tulang pada malam itu turut menjadi curiga akan perilaku Aman lalu turut mengikuti punggung hitam Ali. Setelah beberapa saat berjalan, mereka tiba di sebuah danau yang indah dan melihat seorang puteri cantik yang sedang duduk di sana.395Please respect copyright.PENANAJRrwkgDdKn
Puteri tersebut tersenyum pada mereka dan memperkenalkan dirinya sebagai puteri bunian. Susuk tubuh gadis lingkungan 16 tahun itu dihiasi gaun putih berkilau ketat yang menonjolkan payudaranya yang putih melepak. Pinggulnya yang langsing tembam dan gempal memang sesuai untuk diramas dan ditampar. Puteri bunian yang berjilbab itu memperkenalkan dirinya sebagai Kakak Fatin. Biarpun begitu, Ali dengan berseloroh enggan mengakuinya sebagai kakak dan mula merapati gadis ayu yang keseorangan di dalam semak samun itu. Biarpun dadanya dup dap dup dap hendak pecah sehinggakan mengepam darah ke kepala kontolnya yang kecil dan hitam legam itu lalu separa tegang, Ali memberikan diri dengan membuat ayat-ayat manis dan memuji ciptaan tuhan itu dengan sehabis ayat. Ketika Aman yang juga terkesima melihat Fatin yang bermulut kecil berbibir merah jambu itu dan memandang ke arah tetek-tetek ranumnya yang sebesar Nasi Lemak RM 15, lalu hampir dapat mengecapi bukit-bukit dada Puteri Fatin dengan telapak tangannya yang bersifat sindrom Marfan, sang puteri memberitahu mereka bahawa dia sedang menunggu kedatangan seseorang yang akan membantunya menyelesaikan masalah yang sulit.
Amin dan Alim merasa senang bertemu dan menghidu aroma wangi puteri bunian, tetapi mereka juga turut merasa khawatir dan bertanya-tanya tentang masalah yang sedang dihadapi oleh puteri tersebut sambil meramas-ramas payudara montok puteri itu dan meraba-raba punggungnya yang mantap.
Puteri bunian menjelaskan bahwa dia memiliki seorang sahabat yang bernama Raja Linggam, tetapi Raja Linggam telah diculik oleh iblis jahat yang sangat kuat. Raja Linggam merupakan pria yang tampan dan bertubuh kekar berumur lingkungan 17 tahun, setahun lagi tua darinya. Mereka berkenalan dan membesar dari kecil. Kote Raja Linggam telah diramas dan dilancapkan oleh Puteri Fatin dari saiz sebatang rokok sehinggalah saiz dildo Magnum Black yang diimport dari USA. Walaupun begitu mereka masih kekal bersahabat dan Puteri Fatin tidak lagi memberikan selaput daranya diterpa oleh zakar melentik Raja Linggam biarpun dirayu berkali-kali. Puteri bunian ingin membebaskan Raja Linggam untuk melampiaskan kesangapannya yang sudah lama tidak membelai dan memancutkan kote sahabatnya itu, tetapi dia sendiri tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan iblis tersebut. Iblis tersebut bernama Afrit yang dikenali dengan kegagahannya dan sifat kejinya yang suka menculik lelaki-lelaki kekar untuk dijadikan permainanan dan tempatnya untuk melampiaskan nafsu. Agaknya Raja Linggam telah disula lubang bontotnya yang masih ketat dengan batang Iblis Afrit sebesar torpedo buatan cina yang berkulit merah itu setiap senja.
Amin dan Alim merasa terpanggil untuk membantu puteri bunian, tetapi mereka juga merasa takut dan tidak tahu harus berbuat apa. Puteri bunian menenangkan mereka dan memberikan sebuah cincin ajaib yang dapat memberikan kekuatan kepada pemakainya.
Setelah menerima cincin tersebut, Amin dan Alim merasa lebih percaya diri dan bersedia untuk membantu puteri bunian. Cincin ajaib itu merupakan cincin untuk dipakai di kepala zakar yang tegang. Kak Fatin bertelanjang di dalam taman firdausi khayalan di dalam hutan itu lalu membuatkan kedua-dua zakar Amin dan Alim tegang. Mereka melakukan permulaan seks secara bertiga. Setelah batang Amin tegang, Kak Fatin memberikan seks payudara kepada batang putih Amin yang berurat ungu itu, sebelum sampai klimaks akibat kegelian mainan Kak Fatin oleh payudaranya yang putih, Fatin memakaikan cincin ajaib itu menggunakan mulutnya masuk ke dalam zakar Amin yang panjang tetapi kurus itu. Amin merah padam menahan kesedapan tetapi tidak dibenarkan untuk klimaks kerana cincin itu menggenggam rapat leher zakarnya. Alim pula diberikan lancapan tangan dan mainan skrotum sebelum air mazinya berciciran dari lubang urethranya. Seperti Amin, dia tidak dibenarkan memuntahkan air mani mamaknya ke dalam lubang faraj suci puteri bunian yang masih dara itu tetapi pula dipakaikan cincin ajaib jenis tebal untuk menghalang air maninya dari pancut. Setelah itu seperti yang dijanjikan sebelum ini, Mereka mulai mencari di mana iblis tersebut berada dan bersumbang saran mengenai pelan bagaimana cara untuk mengalahkannya.
Amin: "Ali, lihatlah! Apa itu?" Ali: "Itu portal menuju dunia iblis, Amin. Kita harus menyelidiki."
Amin dan Ali memasuki portal dan segera menyadari bahwa iblis telah mengambil alih dunia tersebut dan ingin memperluas kekuatannya ke dunia manusia.
Ali: "Ini sangat berbahaya, Amin. Kita harus menghentikan iblis ini."
Amin: "Benar, Ali. Kita tidak bisa membiarkan kejahatan ini menyebar ke dunia manusia."
395Please respect copyright.PENANA06czcLh1Nl
Iblis: "Kalian berdua tidak bisa mengalahkanku. Aku lebih kuat dari kalian."
Amin: "Kami tahu bahwa kamu adalah kejahatan, iblis. Kami akan menghentikanmu."
Ali: "Kita akan bekerja sama untuk mengalahkanmu."395Please respect copyright.PENANAd3dbKYzuGE
395Please respect copyright.PENANAKzp8G7VcuK
Setelah beberapa saat mencari, mereka akhirnya menemukan iblis tersebut dan mulai bertarung. Pertarungan itu sangat sengit, tetapi berkat kekuatan dari cincin ajaib, mereka berhasil mengalahkan iblis tersebut dan membebaskan Raja.
395Please respect copyright.PENANAPTR123U5tl
Klimaks: Setelah beberapa kali melawan pasukan iblis, Amin dan Ali akhirnya berhadapan langsung dengan iblis jahat tersebut.395Please respect copyright.PENANARRwWku2pqV
395Please respect copyright.PENANAIjhisho91b
Puteri bunian sangat bersyukur atas bantuan Amin dan Alim dan memberikan hadiah kepada mereka sebagai ucapan terima kasih. Ketika mereka sedang bersiap untuk kembali ke desa, puteri bunian memberikan sebuah pesan kepada mereka.
"Kalian telah membuktikan keberanian dan kebaikan hati kalian, tetapi ingatlah selalu untuk tidak memperlekehkB kekuatan jahat di dunia ini. Kalian harus selalu waspada dan siap untuk menghadapi segala macam tantangan yang mungkin terjadi di masa depan."
Amin dan Alim merasa terinspirasi oleh pesan tersebut dan berjanji untuk selalu menjaga hati mereka dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik setiap hari. Ketika mereka berjalan meninggalkan danau, cahaya putih yang indah kembali muncul di langit malam dan membimbing mereka menuju rumah mereka.
Amin dan Alim, bersama dengan puteri bunian, telah berhasil mengalahkan iblis jahat yang menculik sahabat puteri tersebut. Mereka merasa lega dan bahagia karena mereka telah membantu seseorang yang membutuhkan bantuan.
Namun, ketika mereka sedang bersiap untuk kembali ke desa, tiba-tiba muncul iblis lain yang lebih besar dan lebih kuat dari yang sebelumnya. Iblis tersebut sangat marah karena Amin dan Alim telah mengganggu rencananya untuk menguasai dunia manusia.
Amin dan Alim merasa ketakutan melihat kekuatan besar dari iblis tersebut. Puteri bunian memberi tahu mereka bahwa iblis tersebut tidak bisa dikalahkan dengan kekuatan biasa, dan mereka perlu menemukan cara yang lebih cerdas untuk mengalahkannya.
Mereka mulai berpikir dengan cepat dan memutuskan untuk menggunakan kekuatan cincin ajaib yang telah diberikan oleh puteri bunian. Mereka berdua mengenakan cincin tersebut dan merasakan kekuatan besar yang diberikan.
Pertarungan pun dimulai, dan Amin dan Alim memperlihatkan keberanian dan kecerdikan mereka dalam mengalahkan iblis tersebut. Namun, iblis tersebut juga memiliki kekuatan yang hebat dan sulit untuk dikalahkan.
Ketika semuanya terlihat suram, Amin dan Alim bersatu untuk mengirimkan serangan terakhir mereka dengan bantuan cincin ajaib. Serangan itu sangat kuat sehingga iblis tersebut tidak bisa lagi berdiri dan akhirnya menghilang.
Amin dan Alim dan puteri bunian merasa sangat lega dan senang karena berhasil mengalahkan iblis tersebut dan menyelamatkan dunia dari bahaya. Mereka saling berpelukan dan merayakan kemenangan mereka.
"Kalian telah membuktikan bahwa kebaikan selalu dapat mengalahkan kejahatan," ujar puteri bunian. "Kalian adalah pahlawan sejati dan saya akan selalu mengingat bantuan yang kalian berikan pada saya."
Amin dan Alim merasa sangat bahagia karena mereka telah membantu puteri bunian dan menyelamatkan dunia dari kehancuran. Mereka menyadari bahwa keberanian dan persahabatan adalah hal yang paling berharga di dunia ini, dan mereka bersumpah untuk selalu menjaganya di dalam hati mereka
Setelah pertarungan yang melelahkan melawan iblis jahat, Amin dan Alim kembali ke desa mereka dengan hati yang bahagia. Mereka merasa bangga dengan apa yang telah mereka lakukan dan merasa terpanggil untuk terus membantu orang lain.
Beberapa hari kemudian, mereka kembali ke hutan untuk menemui puteri bunian. Mereka ingin memastikan bahwa ia telah pulih sepenuhnya setelah pertarungan yang melelahkan.
Ketika mereka sampai di rumah puteri bunian, mereka melihat bahwa rumah tersebut telah dipenuhi dengan barang-barang berharga dan indah. Puteri bunian tersenyum ketika ia melihat kedatangan mereka.
"Terima kasih telah membantu saya," kata puteri bunian. "Kalian telah melakukan hal yang sangat berani dan hebat."
"Kami hanya melakukan apa yang benar," kata Amin.
"Kami senang bisa membantu," sambung Alim.
Puteri bunian memberi mereka hadiah sebagai tanda terima kasih. Amin mendapatkan pedang ajaib yang bisa mengalahkan kejahatan, sedangkan Alim mendapatkan perisai yang bisa melindungi dirinya dari serangan musuh.
Mereka berterima kasih dan meninggalkan rumah puteri bunian dengan hati yang bahagia. Mereka merasa bahwa keberanian dan persahabatan mereka telah dihargai dan dihormati oleh puteri bunian.
Ketika mereka tiba di desa, mereka menceritakan kisah mereka kepada orang-orang di sana. Semua orang terkesan dengan keberanian mereka dan merasa terinspirasi untuk melakukan kebaikan dalam hidup mereka.
Amin dan Alim merasa bahagia karena mereka telah membantu orang lain dan memperlihatkan keberanian dan persahabatan yang baik. Mereka bersumpah untuk selalu menjadi pahlawan bagi mereka yang membutuhkan bantuan
395Please respect copyright.PENANA8YAcLL2wbN
395Please respect copyright.PENANA9nKLZaomrl