"Do u want to meet the love of your life? Look in the mirror."
terkadang, kita sibuk memikirkan "tidak adakah yang mencintaiku lagi?" "tidak adakah yang peduli padaku?" "tidak adakah yang menyayangiku?"
padahal jawaban dari semua pertanyaan tersebut ialah sangat sederhana.
mencintai diri sendiri dan narsis memiliki arti yang sangat berbeda. mencintai diri sendiri lebih mengarah kepada kepedulian kita kepada diri kita sendiri, selalu memaafkan kesalahan diri sendiri dan menerima apapun yang ada di dalam diri kita. akan tetapi, narsis atau dikenal sebagai pribadi narsistik lebih cenderung mencintai dirinya sendiri secara berlebihan hanya untuk dipandang baik oleh orang lain.
dapat disimpulkan bahwa di dalam kepribadian seorang narsistik masih saja memasukkan unsur orang lain dalam usahanya mencintai diri sendiri. tetapi jika kita benar-benar mencintai diri sendiri apapun yang kita lakukan adalah karena diri kita sendiri, bukan karena orang lain.
salah satu contohnya adalah ketika kita melihat ada seseorang dengan pendidikan lebih tinggi, memiliki badan yang lebih bagus, mempunyai kehidupan yang lebih baik, namun kita masih mampu mengatakan "aku kok nggak seperti dia ya?" "aku kok nggak punya badan sebagus dia sih?" "
maksudnya, kalian belum benar-benar mencintai diri kalian sendiri.
setiap hari, kita akan belajar mencintai diri kita sendiri. sebab, hampir setiap hari akan selalu ada yang berubah dari diri kita. belajar mencintai itu akan kita lakukan seumur hidup. pada setiap detail perubahan yang kita alami. pada setiap detail guncangan dan kebahagiaan hidup yang kita alami. seumur hidup, kita akan belajar mencintai diri kita sendiri.
ns 15.158.61.12da2