Japan 15 Januari
Seorang Pria bertubuh dominan besar meletakan kardus apel di sebuah toko buah dengan sarung tangan dan topi yang menutupi rambutnya. Kemeja hijau kotak kotak yang terikat di pinggangnya membuat kaus hitam lengan pendek itu terlihat di pakai nya. Setelah meletakan kotak kardus itu, Ia menghela napas panjang sambil mengusap keningnya dan menoleh pada seseorang.
"Baiklah ini yang terakhir... Nyonya, Aku sudah selesai" Katanya yang memanggil pemilik toko.
Dia adalah Chin Lelaki pekerja paruh waktu dengan pekerjaan luarnya yang masih berusia 23 tahun. 41Please respect copyright.PENANAXp1TfRhHXQ
Tinggal sendirian dan di bawa pergi oleh Ibunya pada usia 10 tahun karena perceraian keluarga. Dia memiliki sebuah trauma besar dalam hidupnya. 41Please respect copyright.PENANAS0aaVnzv6B
Trauma itu berkaitan dengan cinta antara Ayah dan Ibunya, mereka berdua berpisah juga karena Chin lahir di dunia ini.
Masalah itu sudahlah berlalu, sekarang Dia sudah sendirian tanpa seorang Ibu yang telah meninggalkan nya pergi selamanya karena terus bekerja untuk mencukupi kebutuhannya. Hanya berharap Putranya akan baik baik saja dan tetap kuat.
"Baiklah Chin Terima kasih untuk hari ini, ini untukmu" Wanita pemilik toko memberikan uang bayaran padanya.
"Ngomong ngomong kapan punya pacar?" Wanita itu melirik. Tapi Chin hanya tersenyum kecil, Dia tidak membalas pertanyaan itu dan membungkukkan tubuh.
"Terima kasih, aku pergi dulu" Chin mengambil bayaran nya dan berjalan pergi. Wanita paruh baya itu terdiam dan menggeleng pelan. "Sayang sekali, Lelaki tampan sepertinya tidak dapat pacar"
Di jalan, Dia bertemu dengan teman teman kampusnya. "Hei Chin!!" Teriak mereka memanggil dan mendekat padanya.
"Chin Kami akan mendaki besok, Kau mau ikut Kami kan?" Tatap mereka sambil mengajaknya. 41Please respect copyright.PENANASTLuuOGPc1
Chin terdiam. "Yah baiklah, kebetulan besok Aku tak punya pekerjaan"
"Bagus... Kami tunggu di pos satu"
"Apa... Jadi Kita pertama mendaki satu satu?"
"Tidak... Pos satu hanya berjarak dakian kecil saja, Kita akan menunggu atau Kau yang menunggu duluan, kita lihat saja ya" Kata mereka yang berjalan pergi.
Chin terdiam dan menghela napas lalu kembali berjalan di arah yang berbeda. 41Please respect copyright.PENANAO2gz8KKsjh
Dia kembali bekerja paruh waktu di tempat yang sama yakni di bar sebagai pembawa kotak barang yang di butuhkan bar.
"Yo Chin kau tepat waktu lagi... Hanya angkut dan masukan kedalam lalu kau bisa pulang"
"Terima kasih, Aku akan segera menyelesaikannya"
"Ya itu bagus, ngomong ngomong Kau sudah dapat pacar atau cewek lain?" Tanya atasanya. Lagi lagi pertanyaan yang sama dan Chin menjadi terdiam dan kembali membalas dengan senyum kecil.
"Aku belum tertarik"
"(Apa.... Anak muda sepertinya harusnya bisa mencari pacar dengan mudah)" Atasan nya menjadi terkejut sendiri. Lalu dia berpikir lain. "(Apa jangan jangan anak ini.... Belok*)" Dia mengira Chin abnormal karena tidak dekat dengan wanita dan tidak mau cari pacar lalu mendekat ke Chin yang mengangkat kotak.
"Chin" Dia memegang pundaknya membuat Chin terdiam bingung masih mengangkat kotak berat itu.
"Aku tahu ini.... Kau harus mengerti dirimu sendiri, jika Kau memang menyukai orang lain, tak apa, tapi yang terbaik adalah sebuah keturunan. Tubuhmu begitu dominan dan Kau tidak mau memiliki keturunan dari cewek"
"(Apa yang Dia bicarakan?) Jadi Kau memintaku untuk menghamili wanita?"
"Iya.... Ah tidak, tidak.. Maksudku.... Carilah cinta setelah itu menikah dan punya anak. Cinta itu bukan soal gairah tubuh tapi juga cinta dari hati"
". . . (Manajer jadi aneh) Pidato bagus manajer... Aku pergi dulu" Chin berjalan melewatinya seperti tak peduli.
"(Haiz Dia tak mendengar kata ku tadi, sudahlah belok terserah saja... Yang namanya pelangi juga banyak disini)"
Setelah selesai, Chin berjalan pulang di saat malam hari. "Haiz... Kenapa mereka terus saja bertanya hal itu... Perempuan di kampus justru menganggapku teman bukan Crush, lihat saja nanti Aku akan menemukan Wanita yang cocok untuk tubuhku, Wanita yang dominan seksi dengan tubuhku yang dominan besar"
41Please respect copyright.PENANAY6c3rnJY18
Di jalan menanjak, di sanalah tempat atau rumah Chin berada. Dia berjalan menanjak setiap hari, apa inilah sebab nya Dia punya tubuh yang besar.
Sambil membawa tas punggungnya yang ia letakan dia bahu kanan nya, ia melepas topinya dan mengusap rambutnya ke belakang, tampak Dia sekali tampan dan ganteng muda dengan gaya rambutnya, rambutnya berwarna hitam gelap dan model rambut yang dewasa.
"(Aku sudah lama berjalan kemari setiap hari, selama 10 tahun lebih, Aku melakukan nya tanpa henti dan sekarang, Aku terus saja mau melakukan nya, hidup sendiri itu tidak nyaman, banyak orang yang mulai mengusulkan Aku untuk tinggal bersama pasangan, menikmati hari hari berdua dan menjadi teman mengobrol yang baik. Tapi sayangnya, Aku belum berani melakukan nya. Dunia orang tua ku telah membuat ku takut melakukan percintaan)" Pikirnya.
Chin lahir di keluarga yang sederhana, ketika umurnya sekitar 10 tahun, Ayahnya berselingkuh dan terus saja melampiaskan marahnya pada Ibu Chin, bahkan melampiaskan nya di depan Putra mereka sendiri. Chin hanya bisa menatap Ibunya tersiksa di depan matanya sendiri hingga akhirnya, Ayahnya pergi, Ibunya mengajukan surat perceraian. Dari sana, Ibunya memang terbebas dari siksaan Suaminya, tapi tetap saja. Ekonomi keluarga turun karena itu membuat Ibu Chin harus mati matian bekerja keras hingga di napas terakhirnya.
41Please respect copyright.PENANAdot1PTRMt1
"(Jika saja saat itu Aku bisa mencari uang sendiri, Aku tidak akan membiarkan Ibu mati begitu saja, sampai tiba waktunya aku bertemu dengan Ayah, Aku akan melontarkan semua kata kata yang akan membuatnya menyesal seumur hidup)" Chin masuk ke dalam rumah, dan terlihat, rumahnya tidak begitu besar, ada 2 kamar di sana dan lengkap dengan beranda, dapur dan kamar mandi. Rumah itu adalah tempat yang di beli oleh Ibunya karena rumahnya yang dulu sudah di ambil oleh Ayah nya.
Chin melepas kemeja hijau kotak kotak yang Ia pakai tadi lalu meletakan nya di mesin cuci dan melepas semua bajunya Tampak ketika Dia melepas kaus hitam lengan pendek yang ia pakai tadi, tubuhnya tampak berotot dan otot perutnya sangat jelas, kulit coklat menandakan berani. Setelah melepas semua bajunya, Dia menyalakan shower dan mulai mandi.
Setelah selesai mandi, Ia keluar dengan hanya memakai handuk di pinggang nya dan handuk satu lagi di kepalanya yang basah.
Ia kebetulan menoleh pada ponselnya yang berbunyi pesan di meja, lalu mengambilnya dan melihat bahwa itu pesan dari teman nya yang bernama Chakra. Pesan itu berbunyi. ==Jangan sampai aku yang menunggumu di pos satu besok==
"Cih, aku tahu itu" Chin menatap kesal dan membalas pesan itu. Sepertinya besok Ia akan mendaki bersama teman teman yang mengajaknya tadi untuk mendaki.
ns 15.158.61.23da2