“Dek, ayo buruan… sebelum aku kesiangan…” kata mas Andri, suamiku.
4934Please respect copyright.PENANAE40GP6IDTv
Dia berdiri di samping meja makan yang telah bersih dari peralatan makan, sambil mengurut perlahan batang penisnya.
4934Please respect copyright.PENANACEWVkGPXcr
“Iya… aku datang…dasar tikus hutan ….” Candaku sambil tertawa.
4934Please respect copyright.PENANA3jIpzMURSE
Aku letakkan piring dan gelas kotor di dapur, lalu aku kembali kearah ruang makan. Aku lepas cd yang membungkus vaginaku dan aku lempar ke atas tumpukan cucian kotorku. Cd itu adalah cd terakhirku, karena semua cd yang aku miliki belum sempat aku cuci. Sekarang, satu-satunya baju yang masih menempel di tubuhku adalah daster batik berbelahan dada rendah yang menggantung sepanjang separuh pahaku. Adalah suatu rutinitas, hampir setiap pagi aku harus melayani nafsu suamiku yang menggebu-gebu. Nafsu seks yang seolah-olah tak pernah ada habis-habisnya. Sepertinya, yang ada diotaknya ketika ada aku, hanyalah tentang seks…ngentot…make love…ngewe. Hanya itu saja. Aku, sebagai istrinya hanya bisa tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala saja melihat tingkat yang aku anggap lucu ini. Aku mendekat, sambil menurunkan tali pundak daster miniku. Daster itu meluncur turun dengan cepat, dan langsung menampakkan kepolosan tubuh putihku. Putingku telah ereksi, dan vaginaku juga mulai basah. Dikecupnya kening, pipi, hidung, leher dan bibirku. Karena aku mudah sekali terbakar nafsu birahi, tak perlu menunggu terlalu lama untuk pemanasan. Langsung saja lidah kami bergulat. Tangan kiri mas Andri mulai memelintir dan meremas putting payudaraku, dan tangan kanannya merogoh vaginaku dari depan. Aku pun tak mau tinggal diam, aku raih batang penisnya yang sudah menegang dengan kedua tanganku dan aku kocok penis mas Andri, naik turun dengan cepat.
4934Please respect copyright.PENANAlUftE8Qpsq
“Memek kamu cepet sekali basah dek… Kamu dah sange ya sayang?” tanyanya sambil tersenyum.
4934Please respect copyright.PENANAUneBWzAqfj
“Ya iyalah…. Siapa coba yang ga sange klo jari mas mengobok-obok memek adek kayak gitu..” Mas Andri tersenyum, ia menatap wajahku yang sudah mulai memerah sayu.
4934Please respect copyright.PENANAJzsiPecGHR
Mas Andri mendadak menghentikan gulat lidahnya, dan mengarahkan mulutnya ke payudaraku. HAP. Dia langsung mencaplok dada kananku. Disedotnya kuat-kuat, lidahnya menari lincah diatas putingku. Geli. Tak lama, mulutnya pun pindah ke payudaraku yang kiri. HOP. “Annnnggg…” kali ini giginya ikut bermain, dengan menggigit perlahan puttingku yang mulai mengeras.
4934Please respect copyright.PENANAvypUaqRiuG
“Owhh… sssshh” Aku hanya bisa mendesis menerima semua perlakuannya.
4934Please respect copyright.PENANAaec4dHRxaE
“Mas, sekarang ya….” Bisikku lirih. “Aku sudah tak tahan”. Mas Andri mengangguk-anggukkan kepalanya.
4934Please respect copyright.PENANAsbbTuBRjpj
Tubuh telanjangku dibalik menghadap ke arah meja makan dan ia mendekap tubuh mungilku dari belakang. Walau sudah berubah posisi, kedua tangannya masih saja menggerayangi tubuhku. Tangan kiri meremas perlahan payudaraku, dan tangan kanan mencolokkan beberapa jemari gemuknya ke dalam vaginaku. Aku merasakan penisnya berada tepat di belahan bokongku, digesek-gesekkannya penis itu dengan penuh perasaan.
4934Please respect copyright.PENANAHL28bbu2lC
“Mas.. ayo…. Dimasukkin … Adek udah nggak kuat lagi….” rengekku memelas.
4934Please respect copyright.PENANAxgPKtoRVox
Mengerti akan hasratku yang tak bisa aku tahan lagi, mas Andri lalu mendorong pundakku ke depan dan bertumpu pada meja makan.
4934Please respect copyright.PENANAIzvPkcMUal
“Lebarin kakimu dikit dek…. Nah gitu”
4934Please respect copyright.PENANAtp9NUou5fs
Aku terperanjat ketika merasakan, tangan kanan suamiku mencoblos perlahan vaginaku dari arah pantat. “Pemanasan…” katanya menenangkanku. Disodok-sodokkan jemari gemuknya beberapa kali di vaginaku. Cairanku membanjir. Dengan perlahan, mas Andri mulai mengarahkan kepala penisnya kearah vaginaku. Digesek-gesekkan batang penis itu diluar bibir kemaluanku. Ia berusaha melumasi seluruh batang penisnya dengan cairan vaginaku. Mas Andri mengambil ancang-ancang. Kurasakan kepala penisnya di antara bulatan bokongku. Perlahan ia mulai mendorong batang penisnya dan mulai menyeruak masuk. Benda itu begitu hangat, kenyal namun keras. Sambil tetap meremas-remas kedua dadaku dengan satu tangan, mas Andri mendorong sedikit demi sedikit kepala penisnya.
4934Please respect copyright.PENANAMivFRAoVlK
“CLEP” kepala penisnya telah masuk.
4934Please respect copyright.PENANAWo7rDpZ5OH
“Uhh…” aku mendesah sambil memejamkan mataku rapat-rapat. Walau aku sudah terbiasa dengan ukuran penis mas Andri, namun tetap saja, ada sedikit rasa nyeri yang timbul.
4934Please respect copyright.PENANAJPeNKTzUYa
Mas Andri menggeser-geser posisi tubuhku, mencoba membuatnya menjadi lebih mantap ketika kami bersetubuh. Perlahan, batang penisnya mulai ia dorong masuk ke vaginaku. Aku merasakan denyut-denyut pelan yang membuat organ kewanitaanku semakin membanjir basah. Sedikit demi sedikit, sampai batang sepanjang 16 cm itu benar-benar hilang ditelan organ kewanitaanku.
4934Please respect copyright.PENANAlwnqfTwjoJ
“Mmm…mas….” Suaraku gemetar menahan nafsuku.
4934Please respect copyright.PENANACebzAi5P6X
“Kenapa dek…? Enak…?” mas Andri mengecup punggungku ketika melihat aku mengangguk-anggukkan kepalaku.
4934Please respect copyright.PENANAv4BSNkRWLD
Saking nafsunya, cairan vaginaku menjadi tak terbendung, karena aku merasakannya mulai turun, mengalir ke arah pahaku.
4934Please respect copyright.PENANAO9JIoeQrzV
“CLEP… CLEP… CLEP… “ mas Andri mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur, mengaduk dan menusukkan batang penisnya dalam-dalam, semakin lama semakin cepat.
4934Please respect copyright.PENANAGt9k3WLhQc
“PLAK… PLAK… PLAK…” Suara tubuh kami ketika saling bertabrakan.
4934Please respect copyright.PENANAZDYktifXfm
“SREEK…SREEK…SREEK…” Meja makan yang aku buat sebagai tumpuan tubuhku juga perlahan mulai bergerak, tiap kali pinggul mas Andri menabrak pantatku. Kaki mejanya berderit-derit, tergeser oleh gerakan liar kami berdua. “DUG… DUG… DUG…” Suara bibir meja ketika menabrak tembok dan desahan suara kami memenuhi ruang makan yang sempit ini.
4934Please respect copyright.PENANAGWPOF94MKd
“Enak dek…?” tanyanya dari arah punggungku sambil terus meremas payudaraku.
4934Please respect copyright.PENANAI20HuYOVpq
Saking enaknya, aku hanya bisa menggigit bibir bawahku, tersenyum mendesis sambil mengangguk-anggukan kepalaku. Mulut mas Andri tak henti-hentinya mengucapkan kata “Aku sayang kamu dek” tiap kali ia memompa penisnya diliang vaginaku. Terkadang ia mengecup dan menjilat punggungku. Aku hanya bisa menundukkan kepala sambil melenguh keenakan, merasakan tusukan-tusukan tajam penis mas Andri.
4934Please respect copyright.PENANAPrOEetHECC
“Pagi hari yang berisik… “ pikirku tiap kali kami bersetubuh.
4934Please respect copyright.PENANA1G6RVRYhJ4
Karena memang benar, kami adalah pasangan yang tidak bisa diam, selalu bercinta tiap kali ada kesempatan. Tak peduli akan waktu, tempat ataupun situasi. Oleh karenanya aku panggil suamiku tikus hutan, karena nafsunya mirip dengan aktivitas makhluk kecil itu, hanya bercinta dengan pasangannya sampai dia mati. Gelombang kenikmatan itupun perlahan datang. Jantungku bercetak semakin cepat, nafasku memberat, siap menyambut orgasme pertamaku di pagi hari ini.
4934Please respect copyright.PENANAVt21nXAtKH
“Shhhh… Aku mau keluar mas…ayo… tusuk memek adek lebih dalam…” kataku menyemangatinya.
4934Please respect copyright.PENANADhZCCQChXk
Tanpa menunggu perintahku untuk yang kedua kalinya, mas Andri semakin mempercepat sodokannya. Tubuhku terhentak-hentak dengan keras, tiap kali menerima sodokan penis mas Andri. Penisnya terasa begitu cepat, keluar masuk dengan ritme yang semakin cepat. Meja makan tempat aku menyandarkan tubuhku pun sepertinya ikut merasakan dorongan brutal mas Andri, berderit dengan keras dan menabrak tembok seiring desahan kenikmatan kami berdua.
4934Please respect copyright.PENANAf2n0AGR6SY
“Shhh…ayo mas… aku sudah dekat.. aku mau keluar …. Ssshhhh…” erangku kepada suamiku. Dengan tangan kiri yang masih menopang badanku, aku pegang pantatnya dengan tangan kanan. Aku gerak-gerakan pantat semok itu kearahku, berharap mas Andri semakin mempercepat goyangannya.
4934Please respect copyright.PENANAYh4NXyjAZI
“Mas…ayo…. sodok aku dengan keras… tusuk aku dengan tititmu… aku mau keluar mas…”
4934Please respect copyright.PENANAsGK2kbLY7X
Di tengah-tengah pendakian kami ke puncak gunung kenikmatan. Tiba-tiba mas Andri menghentikan sodokannya. Dia terdiam, menusukkan penisnya dalam-dalam ke arah vaginaku, dan….
4934Please respect copyright.PENANAPVOgpKCstf
“Aaahhhhhhkkkkk……… ahhhh… ahhhh… “ mas Andri berteriak lirih. Gumpalan cairan hangat langsung memenuhi rongga rahimku. Tak begitu banyak, namun cukup membuat liang rahimku agak sedikit penuh. Mas Andri mendorong tubuh gemuknya ke arahku dengan brutal tiap kali penisnya memuntahkan lahar panasnya. Sampai aku merasa sakit pada bagian paha depanku yang terkena bibir meja.
4934Please respect copyright.PENANASsXSqku0ZE
Enam kali sodokan keras aku terima pada vaginaku ketika suamiku ejakulasi, sebelum akhirnya ia merubuhkan tubuhnya ke arahku. Berat sekali. Nafasnya tersengal-sengal.
4934Please respect copyright.PENANAMqn0cRSCfF
“Aku sayang kamu dek…” ucapnya sambil mengecup bagian belakang leherku.
4934Please respect copyright.PENANAt7wHPJc1Qg
“Iya.. Aku juga sayang kamu mas” jawabku lirih.
4934Please respect copyright.PENANAVL4QPckr3J
Sebenarnya ada rasa kesal karena aku masih belum mendapatkan orgasmeku. Sekali lagi, mas Andri gagal memberiku kenikmatan yang telah lama aku inginkan. Tidak sampai 5 menit dia sudah terpuaskan, mas Andri selalu saja begitu, terlalu cepat ejakulasi.
4934Please respect copyright.PENANAvCBfWAszDT
“Mas… aku masih pingin… ayo ngewe lagi… ayo mas…” kataku.
4934Please respect copyright.PENANALUyFC8MF0h
“Aduh… mas dah terlambat dek… ntar malem ya kita sambung lagi…” elaknya.
4934Please respect copyright.PENANATB7OWSBqIW
Selalu saja, kata-kata itu yang menjadi alesan. Mas Andri memeluk tubuh telanjangku sambil tersenyum penuh kepuasan. Sebagai istri yang harus selalu patuh, aku harus menyembunyikan rasa ketidakpuasanku. Aku harus bisa ikut tersenyum melihat kepuasan yang terpancar dari wajahnya, dan membiarkan kehausan nafsuku hilang dengan sendirinya. “PLOP” Aku masih merasakan kedutan pelan di dinding vaginaku ketika batang penis mas Andri yang telah lemas, jatuh keluar dengan sendirinya. Sekarang penis itu menggelatung tak berdaya di luar bibir vaginaku. Meneteskan lendir kenikmatan kami berdua di belakang paha dan betisku.
4934Please respect copyright.PENANAVeWt1f4s4m
“Dek, aku berangkat dulu, khawatir ketinggalan angkutan… dah siang nie” kata mas Andri sambil mengangkat badan lebarnya dari punggungku.
4934Please respect copyright.PENANAkXKD5ppZYA
Dia menepuk pantat semokku dan balikkan badanku yang masih tengkurap diatas meja makan. Aku sekarang dalam posisi telentang, menatap langit-langit rumah kontrakanku. Dengan kaki yang menjuntai di tepi meja makan. Mas Andri tiba-tiba mencium vaginaku dan menyeruput cairan yang keluar dari vaginaku.
4934Please respect copyright.PENANAQDNDi14XBT
“Hayo… kamu lupa ya dek?” tanyanya sambil tertawa.
4934Please respect copyright.PENANAbB9XJFjMOd
“Hahaha.. geli mas… geli…iya iya…adek inget….” Jawabku berusaha menjauhkan mulutnya dari selangkanganku.
4934Please respect copyright.PENANAGqLciKP3cw
Memang sudah menjadi kebiasaan, jika setelah kami bersetubuh, aku selalu membersihkan seluruh batang penisnya dengan mulutku.
4934Please respect copyright.PENANASDs1kMbEaJ
Aku segera bangun, turun dari meja makan dan langsung berjongkok di depan selangkangan suamiku. Aku raih batang penisnya yang menggelantung lemas itu, dan aku jilat perlahan. Kuhirup dalam-dalam aroma kewanitaanku yang bercampur dengan spermanya. Sejak pertama kali kami bersetubuh, aku memang suka sekali meminum sperma, teksturnya mirip dawet, minuman khas dari pulau jawa yang terbuat dari campuran gula merah dan santan kelapa, terlebih lagi aromanya, mirip aroma daun pandan. Kubuka mulutku lebar-lebar, lalu aku masukkan seluruh batang penisnya. Aku kecap, hisap dan urut batang penis lemasnya dengan mulutku. Berharap penis itu bisa tegang kembali. Namun setelah beberapa menit aku oral, sama saja, penis itu tetap menggelayut lemas.
4934Please respect copyright.PENANAtKb0xTdGuG
“Nah…..Dah bersih mas…” kataku. “Dah… sana berangkat kerja…”
4934Please respect copyright.PENANAtuFcX4JVBg
Mas Andri menyuruhku berdiri, dan sekali lagi, ia kecup keningku. “Kamu yakin? Nggak mau menunggu besok Minggu buat mengerjakan semua pekerjaan rumah ini…? Kamu mau mengerjakannya semua ini sendirian? Jangan terlalu capek ya istriku sayang” tanyanya begitu mengkhawatirkanku.
4934Please respect copyright.PENANAySkeZSx5Re
“Iye baweeeeel… aku yakin… dah ah… jangan menganggap aku cewek manja seperti dulu… aku dah berubah… sana buruan berangkat” kataku pada suamiku tercinta.
4934Please respect copyright.PENANA6p4jLp26W8
Dengan tubuh telanjang bulat dan vagina yang masih meneteskan cairan kenikmatan kami berdua, lalu aku antar mas Andri ke pintu depan sambil bergelayutan manja dipundaknya.
4934Please respect copyright.PENANA0lDeqXMW2C
“Dah ah… sana buruan pakai dasternya… ntar ada orang yang ngliat loh…” kata suamiku.
4934Please respect copyright.PENANAqMfxYYVPtb
“Ah.. kagak ada yang bakalan ngeliat mas… khan rumah kita paling tertutup…”
4934Please respect copyright.PENANADk3sYEM7se
“Berani yaaaa……. “ Kata mas Andri sambil mencubit pantatku..
4934Please respect copyright.PENANA00ZBEIs8fu
“He he he… Iyeeeee….”
4934Please respect copyright.PENANAIYLHgdQduA
Diciumnya kening dan bibirku tuk terakhir kali, dan tak lupa salam berangkat kerja andalannya. Meremas kedua belah dadaku, memelukku dari depan dan menepuk keras-keras kedua bongkahan pantat semokku.
4934Please respect copyright.PENANAbmV4yEPOZZ
“Salam sayang buat mimi imutku… jaga baik-baik ya dek” katanya sambil tersenyum manja.
4934Please respect copyright.PENANAPhse1aAuq1
“Jaga juga dedenya… jangan diapa-apain sampai ntar malam kamu pulang ya mas” sambungku.
4934Please respect copyright.PENANAgJoyMUTzlA
Mimi dan Dede adalah panggilan sayang kepada alat kelamin kami masing-masing. Mas Andri melambaikan tangan, dan melangkah menjauh meninggalkan aku sendirian di rumah kontrakan baruku ini.
4934Please respect copyright.PENANAFC2OBqG9AE
Mas Andri, suamiku, berumur 32 tahun, berpostur agak gemuk, 170cm/90kg, dan berkulit putih mirip denganku. Dia baru saja diangkat jabatan menjadi seorang pengawas lapangan disebuah Perusahaan Pengeboran Minyak Internasional. Mas Andri adalah seseorang yang bijaksana dalam pengambilan keputusan, pandai dan penuh dengan perhitungan.
4934Please respect copyright.PENANAXnC3TthV6m
“Bukannya pelit dek… tapi khan lumayan… kita bisa menghemat uang jutaan rupiah perbulan loh kalo tinggal di rumah ini… daripada aku harus menyewa rumah mewah dekat kantor… toh beda jaraknya cuma 1 jam…” itulah kalimat yang selalu di ulang-ulang ketika aku sedikit ngambek karena keputusannya mengambil rumah yang “jauh dari peradaban ini”.
4934Please respect copyright.PENANAH57h8CTTRR
Rumah kontrakanku adalah rumah petak, yang terbagi menjadi beberapa bagian, teras, ruang tamu, ruang tidur, dapur, kamar mandi dan halaman belakang untuk cuci dan jemur. Aku dan suamiku kebagian rumah paling ujung. Rumah yang paling jauh dari pintu masuk komplek kontrakan, namun memiliki ukuran paling besar diantara rumah kontrakan yang lain.
4934Please respect copyright.PENANAHNZkU1WvJz
“Hari yang cerah untuk memulai aktifitas” kataku dalam hati.
4934Please respect copyright.PENANA2iL2bNOWuN
Aku ambil daster kecilku yang teronggok di kaki meja makan lalu aku mulai mengenakannya lagi melalui atas kepalaku. Malas sekali rasanya ketika aku mulai mengenakan dasterku. Sepertinya sangat nyaman jika bisa hidup seperti kaum nudis yang tak perlu repot-repot menggunakan selembar bajupun ketika beraktifitas. Kubawa piring dan gelas kotor ke dapur, aku letakkan di dalam bak pencucian. Aku pandang tumpukan cucian kotor yang sudah lama teronggok dan mulai mengeluarkan bau tak sedap di sudut kamar mandi.
4934Please respect copyright.PENANAPOibuTt6Hs
“Sabtu ini akan menjadi hari yang melelahkan. Ayo Liani, kamu pasti sanggup menjalani ini semua” aku menyemangati diriku sendiri dan mulai mengerjakan pekerjaan rumahku itu.
4934Please respect copyright.PENANA8Z7YuwJbA5
Aku harus bisa menjadi istri yang bisa diandalkan oleh suamiku. Menyapu, mengepel dan mencuci piring bisa aku lakukan dengan cepat. Namun ketika aku akan memulai mencuci tumpukan baju kotor, langsung terbayang betapa lelahnya tubuhku nanti malam. Ternyata menyeret bak cucian basah itu begitu susah, berat, dan licin. Perlu tenaga ekstra untuk bisa memindahkannya ke dari kamar mandi ke halaman belakang.
4934Please respect copyright.PENANAtKVAWkq2AM
“Lagi mau nyuci mbak?” Tiba-tiba aku dikagetkan oleh suara seorang pria. Celingukan aku mencari asal suara itu.
4934Please respect copyright.PENANAuopqUCLwoE
“Banyak juga cuciannya mbak… dah berapa minggu tuh baju-baju nggak dicuci?” tambahnya lagi.
4934Please respect copyright.PENANA7A205s9vMb
Ternyata suara itu berasal dari penghuni rumah kontrakan di samping tempat aku tinggal. Mas Manto, begitu tetanggaku biasa memanggilnya, adalah seorang satpam yang bekerja di perumahan dekat komplek kontrakan tempat aku tinggal. Selama aku tinggal disini, baru pertama kali ini aku melihat seperti apa bentuk suami mbak Narti sebenarnya. Mas Manto berumur sekitar 40 tahunan. Posturnya mirip dengan suamiku namun agak kurus 170cm/60kg dengan kumis tipis yang dipotong rapi diatas bibir tebalnya. Kulitnya coklat kehitaman dengan rambut kriting pendek. Sedangkan istrinya, Mbak narti, berusia 35 tahunan, berperawakan gemuk dengan payudara yang meluap-luap, khas badan ibu-ibu, adalah seorang pelayan toko yang juga bekerja pasar dekat komplek rumah kontrakan kami.
4934Please respect copyright.PENANAJH22FV8CBP
“Iya…” jawabku sekenanya. “Dah hampir 2 minggu nie belum diapa-apain….” tambahku lagi.
4934Please respect copyright.PENANA7wX3ePKNro
Sebenarnya aku sudah mengenal siapa mas Manto, karena hampir setiap hari aku melihatnya berangkat kerja, tapi selama aku dan suamiku tinggal di rumah kontrakan ini, belum pernah sekalipun aku bercakap-cakap. Hanya kenal sebatas sapa dan cerita saja.
4934Please respect copyright.PENANAP5SR6xa6jL
“Saya Manto mbak…suami si Narti..” katanya lagi sambil menjulurkan tangan.
4934Please respect copyright.PENANAHwyluNWjor
“Mmm… Nama saya Liani… “ jawabku sambil menyalami tangannya.
4934Please respect copyright.PENANAPeNoQRYMVI
Langsung saja tubuhku merinding begitu menyentuh tangan mas Manto. Tangan itu begitu dingin, hitam, dan keriput, sangat kontras dengan tanganku, putih, mulus. Entah kenapa, begitu aku melihat wajah dan postur tubuhnya, aku langsung terbayang akan cerita-cerita pemerkosaan sadis yang menimpa kepada para perantau di tanah orang. Apalagi saat itu aku hanya mengenakan daster pendek tanpa baju dalam sama sekali. Memamerkan kaki panjang dan belahan dadaku.
4934Please respect copyright.PENANAZ9xGFBYDr3
“Mas Andri kerja mbak?” tanyanya lagi, membuyarkan lamunanku.
4934Please respect copyright.PENANAOGKb9xidh7
“I… Iya… baru saja berangkat”
4934Please respect copyright.PENANAVZqnJg6lhN
“Oooowwwh….. saya permisi ya mbak… gerah habis mencuci…mau mandi dulu” jawabnya sambil tersenyum.
4934Please respect copyright.PENANAy9OCVWXWve
“Iya….silakan” kataku sambil melihat deretan cucian mas Manto yang masih meneteskan air sabun.
4934Please respect copyright.PENANApVxWgjcX4F
“Sopan juga dia…” ternyata aku salah pikir terhadap mas Manto.
4934Please respect copyright.PENANA7ewHptDpBW
Walau hanya dari perkenalan singkat tadi, aku merasa kalau mas Manto tak seperti orang-orang kebanyakan. Sopan, tak seperti orang yang berpandangan jahil terhadap wanita berbusana seksi sepertiku barusan. Aku berpostur badan sedang dan terbilang langsing, 165cm/45kg, berkulit putih dengan ukuran buah dada yang cukup besar. Yang membedakan aku dengan wanita lain adalah pinggangku sangat kecil dan kakiku agak lebih panjang dari kebanyakan teman-temanku. Mata bulat lebar, bibir merah dan rambut panjang hitamkulah yang selalu aku banggakan. Sebenarnya aku kurang begitu suka dengan baju seksi, tapi aku lebih memilih baju yang berukuran kecil, karena merasa nyaman aja ketika digunakan untuk beraktifitas.
4934Please respect copyright.PENANAtOTwDwj5cd
“PRAK….” Bak cucianku pecah, ketika aku mencoba menggesernya kehalaman belakang.
4934Please respect copyright.PENANAYbz0JqlppN
Pecah karena tak kuat menahan beban rendaman baju kotor kami. Air cucian kotorpun langsung keluar dari sela-sela bak cuci pecahku, menggenang, disertai bau apek yang cukup menyengat.
4934Please respect copyright.PENANA7IRnJODZP0
“Sialan… belum juga mencuci…” emosiku langsung meninggi…” sabar Liani… sabar…”
4934Please respect copyright.PENANAOOhSTwfKtp
Aku diam sejenak, memikirkan apa yang harus aku lakukan.
4934Please respect copyright.PENANAfQakTIbT86
“Daripada beli, mungkin lebih baik aku pinjam saja sebentar.” Pikirku
4934Please respect copyright.PENANAn6zE25FK3X
“Mas Manto..” Walau pintu halaman belakang rumahnya terbuka begitu saja, tapi aku berusaha tuk sopan. Aku ketuk pintu rumahnya beberapa kali.
4934Please respect copyright.PENANADQ22pr6UBk
Mas Manto
Mas Manto
4934Please respect copyright.PENANAuqvKAmCfLk
Tak ada jawaban.
4934Please respect copyright.PENANA0WtKawq53H
“Mas Manto..” aku panggil namanya lagi dengan suara lebih lantang.
4934Please respect copyright.PENANA8lVhYeYc9u
“Iya sebentar…” jawabnya dari dalam rumah. “maaf tadi saya masih mandi… ada apa ya mbak??” tanyanya sambil mengikatkan handuk kecil berwarna hijau yang sudah lusuh dan sedikit berlubang di pinggangnya yang ramping. Badannya basah kuyup, dengan rambut yang juga masih meneteskan air..
4934Please respect copyright.PENANAAGuvsWDCQa
“Ada apa ya mbak? Kok kayaknya kebingungan gitu?” tanyanya.
4934Please respect copyright.PENANA67lkHd3o4M
Aku tak menjawab, aku masih terkesima melihat postur tubuhnya, badannya begitu hitam, kekar, dengan bongkahan dada dan lengan yang menonjol disana-sini.
4934Please respect copyright.PENANAPNQGFVyVz9
“Mbak?” tanyanya lagi. “Ada yang bisa saya bantu?”
4934Please respect copyright.PENANA1XQ4a2CQGE
“Eeh…maaf…anu….. bak cuci aku pecah” kataku terbata-bata. “Apa boleh aku pinjem bak cucinya? Ntar begitu sel………..”
4934Please respect copyright.PENANAhRq4NouItg
“Boleh-boleh… bentar ya saya ambilin dulu” potongnya sebelum aku menyelesaikan kalimat.
4934Please respect copyright.PENANAara2pPfkTF
Mas Manto buru-buru masuk, dan mengambil bak mandi yang tergeletak di sudut lantai kamar mandinya. Ketika dia membalikkan badan, kembali aku terkesima melihat otot-otot kekar badannya. Punggungnya lebar dan pantat yang hanya ditutupi handuk merah lusuh itu begitu semok. Aku sedikit tertawa ketika melihat kaki mas Manto. Pahanya besar tapi betisnya kecil. Mirip badan tokoh film kartun yang memang hanya badan bagian atasnya saja yang besar, namun bagian bawahnya kecil. Dan dari disinilah cerita itu dimulai. Ketika dia membungkuk tuk mengambil bak cuci miliknya, bagian belakang handuk itu otomatis meninggi, mengikuti gerak badannya. Dan dari sela-sela paha belakang mas Manto, aku melihat barang yang tak seharusnya tak liat. Hitam, panjang menjuntai, dengan ujung besar berwarna merah kehitaman. DEG….Detak jantungku terasa berhenti sejenak. Langsung saja aku tinggalkan pintu rumahnya dan masuk kedalam rumahku. Aku tutup pintu dapur, dan langsung saja aku duduk terjatuh. Lututku lemas dan dadaku berdebar-debar mengingat hal yang baru saja aku lihat. Aku melihat barang yang seharusnya tidak boleh aku lihat, barang yang menjadi simbol kejantanan dan kebanggaan kaum pria. Ya, barang itu biasa disebut penis, titit, atau kontol. Walau sekilas, seumur-umur, baru saja aku melihat barang yang bukan milik suami aku sendiri. Walau sekilas, tapi aku bisa membayangkan bagaimana bentuk keseluruhan dari barang milik mas Manto itu. Hitam, besar, dengan urat-urat yang mengelilingi sekujur batangnya, berkepala merah kehitaman dengan mulut kemaluan yang lebar menganga, bau amis asam selangkangan yang menusuk hidung dan rambut kemaluan yang lebat.
4934Please respect copyright.PENANAz4VxHavirf
“Mbak… loh… kemana orangnya….?” Suaranya terdengar pelan dari sebelah rumah.
4934Please respect copyright.PENANAmtqZBT91Vt
“Mbak…ini bak cucinya……” panggilnya dari samping rumahku. Mas Manto pun akhirnya mengantarkan bak cuci miliknya ke halaman rumahku. Karena melihat aku yang tak langsung keluar, mas Manto mendekat kearah pintu dapur, mengintip kedalam dari jendela dapur, dan mengetuknya perlahan.
4934Please respect copyright.PENANA020VLNZDG7
“Mbak Liani… ini bak cucinya…” panggilnya.
4934Please respect copyright.PENANAEncRPviI8D
Andai saja mas Manto agak menunduk dan melihat kebawah, mungkin saja ia bisa melihatku yang meringkuk di balik pintu dapur rumahku. Meringkuk menahan malu yang seharusnya tak aku rasakan. toh yang terlihat adalah bukan aurat tubuhku. Detak jantungku masih berdetak begitu kencangnya sampai aku sama sekali tak berani untuk bergerak. Susah rasanya aku berdiri dengan kedua kakiku. Lemas, tak bertenaga. Dengan gerak super pelan, aku mencoba berdiri, memasang telinga, untuk mendengarkan, mungkin saja ia masih ada di dekat jendela. Tenagaku perlahan pulih, setelah melihatnya berdiri tak jauh dari pintu dapur. Membelakangiku sambil berkacak pinggang. Dari balik korden tipis jendela dapur, aku amati gerak-geriknya. Dengan muka kebingungan, mas Manto hanya bisa celingukan ke arah rumah kontrakanku lalu mengamati banyaknya cucian kotor yang terhampar di depannya. Karena mungkin merasa iba, diapun membantu memindahkan cucian kotor yang ada di bak cuciku yang telah pecah, ke bak cuci miliknya. Sekali lagi, ketika mas Manto memindahkan baju-baju kotorku, aku pun kembali melihat barang hitam miliknya. Handuk kecilnya naik turun. Memperlihatkan barang yang ada dibaliknya setiap kali ia membungkukkan badan untuk memindahkan cucian kotorku. Ketika sedang dalam posisi membungkukkan badan tuk mengambil baju-bajuku, tiba-tiba mas Manto terdiam. Masih dalam posisi menungging. Lama sekali. Dan selama itu pula aku menatap tajam ke arah benda yang bergelatungan di balik handuk kecilnya. Bergoyang goyang seiring gerakan pantat mas Manto.
4934Please respect copyright.PENANAIndykMHm0Q
“Apa yang dia lakukan” tanyaku dalam hati.
4934Please respect copyright.PENANAJESr8b7d3e
Ternyata hal yang membuatnya terdiam adalah…. Tumpukan baju dalam kotor milikku. Iya, benar sekali, mas Manto mengamati baju dalam kotorku.
4934Please respect copyright.PENANAvrY5ZUdLC6
Tiba-tiba mas Manto berdiri, membalikkan badannya dan melihat ke arah rumahku, matanya celingkuan mencari dimana aku gerangan. Dia berpindah posisi, memutari bak cucian kotorku, mengawasi segala gerakan dari dalam rumah. Matanya sangat tajam, mengamati setiap sudut rumahku dengan seksama. Namun aku yakin dia tak bisa mengetahui posisiku, karena terhalang oleh korden tipis jendela dapurku. Karena menurutnya aman, diapun membungkukkan badannya kembali dan dengan tangan kirinya, dia mengambil salah satu cd kotorku. Cd putih dengan pinggiran berenda. Dengan mata yang masih celingukan penuh rasa was-was, dia mengamati dalam-dalam cd kotorku itu. Diamati bercak lendir lengket berwarna putih yang menepel di bagian depan cdku. Dan dengan jemari tangan kanannya, disentuhlah bercak lendir itu, dikorek-korek. Lalu, apa yang sama sekali tak pernah aku bayangkan terjadi. Mas Manto, tanpa rasa jijik sedikitpun, menjilat jemari tangan bekas mengkorek cd kotorku. Karena kurang puas, dia menghirup, menjilat dan mengecapnya, seolah-olah itu adalah makanan paling enak sedunia. Gila. Dia lakukan itu semua dengan tanpa rasa jijik sedikitpun. Tiba tiba, perlahan namun pasti, ada sesuatu yang bergerak dari dalam handuk kecilnya. Penisnya mulai ereksi. Naik, sedikit demi sedikit, semakin menggembung, mengembung dan mengeras. Ereksi dengan diiringi kedutan denyut nadi yang ada di batang penisnya. Handuk kecilnya tersingkap, terdorong ke atas, oleh batang kejantanan seseorang yang sama sekali belum aku kenal dekat. Penis hitam yang sempurna, keras, berurat, dengan ujung berwarna merah pekat. Buah zakarnya mengelantung pasrah, ukuran zakarnya pun tak kalah hebohnya, sebesar jeruk nipis. Penis itu terlihat begitu gagahnya, mulai meninggi keatas disertai dengan kedutan yang berirama. Naik, naik, naik dan terus naik. Berkedut naik, sampai melewati pusarnya. Sekarang yang ia lakukan sungguh nekat. Sama sekali tak khawatir akan adanya orang yang melihat. Dia berdiri di halaman belakang rumahku, menghadap tepat ke arahku dengan penis yang tegak mengacung sambil menjilat dan mengecap cd kotorku dengan rakus. Merasa tak cukup hanya mengecap satu cd kotorku, dengan tangan kanannya yang masih bebas, diapun kembali mengambil cd kotorku. Kali ini yang berwarna hijau muda dengan gambar bunga bunga di bagian vagina. Sekarang di kedua tangannya, ia memegang cd kotorku.
4934Please respect copyright.PENANAp7kMwZmvmz
Tapi kali ini ada yang berbeda. Cd hijau yang ada di tangan kanannya tak hanya ia cium dan jilat saja. Melainkan……ia pakai sebagai sarana masturbasinya. Ia lilitkan cd hijauku ke batang penisnya dan ia mulai menggerakkan tangan kanannya maju mundur. Makin lama makin cepat, main cepat dan makin cepat. Dia mengocokkan penis yang terbungkus cd hijauku dengan kecepatan tinggi. Dengan sangat bernafsu dan brutal. Melihat tingkah laku mas Manto, detak jantungku pun semakin berdebar-debar tak karuan. Tubuhku menghangat, nafasku memberat, putingku mengeras dan yang paling tak aku sadari, kemaluanku mulai membasah. Secara reflek, aku sentuh cd yang aku pakai, dan aku raba belahan bibir kemaluanku. Aku basah, aku horny, aku terhanyut akan tingkah laku kurang wajar yang telah dipertontonkan oleh mas Manto. Bagian depan cdku terasa sangat hangat dan basah oleh cairan kewanitaanku. Astaga, aku benar-benar dibuatnya mabuk kepayang. Mas Manto, seseorang yang sama sekali belum aku kenal dengan dekat, berani berbuat hal yang begitu nekat. Begitu gila, yang sama sekali tak pernah aku bayangkan. Dengan tanpa rasa malu sama sekali ia masturbasi dengan menggunakan cd kotorku di halaman belakang rumahku. Badan kekar berotot, kulit hitam yang basah oleh air bekasnya mandi, ditambah sinar matahari yang menerangi halaman belakangku, membuat apa yang ia lakukan terlihat begitu seksi. Entah kenapa, tiba-tiba aku merasakan perasan yang berbeda kepadanya. Perasan yang tak bisa aku lukiskan dengan kata-kata. Hanya ada rasa penasaran dan ingin tahu yang begitu menggebu. Mas Manto semakin mempercepat kocokannya. Badannya membungkuk dan membusur. Otot-otot tangan dan lehernya mengejang. Ia merem melek, pupil matanya tak terlihat, hanya putih. Ia terlihat begitu menikmati semua yang sedang ia lakukan. Melihatnya begitu menikmati akan apa yang sedang ia perbuat, aku jadi ikut merasakan kenikmatan. Tiba-tiba, muncul perasaan aneh dari dalam diriku. Perasaan nakal, binal, liarku sepertinya muncul. Ingin rasanya aku membuka pintu dapurku dan mendekap tubuhnya, mencium bibirnya dan meraih penisnya. Ingin rasanya aku membantu menuntaskan semua hasrat nafsunya. Menjilat batang penis yang begitu besar, hitam, panjang. Ingin sekali aku merasakan tusukan dan sodokan penis dahsyatnya di liang vaginaku. Dan… Aku ingin mas Manto menumpahkan semua spermanya di dalam rahimku.
4934Please respect copyright.PENANAPS170AFuZh
“Liani…..mbak Liani….terima persembahanku untukmu….. mbak Lianiku…..” bisiknya lirih sembari dia mempercepat kocokannya.
4934Please respect copyright.PENANAZKE9qpPolS
“Mbak Lianiku….?” Tanyaku dalam hati. Heran.
4934Please respect copyright.PENANAwxoIqgXiD8
“Ooooooohhhhh…..mbak Liani!!!”
4934Please respect copyright.PENANAnTePdk1Zsk
Mas Manto tiba-tiba menghentikan kocokan tangan kanannya dan dengan cd di tangan kiri, ia berusaha menampung semua tumpahan cairan kenikmatannya.
4934Please respect copyright.PENANAKOOxGqu5rj
“Crut… crut… crut… crut…”
4934Please respect copyright.PENANAhCuPuCVELt
Mas Manto orgasme. 8 tembakan sperma menabrak cd putih di tangan kirinya. Semburan benih-benih kejantanan seorang lelaki menyemprot keluar dari mulut penisnya yang lebar. Begitu banyak. Sampai-sampai cd putihku yang ia gunakan untuk menampung tumpahan cairan nafsu mas Manto, tak mampu membendung itu semua. Cairan itu merembes keluar dari cd hijauku yang ia gunakan untuk melilit penisnya, dan menetes jatuh ke atas cucian kotorku. Sungguh menakjubkan melihat ekspresi wajahnya. Semua terjadi seperti dalam gerakan slow motion. Andai aku punya handycam, pasti aku kan merekam semua kejadian barusan. Penisnya berkedut dengan hebatnya. Berkedut sambil memuntahkan semua cairan spermanya.
4934Please respect copyright.PENANAMn6fFT6zbT
“tiiiiiiiiitt…….. tiiiiiiiiitt…….. tiiiiiiiiitt…….. tiiiiiiiiitt……..” kami berdua dikejutkan oleh suara SMS dari HP milikku. Suara yang walau lirih, tapi terdengar begitu lantangnya. Memecah kesunyian yang terjadi selama beberapa menit ini. Mas Manto terlihat begitu panik, dia bingung, celingukan, mengkira-kira, kapan aku bakal menampakkan diriku dari dalam rumah. Dia juga bingung dengan benda yang sekarang masih ada di kedua telapak tangannya. Cd putih yang ia gunakan tuk menampung tumpahan sperma dan cd hijau yang ia gunakan tuk membungkus batang penisnya, semua basah karena sperma. Dibuang sayang, di letakkan di bak cucian pun khawatir aku akan curiga. Karena kehabisan akal, mas Manto akhirnya melepas handuk kecil yang melilit pinggang dan meletakkannya di pundak. Astaga, sekarang aku dapat melihat keseluruhan tubuh telanjang beserta penis raksasa mas Manto yang masih menggelatung lemas setelah dikocoknya habis-habisan. Penis itu telihat seperti buah terong, panjang, besar, berwarna hitam kemerahan dengan ujung kepala yang menggelembung. Dan anehnya lagi, penis itupun masih berkedut dan mengeluarkan sperma.
4934Please respect copyright.PENANAiq1HB7vND2
“Ga ada habisnya tuh peju” pikirku kagum.
4934Please respect copyright.PENANAkIpWV5WWRM
Dengan cepat, mas Manto langsung mengenakan cd putihku yang penuh dengan spermanya. Cd tersebut dipaksa untuk dapat masuk, karena mas Manto tak dapat menemukan lokasi tuk menyembunyikan cd tersebut. Janggal sekali aku melihatnya mengenakan cd wanita. Ujung kepala penisnya tak dapat sepenuhnya tertampung. Masih menjulang keatas, melawati karet kolor cdku. Sampai-sampai ia harus bersusah payah tuk menekuk batang penisnya ke bawah, kearah pantat, supaya tak terlihat lagi. Biji testisnya pun terlihat tak nyaman, menggelambir keluar dari masing-masing celah celana dalamku. Dan cd hijau, yang juga terciprat spermanya, ia sembunyikan di dalam tumpukan baju kotorku. Setelah itu, ia segera melilitkan kembali handuk kecilnya, dan bertingkah seperti tak ada apa-apa..
4934Please respect copyright.PENANAG79lN4YIrR
“Mbak Liani…” panggilnya. “Mbak…Ini bak cucinya…”
4934Please respect copyright.PENANACGFEnJ7zyl
“Eeh iya… sebentar mas….” Jawabku. Aku mencoba mengatur nafas, menyembunyikan deru nafsuku yang juga masih menggebu-gebu ini..
4934Please respect copyright.PENANAT1SzT4594E
“Maaf mas… tadi mas Andri telpon, jadi mas Manto langsung saya tinggal deh…”
4934Please respect copyright.PENANAzIh1NiYjqo
“Oh gapapa mbak…ini baju kotornya sudah saya pindahkan ke bak cuci saya… jadi mbak Liani tinggal meneruskan saja…” mas Manto berkata sambil mengurut-urut telapak tangannya di depan selangkangan, mencoba menutupi gundukan penis yang aku kira mulai menggeliat lagi.
4934Please respect copyright.PENANAKgoTAEiCvt
“I….iya…ma kasih mas… jadi ngerepotin nie ceritanya….” Kataku.
4934Please respect copyright.PENANAJ9lgGRkx30
“Ah.. gapapa kali mbak…. Lagian aku kasian kalau melihat cewek secantik mbak Liani harus bercapek-capek sendirian gini….” Katanya tersenyum meringis.
4934Please respect copyright.PENANACX68CClx64
“Wah… sepertinya dia mulai merayuku” batinku. Aku hanya bisa tersenyum-senyum mendengar kalimat mas Manto.
4934Please respect copyright.PENANAQ6B1F3Y87s
“Hhmmm… anu mas… kalau boleh… apa saya bisa….….”
4934Please respect copyright.PENANAKEQptiTBYq
“Boleh boleh…mo apa ya?” potongnya.
4934Please respect copyright.PENANAgKNRbAdL8D
“Anu… apa bisa saya minta tolong buat …..sekalian penuhin bak cuci dengan…..?”
4934Please respect copyright.PENANAD3eWxkgTPB
“Wah bisa banget mbak.. tenang aja… “potongnya lagi. “bahkan kalau mau… saya bisa bantu mbak liani nyuci”in bajunya…”
4934Please respect copyright.PENANAJ7B2Ter3qz
Dengan sigap, mas Manto memindahkan air dari bak penampungan ke bak cucinya. Dia terlihat sama sekali tak merasa terbebani dengan segala perintahku. Dan tak lama, semua bak cucinya penuh dengan air bersih.
4934Please respect copyright.PENANAjphtKwuFf0
“Yup….semua bak cuci sudah saya penuhi ….apa ada hal lain yang bisa saya kerjakan??”. Matanya berbinar-binar penuh harap. Terlihat seperti anjing yang haus akan perintah dari majikannya.
4934Please respect copyright.PENANAXxqE70uNiD
“Hmmmm… sepertinya itu saja deh mas….” Kataku sambil tersenyum.
4934Please respect copyright.PENANAyFRsRHNtlN
“Mbak Liani tuh orangnya murah senyum ya? Jadi seneng saya mbantuinnya… jadi ga ada capek-capeknya dah…” candanya.
4934Please respect copyright.PENANARxVIe6PKU1
Langsung saja aku duduk di bangku kecil yang ada disisi bak cuciku, mulai mengucek dan membilas semua baju kotorku. Tapi begitu aku duduk di bangku kecil itu, aku baru sadar. Aku tak mengenakan cd dan bra sama sekali, dan di depanku, ada mas Manto, suami tetanggaku. Aku merasakan hal yang sangat kurang nyaman. Bangku itu terasa begitu pendek, hanya 15 cm dari lantai. Jadi, mau tidak mau, aku harus duduk dalam posisi jongkok. Paha, betis, lengan dan belahan dadaku terpampang jelas di depan mata mas Manto. Dan yang paling parah, daster kecilku ini sama sekali tak mampu untuk menutupi selangkanganku. Walau vaginaku bersih dan aku bisa dengan santai berbugil ria di hadapan mas Andri, tapi tetap saja, mas Manto adalah orang lain, orang yang baru aku kenal sekitar 30 menit yang lalu. Pasrah…hanya itu yang dapat kulakukan. Aku hanya jongkok, merapatkan kedua lututku, dan menempelkan dada montokku kearah paha. Berusaha sebisa mungkin tak memperlihatkan vagina dan belahan dadaku sama sekali.
4934Please respect copyright.PENANA2gCRmyUzBM
Melihat aku yang kebingungan mencari posisi paling aman tuk menyembunyikan auratku, Mas Manto pun ikut sedikit menjauh. Dia mengambil posisi di seberang halaman, dan duduk di bangku kayu panjang, yang berjarak sekitar 2m dari tempatku duduk mencuci. Bangku itu hanya setinggi lutut orang dewasa, yang jika mas Manto duduk menghadapku, lutut dan pantatnya berada dalam posisi yang sejajar. Sehingga membuatku dapat dengan leluasa menerawang kedalam handuk kecilnya dan melihat perjuangan cd putih kecilku menyembunyikan penis besar mas Manto.
4934Please respect copyright.PENANA2Rrq4SfSol
“Jadi sama-sama tau aurat masing-masing lah…” pikirku gampang.
4934Please respect copyright.PENANAjgViUSXVpT
Mas Manto ternyata orang yang mudah bergaul, ramah, dan suka memuji. Tak heran, aku yang biasanya tertutup akan adanya orang baru, merasa begitu nyaman dan bisa ngobrol lama dengannya. Apalagi dia bukan orang yang mata keranjang. Karena walau aku berbaju begitu minim, mas Manto mampu menahan keinginannya tuk menatap tubuhku lama-lama, hanya sekilas saja ia melihat, lalu melengos ke arah lain, seolah-olah tak peduli sama sekali. Situasi tegang diantara kamipun lama-lama mencair, karena mas Manto tahu sekali bagaimana berbicara denganku. Sering becanda dan pintar merayu orang. Diapun tak segan tuk tertawa terbahak-bahak ketika aku bercerita lucu. Bahkan tak jarang selangkangannya dapat aku lihat dengan jelas ketika dia tertawa. Ketika tertawa, kadang ia mengangkat kaki dan memegang perut sehingga penis yang terbungkus cd putihku sering terpampang dengan jelas. Sama sekali tak berusaha tuk menutupinya.
4934Please respect copyright.PENANA1rXMeNVTm0
“Penis hitam mas Manto berusaha menampakkan dirinya… penis itu bersembunyi di dalam cd putihku… yesss…. aku bisa melihat penisnya lagi…. penis besarnya…” hanya itu pikirku ketika melihatnya tertawa puas.
4934Please respect copyright.PENANA8U83mR3yO4
Kadang aku berpikir, apakah mas Manto adalah seorang ekhibisionis. Seorang yang memiliki penyakit psikologis, suka memamerkan penisnya kepada orang lain.
4934Please respect copyright.PENANAawXBB3akEf
“Iya… aku yakin dia adalah seorang ekshibisionis.. tapi,ah masa bodoh… yang jelas mas Manto adalah teman yang enak diajak ngobrol…. toh aku sudah merasa begitu nyaman dengannya…” pikirku, berusaha untuk tak memperdulikan kekurangannya.
4934Please respect copyright.PENANAauUJ62zjNp
Karena aku sangat yakin akan tingkah mas Manto, yang terkadang dengan sengaja membuka lulutnya lebar-lebar, seolah mempersilakan mataku tuk mengagumi batang penisnya yang hitam, membuatku pelan-pelan, juga mulai membuka diri, melemaskan semua pertahanan tubuhku. Semula aku yang hanya duduk jongkok, menutup semua aurat, sekarang sudah mulai melebarkan lututku, sedikit mengkangkang. Selain aku merasa capek dengan posisi jongkok yang rapat itu, aku juga ingin mempernyaman posisi mencuciku. Mas Manto bersandar di dinding pagar halaman belakang rumah kami, sambil menatap ramah kearahku. Sesekali ia beranjak, memindahkan air dari bak penampungan, dan menuangkannya ke bak cuci yang aku pinjam darinya. Ia tampak begitu tenang, walau aku tau, saat ini penisnya dah mengeliat karena melihat kemolekan tubuhku. Tapi wajah itu, begitu santai, seperti tak ada kejadian apa-apa. Aku terhanyut oleh auranya. Iya. Aku hanyut olehnya. Terbukti, walau tak beberapa lama kami bercakap-cakap, tapi aku sudah merasa kalau mas Manto tuh seperti orang yang benar-benar dekat denganku. Bahkan tak jarang kami mulai melontarkan ejekan dan gurauan jorok.
4934Please respect copyright.PENANAWncISaoAyc
“Mas Manto… jorok deh.. dah gede gitu masih ngompol…” kataku disela-sela percakapan seru kami..
4934Please respect copyright.PENANAyH63fXbuUj
“Ngompol…. Idih… nggak lah…?”
4934Please respect copyright.PENANAJMzgY0bPF7
“Lalu …itu apa hayoo…? kok ada yang ngalir dari dalem handuknya? Ah pasti ngompol tuh?” godaku lagi..
4934Please respect copyright.PENANAvZGg8BVP4F
“Ohh… ini…?” mas Manto menunduk, mencari tau apa yang aku maksud, diusapnya cairan yang merembet turun dari dalam handuknya, dia pun mencium, dan merasakan cairan yang ada di tangannya. Dia melirik kearahku. Lalu berkata “Cuih…ini mah sabun bekas aku mandi tadi….”
4934Please respect copyright.PENANA9XKWv6NLwj
“Sabun?” tanyaku heran. Sebenarnya aku tahu kalau yang mengalir turun dari dalam pahanya tuh bukan sabun, melainkan spermanya sendiri yang tak tertampung di cd putihku yang ia kenakan. “Hahahaha… bisa aja…”
4934Please respect copyright.PENANAoQzlavuIev
Cucian demi cucian telah selesai dibilas, sampai akhirnya aku temukan cd hijauku. Cd yang bekas digunakan mas Manto untuk melilit batang penisnya ketika ia onani. Onani brutal yang membayangkan dan menyebut namaku. Cd hijau bergambar bunga-bungan dibagian vagina, yang berlumur sperma mas Manto. Kuraih cd hijauku dan kurasakan lendir yang menempel di permukaannya. Hangat, licin, dan bertekstur. Detak jantungku kembali berdetak dengan cepat.
4934Please respect copyright.PENANAr1LBqzboVG
“Aku memegang peju mas Manto…” batinku. “Aku merasakan benih-benih yang dimuntahkan oleh penis mas Manto…”
4934Please respect copyright.PENANARpwqtw4Q2I
Ingin aku rasanya mendekatkan cd hijauku yang berlumuran sperma itu kehidungku. Menghirup aroma anyir spermanya, menjulurkan lidahku, menyentuh dan merasakan tekstrur sperma mas Manto. Mengecapnya, penis mas Manto, oh, mas Manto.
4934Please respect copyright.PENANAmzJKcFz9Sf
“Mbak…? Kok diem aja ?…. Hayo ngelamunin apa…?” suara mas Manto membuyarkan lamunanku.
4934Please respect copyright.PENANAxtC1XaP1pP
“Eh… anu… ini…” jawabku bingung, mencoba mengembalikan pikiranku dari imajinasi yang tak jelas.
4934Please respect copyright.PENANAu61Da3A8vo
“Waduh… itu bekas pejunya mas Andri ya mbak…?” celetuknya, langsung, to the point.
4934Please respect copyright.PENANAHNuiKXQPU4
“Eh.. kenapa mas?…” Tanyaku, kaget.
4934Please respect copyright.PENANAUl75UOhf2r
“Iya… itu pejunya mas Andri khan?…banyak juga ya mbak… pasti tadi pagi habis……” jawabnya lagi. Memperjelas kalimat yang tadi ia tanyakan sambil tertawa cengengesan.
4934Please respect copyright.PENANAnXPWnAH1qw
Aku merasa mukaku seperti kepiting rebus, merah padam, menahan malu. Sepertinya mas Manto mengetahui apa yang terjadi antara aku dan suamiku tadi pagi. Sepertinya suara desahan kami terlalu keras sehingga terdengar sampai rumahnya. Sepertinya itu alasan kenapa tadi ketika onani, mas Manto memanggil-manggil namaku. Ia pasti membayangkan bersetubuh denganku.
4934Please respect copyright.PENANAgUvD0oURFn
“Mas Andri pasti seorang yang sangat beruntung ya mbak… “ mas Manto beranjak dari tempat duduknya, dan berjalan kearahku.
4934Please respect copyright.PENANAxiaKPBGO0H
“Tiap malam bisa… hmmm anu………” ia tak meneruskan kalimatnya dan menantikan jawabanku.
4934Please respect copyright.PENANAQ34YXQPjId
“Anu apa???…..” tanyaku lagi.
4934Please respect copyright.PENANAkLGlvnvHI3
“Anu… itu tuh…” jawabnya sambil memajukan bibirnya, menunjuk kearah dada dan selangkanganku… “…….pokoknya puas deh mas Andri sepertinya….punya istri cantik dan bahenol kayak mbak Liani… Hahahahahaha…” kelakarnya.
4934Please respect copyright.PENANARU70slPRG9
“Idih ngaco…” jawabku tersipu. Aku ambil air dengan gayung, lalu aku lemparkan air itu ke badannya. “Dasar otak mesum….” Aku tertawa.
4934Please respect copyright.PENANAiSFcxHnluh
“Omong-omong, mas Manto tau cd putihku nggak?” pancingku.
4934Please respect copyright.PENANACxuj5y5eaz
“Cd putih…?” tanyanya sambil mengaruk rambut kepalanya yang tak gatal.
4934Please respect copyright.PENANApKMn1QGn1Y
“Iya… cd putih yang ada rendanya… kali aja mas tau… soalnya khan mas yang mindahin semua baju kotor aku…” pancingku. Aku tatap wajahnya, mencari tau, apa akan yang ia lakukan setelah mendengar pertanyaanku barusan.
4934Please respect copyright.PENANAUl83VvVDeg
Terlihat ada sedikit keterkejutan yang tersirat di wajah mas Manto namun langsung saja hilang, dan berganti lagi dengan raut wajah yang tenang.
4934Please respect copyright.PENANAc6Yyo1yhgC
“Hmmm… yang mana ya?” jawabnya pura-pura tidak tahu.
4934Please respect copyright.PENANAb2smsI7CFI
“Cd putih yang ada renda-rendanya..” ulangku lagi. Kembali aku tatap wajahnya, tapi kali ini aku alihkan tatapanku. Dari wajahnya yang tenang ke arah selangkangannya yang melompong. Sebenarnya aku tahu bahwa cd putihku tak hilang, melainkan dipakainya sebagai bahan onani. Dan sekarang cd itu ia kenakan untuk menahan konaknya agar tak muncul dan terlihat olehku.
4934Please respect copyright.PENANAgoKCz28Jxx
“Waduh… saya kurang tahu tuh mbak… mungkin terselip kali di tumpukan cucian tadi” jawabnya “Eh… tapi ntar klo saya temuin, saya dapet apa?… bisa dapet isinya nggak?…”
4934Please respect copyright.PENANAkKiJg8oGLT
“Idih ngawur aja deh….”
4934Please respect copyright.PENANA3boIy1aZxc
“Yaaa… kali aja bisa dapet…. Pasti masih kenceng deh…. ga memble kayak punya si Narti gitu ….” jawabnya enteng.
4934Please respect copyright.PENANAgxOY04T6Gj
“Kenceng… mobil balap kali mas…?”
4934Please respect copyright.PENANA94nbyiPKge
“Iya…lah itu buktinya ada di cd mbak Liani…pejunya mas Andri bisa tumpah ruah seperti itu…. berarti isi cd itu masih kenceng khan?… Klo Narti kayak gitu, saya bisa punya banyak anak nih… hahahahaha”
4934Please respect copyright.PENANAGhDeRhPiqS
Entah kenapa, mendengar kelakar mas Manto, seharusnya aku marah, tapi yang aku rasakan beda. Aku merasa malu tapi sekaligus bangga.
4934Please respect copyright.PENANA4N2VkjCHlM
“Punya banyak anak?”
4934Please respect copyright.PENANA0cmxiSeiFM
Aku tatap cd hijau itu yang belepotan sperma mas Manto dalam-dalam. Andai yang ia dikatakan itu benar, betapa bahagianya aku. Aku dan mas Andri sebenarnya telah menikah selama 3 tahun, namun selama itu, kami masih belum dikaruniai seorang anak. Suamiku bukannya mandul, melainkan ada gangguan pada testisnya, sehingga benih sperma yang dikeluarkan, banyak yang tidak lengkap. Selain itu, volumenya juga tidak begitu banyak. Konsultasi dan terapi kesehatan sudah kami lakukan, namun belum juga membuahkan hasil. Aku sisihkan cd hijauku itu, tak aku campur dengan cucianku yang sudah bersih. Mas Manto hanya tersenyum-senyum melihat tingkah lakuku dalam memperlakukan cd hijau yang terkena spermanya. Dan aku pun membalas senyumannya. Segera aku selesaikan cucianku, dan aku jemur. Mas Manto pun tak mau tinggal diam. Dia ikut membantuku menjemur semua baju-bajuku. Tak jarang kami saling pandang, dan tersenyum. Bahkan terkadang tangan kamipun bersentuhan ketika mengambil baju yang akan dijemur. Tiba-tiba aku merasa seperti kembali ke masa lalu. Masa dimana aku dan mas Andri sedang kasmaran. Saling lirik, saling senyum dan saling sentuh. Namun kali ini orang yang membuatku kasmaran bukanlah mas Andri, melainkan mas Manto, tetangga baru kenal yang aku rasa begitu nyaman jika dekat dengannya.
4934Please respect copyright.PENANAyRcrbpz5FC
“Kamu cantik banget mbak….” Mas Manto merayuku. “Seksi..”
4934Please respect copyright.PENANAGur7W6RtIf
Aku hanya bisa tersenyum sambil tersipu malu. Pujiannya sungguh membuatku melayang ke awang-awang.
4934Please respect copyright.PENANAzIf2To1fPL
“Makasie ya mas.. buat pinjaman …..”
4934Please respect copyright.PENANAKxTXW2qblY
“Ah… biasa aja mbak…” potongnya. “kalau mbak butuh yang lain… saya misalnya… langsung saja ya mbak… ga usah sungkan-sungkan… hehehehehe…” tambahnya lagi, tersenyum penuh harap.
4934Please respect copyright.PENANAbTiQUDHaL7
Ketika tanganku hendak mengambil bak cuci mas Manto, dia langsung mencegahnya, memegang pundakku, dan meraih tanganku.
4934Please respect copyright.PENANAarbTbBhjwo
“Gak usah repot-repot mbak… biar saya saja yang membawa bak cucinya…”
4934Please respect copyright.PENANAlMlpwqP4FR
Cukup lama tanganku berada didalam genggaman tangannya. Dan selama itu pula mas Manto memainkan jemari jangannya. Meraba, mengelus, dan meremasnya dengan perlahan. Melihat aku yang hanya diam saja, mas Manto pun mengangkat talapak tanganku dan dikecupnya perlahan.
4934Please respect copyright.PENANAjVFpsXWZwG
Mukaku kembali memerah. Malu.
4934Please respect copyright.PENANAUlm81AImpf
“Kalau butuh saya ya mbak…”
4934Please respect copyright.PENANA8MntWLQa9f
“Iya…. Iya….” Jawabku gugup. Aku langsung menarik tangan dan mengambil cd hijauku. “Ma… makasih banyak ya mas…”
4934Please respect copyright.PENANACn5rQHfdNe
Aku langsung masuk ke dalam rumah, dan menutup pintu dapurku rapat-rapat, meninggalkan mas Manto sendirian di halaman belakang rumahku. Detak jantungku tak bisa diatur, nafasku berat, dan mukaku merah.
4934Please respect copyright.PENANABXmUMgkg3S
“Gila… Sangat gila… Ini adalah awal mula sebuah perselingkuhan…” kataku dalam hati. Aku tahu ini semua mulai berjalan kearah yang salah, namun jauh didalam hatiku, aku menginginkan semua kesalahan ini.
4934Please respect copyright.PENANAJKohmjMM66
Aku dekap cd hijauku erat-erat, aku tatap dalam-dalam dan aku bayangkan semua kejadian barusan. Aku merasa terangsang. Cairan vaginaku terasa seperti mengucur keluar dengan derasnya. Aku kembali menatap keluar melalui jendela dapurku, mencari tau apa yang sedang dilakukan oleh mas Manto sekarang. Berharap dia masih ada di tempat semula.
4934Please respect copyright.PENANAYmn0A74yuj
“Dia masih ada…” batinku. Mulutku semakin lebar mengembangkan senyum. Apalagi setelah tahu yang ia lakukan sekarang. Jauh lebih nekat.
4934Please respect copyright.PENANALER6locC68
Mas Manto berada di belakang pintu dapurku. Berdiri agak membungkuk. Handuk hijau lusuhnya sudah tersampir di pundak kirinya. Cd putihku yang ia kenakan tadi, sudah ia turunkan sampai sebatas paha, tangan kirinya kedepan, menopang tubuhnya pada dinding pintu dapurku, dan tangan kanannya, menggenggam erat batang penis miliknya yang sudah berwarna sangat merah. Dikocoknya penis itu dengan cepat, sampai terdengar bunyi “tek tek tek”. Suara kulit penis yang terenggang dan tertarik oleh tangan kekarnya.
4934Please respect copyright.PENANAKlmufpzVVU
“Mbak Liani….. ohhh…. Mbak Liani…..” erangnya tertahan.
4934Please respect copyright.PENANAwzaeeSkJE1
Lututku kembali melemas. Aku langsung jatuh terduduk. Menyandarkan punggung dibawah jendela dapurku.
4934Please respect copyright.PENANAuaHJfr5ftJ
“Mas Manto sedang beronani di balik pintu dapurku” batinku girang.”mas Manto sedang mengocok penis besarnya di belakang pintuku”
4934Please respect copyright.PENANAaCPr1EboNc
Jantungku terasa seperti mau loncat melalui mulutku. Aku sudah sangat terangsang. Vaginaku gatal, berdenyut hebat, pengen sekali digaruk oleh kejantanan mas Manto. Aku tatap lembar pintu dapur yang ada disamping kananku. Aku tatap gagang pintu yang berada ditengahnya. Hanya sekali putar saja, aku bisa membuka pintu itu dan mempersilakan mas Manto tuk masuk ke rumahku. Aku sudah begitu terangsang, tanganku, entah sejak kapan juga sudah mengobok-obok vagina dan klitorisku.
4934Please respect copyright.PENANAIY0UW2C8Yh
Aku benar-benar menginginkan mas Manto untuk masuk ke dalam rumahku, menciumku, menjilat payudaraku, menyodok vaginaku, dan menumpahkan seluruh spermanya yang kental kedalam rahimku. Seumur hidup, tak pernah aku merasakan nafsu seperti ini. Dengan lutut yang masih gemetar, aku memberanikan diriku tuk berdiri. Aku coba mengintip, apa yang mas Manto lalukan sekarang. Dia masih dalam posisi yang sama. Mengocok batang penisnya kuat-kuat. Aku bulatkan tekad, memberanikan diri tuk membuka pintu dapurku. Aku tak peduli akan apa yang akan orang lain katakan jika mereka melihat kami selingkuh. Aku tak peduli akan resiko yang akan aku peroleh jika hubungan gelap yang akan aku mulai dengan mas Manto ini sampai diketahui oleh suamiku. Ya. Hanya itu. Aku ingin kenikmatan dan kepuasan. Aku ingin merasakan kenikmatan yang selalu gagal aku capai dengan mas Andri, suamiku. Aku raih gagang pintu dapurku. aku tarik nafas dalam-dalam, dan aku putar ke bawah.
4934Please respect copyright.PENANAThHKOjDLxG
“Arrrrrgggggghhhhh….Mbak… Liaaaaannnniiiiiiii….”
4934Please respect copyright.PENANARpNscvJjyL
Aku dikagetkan oleh suara erangan mas Manto. Enam semburan kencang ditembakkan ke arah pintu dapurku. Mas Manto telah orgasme duluan, sama seperti mas Andri, aku kembali ditinggalkan terangsang seorang diri. Aku urungkan niatku. Gagang pintu itu tak sempat aku putar. Aku hanya bisa menyesali ketidak beranianku.
4934Please respect copyright.PENANAbo3Qav4kHr
“Mas Manto….” Aku hanya bisa memanggil namanya lirih. aku merasa begitu kecewa dan mengutuk diriku yang tak berani mengambil resiko.
4934Please respect copyright.PENANA4ub9t4xcNo
Masih dari balik korden jendela dapurku, aku lihat mas Manto berdiri tertegun. Menatap penis dan cipratan sperma yang membasahi pintu dapurku. dada bidangnya naik turun, dan nafasnya terengah-engah. Mukanya berwarna merah. Dengan tangan yang masih mengurut-urut batang penisnya ia berusaha mengeluarkan semua cairan dari dalam kantong zakarnya. Tak lama kemudian, dengan kondisi masih tanpa mengenakan baju apapun, mas Manto melangkah mundur, pergi meninggalkanku, lalu masuk ke dalam rumahnya.
4934Please respect copyright.PENANAxmTZvVQdWf
Mendadak, tak terdengar suara sedikitpun. Sunyi.
4934Please respect copyright.PENANAffhQQiXW9P
“Pluk…pluk…pluk…” Saking sunyinya, sampai telingaku mampu mendengar suara tetesan air keran yang berada di halaman belakang rumahku.
4934Please respect copyright.PENANAyO3uOIVIP2
“Blak… keblak.. keblak…” Suara kebatan baju basah milikku yang dihembus oleh semilir angin.
4934Please respect copyright.PENANA3ep58qEKEI
Sunyi….perlahan, aku putar gagang pintu dapurku dan kugeser perlahan pintu dapurku sampai terbuka semua. Aroma tajam sperma langsung menyengat hidungku. Aroma dari kejantanan seseorang yang baru saja menjadi idolaku.
4934Please respect copyright.PENANAs1LLNCj6P1
“Gila…Banyak sekali….” Pikirku.
4934Please respect copyright.PENANAYSeiRcVsMj
Sperma itu membasahi pintu dapurku, setinggi perut. Terdapat sekitar enam lokasi cipratan sperma yang masih menempel dan merayap turun ke tanah. Rasa penasaran itu pun muncul kembali. Aku julurkan tanganku, menyentuh sperma yang masih mengalir turun itu. Aku usap-usap, dan aku masukkan beberapa jemari tanganku ke dalam mulut.
4934Please respect copyright.PENANAWmdFNb7bSA
“Inikah rasanya…?” bibirku mengecap perlahan.
4934Please respect copyright.PENANAcSHJVspfSH
Merasa kurang puas merasakan sperma yang masih menempel itu, aku lalu jongkok. Memposisikan diriku dihadapan lokasi cipratan sperma mas Manto yang masih menempel di pintu dapurku. Aku julurkan lidah, menutup kedua mata, dan memajukan kepalaku. Kutempelkan lidahku ke pintu kayu yang belepotan sprema itu.
4934Please respect copyright.PENANA5OCVpPiPuc
“Asin…” kataku dalam hati.
4934Please respect copyright.PENANAJ7SGEqtXbz
Mendadak, aku seperti merasa tak mengenali diriku lagi. Aku merasa tidak seperti Liani yang sopan, berpendidikan, dan bermoral baik. Sekarang aku merasa seperti pelacur yang haus akan kepuasan. Aku bersihkan semua cipratan itu dengan tangan dan lidahku. Bahkan tak jarang, sperma yang belepotan ditangan, aku colok-colokkan di vaginaku, membayangkan kalau tangan kecil milikku itu adalah penis besar mas Manto. Aku tak peduli jika ada tetangga yang melihat aktivitas gak wajarku. Yang jelas, saat ini, aku begitu bernafsu untuk dapat menghabiskan semua sperma gurih yang menempel di pintu dapurku.
4934Please respect copyright.PENANAEX70Rz5UMO
**********
4934Please respect copyright.PENANABYJtyfdNAg
Jam dinding telah menunjukkan pukul 5 sore. Tak terasa, sudah hampir 6 jam aku terlelap. Walau hanya mencuci satu bak kecil, tapi rasanya aku seperti baru saja melakukan pekerjaan membangun perumahan satu komplek. Sangat capek. Masih di atas tempat tidurku, tiba-tiba aku tersenyum sendirian. Membayangkan kejadian yang terjadi beberapa jam yang lalu. Kejadian gila, nekat, dan tak pernah sekalipun aku bayangkan.
4934Please respect copyright.PENANA3UefOMoucg
“Mas Manto dan badan berototnya… Mas Manto dan penis besarnya… Mas Manto dan pejunya yang menyembur begitu banyak… aku butuh kenikmatan darinya… oh mas Manto… gimana ya rasanya selingkuh dengan tetangga…?” tanyaku dalam hati “Kenapa tidak…? Toh suamiku tak pernah memberiku kepuasan jasmani….” jawabku sendiri.” Kamu gila Liani… kamu gak waras…”
4934Please respect copyright.PENANACsX99ySsdu
“Tok… tok…tok… “ terdengar ketukan di pintu dapur.
4934Please respect copyright.PENANAZOOT3l11pf
Aku langsung beranjak dari kasur empukku dan berjalan kearah dapur. Kubuka pintu dapurku, namun aku tak melihat siapa-siapa. Aku hanya menemukan satu keranjang kotak yang tertutup taplak meja makan dan dua buah rantang bertingkat yang juga tertutup. Semua diletakkan di lantai depan pintu dapurku.
4934Please respect copyright.PENANAueYEicjyrb
“Kiriman dari siapa ya?” celingukan aku mencari tahu siapa gerangan yang telah mengirim ini semua. Aku lalu menekuk kaki, dan berdiri dengan lututku. Aku buka kain yang menutup keranjang kotak itu.
4934Please respect copyright.PENANAAqdcxQKLBy
“Ini khan baju…?” aku baru saja tersadar, ternyata semua cucianku yang aku jemur di halaman rumahku, telah lenyap. Berpindah kedalam keranjang kotak yang ada di hadapanku. Kaos, kemeja, daster, handuk, kolor, sampai semua cd dan braku telah licin terlipat dan tersusun rapi di dalam keranjang kotak itu. Terlebih, baju-baju itu telah terpisah, antara milikku dan milik mas Andri. Kembali aku celingukan mencari tau. Namun tetap saja, tak kutemukan jawaban apa-apa. Tiba-tiba aku kembali mencium aroma yang begitu khas. Aroma yang baru-baru ini selalu memenuhi benak dan imajinasiku.
4934Please respect copyright.PENANAnynuRRkyOX
“Bau peju mas Manto” batinku.
4934Please respect copyright.PENANAofgzvUAcBR
Kupertajam daya pengendusanku, kucari-cari darimana aroma itu berasal. Bukan dari pintu dapurku, aku meyakinkan diri. Karena pintu itu sudah aku bersihkan dengan benar tadi pagi. Aroma itu seperti berasal dari tumpukan baju ini. Dadaku kembali berdebar-debar.
4934Please respect copyright.PENANAmyJBIb4sOx
Aku angkat satu persatu tumpukan baju kering yang ada di depanku. Aku periksa dengan seksama. Dan, benar. Ada cairan sperma yang menggenang di dalam tumpukan bajuku. Bukan di tumpukan baju mas Andri, suamiku, melainkan hanya di tumpukan bajuku.
4934Please respect copyright.PENANAWV5BJPOTlZ
“Sialan… berani benar mas Manto melakukan hal ini…” gerutuku. Aku merasa, semua jerih payah yang aku lakukan tadi pagi menjadi tak berarti sama sekali. Karena walau tak semua baju bersih ini terkena spermanya, tapi tetap saja, mau-tak mau aku harus mencuci ulang semua bajuku.
4934Please respect copyright.PENANAJxD7Eq2iqs
Aku lempar semua baju yang telah ternoda oleh sperma mas Manto kedalam keranjang. lalu aku saut rantang besi yang ada di sampingnya. Dan, sekali lagi, hidungku mencium aroma khas yang keluar dari rantang besi itu. Ketika aku buka tutup paling atas dari susunan rantang itu, aku hanya mendapati kolak labu yang masih mengepulkan asap hangat.
4934Please respect copyright.PENANAtRoN3UEMoY
“Kolak? Pikirku heran.
4934Please respect copyright.PENANA3NMVowtiUl
Lalu, aku angkat rantang teratas tuk mengetahui apakah isi rantang di bawahnya. Mendadak, aku tersenyum, tertawa terbahak-bahak, sampai aku jatuh terduduk. Aku tidak lagi merasa kesal, malah aku merasa senang dan bahagia. Aku merasa mas Manto sudah jatuh kedalam pelukanku. Karena tinggal menunggu waktu saja kapan perselingkuhan ini akan berjalan. Di dalam rantang paling bawah, aku mendapati cd putihku yang masih berlumuran sperma, satu botol selai, dan selembar kertas. Aku ambil kertas itu dan kubaca tulisan jelek diatasnya perlahan.
4934Please respect copyright.PENANAZAQYBr9cFo
“Cd putih mbak Liani sudah saya temukan loh… sekarang saya minta hadiahnya…” aku tersenyum sambil mengambil cd putihku. “Saya juga tau loh siapa yang membersihkan pintu dapur mbak….dan bagaimana dia membersihkannya…”
4934Please respect copyright.PENANAOVl54wKSn2
Mukaku langsung memerah dan mulai tertawa girang sambil mengamati beberapa bagian cd putihku telah mengeras Kuendus-endusdan kuhirup dalam-dalam aroma sperma mas Manto yang masih menempel sambil sesekali menjilatnya. “Ini pasti baru saja disembur lagi…”
4934Please respect copyright.PENANAlXA9IY6Oei
Dan yang terakhir, aku ambil botol selai itu, dan aku buka tutupnya. Kembali aku cium aroma sperma mas Manto, namun kali ini sungguh menyengat. Botol itu berisikan sperma. Tak banyak, hanya sekitar seperempat botol dan sudah sebagian besar mulai mengendap.
4934Please respect copyright.PENANAus8a9OaCPx
“Obat Awet Muda. Minum 3x sehari” mirip label obat yang beredar di pasaran.
4934Please respect copyright.PENANAsLYWmWhDq7
Aku kembali tersenyum dan tertawa terbahak-bahak. Aku merasa seperti anak kecil, yang baru saja dibelikan mainan boneka, begitu senang dan gembira. Aku baca tulisan jelek yang menempel didinding botol. Segera saja kumasukkan semua barang kiriman yang aku yakin, ini semua adalah kiriman dari tetangga sebelah. Mas Mantoku. Semua baju milikku dan milik suamiku kuletakkan rapi kedalam lemari pakaian. Aku tak peduli sama sekali akan noda-noda sperma yang ada, bahkan aku ingin untuk memakai semua baju yang ia nodai itu.
4934Please respect copyright.PENANAiLy80gRV4v
“Dingin… “ kataku sambil mengusap vaginaku yang sekarang kembali basah oleh cd putihku yang belepotan sperma mas Manto. Lalu kupergi kedapur untuk mengambil sendok.
4934Please respect copyright.PENANAjnrmq4j1Eg
“Semoga ini benar-benar obat awet muda”. Kutuangkan cairan dari botol selai itu, memenuhi sendok makanku, dan kubuka mulutku lebar-lebar.
4934Please respect copyright.PENANAvz8Pn0jaty
***
4934Please respect copyright.PENANAJaS8cIXBYu
“Dek… liat deh yang sudah mas bawain buat kamu…” sambil tersenyum, suamiku mengangkat kantong kresek hitam yang ia bawa. “Aku bawain kamu… sup dan sate kambing… buat bekal kita menghabiskan malam minggu ini bersama… hehehehe… “
4934Please respect copyright.PENANA1CYMbpUxuV
“Aduh… kamu emang yang paling top deh mas…”
4934Please respect copyright.PENANAIEFihjD45b
Setelah menyantap makan malam, tak lama kemudian aku dan mas Andri pun memulai apa yang sudah kami rencanakan sebelumnya. Ya, kami bersetubuh. Aneh. Dalam persetubuhan kali ini, aku merasakan ada sesuatu yang berbeda muncul dari dalam diriku. Aku lebih bisa mengekspresikan diriku, lebih bebas, dan lebih agresif. Tak ada lagi rasa nyeri seperti yang tadi pagi aku rasakan ketika mas Andri menusukkan batang penisnya kevaginaku. Semua terasa begitu nikmat. Malah, sekarang aku tak malu lagi untuk melenguh, mendesis dan berteriak lebih lantang. Jauh lebih lantang daripada biasanya. Dan yang paling aku rasa aneh adalah, aku mampu dua kali orgasme. Sekali ketika disodok dari belakang oleh mas Andri, di samping meja makan. Mirip seperti posisi tadi pagi. Dan sekali ketika aku dalam posisi telentang, diatas kasur tidur kami yang luas. Aku tak tau, perubahan dalam diriku ini dikarenakan sop dan sate kambing atau karena hal lain. Hal lain…
4934Please respect copyright.PENANAyepmSHuLkl
“Malam ini kamu benar-benar beda dek…. lebih beringas… mas suka itu… hahahaha…” kata suamiku sambil mengacak-acak poni rambutku.
4934Please respect copyright.PENANAg7q3rL6Cvo
“Apaan sie mas… adek mah biasa aja kok…. Mas aja kali yang yang dah nggak sabar pengen ngewe sama adek….”
4934Please respect copyright.PENANApOqikO4xF1
“Bener dek… kamu beda… tatapan mata kamu… senyum kamu…dan yang paling beda… memek kamu… lebih peret…” pujinya.
4934Please respect copyright.PENANAygaveakylF
“Aah mas bisa aja…”
4934Please respect copyright.PENANAX5NB95E4pQ
“Aku sayang kamu dek…” tangannya yang besar menelungkup diatas tubuhku, menyelimutiku dengan rasa sayangnya.
4934Please respect copyright.PENANAnzB3WNJlCt
“Adek juga sayang kamu, mas…………”
4934Please respect copyright.PENANAHVpi4vbqYt
Masih dalam keadaan telanjang bulat, kamipun akhirnya tertidur.
4934Please respect copyright.PENANAqkZKnVIewr
***********
4934Please respect copyright.PENANAXsrwOze4Pj
Minggu pagi datang begitu cepat.
4934Please respect copyright.PENANA0n6kBfSZ4Q
“Met pagi ratu manjaku…” kecupan hangat dan basah mendarat di putting kananku. Segera saja aku buka mataku dan membalas salam pagi suamiku.
4934Please respect copyright.PENANAsnDDH1EjH2
“Dasar tikus hutanku…..” tawaku renyah.
4934Please respect copyright.PENANA9lwFBTHmFu
Seharian itu kami merasa seperti penganten baru. Bersetubuh, bersetubuh, dan bersetubuh. Seolah-olah kami mendapat kekuatan baru yang membuat badan kami selalu fit. Pintu dan jendela rumah sama sekali tak kami buka, karena kami bersetubuh di seluruh area rumah. Memasak, mencuci dan segala aktifitas rumah tangga pun, kami lakukan seperti kaum nudis. Tanpa menganakan baju sama sekali. Semua terasa seperti mimpi.
4934Please respect copyright.PENANASsZto4zHjM
**********
4934Please respect copyright.PENANABTxngo13y2
“Masku sayang… ayo ah… bangun…. “ kataku sambil memukul-mukulkan batang penis lemasnya yang sudah bersih keperut buncit suamiku. “ dah bersih nih dedenya….”
4934Please respect copyright.PENANABP4s43BktK
Mas Andri yang masih dalam kondisi telanjang bulat, tetap saja berdiam diri, telentang di atas kasur dan membuka tangannya lebar-lebar. Dadanya naek turun dan nafasnya masih terengah-engah. Dia memutar kepalanya kebawah, menatap aku yang masih menungging setia di atas pahanya. “Aduuuh… mas masih capek nih dek…. 10 menit lagi ya…” jawabnya.
4934Please respect copyright.PENANAJWekdCgEGG
Gemas karena mendengar jawaban malas, aku gigit batang penisnya pelan.
4934Please respect copyright.PENANAKWYMbx0jdu
“Iya…iya…iya… ampun…. Mas bangun…. Ampun dek…”
4934Please respect copyright.PENANAEsDesp9szS
“Hahahahaha… nah gitu donk…ini udah siang… ayo berangkat kerja… katanya ntar ada meeting…?”
4934Please respect copyright.PENANA2kYJuYjThS
“Astaga… kamu bener…”
4934Please respect copyright.PENANARkqRVYBGEw
Tergopoh-gopoh mas Andri bangun dan berlari ke kamar mandi. Tak menutup pintu kamar mandi, mas Andri langsung mengguyur kepalanya.
4934Please respect copyright.PENANARH3WWoawZC
“Sayang tolong siapkan semua perlatan kantorku ya… mas dah telat nih…” Sambil keramas, dia menginstruksikan padaku barang apa saja yang mau dibawanya meeting.
4934Please respect copyright.PENANAz0vPPMjxPa
“Syukurin… biar aja telat…makanya jadi tikus hutan tuh liat-liat waktu donk… sini kalo masih mau nambah… adek siap melayani… hahahaha” kataku sambil berdiri di depan pintu kamar mandi, meliuk-liukkan tubuhku bak penari erotis.” Come”on… come to mama…” ejekku lagi…
4934Please respect copyright.PENANAlBrK4VHzmW
“awas kamu ya… “ kata mas Andri sambil melempar air dengan gayung…
4934Please respect copyright.PENANAlS58AjYRwh
“Dek, mas berangkat dulu ya… harus buru-buru nih… ntar malem kayaknya mas pulang agak telat deh… jadi kamu jaga diri baik-baik ya…” nasehatnya sambil mengecup keningku.
4934Please respect copyright.PENANAhC2yN8yD5k
“Iye…iye….dasar baweeeeel… sana gih buruan berangkat” kataku pada suamiku tercinta.
4934Please respect copyright.PENANASI3nd7j4DL
Dengan gemas. Mas Andri melakukan salam perpisahan khas kami. Meremas kedua belah dadaku, memelukku dari depan dan menepuk keras-keras kedua bongkahan pantat semokku. Ia lalu beranjak pergi sambil melambaikan tangan.
4934Please respect copyright.PENANAelgxcZtre5
Kembali, aku seorang diri lagi rumah kontrakan baruku ini. Menjadi ibu rumah tangga. Menyapu, mengepel, mencuci piring dan mencuci baju. Tiba-tiba aku teringat akan kejadian kemarin lusa. Kejadian gila yang membuatku berubah menjadi Liani yang baru. Liani yang nakal, binal dan tak kenal malu ini. Kejadian awal perselingkuhanku dengan tetangga samping rumahku. Mas Manto. Kakiku melangkah ringan menuju belakang rumah, lalu kuputar gagang pintu dapurku. kubuka lebar-lebar pintu itu dan mengamati keadaan di sekelilingku. Masih tetap sepi seperti kemaren lusa. Hanya saja, aku tak melihat cucian mas Manto yang dijemur. Hari ini, hanya ada beberapa helai cucian kotor yang teronggok basah di bak cuciku. Tapi entah kenapa, aku sepertinya ingin segera mencuci lagi. Dengan hanya mengenakan daster pendek tanpa daleman sama sekali, kembali, aku menyeret bak cuciku kearah halaman belakang rumah kontrakanku.
4934Please respect copyright.PENANAMtKYUMpPmT
“Cburrr…..cbuuurrrr……” aku mendengar suara air dan gayung.
4934Please respect copyright.PENANA4Pq6jKyk5a
“Wah … mas Manto sedang mandi nie…” pikirku.
4934Please respect copyright.PENANAY0XL3DnLta
Vaginaku yang masih basah karena baru saja disodok-sodok mas Andri tadi, mulai kembali berdenyut. Cairannya mulai membanjir turun kearah pahaku. Putting dadaku juga mulai mencuat, menampakkan keberadaannya dibalik daster tipisku. Dadaku berdebar-debar dengan hebatnya dan lututku pun mulai melemas.
4934Please respect copyright.PENANA9FOt7gkqUT
“Tok… tok… tok…” aku ketuk pintu dapur mas Manto yang tertutup rapat.
4934Please respect copyright.PENANAbQgi3BLcmE
Suara deburan air itupun sejenak terhenti. Mas Manto menutup keran airnya, dan berteriak lantang. “Yaaa… sebentar…. Syapa ya…?”
4934Please respect copyright.PENANAk4CGlDDmQs
“Sa… saya mas… “ kataku putus-putus menahan nafsu yang sudah memuncak “Liani…”
4934Please respect copyright.PENANAqjery4bj5g
Aku mendengar mas Manto membuka pintu kamar mandinya, berjalan kearah pintu dapur dan membukanya perlahan. “Yaa…? Ada apa ya mbak….?” Katanya tenang.
4934Please respect copyright.PENANAxPwYvhTXPG
Pria idamanku sekarang berada di depan mataku. Pria yang selalu aku bayangkan ketika bersetubuh dengan mas Andri, suamiku, sekarang benar-benar ada didepanku. Dia terlihat begiru segar, sama persis seperti saat aku meminjam bak cucinya sabtu kemaren. Badan dan rambut yang masih sama, basah terkena air mandi, namun kali ini agak berbeda. Aku tak lagi melihat handuk lusuh berwarna hijau yang terikat di pinggang rampingnya. Saat ini, mas Manto dengan sangat percaya diri, berdiri dalam kondisi tanpa mengenakan penutup aurat sama sekali. Telanjang bulat, memamerkan batang penisnya yang menjulang tinggi melewati pusarnya. Cairan vaginaku sudah tak tertahankan lagi. Meleleh turun, membasahi paha dan betisku. Aku benar-benar terangsang.
4934Please respect copyright.PENANAzCsn61NEFZ
“Mas Manto… bisa pinjem …..” tanyaku lirih sambil menyunggingkan senyum selebar mungkin.
4934Please respect copyright.PENANA5KfnKgueii
“Bisa…” potongnya sambil memamerkan senyum paling indah sedunia. Senyum tenang yang selalu menghanyutkan diriku. Diraihnya pergelangan tanganku, dikecupnya pelan, dan diletakkannya telapak tanganku tepat di kepala penisnya yang sudah berdenyut hebat.
4934Please respect copyright.PENANAN5EsefVhBq
“Yuk…mbak… “
4934Please respect copyright.PENANAHP1C3hL6fC
Aku terima ajakan mas Manto, melangkah masuk ke dalam rumah kontrakannya, dan menutup pintu dapur di belakangku rapat-rapat.
ns 15.158.2.246da2