Inilah kisah hidupku. Namaku Ari. Nama Ibuku Irma dan Ayahku Asep. Ini adalah cerita mengenai hubungan kami yang berawal dari hubungan biasa ibu dan anak, yang berkembang menjadi sahabat, lalu tak direncanakan menjadi lebih dalam lagi dari itu.
13111Please respect copyright.PENANAcxS08XPKyz
Aku dilahirkan di keluarga berada. Ayahku adalah seorang koki yang bekerja di kapal pesiar di daerah Eropa. Itulah kenapa Ayahku jarang sekali pulang. Ayah pulang sekali setahun, biasanya untuk dua atau tiga bulan, untuk selanjutnya akan bertugas kembali ke kapal pesiar itu. Namun dari pekerjaan yang digelutinya selama 15 tahun itu, kami sudah mempunyai rumah ukuran 45/120 dan juga sebuah mobil sedan.
13111Please respect copyright.PENANARrz4JYiJjg
Ayah dan Ibu menikah 17 tahun yang lalu, ketika ayah berusia 20 tahun dan ibu berusia 17 tahun. Sekarang usiaku 16 tahun. Aku akan memulai kisah ini saat aku berusia 13 tahun. Saat aku baru saja setahun memasuki pubertas dan baru masuk SMP.
13111Please respect copyright.PENANAnAuG9Dj5TQ
Sedari kecil aku sudah dekat dengan ibu. Dikarenakan ayah jarang pulang, kami berdua menjadi sangat dekat. Ibu dan aku sudah seperti sahabat. Kemana-mana kami selalu bersama. Sedari kecil, aku tidur bersama ibu, kecuali bila ayah pulang dan aku harus tidur di kamarku sendiri. Lama-kelamaan, kami bagaikan kawan seumur. Kami sering bercanda dengan menggelitik satu sama lain, atau saling mencubit. Terkadang pula kami bergulat seperti Smack Down, tentu saja tidak beneran.
13111Please respect copyright.PENANAhijvxFTAFk
Semua berubah ketika aku sudah SMP. Sebelumya, bagiku ibu adalah seorang yang merawatku dan menyayangiku sepenuh hati, dan akupun menyayanginya sebagai anak. Namun, kala teman-teman SMPku datang ke rumah, mereka selalu berkomentar bahwa ibuku adalah perempuan yang cantik dan seksi. Pertama-tama aku marah terhadap mereka, karena menurutku mereka sangat tidak sopan terhadap ibuku. Namun, lama-kelamaan aku menyadari juga ibuku adalah wanita yang cantik dan seksi.
13111Please respect copyright.PENANAmT6i5E2dID
Teman-temanku memperkenalkan aku video bokep, majalah dewasa, pornografi di internet dan berbagai hal yang membuka mataku mengenai perempuan. Akhirnya, aku membandingkan para wanita yang ada di video atau di majalah itu dengan ibuku sendiri. Dan menurutku, ibuku tidak kalah cantiknya.
13111Please respect copyright.PENANAxmpW0dohqI
Setelah pencerahan dari teman-temanku itu, aku menjadi melek mata mengenai keseksian ibuku. Ibuku memiliki tubuh yang seksi. Tingginya sekitar 165 senti. Pinggulnya agak lebar, bekas mengandung aku. Tubuhnya tidak kurus, namun berisi. Bukan pula gemuk, walau perutnya tidak rata, hanya sedikit menonjol tanda bahwa pernah melahirkanku. Dada ibu cukup besar, aku mengetahui dari BH nya yang pernah kulihat di lemari pakaian bahwa ia memiliki ukuran 36 B. lengannya sedikit gemuk, mungkin akibat pil KB. Namun secara keseluruhan, tubuh ibuku memancarkan keseksian wanita yang matang.
13111Please respect copyright.PENANAmj1i7tAcG5
Selain tubuhnya yang seksi, wajah ibu juga cantik. Hidungnya mancung dan tipis, dengan bibir yang agak tebal, mata yang lentik dan rambut yang dibiarkan tergerai sebahu, kulit ibu putih namun tidak pucat, seakan ada kilau yang memancar dari kulitnya. Rahang ibu tinggi sehingga tampak seperti peragawati di tivi. Apalagi suara ibu, yang sedikit berat untuk ukuran wanita, seakan bila ia bicara, ia menggoda pria yang diajaknya bicara. Tetangga-tetangga kami yang pria, tampak senang sekali bila berbicara dengan ibu walau sebentar. Dari mata mereka, aku dapat melihat nafsu kelelakian mereka membayang.
13111Please respect copyright.PENANA5E1rYKLrZl
Semenjak aku kelas 1 SMP, akibat bergaul dengan teman-temanku, aku mulai terangsang tiap kali ibu dan aku bermain-main di rumah. Entah waktu kami saling menggelitik satu sama lain, terlebih bila kami berantem-beranteman ala Smack Down. Dan untungnya, ibu tampak tidak sadar bila aku sedang ngaceng dan kala kami bergumul terkadang batangku yang keras menempel badannya. Atau mungkin juga, ibu memang tidak memikirkan sama sekali mengenai hal itu.
13111Please respect copyright.PENANAh7rCNMcF2h
Aku sangat tersiksa bila sudah bermain-main dengan ibu, kala kami berkeringat waktu bergumul satu sama lain, karena bau tubuh ibu jadi semakin jelas tercium olehku, membuat aku pusing tujuh keliling. Batangku sudah menjadi sangat keras minta disalurkan birahinya. Biasanya setelah merasa tidak kuat aku berteriak menyerah, ibu akan kegirangan dan meledek diriku. Aku hanya bilang bahwa aku sudah capek dan minta diri untuk mandi karena keringetan. Setelah itu aku ke kamar mandi, untuk masturbasi sehingga pejuku keluar, lalu baru benar-benar mandi.
13111Please respect copyright.PENANAvOheIPqtzL
Di rumah, ibu biasanya mengenakan daster atau baju kaos you can see dengan celana super pendek, memperlihatkan kulitnya yang kuning langsat. Ia tampaknya tidak sadar bahwa anaknya sudah mulai besar dan mengetahui mengenai seks. Ia masih menganggapku adalah anaknya yang kecil.
13111Please respect copyright.PENANAy3RXxz9ARy
Karena kami sangat dekat, maka setiap kali aku bangun pagi dan menemui ibu di kamar makan, aku akan mencium kedua pipinya. Begitu pula setiap aku berangkat dan pulang sekolah. Bila aku ulang tahun, ibu akan mencium kedua pipiku dan kemudian mencium bibirku. Ciuman itu hanya ciuman sayang orangtua kepada anak. Begitu pula bila ibu ulang tahun, aku akan mencium kedua pipinya dan kemudian bibirnya.
13111Please respect copyright.PENANAv8AeINtqsc
Maka, ketika aku SMP itu, aku mulai ingin lebih dari ibuku. Ketika aku berulang tahun, aku sudah menyiapkan strategi matang. Pagi itu, aku bangun dan setelah gosok gigi, aku ke ruang makan dan melihat ibu sudah ada di sana.
13111Please respect copyright.PENANAR0JZEr1jPa
“Wuiiih… yang ultah baru bangun jam segini mentang-mentang hari Sabtu…. Sini…” kata ibuku membuka tangannya untuk memelukku.
13111Please respect copyright.PENANAVZfIQD4P7Y
Ibu memelukku lalu mencium kedua pipiku dan bibirku. Setiap kali mencium ia akan menambahkan kata “muaah….” Dan ciumannya agak lebih keras karena ini hari spesialku.
13111Please respect copyright.PENANALoErON7p5x
Ibu memakai gaun tidur dengan tali di pundak berwarna hitam model dua potong. Dengan rok yang selutut. Aku yang sudah mulai horny menjadi tegang karena mendapatkan ciuman darinya.
13111Please respect copyright.PENANAH0fMpH9U7k
Setelah ibu melepaskanku untuk menyiapkan sarapan, aku bergegas bertanya, berusaha membuat suaraku wajar-wajar saja.
13111Please respect copyright.PENANAwT6NOLugXz
“Bu, kok kalau ulang tahun saja, ibu mencium kedua pipi dan bibir Ari?”
13111Please respect copyright.PENANAm9X26vFWEu
“Karena hari ini special. Kamu kan ulang tahun.” Ibu menjawab tanpa berpikir karena pikirannya sedang dipenuhi untuk mempersiapkan makanan.
13111Please respect copyright.PENANAG3kAqNggaJ
“oh, jadi kalau cium di bibir itu special ya?”
13111Please respect copyright.PENANAMb0ASIsmtW
“Iya, menandakan bahwa ibu sayang sama Ari.”
13111Please respect copyright.PENANARPtCCmrUGV
“Oh, jadi Ibu Cuma sayang kalau hari Ulang tahun aja ya?”
13111Please respect copyright.PENANA0477hcIq2I
Aku sudah duduk di meja makan. Ibu sedang mengoles roti sambil duduk. Ia menghentikan pekerjaannya lalu menatapku. Katanya,
13111Please respect copyright.PENANAkUf6hyurDe
“Ya tiap hari dong sayangnya. Emang kenapa sih?”
13111Please respect copyright.PENANAlFukE9Hre8
“Artinya harusnya tiap hari juga dong dicium bibirnya. Ya nggak?”
13111Please respect copyright.PENANA0Ot2E2mbzu
Ibu tertawa. Aku senang melihat bahwa ibu tidak curiga apa-apa.
13111Please respect copyright.PENANAJ3OCku9fXO
“Ya udah. Kamu mau dicium bibir tiap hari? Boleh, kok. Wong kamu sendiri yang ga mau dicium bibir waktu kelas 3 SD. Kata kamu udah besar, ga boleh dicium bibirnya kayak anak kecil. Malu, kata kamu.”
13111Please respect copyright.PENANA2F8qYC7q3y
Aku sedikit terkejut karena baru ingat hal ini. Namun aku segera menjawab agar tidak ketahuan ada mau yang lain,
13111Please respect copyright.PENANAOQ1mjWKY8u
“Ya maksudnya sih jangan di depan teman-teman. Kan malu. Tapi kan kalau di rumah lain ceritanya.”
13111Please respect copyright.PENANAG5ZgtKUUTp
Ibu menyerahkan roti di tangannya kepadaku, lalu berjalan ke sampingku. Tiba-tiba ia mencium bibirku sambil tetap berdiri.
13111Please respect copyright.PENANAbiHhSzNRrB
“Muaaaah….. ini roti untuk anakku.”
13111Please respect copyright.PENANAhmgNeuLw7Y
Lalu ia bergegas ke tempat cucian untuk mencuci perabot yang kemarin malam belum dicuci. Aku buru-buru melahap roti dan bergegas mandi, untuk melepaskan nafsuku yang sudah di ubun-ubun.
13111Please respect copyright.PENANAJrBupkYv6Y
Kami melakukan banyak hal untuk merayakan hari ulang tahunku saat itu, yang tidaklah perlu kuceritakan. Yang jelas aku sangat Bahagia hari itu mendapatkan kasih sayang ibuku. Malamnya sebelum tidur dan setelah gosok gigi, aku mendatangi ibuku yang sedang beres-beres di dapur.
13111Please respect copyright.PENANAUxbJgK8jw8
“Bu, makasih ya. hari ini Ari senaaaanggg sekali. Jalan-jalan sama ibu dan senang-senang.”
13111Please respect copyright.PENANAIYPXhB0Tcy
Ibu yang sedang memegang piring kotor hanya tersenyum. Aku mendekati ibu, memeluk dengan tangan kananku di pinggangnya, lalu jinjit, berhubung ibu masih ada hampir sepuluh senti lebih tinggi dariku, dan memberikan ibu ciuman di bibir agak lama.
13111Please respect copyright.PENANAFquWiWPsc1
“Muaaaah…. Ari sayang sama Ibu.”
13111Please respect copyright.PENANAnLFDdHxKO0
Ibu hanya tersenyum lalu berkata,
13111Please respect copyright.PENANABy4b7uhTQu
“Ya udah… tidur sana…..”
13111Please respect copyright.PENANAh7YQxbjK4R
Mulai saat itu, kini setiap aku bangun atau mau tidur, berangkat atau pulang sekolah, aku mencium bibir ibu.
13111Please respect copyright.PENANAhcONICSFeJ
Bukan hanya itu saja yang menjadi rencanaku. Seperti kataku sebelumnya, kami suka saling saling menggelitik. Yang paling seru adalah, ketika Ayah telpon dari luar negeri, kami suka saling menggelitik. Dimulai ketika aku masih di SD. Suatu ketika aku ingin dibelikan mainan yang tidak ada di Indonesia, maka aku ingin bicara dengan ayah di telpon, namun Ibu sengaja tidak mau memberikan telponnya, maka aku segera menggelitiki ibu. Akhirnya setelah beberapa saat ibu memberikan telpon padaku, giliranku yang bicara, ibu balas menggelitik. Ayah yang mendengar suara kami hanya tertawa saja. Ia senang bahwa di rumah isteri dan anaknya begitu akur dan harmonis. Ayah terkadang menelpon seminggu tiga kali. Kadang dua kali. Sehingga kami sering berkomunikasi dengannya.
13111Please respect copyright.PENANAiyoBYC9Kna
Nah, kini aku juga berencana untuk menggunakan saat itu untuk memperjauh perhubungan antara aku dan ibuku. Ayah menelpon sehari setelah aku ulang tahun. Berhubung di Eropa terlambat sehari dari Indonesia, ayah lupa bahwa aku di Indonesia sudah ulang tahun sehingga baru menelpon. Aku saat itu sengaja hanya memakai celana pendek dengan alasan gerah.
13111Please respect copyright.PENANA9d3IBosdK9
Pertama ibu berbicara dengan ayah, aku belagak ga sabar dan minta telponnya.
13111Please respect copyright.PENANAciX0mNqNBR
“Belum beli, Yah. belum sempet……” saat itu aku memberi kode ibu untuk memberikan telpon kepadaku,” Iya… sebentar dulu… Ibu ngomong sama Ayah dulu nih….”
13111Please respect copyright.PENANAdlU0hu1HT5
Beberapa saat ibu masih berbicara dengan ayah di telpon. Aku berusaha menjangkau telponnya.
13111Please respect copyright.PENANA28akZjxlND
“Ari, tar dulu ah……” kata ibu menghindar tanganku,” Ibu belum selesai ngomong sama ayah……”
13111Please respect copyright.PENANAxvq3pgolWh
Lalu ibu melanjutkan pembicaraannya. Saat itulah aku mulai duduk di sebelah ibu di sofa, lalu perlahan tanganku menggelitik pinggang ibu perlahan. Ibu mengikik pelan.
13111Please respect copyright.PENANAotNseJvVdk
“Kenapa, Yah?” Kata ibu di telpon kepada ayah,” Oh, Si Ari ga sabar ngomong sama Ayah, jadi mulai deh ngelitikin Mamanya seperti biasa.” Ibu kemudian menatapku lalu berkata, “Kata ayah kamu jangan bandel.”
13111Please respect copyright.PENANAwaVQAUfyNz
“Oke deh. Setelah ada perintah dari Si Boss,” kataku dan kemudian mulai kembali mengelitiki pinggang ibu yang kenyal.
13111Please respect copyright.PENANAuG20cY4fu8
“Udah ah. Ibu mau ngomong nih.” Ibu tertawa, posisi saat itu ibu duduk sebelah kiri sofa, telepon di tangan kirinya yang menyandar lengan sofa, aku di sebelah kanannya, karena aku menghadap ibu, maka aku mengelitikinya dengan tangan kanan. Agar aku berhenti mengelitik, dengan tangan kanan ibu yang bebas ia memegang tanganku lalu menariknya sehingga tangan kananku melingkari perutnya ke pinggang kiri, lalu aku segera melingkari tangan kiriku yang satunya ke belakang ibu. Kini aku memeluk ibu dari samping. Tubuh ibu memancarkan bau wangi yang sangat ku suka. Aku menaruh kepalaku di pundak kanannya. Dengan tangan kanan ibu menindih tangan kananku.
13111Please respect copyright.PENANA0N7nVfr1F1
Aku menyukai posisi ini, tapi agar tidak mencurigakan, aku berkata,
13111Please respect copyright.PENANA5Ek6EMtcIr
“lama banget sih….”
13111Please respect copyright.PENANAJHQVGHbUEE
Ibu hanya berdesis menyuruhku diam lalu kemudian kembali konsen ke telefon.
13111Please respect copyright.PENANAhsR3pbGOXS
Aku pura-pura bosan namun menikmati pelukanku ke ibu. Lengan kananku merasakan bagian bawah tetek ibu yang lembut dan kenyal. Tapi tetap saja ibu berbicara dengan ayah. Lapat-lapat aku mendengar bahwa mereka membicarakan saudara ayah yang sedang dirundung masalah keluarga. Tapi aku tidak terlalu konsen.
13111Please respect copyright.PENANAoiz694MPWi
Aku membisiki ibu,
13111Please respect copyright.PENANAr6UlEoYiO5
“gantian donk….”
13111Please respect copyright.PENANAo2lexDljgL
Tapi ibu tetap cuek dan asyik berbicara, mungkin karena lama tak berbicara dengan ayahku. Aku tahu ibuku gelian, terutama di leher, ketiak dan pinggang. Maka aku mulai meniupi lehernya yang sedikit doyong ke kiri karena sedang mendengarkan telpon, sehingga leher bagian kanan terbuka. Ibu hanya mendecakkan lidah walaupun dia sedikit merinding kegelian yang ditunjukkan dengan bahunya yang diangkat ketika lehernya kutiup.
13111Please respect copyright.PENANAr2EcnARZQl
Kudekati lehernya sehingga aroma tubuh ibu begitu dekat dihidungku lalu aku tiup perlahan. Ibu mengangkat tangan kanannya lalu mendorong kepalaku sambil mendelik melotot. Tapi wajahnya tidak marah. Ia terus berbicara. Aku kembali meniupi lehernya. Ibu mendorong kepalaku lagi. Aku kembali meniupi lehernya. Kali ini ibu meraih ke belakang kepalaku dengan tangan kanannya melewati kepalaku sehingga melingkari leherku sementara telapaknya menutup mulutku. Ia setengah memitingku sambil membekap mulutku.
13111Please respect copyright.PENANAh2c1c4YKSb
Melihat kesempatan terbuka, aku menggunakan bagian kiri kepalaku untuk menekan ketiaknya yang terbuka untuk mengelitik pangkal lengannya itu. Kupingku dapat merasakan bulu-bulu halus ketiak ibu yang agak lembab. Bau tubuh ibu terpancar kuat dari sana.
13111Please respect copyright.PENANAlKZwCv8TXs
“Ya udah, deh Yah… ini Si Ari ga sabaran banget mau ngomong sama ayah.” Lalu ibu memberikan telpon itu kepadaku. Aku belagak senang dapat bicara dengan ayah, namun dalam hatiku aku sebel juga, belum cukup rasanya merasakan tubuh molek ibu.
13111Please respect copyright.PENANA7C0XyqF8zV
Mulai dari saat itu pula, setiap kali ibu bicara dengan ayah, aku akan selalu menggoda ibu dengan menggelitik, atau meniup lehernya, atau memeluknya sambil mengganggu pembicaraan ibu, untuk berpura-pura ingin ngobrol dengan ayah.
13111Please respect copyright.PENANABrcokIbtkc
Dari dua aktivitas ini, aku berharap dapat mencapai sesuatu yang lebih dengan ibuku. Namun, berhubung aku tidak tahu reaksi ibu bila aku terlalu memaksa, maka yang kulakukan adalah bertahap tapi tidak terlalu mencolok.
13111Please respect copyright.PENANAAsGHuKHqkn
Dua bulan pertama aku mencium pipi dan bibir ibu kala berangkat sekolah, pulang sekolah, bangun tidur maupun berangkat tidur. Bulan ketiga aku mencium satu pipi yang dekat denganku, lalu kucium bibir ibu dua kali.
13111Please respect copyright.PENANA7ycOunAMGO
“Kok dicium dua kali bibirnya?”
13111Please respect copyright.PENANAGl6V4PhIz0
“abis pipi yang satu jauh. Ibu lebih tinggi dari Ari, jadi Ari pegel. Cium di bibir dua kali, yang satu tolong sampaikan ke pipi yang sebelah lagi, ya bu?”
13111Please respect copyright.PENANAi6bqzugoUM
Ibuku hanya tertawa saja.
13111Please respect copyright.PENANArLyhFBViEB
Untuk menggelitik waktu telpon pun, dua bulan pertama masih sama seperti sebelumnya, namun bulan ketiga aku langsung memeluk ibu dan meniupi telinganya. Alasanku agar bisa lebih cepat ngomong ke ayah. Ibu hanya geleng-geleng saja sambil tersenyum. Namun, mungkin karena kebiasaan, jadi setelah lima bulan, ibu dapat menahan gelinya di leher dan tampak tidak terlalu terganggu. Pada bulan keenam, aku menggunakan kumis yang baru tumbuh namun jarang dan mulai menggesekkan kumisku ke leher ibu. Ibu sontak kegelian dan tertawa.
13111Please respect copyright.PENANAONSyzejuc5
“Ini nih… Ari ngelitikin Ibu lagi. Ya udah, ngomong sama anaknya deh. Udah ga sabar tuh…..”
13111Please respect copyright.PENANAPYVK2pA00c
Lalu aku mulai bicara pada ayah dengan Bahagia. Karena saat itu aku mulai berani menyentuh ibu dengan bagian dari bibirku. Yah kemajuan walau sedikit.
13111Please respect copyright.PENANAQNygC2rMvy
Bulan kedelapan aku mencium bibir ibu tiga kali dengan dalih menghemat waktu. Dan tolong sampaikan pada kedua pipi ibu yang lain. Ibu hanya mendorong kepalaku pelan sambil berkata, “gelo!”
13111Please respect copyright.PENANAyoFANBylr0
Ibu makin lama berbicara di telpon. Biasanya hanya sepuluh menit, dengan aku mendapat jatah dua atau tiga menit terakhir. Namun semakin lama ibu berbicara makin lama. Bisa sampai dua puluh menit, sementara aku tetap saja dijatah sebentar. Aku biasanya langsung memeluk ibu dari samping dan menggelitik lehernya dengan kumis. Pada bulan ke delapan, aku terkadang menggeseki leher ibu dengan bibirku juga. Pertama-tama hanya sebentaran saja. Ibu langsung menghela nafas. Lama-kelamaan aku berani menggeseki leher ibu dengan bibir selama beberapa detik.
13111Please respect copyright.PENANAzkhjg8DzTs
“Hmmmm………”kata ibu tak sadar masih bicara di telpon” kenapa, yah? Oh…. Ini…. Ee….. leherku pegal, Ari lagi mijitin leherku……”
13111Please respect copyright.PENANAN1Rzoeoghm
Tepat setahun, waktu aku sudah berusia 14 tahun, di saat telpon, aku memeluk ibu di samping sambil mengelitik leher ibu dengan kumisku yang jarang. Ibu tampaknya senang. Ia terlihat kegelian dan kadang badannya menggelinjang dan tangannya sesekali mendorong kepalaku kalau kegelian. Ibu saat itu memakai gaun tidur warna krem tanpa bra. Gaun tidur itu terbuka bagian setengah dada ibu, sementara bagian punggung terbuka sejajar dengan bagian depannya, gaun itu juga memiliki tali bahu yang tipis, sehingga memamerkan pundak dan leher ibu. Sudah beberapa minggu ia jarang pakai bra kalau sudah malam. Pertama kali aku lihat pentilnya menyembul di baju malamnya, sontak aku horny dan senang sekali.
13111Please respect copyright.PENANArTVX5SUw1b
Sesekali aku menggeseki lehernya yang jenjang dengan bibirku. Setahun ini, tidak hanya leher sebelah kanan yang telah aku garap. Kadang ibu duduk di kanan sehingga aku dapat menggarap yang sebelah.
13111Please respect copyright.PENANAHxm8sRkrea
Saat itu, aku tak tahan dan kukecup leher ibu.
13111Please respect copyright.PENANA3jGXJGTc9g
“ssshhhhhh…….. kenapa, yah? Oh ini badanku nyeri mungkin kecapekan…….. pembantu? Ah, nanti Ibu males di rumah…….”
13111Please respect copyright.PENANAEuFwWDkGNG
Kemudian aku buka bibirku dan aku geseki leher ibu. Kedua bibirku yang terbuka itu ku tutup sambil terus ku tahan di leher ibu. Beberapa saat aku asyik mengatupi bibirku dileher ibu seakan ingin memakan leher itu, tak sadar aku mengeluarkan lidahku sehingga menjilat leher ibu yang jenjang itu.
13111Please respect copyright.PENANAoUewxWhpoq
“Ohhhhh…… kenapa, yah? Oh, enggak… ibu Cuma bilang Oh… begitu….”
13111Please respect copyright.PENANARmD5XuodMv
Tahu-tahu ibu mendorong kepalaku, aku sedikit kecewa, namun ibu memindahkan telpon wireless itu ke kuping kanannya, lalu ibu ganti menelekan kepala ke kanan sehingga kini leher kirinya yang terekspos. Aku memposisikan diriku tepat di belakang ibu sambil terus memeluknya, kalau tadi dari samping, sekarang dari belakang tubuhnya, memaksa ibu agak maju duduknya. Dengan hanya bercelana pendek, karena selama ini aku tak pernah memakai baju ketika ibu terima telpon. Selama setahun aku telah bertambah tinggi. Walaupun aku belum setinggi ibu, namun kini kepalaku sudah seleher ibu kalau duduk begini. Batangku yang keras kini berada di antara kedua pantat ibuku.
13111Please respect copyright.PENANAF32wb5d7o2
Aku mulai melumati lehernya seperti tadi, dan dengan mengumpulkan keberanian, aku menjilat leher ibu secara cepat. Tubuh ibu mendadak doyong ke kanan sehingga perlahan tubuh kami rebah ke samping. Tangan kanan ibu membentuk siku untuk menahan kepala dan telpon, namun lehernya tetap terbuka. Gerakan ini tahu-tahu membuat kedua tanganku yang tadi melingkari perut ibu, kini memegang kedua dadanya yang masih terbungkus baju tidurnya yang tipis. Sementara wajahku menekan leher sebelah kiri ibu.
13111Please respect copyright.PENANA0zHNAZxLP3
Nafas ibu tertahan, begitu juga denganku. Payudara ibu begitu besar sehingga tangan remajaku tak mampu menutupi semua lekuk bulat dada indah ibu. Aku memegang dada ibu dari arah agak bawah sehingga jemari telunjuk dan tengahku menempel pada pentil ibu yang mencuat. Tiba-tiba saja aku sadari bahwa kami berdua mulai bernafas agak berat. Dada ibu terlihat bernafas sedikit tersengal, mungkin karena kedua telapakku memegang kedua payudara ibu dari arah bawah dan telunjuk dan jari tengah kedua tanganku menekan kedua pentil ibu.
13111Please respect copyright.PENANA4YDIWXRAvq
Aku tak berani menggerakkan tanganku, takut kalau saja ibu marah bila kuusap kedua putingnya, bahkan aku tak bergerak sama sekali. Ibu tampak terdiam beberapa saat. Demikian juga aku, namun, wajahku saat itu sedang menempel di leher ibu, terutama hidungku. Aku dapat mencium sisa bau parfum ibu yang disemprotkan pada pagi hari namun masih mengeluarkan wewangian halus, di tambah dengan bau tubuh ibu sendiri yang sekarang tiba-tiba saja kurasakan melembab.
13111Please respect copyright.PENANAzP20BsF0YH
“Kenapa?….. oh, ibu lagi ngelamun mikirin cucian yang belum dimasukkin, yah….. sori deh….. jadi ga konsen…..” kata ibu pada ayah di telpon setelah beberapa saat terdiam. Lalu ibu mulai berbicara normal lagi. Tidak ada tanda-tanda kemarahan dari ibu. Aku menjadi bersemangat lagi.
13111Please respect copyright.PENANAa4u0oIoDqU
Kukecup perlahan leher jenjang ibu. Tubuh ibu kurasakan membeku, namun ia masih berbicara dengan ayah walau suaranya sedikit bergetar. Kukecup lagi perlahan lehernya, kali ini ibu tidak membeku karena sepertinya sudah mengantisipasi. Aku tak tahu berapa lama aku dan ibu berbaring miring di sofa, karena aku sibuk mengecupi perlahan leher jenjang ibu. Bahkan aku mulai berani mengecupi pundak kiri ibu yang terbuka. Aku tak tahu pula ibu berbicara apa di telpon, tahu-tahu ibu beringsut duduk dan mematikan telpon wireless kami. Aku tersadar bahwa saat itu ibu berbicara padaku.
13111Please respect copyright.PENANAW1poWgw7jg
“Tadi Ayah tanya, kamu mau ngomong ga? Tapi ibu bilang kamu lagi sibuk.”
13111Please respect copyright.PENANAkAIiODVkqj
Ibu berdiri sambil tertawa kecil melihat aku yang bagaikan orang bingung. Karena memang aku bagaikan linglung saja setelah tiba-tiba berhenti menikmati leher dan pundak ibu.
13111Please respect copyright.PENANAFycC1xS0SJ
“Kamu emang sibuk, kan? Kepalamu itu penuh dengan pikiran ngeres sampe-sampe lupa mau ngomong sama ayah.” Kata ibu. Aku menjadi malu. Namun ibu tidak memarahiku. Suaranya tidak terdengar marah. Kemudian ibu langsung beranjak pergi ke kamar tidurnya.
13111Please respect copyright.PENANAKJ7Mc8sdTE
Setelah aku di kamar dan selesai masturbasi membayangkan kembali kehalusan kulit leher dan pundak ibu, dan mengingat-ingat wangi tubuhnya, aku mulai berpikir, apakah ibu senang dengan aktivitasku kepadanya? Bila ia senang, kenapa ia tidak minta lebih? Bila ia tidak suka, mengapa ia tidak melarangku? Dengan kepala penuh pikiran ngeres yang bingung, aku tertidur.
13111Please respect copyright.PENANAguHvAAd9rr
Paginya ketika aku bangun, ibu masih memakai baju tidur tipisnya. Pentilnya menyembul terlihat dari balik gaun kremnya. Aku horny sekali. Aku tak kuasa memandangi dadanya sepanjang waktu sarapan, namun ibu tampaknya tidak sadar bahwa payudaranya yang terhalang kain tipis sedang ditatap dengan nafsu oleh anaknya. Ketika aku mau berangkat sekolah, aku yang tidak mampu mengontrol diri, memeluk ibu yang sedikit lebih tinggi dariku dengan tangan kiriku erat-erat, lalu sambil memegang leher ibu dengan tangan kanan, aku jinjit untuk mencium bibir ibu dengan sedikit bernafsu.
13111Please respect copyright.PENANAo5m2bowpTj
Sekitar lima detik aku cium bibir ibu dan ketika ciumanku lepas terdengar bunyi kecupan dua bibir kami.
13111Please respect copyright.PENANAQHBVv2D2xG
“Tumben kamu semangat begini, Ri?”
13111Please respect copyright.PENANA6cgOo5QOaf
“Ibu cantik banget pakai baju tidur ini. Ari jadi gemas,”kataku tak mampu menahan diri. Ketika kata-kataku telah meluncur, aku menyesal sekali. Aku takut ibu marah. Tapi ibu hanya tertawa kecil sambil mendorong kepalaku, katanya,
13111Please respect copyright.PENANAVZZpwUPR7Y
“pagi-pagi udah ngeres! Sana sekolah!”
13111Please respect copyright.PENANA9CQLvCEtMY
Hari itu di sekolah aku tidak dapat konsen. Tiada sesuatu di sekolah yang membuatku dapat mengalihkan pikiran dari ibuku yang cantik dan seksi itu. Aku telah menyimpulkan bahwa ibu senang dengan kelakuan kurang ajarku, namun tetap saja sebagai ibu, ia tidak akan membawa hubungan kami lebih jauh. Ini terbukti bahwa ibu selalu orang yang menghentikan kegiatan ngeresku kepadanya.
13111Please respect copyright.PENANArhL1r50Hj0
Pulangnya aku mendapati ibu selesai masak dan sedang menyiapkan makanan. Ia memakai tank top hitam dan rok hitam di atas lutut. Tank topnya tidak tipis, namun tetap saja menunjukkan dadanya yang besar, yang ternyata hari ini tidak terbalut bra juga. Pentil ibu terlihat membayang, dan dibalik tali bahu tank topnya, tidak terlihat bra.
13111Please respect copyright.PENANARc78zH3McG
Aku kembali memeluk ibu dan mencium bibirnya dengan gemas. Aku melepas bibirnya setelah kurang lebih lima detik seperti tadi pagi, namun aku kembali memagut bibir ibu. Kini lebih lama dari yang pertama. Kontolku tertekan pada paha ibu, kontol yang sudah mengeras tanda birahi. Setelah beberapa saat ibu melepaskan bibirku dan sambil tertawa menyuruhku cuci tangan dan kaki untuk kemudian makan.
13111Please respect copyright.PENANAg2xa0GUIse
Setelah itu aku tidak mendapatkan kesempatan lagi, karena ibu sibuk dengan pekerjaan rumah. Aku kemudian tidur siang (setelah masturbasi tentunya). Sorenya, aku mandi dan mengerjakan PR. Aku sedikit kecewa, karena ayah tidak pernah telpon berturut-turut setiap hari. Sehingga kini aku tidak bisa mengerjai ibuku lagi.
13111Please respect copyright.PENANAeyuRWFVhxB
Namun, malam itu ada yang telpon. Aku tahu bukan ayah, tapi aku menggunakannya sebagai dalih saja. Malam itu ibu menggunakan gaun tidur yang sama seperti malam sebelumnya. Ibu mengangkat telpon, biasanya ibu mengangkat sambil menyender di sofa, sehingga aku hanya bisa memeluk dari samping, tapi malam itu ia duduk di pinggir sofa, menyisakan tempat di belakangnya, aku yang sudah siap segera duduk di belakang ibu sambil memeluknya. Kini telapakku secara tak tahu malu kuletakkan di bawah payudara ibu dengan jari jemariku menggenggam bulatan payudara ibu dari bawah, sehingga kedua telunjukku kini mendekati kedua puting tetek ibu yang kenyal.
13111Please respect copyright.PENANANKh2O2e6v6
“Oh…. Mbak Hani…..”kata ibuku di telepon. Rupanya Kakak ibuku, Tante Hani telpon. Tante Hani dua tahun di atas ibuku, sehingga pada saat itu, Tante Hani berusia 34 tahun. Tante Hani seperti halnya ibuku, cukup tinggi untuk ukuran perempuan Indonesia. Ia sedikit lebih tinggi dari ibu, namun tubuhnya agak lebih gemuk dari ibu, apalagi ukuran dadanya yang selalu menonjol di balik pakaiannya. Tante Hani kuduga memiliki payudara yang lebih besar dari Ibuku. Kekurangannya adalah, perut Tante Hani berlemak walau tidak terlihat terlalu gendut, namun tetap saja, bodinya bagiku cukup aduhai.
13111Please respect copyright.PENANAsiNJAk8zPT
Entah apa yang dibicarakan ibu, karena aku sudah mulai mengendusi dan mengecupi leher ibu. Tahu-tahu ibu kini merebahkan diri ke belakang, dengan kepala disandarkan ke belakang pula, menyender pada bahu kiriku. Kontolku yang sudah tegang dari tadi menjadi di tindih bagian atas pantat dan sedikit punggung bawah ibu, membuatku membalas tindihan ibu dengan tekanan pada bokongnya itu.
13111Please respect copyright.PENANA7ykFrSPt6q
Bibirku mengecupi leher ibu dengan perlahan, namun nafsu membuat gerakanku makin lama makin cepat. Tak lama pundaknya kuciumi juga. Hampir seluruh bahu ibu kukecupi dan kuendus-endus. Akhirnya aku memberanikan diri memagut pangkal lengan ibu, tepat di sambungan antara lengan atas dan bahunya, dengan menggunakan sedikit lidahku untuk merasakan kulit ibuku yang licin dan berkilau menyilaukan semua lelaki yang melihatnya.
13111Please respect copyright.PENANA69NEyE64V3
“sssshhhhhh…. Mmmphhhh…….” Ibu mendesah, namun dengan cepat ibu tersadar dan berkata di telepon,” ohh…. Nggak kenapa-napa, Mbak. Bahuku sedang dipijit Ari, soalnya sudah pegal dari tadi….. iya…… iya…… enggak, kok, Mbak…. Aku belum mau istirahat… masih bisa ngobrol sama Mbak……”
13111Please respect copyright.PENANAUiNmHkyKEK
Lidahku merasakan begitu halusnya kulit ibu. Indera pengecap di lidahku mencicipi rasa kulit ibuku. Tentu saja bukan rasa seperti di kala makan buah-buahan atau makanan, bukan rasa yang membuat perut lapar, tetapi rasa dari kulit ibu menyebarkan sensasi sensual ke seluruh tubuhku, terutama kepada kejantananku yang mulai berkedut tak sabar. Aku masih mengulum pundak ibu dan sedikit mengenyoti perlahan kulitnya yang halus dan licin. Setelah beberapa saat aku lepaskan pagutanku, lalu mulai memagut perlahan pundaknya yang lebih dekat ke leher ibu, sesenti demi sesenti. Tiap pagutanku berkisaran antara tiga sampai lima detik dengan kenyotan pada pundak ibu sepanjang itu. Perlahan bibir dan lidahku mendekati leher ibu, dan suara ibu makin terdengar bergetar ditingkahi nafasnya yang mulai sedikit memburu.
13111Please respect copyright.PENANAoHzs4Icwzr
Ketika aku sampai pada leher ibu bagian bawah, ibu tak sadar melenguh lagi,
13111Please respect copyright.PENANAGPfLfT3j7m
“sssshhhh… Ariiiii…. Iya….. disitu…………,” kata ibu sedikit tercekat,”kenapa, Mbak? Oh…. Ari pinter mijit bahu Irma, Mbak…… enak sekali pijatannya………………………. Kenapa?…… Oh, boleh aja. Nanti kalau Mbak ke sini biar dipijit Ari……..”
13111Please respect copyright.PENANAxcEsC1DkXu
Pada saat itu aku mulai melumat leher kanan ibu dengan mulut dan lidahku. Kini lidahku lebih berani kuulur, dan sesekali, bagaikan anjing, aku menjilat leher ibu dari pangkal leher sampai ke bawah dagunya. Saat itu tangan kanan ibu yang tadi diam saja, mendekap kepalaku dan sedikit meremas rambutku.
13111Please respect copyright.PENANAjMhbTpN4Pm
Aku menjadi lupa daratan. Tanganku reflex meremas payudara ibu yang besar, sementara bibirku menghisapi rahang kanan ibu.
13111Please respect copyright.PENANAXiIVZ0oCgK
“aaahhhh………..” mulut ibu terbuka, kulihat sederet air liur ibu tertarik dari bagian atas bibirnya sampai ke bawah di ujung lidahnya, bagaikan tirai air yang sedikit berbusa menghiasi mulutnya yang indah yang sedang terbuka itu. Aku menjadi gelap mata dan tanpa memikirkan konsekuensi apa-apa, aku segera menjulurkan lidahku memasuki mulutnya yang terbuka dan menjilat ludah ibu itu. Air liur ibu terputus sementara lidahku terus bergerak hingga menjilat rongga atas mulut ibu. Ujung lidahku mengenai rongga mulut atasnya sementara bagian tengah lidahku merasakan bagian belakang gigi atas ibu.
13111Please respect copyright.PENANASvF6ellJb6
Tahu-tahu bibir ibu mengatup sehingga kini kedua bibirnya menjepit bibir bawahku. Aku mengatupkan bibir juga dan aku mengenyoti bibir atas ibu.
13111Please respect copyright.PENANA1SZ7LpYeGI
“mmmmmm……. Mmmpppphhhhhh.” Ibu menggumam sambil mengenyot-ngenyot bibirku, sementara aku yang saat itu merasa bingung, senang, terkejut tercampur menjadi satu hanya bisa mendengus-dengus saja. Tiba-tiba ibu terdiam dan mendorong kepalaku dan duduknya bergeser sedikit sehingga tidak menyenderku lagi melainkan menyender di sofa, lalu ibu berbicara ke telepon yang hampir saja jatuh akibat gerakan tadi,
13111Please respect copyright.PENANASQYLbruMTt
“Ya, Mbak…… enggak kenapa-napa…. Aku lagi ngemil……” lalu mulai ngobrol lagi dengan kakaknya di telpon seakan tidak terjadi apa-apa.
13111Please respect copyright.PENANAW03DXhu0e7
Aku sedang shock. Apakah ibu marah? Namun perlahan ketakutanku sirna, karena saat ini tanganku masih menggenggam sebagian payudara ibu yang besar, karena tanganku tak dapat menutup buah dada ibu yang besar itu. Bila ibu marah, ia tentu akan mendorong tanganku pula. Ia mendorong kepalaku tentu karena sadar bahwa bila diteruskan, kakaknya akan curiga bahwa ada sesuatu yang ga beres terjadi di sini. Aku kini bingung harus ngapain. Ingin kuremas dada ibu, tapi apakah ibu akan marah.
13111Please respect copyright.PENANASXtUtlvYkE
Kulihat kini ibu duduk disampingku walau sedikit badannya masih menempel padaku, karena tangan kiriku masih melingkarinya dari belakang memegang tetek ibu sebelah kiri, sementara tangan kananku membentuk siku dan juga memegang buah dada kanan ibu. Posisiku agak miring menghadap ibu. Paha kiriku sekarang ditindih paha kanan ibu. Tangan kiri ibu memegang telpon sementara tangan kanan ibu terbuka menghadap ke atas membentuk sudut 45 derajat membuka ketiaknya lebar-lebar, dengan lengan atas terangkat tegak sejajar kepala, dan lengan bawahnya melintang sehingga bagian belakang telapak tangannya mendekap kepala. Posisi ibu menunjukkan seperti ibu sedang lelah, apalagi dadanya sedikit tersengal. Namun ibu berusaha tetap berbicara secara normal di telpon.
13111Please respect copyright.PENANArTAxXDW13J
“Kenapa, Mbak? Aku tersengal? Iya…. Ini tadi ada kucing di dapur jatuhin barang, aku jadi kaget…. Iya…. Tuh si Ari lagi ke dapur ngusir kucingnya…….” Kata ibu terus berbicara di telepon.
13111Please respect copyright.PENANA5BuXH5djqq
Ketiak ibu yang terbuka menunjukkan ketiak dengan sedikit sekali rambut. Rambut ketiak ibu tampak tipis, keriting dan pendek bagaikan hutan yang memiliki sedikit sekali pohon. Ketiak itu lebih putih dari bagian kulit lain ibu, sangat kontras dengan bulu-bulunya yang hitam sewarna dengan rambut ibu.
13111Please respect copyright.PENANA9p4gMA4fxl
Posisi kepalaku tepat sekali di hadapan ketiak ibuku. Ketiak yang tercukur itu membuatku nafsu lagi, aku lalu membenamkan hidungku diketiak ibu dalam-dalam sambil memandang muka ibu. Ibu langsung memejamkan mata dan melipat bibirnya ke dalam mulutnya, seakan menahan sesuatu.
13111Please respect copyright.PENANAefge5x7rSq
Bau tubuh ibu begitu nyata tercium dari keteknya yang lembab dan sedikit berkeringat, bulu-bulu pangkal lengan ibu yang sangat pendek itu menggelitik lubang hidungku seakan menyambut kedatangan mereka. Aku semakin horny, tak sadar aku menjepit paha kanan ibuku dengan kedua kaki dengan cara aku menindih paha kanannya dengan paha kananku. Kurasakan ibu bergerak dan gantian paha kiri ibu kini menindih paha kananku. Sementara itu, kaki kiri ibu merangkul masuk kaki kananku, sehingga kini posisi kami saling membelit dari samping. Bagian rok gaun tidur ibu tersingkap ke atas karena gerakan kami tadi. Gerakan ini juga menyebabkan tangan kiriku lepas dari tetek ibu dikarenakan tubuh ibu menjadi makin miring menghadapku, aku menyesuaikan dengan menarik tangan kiriku dari belakang tubuh ibu lalu tangan kananku kupindahkan untuk memegang payudara kiri ibu dan tangan kiriku memegang yang sebelah kanan.
13111Please respect copyright.PENANA89117YkTU1
Aku mulai menjilati ketek ibu, ibu makin mengatupkan mulutnya, namun kurasakan ia bergerak sehingga kini tahu-tahu selangkangan ibu yang masih berbalut celana dalam menekan paha telanjangku, karena aku saat itu memakai celana pendek yang juga sudah tersingkap sehingga sebagian besar pahaku tidak tertutupi. Aku gentian menjepitkan selangkanganku di paha kiri ibu yang juga sudah tidak tertutup rok.
13111Please respect copyright.PENANA8HpsDY2KJh
Aku masih menikmati ketek ibu yang memiliki bermacam rasa di lidahku. Ada rasa asin dan sedikit getir namun entah kenapa lidahku menikmati sekali rasa tubuh ibu ini. Selangkangan ibu, di lain pihak, mulai menekan-nekan pahaku. Aku juga mulai menekan-nekan paha ibu dengan selangkanganku, tanganku mulai berani sedikit meremas kedua payudara ibu yang dibalut gaun tidur tipis itu. Pentilnya berada di kedua telapak tanganku.
13111Please respect copyright.PENANAiAyP99j2Dg
Kurasakan tubuh ibu mulai merosot ke belakang membuat badanku doyong ke kedepan. Lama kelamaan tubuh ibu seakan ingin tidur di sofa namun agak susah dengan posisi kami, aku otomatis melepaskan diri dengan mengangkat kepala dan tubuhku dengan kedua tanganku yang kutaruh di samping kanan kiri ibu, membuat jilatanku terhenti, kemudian kaki kiriku yang terhimpit sofa dan paha kanan ibu kuangkat juga. Dengan cepat ibu menggeser tubuhnya lurus di bawahku, kaki kanannya sedikit tertekuk menyender bagian badan sofa, menyebabkan kedua kaki ibu kini mengapit kedua kakiku.
13111Please respect copyright.PENANADHOIXUvOKs
Lalu, berhubung tangan kiri ibu masih memegang telpon, ibu memiringkan tubuh ke kanan dengan tumpuan tangan kanan agar lebih mudah memposisikan dirinya. Gerakan ini membuat tali gaun tidur yang sebelah kanan terjatuh dari bahu ibu. Ketika ibu sedikit mundur agar kepalanya menyender di tangan sofa supaya posisi badannya kembali lurus, tali gaun tidurnya sudah terjepit siku kanannya sendiri.
13111Please respect copyright.PENANATGlQ7Jn6Py
Dengan cepat pula aku tarik tangan kanan ibu itu keatas dengan mengusahkan agar tali bahu gaun tidur ibu tidak ikut tertarik, tangan kananku menarik tangan kanan ibu ke atas sementara tangan kiriku memegang tali itu dengan cara seakan aku sedang menopang tubuhku dengan tangan kiri. Bagusnya ibu tadi membuka mata hanya untuk melihat posisi gerakan, untuk kemudian memejamkan mata lagi dan melanjutkan pembicaraan dengan Tante Hani.
13111Please respect copyright.PENANAfFXRvadKiT
Hebatnya ibu tidak menyadari tali gaun tidurnya terjatuh, karena payudara kanan ibu masih tertutup berhubung dada ibu besar sehingga gaun bagian depan kanan masih nyangkut di bongkahan indah tetek kanan ibu, sebenarnya aku tinggal menarik sedikit gaun tidur ibu dari pinggang kanan ibu, maka payudara kanan ibu akan terlihat, namun aku punya rencana lain. Aku tidak ingin terburu-buru dan mengagetkan ibu. Jangan sampai ibu nanti malah sedemikian kagetnya sehingga menghentikan aktivitas nikmat kami berdua.
13111Please respect copyright.PENANAzLV0brx0y9
Secepat aku menarik tangan kanan ibu ke atas sehingga tangan itu bersandar di sofa seperti halnya kepala ibu, maka secepat itu pula aku kembali membenamkan wajahku di ketiak ibu dengan bulu-bulu yang pendek itu. Gerakan ini membuat aku menindih ibu terang-terangan. Tahu-tahu saja kontolku kini menekan memek ibu, walau masing-masing masih terbungkus celana.
13111Please respect copyright.PENANArdQfpp88zl
Sambil menjilati ketiak ibu, aku mulai menekan-nekan selangkangan ibu. Ibu sudah dapat menguasai nafasnya, berhubung aku cukup lama menjilati pangkal lengannya itu, sehingga ibu tampaknya sudah tidak lagi geli, namun malah menikmati nafsu yang mulai menjalar dirinya. Sementara, aku sambil meremas-remas payudara ibu yang besar yang masih tertutup gaun tidurnya, asyik menjelajahi ketiak seksi ibu terus-menerus dengan lidahku.
13111Please respect copyright.PENANA6OSlb81Qkg
Lidahku tidak hanya menjilat seperti anjing menjilati piring makanan, terkadang lidahku memutar-mutar, bahkan kadang-kadang bibirku mengenyot ketek ibu sehingga bulu-bulu halusnya masuk ke dalam mulutku untuk kemudian kuhisap-hisap bagaikan sedang menghisap permen. Iya, bulu ketiak ibu bagiku semanis permen lollipop. Terkadang pula bagian tengah keteknya kukenyot sampai ke kulitnya. Saat itu ibu langsung mendesis bagaikan sedang kepedesan….
13111Please respect copyright.PENANAheu3BElBjX
“sssssh……. Kenapa, Mbak? Oh…. Iya… ini si Ari sudah mijitin bahuku lagi……”
13111Please respect copyright.PENANAK2qOv0vny1
Lalu perlahan aku mulai beringsut ke bawah. Sambil mengenyot terus, aku sedikit demi sedikit mengenyoti bagian bawah keteknya, lalu berpindah ke bawah lagi, hingga sampai ke kain atas gaun tidurnya yang terletak di samping payudara ibu. Tangan kiriku ku lepas dari dada ibu dan ku taruh di ketiak ibu untuk mengelus-elus rambut ketiak, terkadang memilin-milinnya perlahan.
13111Please respect copyright.PENANAk5d8vJQx02
Dengan hidung dan pipiku aku mendorong sedikit demi sedikit gaun tidur ibu, sementara lidahku terus mengenyot dan menjilati samping payudara ibu. Kini mulutku telah mencapai bulatan samping tetek ibu, dengan tak sabar aku melepas tangan kanan dari payudara kiri ibu yang tadi terus kuremas, untuk menyingkap bagian kanan gaun tidur ibuku sehingga tahu-tahu buah dada ibu sebelah kanan menjadi telanjang.
13111Please respect copyright.PENANABHMVcQhhGd
Ibu membuka matanya terbelalak melihat ke payudara kanannya yang telanjang, mata kami bertemu sejenak, aku melihat sekejap payudara ibu yang besar yang tampak tumpah ke kanan karena ibu sedang tiduran, dan melihat pentil tetek ibu sudah mengacung. Pentil itu seukuran jempol bayi, namun sedikit lebih panjang dan mengacung bagaikan ujung belakang pensil, sementara areola ibu yang menjadi bagian bawah putingnya, ukurannya hampir sebesar pantat botol aqua kecil 330 ml. areolanya tidak sepenuhnya bundar, namun mengelilingi pentil nya dengan indah. Dengan warna coklat muda sungguh indah sekali menghiasi kulit putih mengkilatnya yang sekarang mulai berkeringat. Gundukan buah dada ibu dihiasi urat-urat halus kebiruan, menambah indah pemandangan tubuhnya yang mulus.
13111Please respect copyright.PENANAOYtAhmORKf
Beberapa detik kami tertegun, ibu lalu bagaikan terjaga karena dengan cepat berbicara lagi di telpon,
13111Please respect copyright.PENANAU0RQ4XpPd3
“Oh.. enggak, Mbak…. Bukan ngantuk….. Aku diam karena tadi sedang mikirin masakan besok……. Enggak, Mbak…. Aku enggak bosen kok ngobrol sama Mbak…. Cuma tahu-tahu kepikiran masak besok…. Terus…. gimana ceritanya sama Mas Hari?”
13111Please respect copyright.PENANADwdggWgqxW
Mas Hari adalah suaminya Tante Hani. Rupanya tanteku lagi curhat. Ibu berbicara di telpon sambil terus menatap mataku. Sambil menatap mata ibu dalam-dalam, aku perlahan mendekati pentil ibu yang tegang itu dengan kepalaku. Nafas ibu mulai berat kembali. Kulihat dadanya naik turun mulai cepat.
13111Please respect copyright.PENANAFYNHS2AiXL
Kucium gundukan samping kanan tetek kanan ibu yang dihiasi urat-urat halus itu secara pelan. Ibu memandangiku sambil terus berbicara dengan tante Hani. Matanya memancarkan sinar aneh. Bukan marah, bukan Bahagia. Tetapi sinar mata lain. Saat itu aku tak tahu, namun belakangan aku menjadi hafal. Itulah tatapan seorang wanita yang sedang birahi.
13111Please respect copyright.PENANAxEfFUR6GJ6
Berhubung ibu tidak melarang, aku mulai berani menciumi lingkar areola payudara ibu. Buah dadanya begitu kenyal dan lembut. Bau tubuh ibu yang lembut membelai-belai indera penciumanku. Entah hanya di pikiranku atau tidak, namun kuperhatikan puting ibu tampak membesar. Kukecup perlahan puting ibu yang menantang itu. Kulihat dada ibu naik dan turun tanda menghela nafas, desahannya lirih terdengar.
13111Please respect copyright.PENANAAqlYLQgM5p
“iya…. Mbak……. Pundakku rasanya enak dipijit Ari…… terus ceritanya gimana kok bisa Mas Hari begitu?”
13111Please respect copyright.PENANApEM1HVLsnv
Mata ibu menatap tajam mataku selama bibirku mengecup puting kecoklatannya, sementara aku tetap menatap matanya untuk mencari-cari apakah ada tanda kemarahan di balik sinar matanya yang indah itu. Tetapi aku tidak menemukan seberkas tandapun baik dari matanya maupun dari raut wajahnya yang menyatakan bahwa aku sedang melakukan sesuatu yang tidak ibu sukai.
13111Please respect copyright.PENANAD8Ostcm9Ut
Kukecup lagi puting susunya, kali ini agak lama. Kami masih saling menatap lekat-lekat. Aku lalu memberanikan diri untuk mengeluarkan lidahku dan perlahan mendekati pentil tetek ibu itu dengan lidah tersebut. Kulihat sorot mata ibu berkilau, sorot mata yang memancarkan harapan. Seakan ibu menunggu-nunggu momen lidahku menyentuh puting indahnya. Kurasakan dada ibu berhenti bernafas menunggu sentuhan itu…
13111Please respect copyright.PENANAaEegvf8Kec
Ketika lidahku menyapu puting susu kanan ibu itu, ia menggigit bibir bawahnya. Kini ia bernafas lagi tapi lebih berat dibanding sebelumnya. Perlahan dengan ujung lidahku aku menyapu puting yang kini sangat tegak dan tampak lebih besar dari sebelumnya. Pentil ibu kurasa keras di lidahku. Aku mulai menjilati pentil ibu lebih cepat. Terkadang lidahku memutari pentil ibu. Kulihat wajah ibu mengernyit dan bibirnya tetap dalam posisi digigit ibu. Tampak erotis sekali di mataku.
13111Please respect copyright.PENANAemVp2ZEZdu
Akhirnya aku tak tahan dan memasukkan pentil ibu ke dalam mulutku dan mulai mengenyot dengan gemas.
13111Please respect copyright.PENANAuquVs2d15K
“Mmmmmphhhhhhhh….” Tak sadar kini ibu mengeluarkan suara walaupun bibir bawahnya terkatup dan sedang digigit oleh gigi atasnya. Suara ibu sungguh sensual, suara wanita yang berusaha menahan gejolaknya dengan menutup mulut, namun gejolak birahi itu tak mampu ditutupi secara penuh. Gumaman nikmat meluncur tak dapat ditahannya.
13111Please respect copyright.PENANAoIYaa9PGcX
“mmmm? Iya mbaaaakkk……… ada…. Ada….. ada uratku yang pegal yang… yang pas dipijit.. ariiiiiii……..”
13111Please respect copyright.PENANAzF4KEdlh6Z
Kulihat kini ibu mengernyit bagai menahan sakit dan ia berusaha menutup mulut dengan melipat bibir ke dalam. Tangan kiri ibu kini memegang belakang kepalaku. Aku terus mengenyoti tetek ibuku dengan hebat. Terkadang aku jilati juga.
13111Please respect copyright.PENANAXgIr6rHKAH
Di lain pihak, selangkangan kami menempel. Tak direncanakan, aku mulai menggoyangkan pantat maju mundur tapi sambil tetap menggeseki selangkangan ibu, dan ibu mengimbangi juga dengan gerakan yang sama, tiap kali aku tekan ibu juga tekan, tiap kali sedikit renggang, ia akan renggang, tapi tak pernah sampai selangkangan kami berpisah.
13111Please respect copyright.PENANA0SAExsvDBz
Celana pendekku kini kurasa sudah menempel dengan celana dalam ibu. Dapat kurasakan pinggiran rok gaunnya tersangkut ke bagian atas. Tangan kananku masih meremasi payudara kiri ibu. Tangan kiriku sedang menahan tubuh dengan memegang sofa. Aku mengangkat tangan kiriku sehingga badanku kini penuh menindih ibu. Selangkangan kami lebih lagi beradu dengan ketat. Lalu kedua tanganku aku gerakkan untuk mendorong celana pendekku ke bawah, tepat ketika kami berdua menarik pantat kami dalam irama goyangan selangkangan kami berdua. Aku hanya menarik celana sampai paha, yang penting kontolku bebas.
13111Please respect copyright.PENANAX5Q0BCVakP
Ketika terbebas aku menekan lagi selangkangan ibu. Kini dapat kurasakan celana dalam ibu dan celana dalam itu ternyata sudah basah. Tahu-tahu tangan kanan ibu memegang pantatku. Ketika ia merasakan pantat telanjangku, ibu tiba-tiba membelalakan matanya dan menatapku. Saat itu aku takut ia akan marah, namun kurasakan tangan ibu malah menekan pantatku kuat-kuat. Telpon di tangan kirinya tahu-tahu terlempar ke dudukkan sofa, dan tangan kiri itu kini menekan pantat kananku yang juga telanjang.
13111Please respect copyright.PENANAe1fSXhlTad
Kurasakan selangkangan ibu menekanku dalam-dalam dan tangannya mencengkeram kedua pantatku kuat-kuat. Kepala ibu tertarik ke arah belakang dan dengan mata terpejam dan wajah meringis ia mengeluarkan suara….
13111Please respect copyright.PENANAyJgSHzSbkT
“Aaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh”
13111Please respect copyright.PENANAvVHRr2C8kX
Kontolku yang terjepit merasakan sakit karena terjepit. Namun saat itu juga aku sudah tidak tahan lagi memendam birahi yang dari tadi menggelegar di dada. Apalagi kini kurasakan kontolku basah kena lendir yang menembus celana dalam ibu yang tampaknya tipis karena tak dapat membendung cairan kenikmatan ibu. Sehingga aku juga menekan selangkangan ibu kuat-kuat dan kedua tanganku menyelusup hingga memegang kedua bongkah pantat ibu, lalu memuntahkan pejuku yang membasahi celana dalam ibu dan selangkanganku sendiri.
13111Please respect copyright.PENANAuBYcQgwIHy
Dalam masa orgasme itu, ibu menegakkan kepalanya lalu menggunakan tangan kirinya menjambak rambut belakangku sehingga aku mendongak, lalu ia mencium bibirku kuat-kuat. Lidahnya menyapu-nyapu liar sementara bibirnya menyedot-nyedot. Aku berusaha mengimbangi dengan lidah dan bibirku pula.
13111Please respect copyright.PENANA9Q2z68Flqt
Beberapa menit kemudian, ibu kembali rebah dengan lemas. Aku masih duduk di selangkangannya tak tahu harus berbuat apa. Kulihat celana dalam ibu yang berwarna putih kini sudah gelap karena basah di bagian memeknya. Sementara celana dalam itu dihiasi cairan putih milikku.
13111Please respect copyright.PENANALJHjsSEwu1
Beberapa saat kemudian ibu baru sadar lalu mengangkat telepon.
13111Please respect copyright.PENANAzDiwXKbO6U
“Maaf Mbak… tadi ada kucing berantakin dapur. Aku check dulu ke sana. Iya…. Berani benar tu kucing…”
13111Please respect copyright.PENANAHVRjvEMobx
Kini ibu duduk di sofa dan memegang telpon dengan tangan kanan. Tangan kirinya bebas. Gaunnya terbuka di bagian kanan, sementara tali bahu gaun kirinya masih terpasang. Aku yang sudah mulai berani, tanpa pura-pura segera meraih tali gaun tidur itu lalu menariknya turun. Ibu tampak tidak terpengaruh dan terus berbicara dengan tanteku.
13111Please respect copyright.PENANAi62mmHNqT3
Setelah aku mencopot tali itu dari tangan ibu, kini gaun tidur ini sudah tidak menyangkut apapun. Aku tarik gaun tidur ibu kebawah sambil melihat wajah ibu. Ibu terus berbicara dan hanya menatapku saja tanpa ada reaksi.
13111Please respect copyright.PENANAPmS0eJiVIP
Keberanianku kini menjadi nekat. Aku terus menarik gaun itu sampai pinggangnya dan berusaha meloloskan gaun yang kini nyangkut di pantat. Ibu mengangkat pantatnya dan dengan cepat gaun tidur itu kuloloskan. Dengan gaun tidur itu aku menyeka celana dalam ibu yang penuh mani dan juga selangkanganku.
13111Please respect copyright.PENANAasePp0zdNz
Tak henti mataku menjelajahi tubuh ibu yang sedang duduk dengan hanya celana dalam yang basah di selangkangan. Di mataku, semua wanita di dunia ini kalah seksi. Ibu bagaikan penjelmaan dewi Venus yang mengundang maksiat di kepala semua lelaki, bahkan anaknya sendiri. Dengan tubuh yang tidak gemuk atau kurus, ibu memiliki tubuh wanita sesungguhnya.
13111Please respect copyright.PENANAenDnWKAzYR
Kedua payudara ibu begitu bulat dan indah, dengan lembah payudara yang hanya sedikit di bagian tengah agak ke atas, dekat dengan pusat tulang dada. Kulit yang putih itu tampak begitu kontras dengan puting buah dada yang coklat muda. Puting itu duduk di bagian tengah payudara namun sedikit ke bawah dan agak ke samping. Nampak payudara yang kencang dan hanya sedikit sekali kendur. Nafas ibu membuat kedua payudara ibu bagai menari tarian paling erotis yang pernah kulihat seumur hidupku.
13111Please respect copyright.PENANAYcG8HR32y9
Perutnya tidak rata, namun tidak buncit. Agak sedikit berlekuk yang menambahkan keindahan seorang perempuan sejati. Pinggulnya melebar, tanda bahwa perempuan yang adalah ibuku ini adalah perempuan yang diciptakan untuk melahirkan anak. Jembut ibu terlihat membayang di tempat mana yang basah sehingga bagaikan sedikit transparan.
13111Please respect copyright.PENANAXYyHeuZQNL
Baru aku mau mendekati dewi sensual ini lagi, tahu-tahu telpon ditutup. Aku terpaku. Mata kami menatap satu sama lain. Aku bingung harus bagaimana. Akhirnya ibu duluan yang berkata,
13111Please respect copyright.PENANAJHSUOnAnCA
“sudah malam. Waktunya tidur.” Dan ibu berlalu dari hadapanku…
13111Please respect copyright.PENANAQ08Ul5TfaJ
Paginya ibu bangun seperti biasa. Kali ini dengan baju mandi yang seperti kimono, dengan tali untuk mengikat. Ia menyapaku seperti biasa. Aku menunggu tanda-tanda dari ibu, apakah tanda kemarahan, kekecewaan atau bahkan kebahagiaan. Namun tidak ada yang terlihat. Aku semakin bingung.
13111Please respect copyright.PENANAoEo81JZb4m
Ketika berangkat ke sekolah aku nekat mencium bibir ibu lama. Tidak ada tanda kemarahan, namun tidak pula ada balasan ciuman dari ibu. Aku coba mengeluarkan lidahku dan menyapu bibirnya. Tiba-tiba ibu mendorongku sambil tertawa dan menyuruhku ke sekolah.
13111Please respect copyright.PENANAmY4lSyfGtZ
Dengan penuh kebingungan aku berangkat.
13111Please respect copyright.PENANAzDzMpG3ADg
Waktu pulang sekolah, ibu tidak ada di rumah. Aku menunggunya hingga senja turun. Ketika ia masuk rumah aku bermaksud menciumnya lagi, namun ibu hanya mengijinkan sebentar, berhubung ia membawa banyak belanjaan dan juga Ibu membeli makanan di luar.
13111Please respect copyright.PENANAIa3lGTdktk
Ketika makan malam, ibu mengajakku bicara seperti biasa dan tidak ada sedikitpun menyinggung malam kemarin. Aku benar-benar bingung sebenarnya mau ibu itu apa. Apakah ia senang dengan kemarin, ataukah tidak menyukainya?
13111Please respect copyright.PENANAVMy3fpx0K7
Setelah makan ibu bergegas ke kamar dan aku menonton TV dengan penuh pikiran. Sekitar sejam kemudian ibu turun menggunakan baju mandi tadi pagi yang seperti kimono. Sehingga aku hanya melihat sedikit pahanya saja. Mungkin ibu tidak mau mengulang kemarin malam. Aku menjadi sedih.
13111Please respect copyright.PENANADACSXLHSqe
Sekitar jam Sembilan ibu meraih telepon lalu memutar nomer. Tak lama ia berbicara,
13111Please respect copyright.PENANAHEXZDKPQZJ
“Ayah…. Telpon rumah dong…. Ibu kangen… Satu jam lagi ya….. aku lagi kangen… jangan…. jangan sekarang….. sejam lagi ya…… nanti ibu angkat dari kamar……”
13111Please respect copyright.PENANAL6RxkxumpX
Telponnya begitu singkat sehingga aku belum sempat duduk dekat ibu. Apalagi ibu bilang bahwa ia minta ayah telpon sejam lagi dan akan diangkat di kamar. Hmmmm, aku berpikiran ngeres…. Apakah ibu akan melakukan phone seks dengan ayah?
13111Please respect copyright.PENANAhkZcO1XlE4
Aku cemburu dan sebal dan bingung. Apakah yang harus aku lakukan? Aku belagak tidak mendengar, dan wajahku pasti terlihat jutek. Tapi ibu tampaknya cuek saja dan ikut menonton denganku. Ketika satu jam hampir sampai, ibu bergegas ke atas.
13111Please respect copyright.PENANA72PqvbKgxW
Lama-lama aku penasaran, apa yang akan dilakukan ibu di telpon? Aku mulai horny lagi dan akhirnya memutuskan untuk ikut ke atas dan melihat situasi.
13111Please respect copyright.PENANAdkuSYUqa5D
Ternyata kamar ibu dibuka. Ibu sedang duduk di samping kanan tempat tidur, di samping kanan ada meja tempat telpon. Ibu sedang menunggu telpon. Ibu melihatku ketika aku di depan kamar, dan hanya tersenyum. Perlahan aku masuk kamar, namun ibu tampak tidak bereaksi apapun.
13111Please respect copyright.PENANAFowkMp9PKA
Akhirnya aku naik tempat tidur dan beringsut mendekati ibu. Aku pura-pura bertanya,
13111Please respect copyright.PENANAUufC2w0YKp
“Ayah mau telpon ya? nanti Ari mau ngomong ya?”
13111Please respect copyright.PENANA9URM5TyXLw
“Kamu tunggu ya… biar ibu ngomong dulu seperti biasa….”
13111Please respect copyright.PENANAMAcKeCGmrR
Ibu sedang bersandar di kepala tempat tidur dengan diganjal bantal. Aku menyelusupkan tangan kananku ke belakang tubuh ibu dan tangan kiriku mendekap perutnya. Ibu hanya terdiam. Baru aku mau cium pipinya ketika telpon bordering…..
13111Please respect copyright.PENANAzYckRTfoPO
“Iya ayahhhh……” ibu mengeluarkan suara yang manja. Aku menjadi horny dan kucium pipinya perlahan. “ih… ayahhhh… kok pura-pura ga tau sih? Aku kan kangen……….. ini lo….. aku mau coba kayak temanku dan suaminya…… itu loh ayah…… phone sex….. ayah mau kan? Aku udah kangen loooo…”
13111Please respect copyright.PENANADByMnpp8pO
Aku agak terkejut. Ternyata dugaanku benar. Hmmm, ini nih… kayaknya bakal seru, batinku sambil tertawa dalam hati.
13111Please respect copyright.PENANAvMHVgaF6Pb
“Aku yang mulai ya, Yah.. abis ayah kok kayak malu-malu….” Suara ibuku begitu manja bagaikan anak perawan saja. Kontolku sudah mulai mengeras hanya karena suaranya itu.
13111Please respect copyright.PENANA4Wt0YcH3zp
“cium dong yah…” Kucium pipi ibu.
13111Please respect copyright.PENANAtvg3gXQ0l7
“kok enggak ada suaranya? Cium bibirku dong, yah…. coba pakai tangannya jadi suaranya kedengaran kayak asli… Aku contohin ya”
13111Please respect copyright.PENANA4j8FSkq0Ha
Tahu-tahu bibir ibuku mengecup bibirku berkali-kali sehingga memperdengarkan suara orang berciuman.
13111Please respect copyright.PENANAIf0xAdc3Qf
“mirip dong…. Soalnya ibu pura-puranya pakai penghayatan, coba ayah…..”
13111Please respect copyright.PENANA3FUhoM5opz
Aku mau cium ibu lagi tapi ia berkelit. Terdengar suara ayah yang pura-pura ciuman, bibirnya mengecup sesuatu, mungkin pakai tangannya sendiri seperti yang disarankan ibu tadi. Lalu ibu berkata,
13111Please respect copyright.PENANA6uJFoCcK0l
“nah… gitu dong anak baik….. hihihi” ibu terkikik bagai gadis saja. “ibu balas ya…….”
13111Please respect copyright.PENANAOOXwDd7mlv
Lalu ibuku menciumku lagi kini sambil memainkan lidah. Terkadang bibir kami menimbulkan suara kecupan, dan terkadang lidah kami bertautan. Saat itu ibu mengeluarkan gumaman nikmatnya,
13111Please respect copyright.PENANADnopBtlJTK
“mmmmphhhh…..mmmmmmpppphhhhhh”
13111Please respect copyright.PENANAqQSHX0Mfqt
“kenapa yah? Ayah jadi horny? Ibu juga….. sekarang ayah jamah aku dooonnggg…..”
13111Please respect copyright.PENANAra5GUBN4lp
Aku mulai menikmati permainan ini.. ibu beringsut sehingga tiduran telentang, kedua kakinya sedikit terbuka. Aku segera memposisikan kedua kakiku di sela-sela kaki ibu, dan berhubung ibu suruh aku nenen, maka kepalaku sejajar dadanya, sementara kontolku kena tempat tidur, karena ibu lebih tinggi dariku. Aku segera menarik baju mandi ibu melolosi kedua lengan ibu, walaupun tali di pinggang masih terikat, sehingga hanya bagian atas yang terbuka. Bagiku ini sangat sensual.
13111Please respect copyright.PENANAKBpTiEAkt8
Kedua buah dada putih ibu tampak mengacung menantang. Bulir keringat mulai muncul perlahan-lahan. Ibu menatap mataku, lalu meloloskan kedua tangannya dari gaun mandi kimono itu. Dengan tangan kiri ditaruh di bibir, tanda bahwa aku tak boleh bersuara, ibu menekan tombol speaker. Lalu perlahan ibu menaruh telepon itu di meja samping.
13111Please respect copyright.PENANAwlSQKCXdDB
“Ibu… aku ngaceng nih…”
13111Please respect copyright.PENANAovjuyfepJB
“jangan dulu, Ya… coba belai dada istrimu dulu…”
13111Please respect copyright.PENANAvUHK2YYl39
“aku belai ya…..”
13111Please respect copyright.PENANAvWGKoxrrpf
Sementara ayahku yang bersuara, aku yang mulai menggenggam kedua payudara ibu dengan kedua tanganku. Kedua gundukan nikmat ibu begitu besar sehingga telapakku tak bisa menutupi seluruh payudaranya…
13111Please respect copyright.PENANAwrmuTjyV60
“Iya……. Begitu, sayangku……… shhhhhhhh….. coba remas sedikit dong yah…..”
13111Please respect copyright.PENANA1jEeq9Fje2
“ini aku remas, dik….. kerasa ndak?”
13111Please respect copyright.PENANAo293KqU4Qt
Sementara tanganku mulai meremasi payudara ibu yang tambah berkeringat. Begitu lembut dan kenyal di tanganku yang coklat. Jempolku berkali-kali mengusapi puting ibu yang mulai mengeras, sama seperti kontolku yang mengeras perlahan.
13111Please respect copyright.PENANATh5NfDil1k
“terus, Yaaah……. Nenen dong, yahhhhh……”
13111Please respect copyright.PENANAbfCQ9RW9OD
Sebelum aku mendengar balasan suara ayahku, aku menyerbu pentil kiri ibu dan aku sedot dalam-dalam. Ibu mendesah keras dan hampir berbarengan dengan suara ayahku yang pura-pura mmperdengarkan suara orang sedang netek, ibu berkata,
13111Please respect copyright.PENANAz5KOt9ZlAJ
“Terus yaaaah….. iyaaaa, begituu”
13111Please respect copyright.PENANA1TZEzNszz4
Suara kecipakan mulut ayahku berpura-pura masih terdengar, sementara kini aku secara buas menjilati, menciumi dan mengenyoti seluruh toket kiri ibu. Bahkan aku mulai juga mencupangi kulit putih berhiaskan urat-urat biru halus gundukan tetek ibuku. Tak lama kulit putih payudara kiri ibu sudah dihiasi bercak cupang di sana-sini.
13111Please respect copyright.PENANAQXZXIq1jx2
“sebelah lagi yah.. sshhhhh”
13111Please respect copyright.PENANApCckQv6jnT
Aku menggerakkan kepalaku ke sebelah, dan kini buah dada kanan ibu yang menjadi sasaran mulutku. Kugagahi seluruh jengkal tetek ibu yang besar itu sampai seluruhnya berlumuran air liurku. Sampai saat itu aku mulai hafal bau tubuh ibu yang memabukkan.
13111Please respect copyright.PENANAVcSU9ehX97
Selama penjelajahan mulut dan lidahku di dada ibu, aku telah menanggalkan celanaku diam-diam dan aku menunggu kesempatan untuk dapat menggeseki selangkangan ibu lagi.
13111Please respect copyright.PENANAByWUcfS1ab
“aku ga tahan, diiiik……..” tahu-tahu ayahku setengah berteriak,” aku mau masukkin burungku ke sangkar kamuuuuuu…….”
13111Please respect copyright.PENANAnV3Zyy5Wtu
Aku segera beringsut ke atas, mulutku tak lagi menggauli tetek ibu, aku lihat kesempatan untuk menggeseki selangkangan ibu lagi, maka sambil terus meremas kedua payudara ibuku, aku tergesa bergerak maju tepat saat ibu sedang membuka kedua kakinya untuk ngengkang sehingga memudahkan kedua kakiku yang tadi masih terjepit di antara kaki ibu.
13111Please respect copyright.PENANAN9FSLAkcVU
Ibu sedang terpejam sambil mendesah-desah. Untuk dapat menggesek kontolku di selangkangan ibu dengan mudah, aku harus agak duduk lalu menaruh kontolku di selangkangan ibu untuk kemudian menindih ibu. Namun ketika kulihat selangkangan ibu yang sedang ngangkang, kulihat baju mandinya sudah tertarik ke perut karena kedua paha ibu yang merapat ke atas, dan ternyata ibu tidak pakai celana dalam!
13111Please respect copyright.PENANACpXFoB9RWu
Dengan tiba-tiba kulihat jembut ibu yang dicukur rapi menjadi segitiga terbalik dengan belahan memek di bagian bawahnya. Kiri kanan memek ibu tercukur rapi sehingga bibir memek merah muda ibu terlihat jelas. Bibir itu sedikit merekah terbuka namun hanya memperlihatkan warna bagian dalam merah muda sedikit saja di bagian agak bawah. Warna sedikit lubang memeknya.
13111Please respect copyright.PENANAakiL92qgiT
Semua terjadi begitu cepat. Aku lihat kesempatan. Segera dalam hitungan detik tangan kananku menuntun kontolku ke rekahan kecil lubang memek ibu. Detik kepala kontolku bersandar di depan lubang kemaluan ibu itu, mata ibu melotot, namun detik berikutnya aku dorong pantatku keras-keras ditolong dengan tangan kiriku yang aku taruh di pinggul kanan ibu sebagai pegangan dan secara cepat juga tangan kananku memegang pinggul kiri ibu.
13111Please respect copyright.PENANANiEoudR0n4
Kurasakan kontolku tiba-tiba diselimuti gua yang sangat basah dan hangat. Dan secara cepat aku tindih ibu sehingga seluruh kontolku amblas dan selangkangan kami bertemu.
13111Please respect copyright.PENANAAC8ooErdej
“kontol ayah masuuuuuuukkkkkk!” teriak ibu sambil membelalakan matanya padaku.
13111Please respect copyright.PENANAuPd9x9frui
Kudengar ayahku di telpon sedang mendesah-desah juga sambil mengeluarkan kata-kata kotor mengenai persetubuhan virtual-nya dengan ibu. Kurasa ia sedang ngocok, tanpa mengetahui bahwa desahan dan erangan ibu bukanlah pura-pura melainkan sungguh karena vaginanya sedang ditusuk oleh kontol anak mereka sendir.
13111Please respect copyright.PENANAfz1wGo5NNr
Aku menindih ibu sambil secara buas menghujami lubang memek ibu yang basah, licin dan hangat yang menyelimuti batang kontolku. Dinding vagina ibu bagai mencengkeramku. Aku tahu bahwa ukuran kontolku masih ukuran anak remaja. Panjangnya hanya 13 senti saja. Namun dibanding dengan teman-teman sekelasku, aku termasuk yang terpanjang dan tergemuk. Selama ini aku di kala aku membayangkan bersetubuh dengan ibu, aku selalu membayangkan bahwa kontolku yang tidak terlalu besar ini, mungkin tidak akan sama rasanya dengan kontol ayah, dan mungkin agak susah bagi ibuku untuk menikmatinya. Selain itu, aku juga membayangkan bahwa memek ibu akan longgar bila kuentoti. Tetapi, semua bayanganku ternyata berbeda dengan kenyataan. Kontolku merasakan dinding kemaluan ibuku walau basah dan licin, tetapi dinding vaginanya itu kurasa mencengkramku dengan kuat. Dinding memek ibu kurasa cukup ketat menjepit batang kontolku.
13111Please respect copyright.PENANA7cSFeUxrpB
Aku serasa di surga. Baru beberapa saat kemudian aku menyadari kini kepalaku sejajar dengan dada ibu, dengan kepalaku yang hanya mencapai hidungnya dan mulutku yang beberapa senti di atas leher ibu. Dengan sedikit menekuk, mulutku mencapai puting kanan ibu dan mulai menyedot-nyedot.
13111Please respect copyright.PENANAUlOgNYS1Qy
“iyaaa terusss yahhhh……. Entotin ibu teruuuus…….. sambil sedotin tetek ibu……. Ayo yahhhh…… jangan berhenti……”
13111Please respect copyright.PENANA1oZPXPLziB
“Iya sayaaaang……. Kuentot kamu keras-keras….. itu yang kamu suka, kaaaan…..” terdengar jawaban ayahku di speaker phone ditingkahi erangan dan desahannya.
13111Please respect copyright.PENANANTqXWmSECR
Bergantian pentil kiri dan kanan ibu aku sedoti dan jilati, terkadang aku juga menjilati dan menyedoti bagian dada ibu yang lain. Kini tubuh kami sudah bermandikan keringat akibat persetubuhan kami yang sudah hampir sepuluh menit berjalan. Asin peluh ibu kunikmati di lidahku, dan seluruh dada ibu kini sudah habis kucupangi juga. Tubuh kami bermandikan keringat ibu, keringatku dan ludahku yang bercampur satu. Suatu cairan jus birahi yang terus kami aduk dalam luapan hasrat seksual.
13111Please respect copyright.PENANArGkx5x3GHW
Makin lama memek ibu yang sempit itu kurasakan semakin licin dan juga semakin hangat. Kini ibu hanya mengerang-ngerang tanpa ada satu kata pun terdengar.
13111Please respect copyright.PENANAP2X3JhZBaT
“aaahhhhh……. Aaahhhhhhhhh…… ahhhhhhh…….” Dalam suara yang baru kudengar, yaitu suara ibu yang melengking sementara kedua matanya setengah terpejam dan yang terlihat hanya bagian putihnya saja. Ibu sudah tenggelam dalam kenikmatan surgawi.
13111Please respect copyright.PENANAeRnSI0Vgbm
Kutarik kepala ibu agar menunduk dan kuserang bibirnya dengan buas. Kami berciuman dengan ganas dan liar. Bahkan kurasakan air liur ibu keluar membasahi kedua bibir kami. Kini suara ibu yang menggumam nikmat namun cukup keras terdengar sampai ke telepon di samping tempat tidur.
13111Please respect copyright.PENANAR83Xs3I1GR
Makin lama gerakanku makin cepat, dan ibu juga menggoyang pantatnya makin cepat. Kami berdua sedang berpacu menuju puncak kenikmatan. Kontolku sudah merojok-rojok lubang kemaluan ibu dengan cepat dan hampir tak ada hambatan sama sekali karena kelamin kami berdua sudah basah kuyup oleh cairan pelumas yang keluar dari dalam vagina ibu.
13111Please respect copyright.PENANAdbmgnsVJF2
Ibu melepas ciumannya dan mendongakkan kepalanya ke atas sambil mengerang keras,
13111Please respect copyright.PENANAQrJat6zXae
“Aaaayaaaahhhhh….. ibu sampaaaiiiiiiiiii…… aaaahhhhhhhh!!!!”
13111Please respect copyright.PENANAazWpFCEP9C
Kurasakan memek ibu berdenyut-denyut keras mencengkram melepas dengan cepat berkali-kali. Cengkraman ini membuat kontolku dijepit-jepit dengan keras membuat aku membabi buta merojoki vagina ibu dengan sekuat tenaga, tahu-tahu hidungku mendarat di ketiak kiri ibu yang basah, karena aku tak menyadari gerakan sendiri. Bau tubuh ibu yang alami kuhirup, hidungku merasakan bulu ketiak ibu yang pendek-pendek dan basah, aku menjadi tak tahan lagi. Sambil mengenyoti ketek ibu akhirnya aku menekan kontolku di lubang kelamin ibu dalam-dalam, dan menyemburkan air maniku ke dalam memek ibu yang nikmat itu berkali-kali.
13111Please respect copyright.PENANA2lG8J9gMfR
Kami terdiam beberapa saat. Baru kemudian kami tersadar ketika kami mendengar ayah berteriak di telepon,
13111Please respect copyright.PENANAoQJ7Yz8eLL
“aku juga sampaaaaiiiiiii”
13111Please respect copyright.PENANAtKy9Eoti4t
Aku dan ibuku berpandangan sebentar lalu tersenyum nakal satu sama lain. Saat itu kami berdua tahu bahwa segala sesuatunya akan menjadi berbeda.
ns 18.68.41.179da2