Heri adalah pemilik beberapa rumah makan ternama yang terkenal sangat mahal dibeberapa daerah di sekitar Denpasar dan Kuta, kebanyakan berada di wilayah Kuta dan sebagian kecil di Denpasar. Juga beberapa tempat hiburan seperti gedung olahraga dan tempat billiard. Hal ini membuatnya diharuskan tinggal di daerah Denpasar agar mudah memantau bisnisnya. Sebenarnya rumah makan ini terlihat tidak terlalu ramai, karena memang rumah makan itu hanya untuk "cuci uang" saja, sebuah situs j*** online yang tidak terlalu besar adalah pendapatan utama Heri. Walau situsnya tidak terlalu besar, namun bagaimanapun bandar selalu untung, dan keuntungan ini lebih dari cukup untuk menghidupinya, bahkan untuk menutup kerugian dari rumah makannya yang hampir tiap bulan pasti merugi.
Di rumahnya, Heri memiliki seorang pembantu, namanya Mira. Mira adalah perempuan yang berasal dari daerah Malang, sama seperti Heri. Mereka sudah berteman sejak kecil karena memang mereka juga seumuran, jadi mereka satu kelas sejak SD hingga SMP. Namun saat keduanya seharusnya melanjutkan ke jenjang SMA, Mira tidak memiliki uang dan terpaksa bekerja sampai luar kota, sedangkan Heri bisa melanjutkan ke SMA bahkan sampai lulus S1 di sebuah perguruan tinggi negeri di Kota Malang.
Saat di perguruan negeri itu juga ia mulai membangun bisnis J*** yang membuatnya memiliki kekayaan yang cukup besar pada usia 30 Tahun ini. Sedangkan Mira, ia sempat menikah sirih dengan seorang bule di Bali saat usianya menginjak 19 Tahun. Setahun kemudian ia dikaruniai anak perempuan yang sangat cantik. Namun saat usianya 25 tahun, si bule kabur ke negara asalnya tanpa meninggalkan sedikitpun harta untuk Mira, rumah yang tadinya ditempati Mira dan suaminya disita bank karena terlilit hutang. Untungnya, ia bertemu dengan Heri yang kebetulan sedang membutuhkan pembantu. Mira dan anaknya pun diizinkan tinggal di rumah Heri.
Heri sendiri sudah menikah dengan seorang bule saat usianya 24 tahun. Setahun kemudian ia dikaruniai seorang anak laki-laki, namun istrinya meninggal beberapa saat setelah melahirkan. Karena itulah ia mengajak Mira untuk menjadi pembantunya, untuk menjaga rumah dan anaknya.
Mira sebenarnya tidak hanya melakukan tugas pembantu selayaknya pembantu, ia juga sering "memuaskan nafsu" Heri. Mira tidak keberatan karena Heri juga memberikan uang tambahan karena itu.
Suatu hari, Heri tidak sengaja melihat anak Mira yang berusia 10 tahun sedang berendam di bak plastik, namanya Sasa. Ia terangsang melihat puting Sasa yang baru tumbuh dan berwarna merah muda di tubuhnya yang ramping, serta wajahnya yang putih dan cantik karena ada keturunan bule. Ia tak pernah membayangkan kalau ia akan terangsang melihat tubuh anak kecil. Bayangan tubuh telanjang Sasa melayang-layang di pikirannya sampai berhari-hari.
Sampai akhirnya sebuah kesempatan pun datang. Saat itu Mira akan melayani Heri, Mira mengatakan kalau ia butuh uang lebih untuk ibunya yang ingin membuat warung di desa. Heri pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, ia mengatakan kalau ia akan memberikan uang tambahan kalau ia bisa menyetubuhi Sasa juga. Mira kaget mendengar itu, namun setelah beberapa saat Heri menyuruhnya untuk mengambil sisi positifnya, dan mengucapkan nominal uang yang akan diterima Mira dan Sasa, Mira pun menerima tawaran Heri.
Saat Sasa pulang dari sekolah, ia langsung dipanggil Heri dan Mira untuk ke kamar Heri. Mira mengatakan kalau Heri akan memberinya hadiah kalau Sasa mau menuruti permintaan Heri. Sasa pun mengiyakan permintaannya. Awalnya Heri menciumi Sasa. Tidak lama Heri menciumi Sasa, ia melepas seragam sekolah Sasa dan juga kaos singletnya. Nampaklah puting payudara yang baru tumbuh dan berwarna pink itu. Heri langsung menciumi dan memilin puting itu hingga Sasa mengelijang kesana-kemari. Setelah puas memainkan puting Sasa, Heri melepaskan celananya dan menyuruh Sasa untuk mengoralnya. Awalnya Sasa tidak mau karena merasa jijik, akhirnya Mira mencontohkannya dulu. Ia mengoral penis Heri beberapa saat, kemudian menyuruh Sasa untuk melakukan seperti yang dilakukan Mira. Sasa kemudian mulai mengoral penis Heri.
Saat itu juga, Mira menyodorkan susunya ke Heri. Puting payudara yang berwarna coklat tua itu dihisap Heri sembari penisnya dioral Sasa. Setelah dirasa penisnya cukup basah, Heri membaringkan tubuh Sasa. Kemudian mengarahkan penisnya yang sudah mengacung keras itu kearah vagina Sasa.
Ia perlahan mencoba untuk menembus vagina Sasa yang masih rapat itu. Saat kepala kemaluan Heri sudah sedikit masuk ke vagina Sasa, Sasa merintih kesakitan. Heri kemudian tidak melanjutkan gerakannya dan membiarkan vagina Sasa beradaptasi dengan penisnya.
Sambil menunggu, Heri kembali memainkan puting payudara Sasa. Heri menciumi kedua puting Sasa, kadang Heri juga memilin puting Sasa. Sasa pun terangsang terbukti dari vaginanya yang makin basah.
Saat Sasa sudah terangsang, Heri mencoba memasukkan penisnya lebih dalam lagi. Memang lebih mudah, tapi Sasa masih merasa kesakitan. Saat ini penis Heri sudah masuk separuh, ia dapat merasakan ada sesuatu yang menghalangi penisnya untuk masuk lebih dalam. Ia diam untuk beberapa saat, kemudian langsung memasukkan penisnya lebih dalam lagi. Diiringi suara jeritan Sasa, Heri sudah berhasil mengambil keperawanan Sasa. Air mata Sasa mengalir di pipinya, ia merasakan perih di vaginanya. Setelah diam beberapa saat, Heri memaju-mundurkan badannya. Setelah agak lama, Sasa bisa merasakan kenikmatan dari bercinta. Ia mengalami orgasme beberapa saat kemudian. Heri merasakan penisnya seperti dipijat-pijat didalam vagina bocah berusia 10 tahun itu. Heri tidak bisa menahan kenikmatan yang diberikan Sasa, ia pun melepaskan spermanya di dalam vagina gadis kecil itu.
ns 15.158.61.48da2