Lorong Timur SMA Elang Harapan selalu sepi, jarang dilalui siswa karena lokasinya dekat ruang arsip yang dianggap membosankan. Namun, pagi itu, lorong tersebut menjadi tempat kejadian yang menggemparkan. Jovan, siswa kelas 12 yang dikenal pendiam tetapi berbakat, ditemukan tewas tergeletak di lantai. Wajahnya penuh luka memar, dan di tangannya tergenggam sebuah catatan kecil dengan tulisan yang sulit terbaca.
Pihak sekolah segera menyatakan kematian Jovan sebagai kecelakaan tragis akibat terpeleset dan terbentur benda keras. Namun, Grizellyn Rossa tidak yakin. Sebelum polisi tiba, ia tanpa sengaja melihat catatan yang tercecer di dekat tubuh Jovan. Tulisan itu berbunyi
“Hanya kegelapan yang tahu rahasiaku.”
Kejadian ini menjadi pembuka rentetan peristiwa aneh di sekolah. Guru-guru terlihat tegang, beberapa siswa mulai saling menyalahkan, dan rumor bahwa Jovan dibunuh mulai beredar di kalangan siswa.
Setelah insiden penemuan mayat Jovan, pihak sekolah segera menutup lorong Timur untuk investigasi. Polisi yang datang ke lokasi tampak tidak terlalu mendalami kasus tersebut, menerima kesimpulan cepat bahwa kematian Jovan hanyalah kecelakaan. Namun, rumor mulai menyebar di kalangan siswa, mengatakan bahwa Jovan terlibat masalah besar sebelum kematiannya.
Grizellyn, yang penasaran dengan tulisan di catatan kecil itu, memutuskan untuk menyelidiki sendiri. Dalam diam, dia mengamati hal-hal yang tidak masuk akal di sekitar kasus tersebut:
1. Catatan yang Hilang: Catatan kecil yang ditemukan di tangan Jovan tiba-tiba menghilang saat polisi tiba. Namun, Grizellyn sempat memotretnya dengan ponselnya secara diam-diam.
2. Luka di Tubuh Jovan: Grizellyn mendengar dari teman di UKS bahwa luka di tubuh Jovan terlalu parah untuk disebut "kecelakaan." Ada bekas cekikan di lehernya, seolah-olah dia sempat melawan sebelum meninggal.
3. Kamera Pengawas Mati: CCTV di sekitar lorong Timur dilaporkan mati selama 24 jam sebelum kejadian, sesuatu yang jarang terjadi di sekolah elit seperti itu.
ns 15.158.61.8da2