
Bu Ririn ( Mama Adit )
aku mengayun tanganku untuk mencapai tembok kolam renang. Dengan kaki juga yang stabil aku mencoba latihan bernafas dengan renang gaya bebas.
Aku seringsekali berenang untuk mengontrol nafas dan emosiku. Tugas sekolah. membuatku stress. Tiap sabtu atau minggu aku akan ke kolam renang. Hari ini tepatnya hari sabtu banyak sekali keluarga yang berenang.
Aku biasanya tidak terlalu peduli dengan mereka dan lanjut bercerita. Namun aku terpana dengan seorang wanita berhijab yang sedang berenang gaya katak. Gerakanya sangat bagus. Selain gerakan aku fokus ke tubuhnya, entah kenapa sangat seksi ketika air menampakkan tubuhnya. Sayangnya dia memakai baju oversize.
Aku sampai di tembok kolam renang dan ingin balik. Aku mendorong kedua kakiku untuk menambah tekanan. Tiba tiba anak melompat dari atas dan mengenai kepalaku. Aku pusing namun aku mengendalikan gerakanku sedangkan dia menangis saat tubuhnya mendarat di kepalaku.
Orang orang melihat dan anak itu tidak melanjutkan berenangnya. Aku mencoba untuk berdiam diri dan kembali ke tembok berenang. Saat ingin mendorong seorang ibu ibu datang menghampiriku.
"Eh kamu sini keatas, saya mau bicara sama kamu." Ucap ibu ibu yang tadi aku terpana. Dia memakai baju hitam dan celana hitam serta jilbab hitam. Pantatnya montok dan tubuhnya sangat bohay.
"Kenapa bu?" kataku menaikkan tubuhku ke atas.
"Jangan pura pura bodoh ya, kamu nangisin anak saya." Ucap ibu itu.
"Sabar bu sebaiknya kita menepi." Aku mendekati tempat tasku. Disana ada tiga kursi, satu kursi untuk tas dan dua kosong. Aku dan dia Duduk sedangkan anak itu masih saja menangis.
"Eh saya mau kamu bertanggung jawab ya!! udah celakain anak saya." kata ibu itu
"nyelakain? saya lagi berenang biasa bu. Anak ibu tiba tiba lompat. Saya ga bisa liat atas dong bu harusnya anak ibu tau ada orang dibawah, sabar dulu gitu" bingung aku
"Ga usa banyak alasan kamu." ketus ibu itu
"Saya ga mau bertanggung jawab." Tegasku
"Dek adit kamu liat laki laki pengecut yang cuman bisa sok tegas angkuh ga mau bertanggung jawab jangan sampai kamu kaya dia ya." ejek ibu itu kepadaku.
"iya maa." ucap Adit
"Dit gimana kamu udah gapapa?" tanya teman temannya.
"Udah bro." ucap adit
"Yasudah sini berenang lagi." kata salah satu temannya. Adit langsung masuk kolam renang.
"Sekarang setidaknya kamu tu ada tindakan ga diem doang." pinta ibu itu.
Aku teringat kalau kemaren malam aku mendownload aplikasi pengendali pikiran di website. Awalnya aku download itu untuk mengelabui guru matematikaku yang berisik kepada tugasku. Namun kini aku sepertinya akan mencoba kepadanya. Aku takut gagal namun aku nekat melakukannya.
"Bu saya transfer deh." ucapky dengan sopan. Ku buka aplikasinya dan terlihat pusaran seperti kacamata hipnotis
"Nah gitu dong kan sama sama damai, tapi duit aja ga cukup saya mau kamu obati tubuh Adit anak saya." katanya
jujur ibu ini ngeselin banget dan banyak minta.
Ku tunjukkan handphoneku dan dia langsung terpana dengan aplikasi itu.
"Bu yang benae lihatnya ya." Ucapku
"Apa ini apaaa kenapa bukan bukti transfer?? kepalaku pusingg kepalaku pusing. Apaaaa ini. Apaa in." ucapnya yang langsung terdiam kaku.
Aku melambaikan tangan dan dia tidak bereaksi. ku lihat Adit dan teman temannya sedang fokus.
"Bu haloo bisa denger saya?" tanyaku
"Iya tuan." katanya. Sepertinya aplikasi ini berhasil.
"Ibu mau ikut saya ke kamar mandi ga? pelan pelan biar ga ketahuan." ucapku
"Mau tuan." Nurut ibu itu yang sudah aku kendalikan.
Kita berdua jalan bersama dengan pelan pelan menuju kamar mandi. Entah kenapa orang orang tidak sadar ketika aku memasukannya ke dalam kamar mandi cowo. Di dalam hanya ada satu orang. Aku masuk ke kamar mandi pojok dan dia masuk tanpa malu. ku tutup pintunya dan ku nyalakan air untuk meredan suaranya.
"Wah ibu tu punya badan yang seksi." ucapku sambil meraba tubuhnya yang terkena air dari shower.
"Makasi tuan." ucapnya
"Bu nama ibu siapa?" tanyaku.
"Saya Bu Ririn, saya bekerja sebagai pedagang dimsum." ucapnya
"Wah mau dimsumnya bu hehe tapi taro di tetek ibu jadi saya sekalian jilat." bercandaku. Aku tanpa malu meremas payudaranya dan sangat kenyal sekali.
"Boleh tuan, akan aku bawakan dimsum untukmu." ucap Ririn
"Ririn sekarang kulum kontolku." ucapku
"Baik tuan." kata Ririn yang jongkok dan membuka celanaku. Dengan wajah basah Ririn mencium cium penisku dan mengulumnya pelan pelan. Wanita berhijab ini yang tadinya memarahiku kini melayaniku.
"Enak ga rin?" tanyaky sambil mengusap jilbabnya.
"Enak banget tuab slurrrrp." Ririn menikmatinya
"Ini adalah bayaran dari kejadian tadi." Aku mendorong kepalanya sampe suara tenggorokan terdengar.
"HMMMMMMM MAAAF SLURRRP TUAAAAN TADI AKU SALAH MEMARAHIMU, KINI BAYARAN YANG HARUS AKU BAYAR." ucap Ririn dengan lantang namun terdema suaranya oleh shower.
dia mengocok kontolku dengan lihai dan liar. Dia kesenengan dengan menaruh air liurnya untuk melicinkan kontolku. Sperma muncrat ke wajahnya lalu ku suruh telan. Ririn menelan sperma yang bukan milik suaminya.
"Berdiri dan buka pahamu." ucapku
"Baik tuan." Pahanya dibuka lebar dan aku mulai menggosok memeknya dari luar celana. Dia menahan desahan.
"Kamu suka ya gini? hahaha" kataku dengan lebih keras menggeseknya
"Iya tuan enakk aku sukaa." Ririn jujur dengan perasaanya.
"Adit itu tolol anjing, dia ga bener jadi anak aku mau kamu selalu memarahi dia apapun yang dia lakukan." Ucapku. Aku mulai meremas teteknya lagi
"Iya tuan adit tolol, aku sangat ga suka dengan anakku itu." Kata Bu ririn yang tadi membela anaknya
"Benci kamu harus benci Rin." tegasku
"Iya tuan aku benci anak aku adit, aku malas jadi ibunya, aku malas mengurusinya akuu malas dan muak dengan anakku aditt AHHHHH." Ririn tak bisa menahan sangenya
Air kencing keluar membasahi celana Ririn.
ns 15.158.61.16da2