Namamu?
Bising dering jam berbunyi di samping telingaku,terasa menjengkelkan memang merasakan pergantian hari yang begitu cepat dan semakin melewati nya aku merasakan semakin takut akan melupakan sesuatu yang terasa sangat penting bagiku,tapi entah apa. Perasaan itu terasa sangat mengganjal setiap kali hari berganti.
“Senaaaa !!.”
Ah suara itu pasti akan terdengar bersamaan dengan suara alaram ku,seakan itu seperti aku memasang dua alarm yang berbeda pada waktu yang sama .
“Astaga,banguun.!!”
“yang pasang alarm siapa , yang bangun siapa.” tegas emak ku.
Itu akan berlangsung sampai aku benar benar lepas dari rayuan bantal ku .
“siapa yang suruh pasang alarm si mak” Sindirku kepada emak sambil menggulatkan badanku di atas kasur.
“bangun aja yang siang , emak doain kawin tua aja yaa ? biar bisa nabung dulu emak’’ sambil nyiniyir di depan pintu .
Doa orang tua mana coba yang punya versi sama kayak punya emak .
“iya maaak , iyaaa!! udah bangun nih , jahat amat si doain nya ”
“Nah gitu ,kalo bangun emak doain nikah cepet”
“Lagian Sena juga masih SMA mak dih emang segitu pengennya apa punya cucu ?”
Yah ini dia repot nya punya emak yang terobsesi sama hal hal imut , dia pengen banget punya cucu tapi lupa kalo anak nya yang paling gede masih SMA kelas 2 .
“Eh sen , lu liat kan itu anak nya tetangga sebelah , masih muda juga mereka tapi udah punya anak , mana lucu lagi , gemes banget liat nya besok bikin yang kayak gitu ya buat emak”
“kenapa gak bikin sendiri aja si mak ? Apa pelihara kucing aja gitu ?”
“kan udah , keluarnya rengga imut pas belum bisa ngomong doang , giliran udah bisa ngomong malah ngeselin. . udah buruan bangun !! cuci muka terus ngapain kek sana asal jangan molor lagi ”
“iyaaa mak” sautku.
Aku terpaksa bangun sebenarnya masih sedikit malas untuk memulai pergerakan pertama di hari pertamaku pindah ke kota ini , Purworejo kota yang tidak begitu ramai juga tidak begitu sepi kota yang nyaman tidak seperti Jakarta yang penuh dengan carut marut dengan segala polemik nya dan entah itu di mulai kapan dan berakhir kapan . Jakarta, kota yang tak pernah tidur .
Sekilas di dalam pikiranku tersirat keinginan untuk lari pagi sembari bersiap siap aku membayangkan sepertinya asik berada di tepian laut pantai ketawang sembari menunggu emak selesai menyiapkan sarapan .
“mak . . sena berangkat”
“eh mau kemana heh , masih pagi gini , bukannya bantuin masak ?”
“Cari jodoh mak” celetuk ku sambil ngeledek.
Terlihat pemandangan yang tak pernah ku jumpai di Kota besar seperti Jakarta. Area persawahan yang hijau , angin yang berhembus tipis di tengah sinar matahari yang secara perlahan menghilangkan tebalnya dinginnya pagi. Menara pantau laut yang telah lama tidak terpakai menambah indahnya pemandangan di sini. Ini benar benar sangat menyenangkan, setidak nya ada yang membuat pagi pertamaku di kota ini terkesan selain gaduh nya emak dan rengga yang tidak pernah berhenti membuatku terkesan setiap hari.
“meowww”
“meeoow”
Suara kecil yang lembut dari hewan yang selalu menjadi usulan ku kepada emak agar obsesinya dengan hal hal imut terselesaikan , mengaggetkan ku dari belakang . Tanpa ku sadari sepertinya aku sudah terbawa suasana pedesaaan yang menggoda mata hingga tak sadar dari tadi ada suara gemerincing kecil yang mengganggu ku dari belakang , ternyata kucing ini telah mengikutiku dari pertama kali aku keluar rumah .
“haloo kucing . .”
“Kamu ngikutin aku dari tadi yaa”
“meeooow” cuma itu memang si yang bisa di katakan , sebenarnya aku tak terlalu biasa dengan hewan , tapi kucing ini ternyata jinak .
“Kamu rumah nya dimana?”
Setelah pertanyaan kedua aku sadar , apa bisa kucing menjawab pertanyaan manusia ?. Setidaknya aku tertawa geli di dalam hati merasa sangat konyol pagi ini berbicara dengan kucing yang mengikutiku di hari pertama aku bangun di kota yang baru pertama ku tinggali .Tertulis di kalung nya nama “Milo”.
Selang sesaat setelah aku memegang kalaung nya , Milo pergi berlari entah kemana seakan akan dia mengikutiku hanya untuk memperkenal kan dirinya kepada ku .
“Heran , kucing kecil begitu larinya bisa kenceng banget , apa karna kaki nya ada 2 pasang kali ya ?” gumamku dalam hati.
Aku melanjutkan lari pagi ku , tanpa sadar ketika melihat jam tangan waktu menunjukan pukul 06.30 , aku bergegas pulang untuk mempersiapkan hari pertama di sekolah baru ku .
Dari depan rumah terdengar suara emak yang sedang kerepotan dengan kelakuan rengga dan juga mengurus persiapan masakan .
“Sena Pulang mak . . .”
“Ah kemana aja si Sena , ini lho adik mu tu di urus kalo mama lagi masak”
“Katanya di suruh bangun , terus ngapain kek gitu . . cari jodoh gitu kali ” sembari mengembalikan kata kata bijak dari emak soal jodoh .
“Terus udah dapet jodoh ?”
“udah dong mak”
“Serius tuh ? mana mana ? anak mana ? coba emak liat poto nya ?”
“Tapi sayang nya masih sama orang kali jodoh nya sena mak jadi gak tau bentuk nya kayak gimana ” sembari tertawa merasa sungguh menyenangkan meledek emak di pagi hari .
“ini anak emang bener bener asal terus ngomongnya ga pernah bener”
“Anak siapa dulu dong . . emak gitu lhoo”
“Udah sana mandi buruan !! telat nanti sekolah nya . . sarapan jangan lupa di bawa udah emak sedian itu uang saku ada di atasnya ”
“Uh . . Pokok nya emak sena emang terbaek sejagat raya”
“Pinter kalo udah dapet jatah aja kamu , dah sana mandi , siap siap”
“Oke boss”
Berkutat dengan peliknya pagi memang terasa sangat menyebalkan , kenapa apesnya hari pertamaku pindah bukan sabtu atau minggu , setidaknya aku masih merasakan keberuntungan bukan pindah di hari senin karna harus mengikuti upacara bendera dan sudah dipastikan pastikan kepala sekolah akan memenggilku untuk memperkenlakan diri di hadapan semua siswa , membayangkan nya saja membuatku merasa mati .
“Senaaaa , sen sen” heboh sendiri
“Iya mak iyaaa bentar , ni tinggal bentar lagi”
“apaan si mak ?” sembari keluar dari kamar dengan sebagian seragamku yang masih belum rapih .
“ini ni ni . . ada surat nihh”
“terus ? apa hubungan nya sama sena mak ?”
“kayaknya buat kamu ini”
“idih sok tau dehh , surat tagihan listrik kali mak”
“sembarangan , udah emak beresin semua sebelum pindah” sambil ngotot , tetap ngotot dan terlihat mata emak bersinar sinar berharap itu surat dari cowok random entah dari mana yang tiba tiba memberikan surat untuk perkenalan keapada cewek kota yang baru saja pindah ke pedesaan ala ala film romansa jadul .
“terus berarti tagihan utang kali mak , dari bank”
“ini anak ga paham bener , liat dong surat nya bentuknya kayak gini , gak mungkin kan surat dinas”
“oohh berati itu surat cinta mak”
“nah itu dia maksud emak sen , nih buruan buka”
“gak ah , sena gak mau . . siapa tau itu surat buat emak bukan buat sena”
“eh masak si sen ? bisa juga gitu ya sen ?” salah tingkah maksimal emak
“ah enggak enggak , mana mungkin” sautnya kembali
“Udah mak pede aja , itu buat emak bukan buat sena”
“sena berangkat dulu ya mak , udah mepet nih” lanjut ku agar bisa lolos dari emak yang sedang heboh
“ini surat nya gimana”
“buat emak aja , daaaaa emaakk” menglihkan perhatian emak dari topik favoritnya yaitu urusan jodoh dan hal hal imut itu hal ter-ribet yang ku ketahui selama ini , bisa gawat kalau di hari pertama pindah aku terlambat memasuki gerbang sekolah .
“moga aja aman , gak telat gak telat semoga gak telat” hanya kalimat itu yang tergumam dari mulutku sepanjang perjalananku ke sekolah baru ku .
Di saat waktu mulai bergulat dengan langkah ku yang sudah mulai melambat , di tepi jalan terakhir sebelum sampai ke depan gerbang sekolah , aku melihat seorang gadis kecil berpakaian seragam merah putih hendak menyebrang jalan dengan gelagat yang aneh seolah dia sedang menunggu seseorang yang bersamanya dari tadi.
Sekilas aku memalingkan pandangan ke arah kaki ku yang sudah terasa sangat berat karna jauh nya perjalanan ke arah sekolah dan menyemangati diriku sendiri untuk tetap melangkah , pelan tapi pasti aku mulai mendakti adik kecil ber seragam merah putih itu , jaraknya hanya beberapa meter dari arahku sekarang. Ketika aku berfokus kepada adik kecil yang mulai menyebrangi jalan aku terhentak kaget dengan suara klakson mobil dari arah belakang ku berjalan hanya butuh sesaat aku telah menyadari bahwa adik kecil itulah penyebab mobil itu membunyikan klakson nya .
“Adek kecil, awaaasss . .” sontak kaki ku yang mulai melemah memaksakan kehendak untuk berlari ke arah nya , Berharap masih sempat untuk meraih tas yang di gendong nya dan menariknya kebelakang agar terhindar dari mobil yang sedang susah payah mengendalikan lajunya.
“Gubraak !” Itu adalah ingatan terakhir ku sebelum aku terbangun.
Sedikit demi sedikit mataku terbuka aku melihat ke langit langit , aku tak tau dimana tempat ini , yang aku tau aku berada di atas tempat tidur yang terlihat seperti rumah sakit , yang aku tau dengan pasti adalah kejadian tadi pagi yang seperti mengganggu ingatan ku , entah kenapa setelah terbangun aku merasakan rasa sesak teramat sangat di dadaku seolah ada sesuatu yang penting yang tak ingin ku lupakan tapi aku telah melupakannya .
“Oh kamu sudah bangun”
“kamu tadi pagi pingsan di dekat sekolah , ini kamu lagi di UKS sekolah”
“Nama Ibu Wati , ibu petugas UKS di SMA7 Sena” Lanjutnya .
Dari perkataan nya aku mengetahui fakta bahwa aku pingsan tadi pagi tapi entah kenapa , aku teringat gadis kecil yang akan menyebrang jalan tadi.
“Bagaimana adik kecil tadi bu” menyahut pernyataan dari bu Wati , bersamaan dengan kata kataku yang terucap kepala ku merasa sakit , dadaku terasa sesak ingatku bercampur dengan ingatan lainnya tapi aku tidak tau dari mana asal ingatan itu .
“ Udah-udah sena istirahat aja dulu, ga usah maksain istirahat aja dulu”
“tadi pagi bersamaan kamu pingsan , memang ada kecelakaan mobil tapi ga ada korban jiwa kok sena gadis kecil yang kamu maksud itu gak kenapa kenapa kok”
Aku merasa sangat senang ternyata gadis tadi selamat .
“kamu satu satunya yang pingsan tadi pagi di dekat kejadian , kamu tadi di bawa seorang anak cowok ke depan gerbang sekolah , tapi kata penjaga gerbang dia bukan murid SMA kita , dia cuma nitipin ini ke penjaga tadi , ini ibu kasi-in ke kamu” Sembari mengeluarkan kertas dari sakunya .
“yaudah istirahat dulu kamu disini , ini air putih nya ibu taruh disini aja ya , kalo gitu ibu tinggal dulu ya”
Aku hanya bisa mengaggukan kepala, tidak ada sepatah katapun yang bisa keluar dari mulutku setelah perkataan terakhirku menanyakan keadaan gadis kecil tadi , aku mulai membuka kertas yang dilipat menjadi empat bagian yang di titipakan kepada ibu wati tadi .
Kesal separuh jengkel juga rasa malu yang teramat mulai mengalihkan perhatian rasa sakit dan sesakku yang tadi bertumpuk .
“Ah sena kamu kok bego banget si” itu yang tersirat dalam pikiran ku saat membaca apa yang tertulis di tulisan tadi .
“MAKANYA , BESOK LAGI HABIS LARI PAGI JANGAN SOK KUAT LANGSUNG BERANGKAT SEKOLAH GAK PAKE SARAPAN PAGI , JALAN SEMPOYONGAN SOK SOK MAU LARI NOLONGIN ORANG SEGALA SI”
Isi dari kertas tadi terasa sangat menjengkelkan,aku memasukan kertas tadi kedalam kantong ku dan memastikan tidak ada seorang pun yang melihatku membacanya.Di hari pertama kenapa aku harus pingsan karna hal konyol ini , yang akan terjadi selanjutnya adalah pertanyaan yang banyak dari teman sekolah ku dan aku pasti akan langsung menonjol di antara teman kelas yang lain bahkan mungkin satu sekolah akan mengenalku sebagai“murid pindahan baru yang pingsan di hari pertamanya masuk sekolah” aku harus bagaimana sekarang ? hal selanjutnya yang telat kusadari adalah siapa anak laki laki yang membawaku sampai ke depan gerbang ? kenapa bisa dia tau aku tidak sarapan dari tadi pagi ? kenapa dia bisa tau aku lari pagi ?
“siapa kamu ?” itu yang terbesit dalam pikirku , aku kembali membuka kertas tadi betapa terkejutnya diriku ketika melihat di balik liipatan kertas tadi ada tulisan yang terlewatkan karna aku terburu buru membacanya .
“Namamu ?”
ns 15.158.61.5da2