Saat itu kelas Inas ribut, padahal bel masuk sudah berbunyi. Dengan santuy Inas menelungkupkan kepalanya di meja , kerudung putihnya di lilit lilitkan cuman terlihat kedua matanya.
" Nas, tau nggak ada ustad baru loh. Ganteng banget katanya ngajar bahasa Arab nggatiini ustad Burhan. Kelas sebelah udah heboh" kata Safiya sobatnya yg duduk di depannya.
Inas nggak respon " aku ngantuk, habis sholat subuh udah lari keliling komplek 3 kali .hadew, badanku rasannya capek. "
" ye, siapa nanya juga. Siapa yg suruh kamu lari"
" sudahlah, klo ustadnya masuk kamu bangunin aku" kata Inas pelan seraya menelungkupkan mukanya semakin dalam ke kedua lengannya yang di lipat. Sepuluh menit kemudian Ustad Dzaky datang siswa perempuan pada heboh. Yg tidak heboh hanya Inas yg beada di alam mimpi. Dari tadi Safiyah bangunin Inas tapi tuh anak masih tidur gak bangun bangun. Ketika di absen pas giliran Inas semua pandangan tertuju di Inas. Banyak yg menahan tawa.
" Inaz Azizah apa ada anaknya ?? "
" tuh lagi tidur pak ustad"
" bangunin"
Akhirnya inas terbangun. " cuci mukamu. Jangan tidur di kelas" inas berdiri dan melakukan gerakan hormat seperti hormat pas waktu upacara.
" siap!!!" Dengan langkah tegap Inas keluar menuju tiolet untuk cuci muka. Dzaki hanya menggelnag gelengkan kepalanya. Dan setiap Dazky masuk kelas Inas , ia selalu mendapati Inas selalu tertidur dan juga mukanya di lilit lilit kerudung hingga kelihatan kedua matanya . Kadang jaket hodie nya di pakai lalu di tali rapat dan pake masker. Dan lebih aneh lagi kadang hasduk pramuka ia pake sebagai masker.
Akhirnya Dzaky penasaran dan bertanya kenapa Inas penampilannya seperti itu
" Inaz Azizah kenapa penampilanmu seperti itu???"
" Inas tumbuh kumis pak?" Cletuk Farhan teman sekelas Inas.mendengar itu sontak anak anak tertawa. Dan inas dengan santuynya mengacungkan jempol ke Farhan.
" kamu jangan bercanda."
" iya pak Inas juga tumbuh jenggot" dan lagi Inas mengacungkan ke dua jempolnya.
" Inas kesini kamu!! Maju dan kerjakan soal nomer 1 baca dan terjemahkan" Inas menggerutu kesal ia paling gak bisa bahasa Arab. Dari sekian nilai yg paling jelek adalah nilai pelajaran bahasa Arab.
" jangan tutupi mukamu " perlahan Inas melepas lilitan kerudungnya dan jreng melihat muka Inas , Dzaki terkejut mau tertawa namanya Ustad ya gak pantes, mau marah pagi pagi suruh marah ya gak pantes. Terlihat wajah Inas yang di gambar kumis dan jenggot dengan bolpoint kontan saja seluruh kelas tetawa terbahak bahak.
" nas jangan di hapus ku rekam dulu nanti tak unggah di tiktok bakal viral" kata farhan usil.
" kalian, diam. Dan kamu apa gak malu mukamu kamu gambarin spt itu"
" malu gmn Ustad kan kemarin kemarin anak anak bilang mukaku tumbuh kumis dan jenggot nah terjadi sekarang ustad"
" Ya Allah yah Tuhanku baru kali ini aku ketemu murid yg super konyol perempuan lagi" pikir Dzaky.
" keluar cuci mukamu"
" siap ustad"
"Akhirnya lolos juga aku dari ngerjakan soal" guman Inas. Walaupaun ustadnya ganteng Inas sama sekali gak tertarik Apalagi setelah tau cara mengajar Ustad Dzaky yang super kiler para siswi putri antara senang dan takut ketika ada pelajarannya. Senangnya lihat yg seger seger yang nggak senengnya Ustad Dzakiy terkenal memberi tugas banyak dan pelit nilai apalagi tukang hukum klo gak ngerjain pr. Inas yg langganan di hukum mulai berdiri di depan kelas sampai bersiin halaman sekolah.
Begitulah hari hari Inas disekolah. Klo ketemu pelajaran Ustad Dzaky ia pasti cari cara gmn melarikan diri untuk gak ngerjain soal. Maklum otaknya gak mau di ajak kerja sama waktu jawab soal.
* * * *
Minggu siang yang panas dengan santai Dzaky megambil air es di ruang makan.
" Asslamualaikum"
" waalaikum salam"
Belum sempat Dzaky beranjak dari tempatnya berdiri, seorang gadis berkerudung pink ngeloyor masuk tanpa permisi.
" Abah...Abah Soleh... ini pesanan Abah" kata gadis itu
" Eh, ustad . Aneyongseon." Inas menarik tangan Dzaky untuk salim. Dzaky kaget ia sempat terbatuk batuk melihat inas.
" Abah lagi di kamar mandi" Jawab ummi Ida umminya Dzaky dari dapur.
" umi lagi masak ya, duh perutku laper mi. Apa ada makanan ??"
" tuh di meja makan ada pepes ikan , sisa sarapan pagi tadi . kamu habisin klo mau" gak pake lama Inas cuci tangan langsung ambil piring dan makan dengan lahap tanpa memperdulikan Dzaky yg terpaku dengan tangan masih memegang gelas air Es. Dalam otaknya berfikir kenapa nih anak gak ada sopan sopannya masuk ke rumahnya sak enaknya sendiri seperti rumahnya saja. Lalu Dzaky menghampiri Abahnya yg dari kamar mandi sedang duduk santai di kursi panjang terbuat dari bambu.
" Abah gadis itu...."
" oh, Inas murid pencak silat kesayangan Abah. Lah kamu jarang di rumah. Habis selesai mondok terus kuliah pulang ke rumah pun jarang jarang. Setelah adikmu Haidar mondok rumah jadi sepi. Jadi inas ku suruh sering ke sini untuk nemenin umi sama abah."
" dia itu juara dua Tingkat provinsi loh. Abah yg latih tuh fotonya" Abah menunjuk sebuah foto . Dzaky nggak sadar klo di ujung tembok ada foto Abah dan Inas memegang piala.
" kapan foto itu ada yah?" Pikir Dzaky.
" Abah ini pesanan Abah."
Inas memberikan beberapa tumpukan CD
" ini ada pertandingan Silat yang tak download dari internet bah. Sama film silat kesukaan Abah"
" ayo kita tonton" abah membuka Almari terlihat TV besar di situ.
"Loh kapan Abah beli TV gede ini???"
" lah kamu pulang ke rumah baru sebulan ya mana tau"
Dengan serius Inas dan Abah menonton pertandingan silat. Sedang Dzaky yg sedari tadi di cuekin sempat sebel melihatnya.
" inas bukankah besok ada ulangan bhs arab, terus tugas kamu udah kamu kerjakan?" Tanya Dzaky
" Gampak ustad, entar tak kerjain nanggung nih lihat pertandingannya, wues...cek ..cek..cek tendanganya bah mantab betul" Inas masih cuekin Dzaky
" lah iya, mumpung disini nas coba kamu belajar sama Dzaky ia kan gurumu biar meningkat nilaimu yang ancur itu" kata umi sambil membawa buah semangka.
" eng....gmn yah...??susah mi aku nggak bisa bhs Arab aku kan orang indonesia jadi sulit mi wajar kan"
" halah, modus aja bilang aja kalo malas"
" he...he...he... ngerti aja ustad ini"
"Iya sana, belajar sama dzaky. Klo nilamu ancur, terus gak lulus malu maluin masa juara 2 tingkat provinsi gak lulus sekolah gara gara nilainya ancur" sahut Abah.
Akhirnya dengan terpaksa Inas belajar dengan Dzaky yg super kiler. Sak seringnya dahi Inas merah kena sentil atau di pukul dengan ujung pena.
" ustad ini namanya kekerasan dan melanggar hak asasi manusia, klo gak bisa ya jangan di sentil dong"
" woi ,dirimu atlit silat segini aja udah mengeluh. Apa perlu di tendang , di pukul atau di cium biar pinter???"
" what, di cium ustad?" Kata Inas kaget
" iya di cium pake sepatu. Mau???"
" yah...Ustad"
" cltak, au...." kembali ujung pena mendarat ke dahi Inas.
"Masih kecil, pikirannya udah ngeres"
"Ustad !!!!!......" seulas senyum terukir di wajah Dzaky melihat tingkah inas yg imut.
* * * * *
Sudah 6 bulan Dzaky mengajar di sekolah Inas. Selama itu juga Inas tekun belajar bersama Dzaky yg si temani Umi dan Abah. Akhirnya kerja keras Inas menuai hasil. Nilai ujiannya mulai beranjak naik semula peeingkat paling bawah akhirnya peringkatnya naik ke peringkat 10.
" terima kasih ya ustad. Baru kali ini aku peringkat ke 10. Akan ku bingkai lembar nilaiku dan ku suruh emak untuk kenduri"
" kok, segitunya klo juara 1 baru itu"
" wah susah itu ustad, entah nasib dahiku klo aku berusaha jadi peringkat1, nih lihat dahiku sampe bopeng" Inas menujukan dahinya ke arah Dzaky begitu dekat. Sehingga Dzaky bisa merasakan hembusan nafas Inas dan wajah Inas yang Imut.
" iya , iya..." dengan canggung Dzaky mendorong bahu Inas menjauh darinya.
" kedepannya kamu harus belajar sendiri. Yg rajin ya"
" loh emang Ustadz mau kemana???"
" ke Mesir, Dzaky mau melanjutkan S2 nya di sana" sahut Abah yg duduk di kursi kesyangannya.
" kok jauh amat Ustad, gmn aku mau belajar terus sama siapa???" Mata Inas berkaca kaca.
" kursus kan bisa???"
" apa nggak bisa kuliah di sini sini aja?"
" itu impianku Inas, sulit cari beasiswa ke sana. Saat ini mumpung ada kesempatan ya harus ku gunakan sebaik baiknya. Berat juga sih harus ninggalkan umi dan abah tapi gmn lagi. "
Inas tidak bisa berkata apa apa.hatinya sedih harus di tinggal oleh Dzaky. Walaupun kiler dan sering di hukum Inas senang belajar dengan Dzaky.
4 Tahun kemudian......
Saat ini Inas menjadi seorang mahasiswi akhir di sebuah universitas Islam. Ia mengambil jurusan Sastra Arab. Ia sampai bingung sendiri kenapa ambil jurusan itu mungkin karena ia ingin menunjukan ke Dzaky klo ia bisa. Walaupun harus kerja keras untuk belajar dengan otaknya yg pas pasan. Susah payah ia ngerjakan skripsinya. Saat itu ia berjalan menyusuri lorong kampus. Sesaat ia terkejut melihat sosok Dzaky .
" Ustad Dzaky!!!" Laki laki itu menoleh ke arah Inas. Bergegas ia menghampirinya dan berjabat tangan dan mencium tanganya dengan takzim.
" ini inas ustad"
" iya aku tahu. Kamu gak ada berubah coba aku tengok, hem..kumis dan jengotmu mana???"
" ah ustad ini. Lama gak ketemu malah nggoda. Gmn kabarnya Ustad?? "
" Alhamdulilah masih bisa berdiri"
" gmn kamu apa kuliah disini?"
" iya udah semester 7 ini lagi ngajukan skripsi"
" ambil jururusan apa?"
" sastra arab"
" wau. Tak kusangka apa kamu bisa?"
" ustad ini mermehkan aku saja nyatanya aku bisa"
" nilanya???"
" jangan tanya ustad malu aku"
" lah ustad ke kampus mau apa??"
" masa mau kuliah?? "
" aku jadi dosen di sini" bisik Dzaky
" Alhamdulilah kalo gitu tolong dong ustad ngarahin aku bikin skripsi yah??"
" berani berapa???"
" yah ustad, lama gak ketemu di tolongin gitu loh, demi masa lalu kita"
" masa lalu apa, seperti pacarku aja"
" ya aku kan masih murid Ustad.ngomongin pacar apa ustad mau merit sama aku"
" au..." Dzaky menyentil dahi Inas.
" jangan ngomong aneh aneh. Udah tambah dewasa kok tetap aja"
" ha...ha...ha... maaf ustad."
" sudahlah besok kerumah "
Hati Inas senang bisa bertemu dengan Ustad Dzaky dan bisa nembantu sekripsinya walapun dahinya siap siap jadi merah.
Sore itu Inas pergi kerumah abah di dapati seorang wanita berkerudung cantik bak selibritis dengan pakaian yang bermerk dan mengendarai mobil mewah.
" cari siapa?"
" Rumah Dzaky Hasan, di mana yah rumahnya??"
" itu yang ada pohon jambunya, kebetulan saya juga mau kesana"
" anda siapa??" Tanya wanita itu pada Inas
" saya muridnya"
" saya calon Istrinya"
" what, calon istri?????" Inas kaget mendengarnya di telinganya terus mendengung calon istri....calon istri...calon istri. Tiba tiba saja hati inas sedih. Dengan anggun wanita itu memasuki rumah Dzaky di belakanya Inas mengikutinya.
" abah , umi kenalkan ini Jasmin. dia saya kenal waktu di mesir dan insya Allah mau jadi calon istri saya" kata Dzaky. Terlihat keterkejutan di wajah abah dan umi.
" yah usia kamu hampir 30 an kukira sudah waktunya "
" dan saya akan tinggal di dubai sebab rencana, saya kerja disana dan jasmin juga tinggal di sana ku harap umi dan abah bisa mengerti" terlihat semburat kesedihan terlintas di kedua orang tua itu. Dan sedari tadi Inas mematung di pojokan ruang tamu.
" yah apa boleh buat, klo pilihanmu begitu " kata abah bijak
" ayo diminum tehnya, Apa mau makan umi buat pepes ikan dan sayur ?"
" terimakasih saya sudah makan tadi" jawab jasmin tanpa menyentuh teh buatan umi. Terlihat dia sangat tidak nyaman di rumah abah yang sederhana.
Sepulang dari rumah Dzaky, badan Inas terasa lemas namun ia berfikir yah aku hanyalah seorang murid dan bukan siapa siapa. lagian Ustad Dzaky pantas bersanding dengan wanita itu wajar lah klo aku di banding dengannya jauh seujung kuku. Guman Inas.
Sejak di kenalkan wanita itu keadan rumah Dzaky terasa canggung terutama umi teras berat untuk menerima. Namu umi orang yang bijak ia hanya ingin anaknya bahagia saja.Saat malam ketika akan mengambil air minum tak sengaja Dzaky mendengar obrolan abah dan umi
" lah iya gmn ya bah berat juga menerima jasmin menjadi menantu kita apalagi dia anak orang kaya. Terus gmn dengan Inas padahal harapanku ia jadi menantuku" Dzaky ķaget mendengar kata uminya.
" gmn cara membalas hutang budi kita pada nya, dua tahun lalu ketika Dzaky masih di luar negri Inas yang membantu aku waktu opname Siang malam harus jaga kita apalagi waktu itu abah sakit juga asam urat dan kolestrol tinggi hingga susah jalan"
" akhirnya Inas yg merawat kita. Belum lagi kontrol ke rumah sakit riwa riwi hingga kulihnya terganggu" Abah hanya menghelai nafas panjang
" yah klo di jodohkan dengan Haidar ya gak mungkin ia masih Aliyah"
" gmn klo kita jadikan anak angkat saja bah mkn ia mau nanti kita bantu biaya kuliah atau setidaknya kita kasih uang saku"
" yah mungkin itu yg terbaik. Mengingat selama ini ia yang menemani kita ketika anak anak tidak di rumah"
Dzaky tidak jadi ambil air minum ia kembali kekamarnya mernungkan pemicaraan kedua orang tuanya. "Apa yang harus ku lakukan" Dzaky teringat kemarin pas menghadap orang tua Jasmin.
" kamu klo menikah dengan Jasmin kamu harus pindah ke Dubai bekerja di perusahaanku. Kamu harus berhenti dari pekerjanmu sekarang sebab itu juga demi masa depanmu. Aku tidak ingin anak cucuku hidup susah cukup engkau kelolah perusahan baru yang aku dirikan di Dubai." Dzaky tidak bisa berkata apa apa saat itu Jasmin memeluk tangan Dzaky dengan manja
" jangan khawatir orang tuamu klo bisa ikut kita atau klo tidak mau kita akan memberikan perawatan yg terbaik dan biaya adikmu akan kita jamin sampai kuliah" Dzaky terus merenung. Apalagi mendengar perkaraan uminya klo Inas sudah berhutang budi pada keluarganya. Kepala Dzaky tambah pening klo mengingat ortunya ingin Inas jadi menantunya. Entah bagaimana ia harus berkata pada abah dan uminya. Beberapa minggu kemudian Dzaky merasa Inas menghindarinya di kampus ataupun di rumah. Sempat Dzaky menelponya menanyakan tentang skripsinya Inas menjawab sudah beres udah gak butuh bantuannya lagi. Dzaky merasa tidak enak. Waktu pulang dari kampus pas mau memasuki rumah ada Inas besama Orang tuanya di serambi. Cepat cepat Dzaky sembunyi untuk menguping pembicaraan mereka.
" ngapa sih dari tadi clingak clinguk seperti maling saja"
" nggak gitu bah entah ustad pulang aku juga mau pulang gak enak"
" inilah gara gara calon mantumu bah, datang ke kampus Inas nglabrak gak boleh dekat dekat Dzaky lah belum nikah aja udah gitu apalagi udah nikah"
" Umi, nggak juga sprti itu wajar lah klo sudah cinta mati yah cemburunya gak ukuran. Dia nggak ngelabrak cuman ngasih tau aja. Aku ya gak apa apa yg penting jangan pisahkan aku dari umi dan abah" kata Inas merangkul umi dari belakang
" umi masak apa ?? Aku lapar "
" masuk aja umi masak sambel penyet ikan nila"
" ini baru kesukaanku" kata Inas sambil clingak clinguk
" udah, ngapa pula takut ada Dzaky, kamu kan udah Abah jadi anak angkat abah nggak usah spt itu" Inas tersenyum mendengar kata abah. Sedang Dzaky seperti di siram air es mendengar klo Jasmin melabrak Inas di kampus wajar klo Inas menghindarinya.
Saat mengambil piring dan sendok Dzaky menyapa Inas sampai ia kaget.
" nagapa seprti melihat hantu saja"
" nggak apa apa ustad" kata Inas mau mengembalikan piring nggak jadi makan.
" nggak jadi makan?"
" iya aku lupa klo ada acara"
" makan dulu, aku juga mau makan" kata Dzaky sambil menyodorkan piring ke Inas mau nggak mau akhirnya Inas makan bersama Dzaky dan Abah.
" gmn skripsimu?"
" sudah beres ustad tinggal nunggu hasil dari Dosbing nya "
" minggu besok ada acara?"
" enggak ada maunya pulang kampung Udah kangen sama emak dan bapak emang kenapa ustad?"
" nggak ada apa apa cuman nanya aja"
Keesokan harinya Dzaky bertemu dengan Jasmin di rumahnya yang megah.
" gmn udah bicara masalah pertunangan kita ke orang tuamu" Dzaky menghelai nafas .
" sebelumnya Maafkan saya, sepertinya hubungan kita tidak bisa dilanjutkan"
" kenapa??" Muka jasmin merbak merah bibirnya bergetar dan màtanya berkaca kaca
" kamu harus menikah dengan saya"
" sepertinya tidak bisa lagi" kata Dzaky
" terus terang saja aku kecewa dengan prilaku kamu melabrak inas di kampus untuk tidak dekat denganku"
" apa aku salah, kamu terlalu dekat dengan anak itu aku benar benar cemburu. Okelah aku akan minta maaf padanya "
" bukan itu saja aku ingin merawat orang tuaku yg sudah tua. aku nggak bisa pergi ke dubai"
" yah kita ajak orang tuamu"
" maaf sepertinya tidak bisa orang tuaku nggak mau , kamu tahu kehidupan kami sangat sederhana apa kamu sanggup hidup bersama kami seperti itu"
" terus terang aja ketika aku bersamamu ada beban berat yang menggangguku. dunia kita berbeda walaupun aku menyukaimu tapi tetap saja aku tidak bisa"
"Tapi itu bisa di pertimbangkan"
" aku tahu sebnarnya Ayah kamu berat untuk menjadikanku menantu. Kamu kira aku tidak tahu. Dengan mendikteku mengatur mengatur hidupku sungguh aku tidak nyaman.Daripada ini dilanjutkan lebih baik berhenti sampai di disini.kuharap engkau mendapatkan yg lebih baik dariku"
Jasmin menangis tidak rela diputuskan Dzaky.
* * * *
Angin sepoi sepoi terasa sejuk menyentuh kulit hawa pedesaan yang segar membuat fres di badan. Hijaunya tanaman padi memberikan nuanasa kedamaian. Dengan topi bambunya Inas menyusuri tepian sawah milik emak bapaknya. Sejak smp ia tinggal dengan bibinya di kota karena tidak punya anak ia diangkat anak. Sedang ia sendiri 7 bersaudara.
" mbak inas ada tamu " seru Arif adiknya
"Siapa??"
" nggak tau suruh emak pulang"
"Iya"
Sampai di rumah Inas kaget ada abah, umi dan Dzaky.
" begini bapak ibu kami kesini bertujuan untuk melamar Inas putri ibu untuk anak kami Dzaky Hasan"
" ya Allah, tentu saja kami sangat senang" jawab emak Inas antusias
" gmn nas kamu mau" di tanyaain seprti itu tentu saja Inas kaget suatu hal yang tak di duga dan tak si sangkanya.bingung jawabnya.
" ya tentu saja mau. Ya harus mau. Sampai saat ini nggak ada ngelamar dia katanya takut sama cewek jagoan . dia itu galak sama laki laki apalagi klo ngomong maslalah pènikahan. Lah teman teman sebayanya aja udah pada punya anak"
" Emak ini aku kan masih kuliah"
" kan sebentar lagi mau lulus terus mau ngapain lagi" bisik emak ke Inas
" dasar emak ini kolot nian!!" Sahut Inas pelan.
" saya mewakili Inas untuk menerima lamaran Abah dan Umi" sahut bapak Inas. Sesaat Inas menatap Dzaky seakan akan banyak pertanyaan yg akan ditanyakan.
" ah Iya Inas bisa nggak kita jalan jalan ke sawah katanya dulu kamu mau nujukin aku pemandangan desa yang Indah"
" iya sana ajak jalan jalan calon menantuku" kata bapak . Mendengar calon mantu Muka Inas merah menahan malu.
Di gubug kecil ditengah sawah inas dan Dzaky menikmati segarnya udara pedesaan.
" Ustad sebenarnya apa yg terjadi. Bukankah Ustad mau nikah dengan Jasmin"
" nggak jadi??"
" kenapa??"
"Nggak cocok"
" gitu aja"
" iya"
" terus kenapa aku yg di lamar ustad. Apa ustad nggak apa apa??" Kata Inas.
" ya nggak apa apa. Apa kamu nggak mau jadi Istriku??" Mendendar itu hati.Inas bedebar debar.
" itu .....itu...aku..."
" nggak mau???...sungguh nggak mau ...mau atau enggak klo nggak mau aku pulang "
" aku mau " cetus Inas seraya menutup mulutnya. Inas merasa kebabalasan ngomong. Tapi nggak bisa di pungkiri ia sudah jatuh hati sama ustadnya sejak dulu. Cuman ia nggak berani berharap. Dzaky tertawa lepas melihat tingkah Inas yang masih Imut.
" Nikahnya tapi nunggu wisuda dulu ya"
" kenapa ??"
" takut terganggu"
" terganggu dengan ketampananku "
" hadew .Ustad ini narsis amat" mereka terawa riang
Setelah Inas Wisuda mereka melangsungkan pernikahan dengan sederhana. Dzaky menatap wajah cantik milik Inas yang mengenakan pakaian pengantin. Tak di sangka gadis yang dulunya imut dan jahil. Itu tumbuh menjadi wanita dewasa dan sekarang menjadi Istrinya. Dzaky merasakan ia benar benar telah jatuh hati kepada Inas walaupun alasan pertama untuk balas budi namun perahan ia mulai menyukainya. Dzaky ingin segera memilikinya seutuhnya. Sebagai wanita dan ibu untuk anak anaknya kelak.
1378Please respect copyright.PENANAgpdvFLYOf1
1378Please respect copyright.PENANAlFuj1D68pb
1378Please respect copyright.PENANAoYxoRw2AuB
ns 15.158.2.247da2