x
Telepon di meja Nayyara berdering segera Ia mengangkat gagang teleponnya. Ternyata Diana yang penasaran langsung menelpon. Setelah mendengar beberapa pertanyaan Diana, Nayyara memutuskan untuk bercerita.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPNfpTPeuYE
"Nanti jam 4 aku telpon lagi," Nayyara memperhitungkan kapan pekerjaannya selesai dan akan bercerita dengan mereka.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgWO5Hvfvfj
Nayyara memeriksa setiap data yang ia siapkan untuk meeting besok. Memilih poin-poin penting yang akan dibahas. Dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Setelah semua pekerjaannya selesai ia langsung mengirim hasil kerjanya kepada Kavi.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFA4JtNT5gN
Nayyara memenuhi janjinya untuk bercerita pada temannya. Ia langsung menelpon Diana dan menceritakan semuanya. Tak butuh waktu lama teman-teman lainya sudah mengetahui cerita Nayyara, terbukti dari pesan masuk yang menyemangatinya.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTJXxYvnAqq
Nayyara merapikan meja karena ia pikir pekerjaan hari ini sudah selesai.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMbRgCi6nJt
Tuti yang seorang office girl mengantar kopi untuk Nayyara, segera setelah Tuti mendapat telepon dari Nayyara yang minta dibuatkan kopi.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFZxeEQ3ex3
Belum lama Nayyara menikmati kopi. Tama sudah sampai di depan kantor Nayyara, Tama langsung menelpon Nayara memberitahu keberadaanya.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtcSRWvhebE
" Ok Bang tunggu sebentar, Nay Turun."
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0dtstGtknW
Nayyara meraih tasnya dan bergegas pergi meninggalkan meja dan berjalan ke arah lift untuk menuju lantai dasar. Nayara melihat kearah resepsionis, ia melambaikan tangan pada Diana yang sedang duduk berdua dengan Zya.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGqhoRaVRkY
Tama duduk di atas motor sportnya, melambaikan tangannya ke arah Nayyara memberikan tanda bahwa dirinya menunggu disana. Nayyara mendengar beberapa gadis di belakangnya sedang mengagumi Tama beserta motor yang ditumpangi Tama.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSeIowoSWB6
"Astaga Ducati."
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzhKI97IhbW
Terdengar suara kekaguman yang sangat jelas di telinga Nayyara.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbCZREPtMoq
Tama mengambil helm yang akan digunakan Nayyara dan memakaikan ke kepala Nayyara.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZO0tbkbNPv
"Di jemput abang ganteng ko malah cemberut?" Tama tersenyum kepada Nayyara.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmDueV2tAf1
" Beginilah malasnya aku dijemput sama Abang."
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfrCujjNAwS
Nayyara melirik deretan para wanita yang sedang memandang kagum pada Tama. Nayyara bukannya cemburu apalagi tidak suka dijemput oleh Tama, Ia hanya tidak suka menjadi pusat perhatian pada saat Tama menjemput.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTtJbslEiN4
Tama tertawa. "Hahaha, tenang neng hati abang cuman untuk neng seorang!" Tama malah menggodanya.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4R6BIddb3p
Nayyara memukul bahu tama pelan "tau ah" kemudian duduk di atas motor. Tama menyalakan mesin motor dan melesat meninggalkan kantor tempat Nayyara bekerja.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcgZq3PjZ0b
Tama mengendarai motor melewati jalanan komplek perumahan elit di tengah kota, jalanan yang sepi membuatnya menurunkan kecepatan menikmati perjalan dengan Nayyara.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUkyfAFqEY1
"Nay, kamu tau ga kenapa Abang bawa motor?" Tama melepaskan satu tanganya dari setir dan memegang tangan Nayara yang melingkar di pinggangnya.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVyGlA19NPk
"Yang tau jawabanya kan Abang," gerutu Nayyara
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXvtyeIqPIR
Tama tertawa mendengar jawaban Nayyara.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ377FRXKf2E
"Biar kaya gini di peluk kamu."
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQont0XXVMZ
Tama tersenyum dari balik helm.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTfTKJR5EKH
Tama bahagia dengan perubahan Nayyara, pasalnya pada awal mereka menjalin hubungan jangankan memeluk duduk saja tidak mau berdekatan.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl0wtvvSfKy
"Abang bahaya!" protes Nayyara
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGgOpRYUXun
Tama tidak menggubris protesan Nayyara dan terus melajukan motornya dengan satu tangan hingga sampai tujuan, angkringan Taman Senopati, walaupun bukan tempat yang khusus tapi itu salah satu tempat favoritnya. Bersantai di bawah pohon-pohon besar dan lampu taman yang temaram. taman yang bersih hanya sedikit kendaraan yang berlalu-lalang membuat suasana taman yang sepi dan nyaman.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡl1QYLHnszY
Sambil menikmati aneka sate yang tersedia dan teh hangat yang membantu melawan rasa dingin akibat hembusan angin malam yang sepoi-sepoi memberikan rasa dingin di kulit.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJt6QjICy0m
Nayyara menarik nafas dalam lalu membuangnya sekaligus lewat mulut bermaksud untuk menghilangkan kecemasannya.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkMyvxhlfTC
"Abang..."
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgLsPP6nVWB
Nayara mulai bersuara sejak dari tadi Memilah kata-kata yang ingin Ia ucapkan.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡgTFaQE4AAR
"Iya kenapa?" jawab tama setelah menyeruput teh hangatnya
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJeANwwckfS
"Nay hari jum'at ada dinas keluar kota…" Nayyara bingung harus berbicara apalagi.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmq1c2TPT4y
Nayyara merasa bersalah karena sudah dari sebulan sebelumnya Tama sangat antusias orang tuanya akan berkunjung di kota perantauan dan ingin memperkenalkan Nayyara seseorang yang sangat spesial di hatinya, seseorang yang ia kejar dengan susah payah, seseorang yang memenuhi dunianya.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvHOITiWqNo
Kini harapannya mempertemukan orang tua dan Kekasihnya terancam gagal.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ99J0Ym8Mij
Tama terdiam dan tak bergeming. Ia pun bingung harus merespon seperti apa jujur dadanya terasa sesak mendengar ucapan Nayyara, tapi ia tak ingin menyakiti wanita yang sedang bertahta di hatinya.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDmr22FWBwk
"Orang tua Abang kapan datangnya?" Nayyara sangat takut kalau-kalau ia salah bicara.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpZqI5wEPFW
"Hari Kamis, Senin siang pulang," jawab Tama, dengan suara yang terdengar sangat putus asa dan kecewa, sambil tertunduk tak ingin menunjukan rasa kecewanya kepada Nayyara
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡeIYZtHkbJ0
"Nay Jumat sore berangkat bang, gimana kalo hari Kamis aku ikut abang ke bandara menjemput Orang tua abang."
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPmhDBRIIOv
Nayyara menggapai tangan Tama dan menggenggamnya kemudian menatapnya lekat.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfahOGRmcDT
Tama membalas genggaman tangan Nayyara. Memastikan apa yang Nayyara bicarakan bisa terjadi,
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEHOwPeRd1i
"hari Kamiskan kamu masih kerja?
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡTXyDamJjm1
"Nay bisa minta izin."
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfAswdo1K9k
Nayyara tersenyum dan menatap manik mata Tama.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCnSAsS9UA3
"Nanti Seninnya Nay ikut juga mengantar orang tua Abang ke bandara yah." Nayyara menganggukan kepalanya cepat.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZ2Hssu6pD6
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡr3DEIXIOGu
"Emangnya kamu ga cape abis dari luar kota, trus ikut abang ke bandara?" tanya Tama cemas.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZZI79XbYoO
"Abang ga tau aku siapa? Klo kata Mike, Nanay si batu karang," ujar Nayyara membanggakan diri.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡH6ZemYFJG7
Kata-kata Nayyara malah membuat hati Tama mencelos. Mengingat pernah memergoki Nayyara sedang menangis tanpa Suara. Padahal ia selalu Nayyara seperti wanita kuat dibalik sikap tertutupnya.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyycex1K3c4
"Kelak istriku tak diizinkan untuk memikul beban sedikitpun, cukup menikmati peran sebagai seorang istri dan seorang Ibu, Aku yang akan mengatasi semua masalah." Tama lalu menggenggam tangan Nayyara dengan erat seraya menatap intens mata Nayyara, yang teduh namun penuh luka.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡsx0U9opTma
"Abang ga butuh sisi sok kuat muh itu. Tunjukan itu ke yang lain, itu ga akan mempan ke Abang, semakin kamu merasa sok kuat, semakin kamu dalam keadaan tertekan..." Ujar Tama lirih
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ63QGppOICu
Nayyara hanya terdiam tanpa bisa membalas kata-kata Tama.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡV1MMghkO1h
"Bicarakan semua masalah yang kamu hadapi. Biar Abang tau isi hati kamu, biar Abang tau apa yang sedang kamu rasakan, Abang ngerasa ga berguna kalo liat kamu sok kuat padahal rapuh, kamu tau betapa sakitnya Abang, betapa sesaknya dada Abang liat kamu yang sok kuat, liat kamu yang menangis dalam senyum, liat kamu yang menangis sendiri tanpa suara, tolong jangan siksa aku seperti itu Nay."
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKnrWYSOPaw
Dengan suara tertahan dan mata yang berkaca-kaca Tama menuntaskan isi hati, dan menuntun tangan Nayyara ke dadanya menunjukan bagian yang sakit pada dirinya.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmHu7ITXKbX
"Iya abang..."
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcoRoErZXTs
Nayyara menarik tangannya yang berada di dada Tama.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfaqxjF921w
"Besok nay izin sama bos ya jadi Kamis Nay bisa dari pagi sama abang, nanti Nay masakin buat Abang sama orang tua Abang!" Nayyara mengelus pipi halus dan rahang kokoh Tama untuk menghiburnya
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡnWR0LaCUJI
Tama tersenyum dan menggenggam tangan Nayyara yang berada di pipinya.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡJGF0OqhITU
Bersambung
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡz463TZcnOG
.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡIy3BDJFu89
.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMRyV9eTsW2
.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcYrm6B0gRx
.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjfaiwlDA76
.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfKiQcBjSu1
hai hai makasih ya udah mau mampir.
177Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡfEN5RDdhvy
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
ns 15.158.2.246da2
