x
Telepon di meja Nayyara berdering segera Ia mengangkat gagang teleponnya. Ternyata Diana yang penasaran langsung menelpon. Setelah mendengar beberapa pertanyaan Diana, Nayyara memutuskan untuk bercerita.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡWCvfGsZgIE
"Nanti jam 4 aku telpon lagi," Nayyara memperhitungkan kapan pekerjaannya selesai dan akan bercerita dengan mereka.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOdgHIzvLif
Nayyara memeriksa setiap data yang ia siapkan untuk meeting besok. Memilih poin-poin penting yang akan dibahas. Dan memastikan tidak ada yang tertinggal. Setelah semua pekerjaannya selesai ia langsung mengirim hasil kerjanya kepada Kavi.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFJxcuofQkF
Nayyara memenuhi janjinya untuk bercerita pada temannya. Ia langsung menelpon Diana dan menceritakan semuanya. Tak butuh waktu lama teman-teman lainya sudah mengetahui cerita Nayyara, terbukti dari pesan masuk yang menyemangatinya.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡAEifocS1gV
Nayyara merapikan meja karena ia pikir pekerjaan hari ini sudah selesai.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8wPcAW8MD9
Tuti yang seorang office girl mengantar kopi untuk Nayyara, segera setelah Tuti mendapat telepon dari Nayyara yang minta dibuatkan kopi.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6f1HmZipf1
Belum lama Nayyara menikmati kopi. Tama sudah sampai di depan kantor Nayyara, Tama langsung menelpon Nayara memberitahu keberadaanya.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡrfJKnQX5ll
" Ok Bang tunggu sebentar, Nay Turun."
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcq2qO9eLcj
Nayyara meraih tasnya dan bergegas pergi meninggalkan meja dan berjalan ke arah lift untuk menuju lantai dasar. Nayara melihat kearah resepsionis, ia melambaikan tangan pada Diana yang sedang duduk berdua dengan Zya.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡBa3eB0X7tA
Tama duduk di atas motor sportnya, melambaikan tangannya ke arah Nayyara memberikan tanda bahwa dirinya menunggu disana. Nayyara mendengar beberapa gadis di belakangnya sedang mengagumi Tama beserta motor yang ditumpangi Tama.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzSO0xCNwHS
"Astaga Ducati."
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ58cyTLGklB
Terdengar suara kekaguman yang sangat jelas di telinga Nayyara.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡwGj44lRcdC
Tama mengambil helm yang akan digunakan Nayyara dan memakaikan ke kepala Nayyara.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡRmluEIjA2s
"Di jemput abang ganteng ko malah cemberut?" Tama tersenyum kepada Nayyara.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqmrBoEGDa5
" Beginilah malasnya aku dijemput sama Abang."
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCjsRhyDnHV
Nayyara melirik deretan para wanita yang sedang memandang kagum pada Tama. Nayyara bukannya cemburu apalagi tidak suka dijemput oleh Tama, Ia hanya tidak suka menjadi pusat perhatian pada saat Tama menjemput.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡI8Jw2phoYK
Tama tertawa. "Hahaha, tenang neng hati abang cuman untuk neng seorang!" Tama malah menggodanya.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxxjkfWyRbv
Nayyara memukul bahu tama pelan "tau ah" kemudian duduk di atas motor. Tama menyalakan mesin motor dan melesat meninggalkan kantor tempat Nayyara bekerja.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQpq3kY2b0M
Tama mengendarai motor melewati jalanan komplek perumahan elit di tengah kota, jalanan yang sepi membuatnya menurunkan kecepatan menikmati perjalan dengan Nayyara.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡSJYdN7OPR5
"Nay, kamu tau ga kenapa Abang bawa motor?" Tama melepaskan satu tanganya dari setir dan memegang tangan Nayara yang melingkar di pinggangnya.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOYyt0cwjle
"Yang tau jawabanya kan Abang," gerutu Nayyara
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2ETjWZpyUF
Tama tertawa mendengar jawaban Nayyara.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡyq0nnqeWKE
"Biar kaya gini di peluk kamu."
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡG4hQAQ8FPd
Tama tersenyum dari balik helm.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvET9TC1NXx
Tama bahagia dengan perubahan Nayyara, pasalnya pada awal mereka menjalin hubungan jangankan memeluk duduk saja tidak mau berdekatan.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkujUswp5Y0
"Abang bahaya!" protes Nayyara
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDH3eKfPDGU
Tama tidak menggubris protesan Nayyara dan terus melajukan motornya dengan satu tangan hingga sampai tujuan, angkringan Taman Senopati, walaupun bukan tempat yang khusus tapi itu salah satu tempat favoritnya. Bersantai di bawah pohon-pohon besar dan lampu taman yang temaram. taman yang bersih hanya sedikit kendaraan yang berlalu-lalang membuat suasana taman yang sepi dan nyaman.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEfH554qeBA
Sambil menikmati aneka sate yang tersedia dan teh hangat yang membantu melawan rasa dingin akibat hembusan angin malam yang sepoi-sepoi memberikan rasa dingin di kulit.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNHKZaK8ZTO
Nayyara menarik nafas dalam lalu membuangnya sekaligus lewat mulut bermaksud untuk menghilangkan kecemasannya.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7vFaTCkb3b
"Abang..."
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ3ueerBbQ6q
Nayara mulai bersuara sejak dari tadi Memilah kata-kata yang ingin Ia ucapkan.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn8jFTEqYWJ
"Iya kenapa?" jawab tama setelah menyeruput teh hangatnya
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡZzcqHHiK9Q
"Nay hari jum'at ada dinas keluar kota…" Nayyara bingung harus berbicara apalagi.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx3WuymnjB8
Nayyara merasa bersalah karena sudah dari sebulan sebelumnya Tama sangat antusias orang tuanya akan berkunjung di kota perantauan dan ingin memperkenalkan Nayyara seseorang yang sangat spesial di hatinya, seseorang yang ia kejar dengan susah payah, seseorang yang memenuhi dunianya.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpzVx9T5j2w
Kini harapannya mempertemukan orang tua dan Kekasihnya terancam gagal.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡULZOutCVNb
Tama terdiam dan tak bergeming. Ia pun bingung harus merespon seperti apa jujur dadanya terasa sesak mendengar ucapan Nayyara, tapi ia tak ingin menyakiti wanita yang sedang bertahta di hatinya.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoP25jSFBvx
"Orang tua Abang kapan datangnya?" Nayyara sangat takut kalau-kalau ia salah bicara.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡzKV5wDgrJd
"Hari Kamis, Senin siang pulang," jawab Tama, dengan suara yang terdengar sangat putus asa dan kecewa, sambil tertunduk tak ingin menunjukan rasa kecewanya kepada Nayyara
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡhrv5ctX63l
"Nay Jumat sore berangkat bang, gimana kalo hari Kamis aku ikut abang ke bandara menjemput Orang tua abang."
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡntvaYWEhmD
Nayyara menggapai tangan Tama dan menggenggamnya kemudian menatapnya lekat.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡoMkzIybw2s
Tama membalas genggaman tangan Nayyara. Memastikan apa yang Nayyara bicarakan bisa terjadi,
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡlJ032yUgnn
"hari Kamiskan kamu masih kerja?
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡjjQstaV4ue
"Nay bisa minta izin."
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡGCarmwgGYC
Nayyara tersenyum dan menatap manik mata Tama.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ06iL4enGWQ
"Nanti Seninnya Nay ikut juga mengantar orang tua Abang ke bandara yah." Nayyara menganggukan kepalanya cepat.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxEN2aZmf01
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4Rd0QAoGRX
"Emangnya kamu ga cape abis dari luar kota, trus ikut abang ke bandara?" tanya Tama cemas.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFEDPK8yO1n
"Abang ga tau aku siapa? Klo kata Mike, Nanay si batu karang," ujar Nayyara membanggakan diri.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6YZP7sFinv
Kata-kata Nayyara malah membuat hati Tama mencelos. Mengingat pernah memergoki Nayyara sedang menangis tanpa Suara. Padahal ia selalu Nayyara seperti wanita kuat dibalik sikap tertutupnya.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡf08bg93Gqc
"Kelak istriku tak diizinkan untuk memikul beban sedikitpun, cukup menikmati peran sebagai seorang istri dan seorang Ibu, Aku yang akan mengatasi semua masalah." Tama lalu menggenggam tangan Nayyara dengan erat seraya menatap intens mata Nayyara, yang teduh namun penuh luka.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡiVjwIG6htz
"Abang ga butuh sisi sok kuat muh itu. Tunjukan itu ke yang lain, itu ga akan mempan ke Abang, semakin kamu merasa sok kuat, semakin kamu dalam keadaan tertekan..." Ujar Tama lirih
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡES1GEN0dFe
Nayyara hanya terdiam tanpa bisa membalas kata-kata Tama.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmwBpVvSh9t
"Bicarakan semua masalah yang kamu hadapi. Biar Abang tau isi hati kamu, biar Abang tau apa yang sedang kamu rasakan, Abang ngerasa ga berguna kalo liat kamu sok kuat padahal rapuh, kamu tau betapa sakitnya Abang, betapa sesaknya dada Abang liat kamu yang sok kuat, liat kamu yang menangis dalam senyum, liat kamu yang menangis sendiri tanpa suara, tolong jangan siksa aku seperti itu Nay."
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmaVlCfk0bJ
Dengan suara tertahan dan mata yang berkaca-kaca Tama menuntaskan isi hati, dan menuntun tangan Nayyara ke dadanya menunjukan bagian yang sakit pada dirinya.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡD1Qms26mHs
"Iya abang..."
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡQ0taruW8H6
Nayyara menarik tangannya yang berada di dada Tama.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ1JD8EiYTdG
"Besok nay izin sama bos ya jadi Kamis Nay bisa dari pagi sama abang, nanti Nay masakin buat Abang sama orang tua Abang!" Nayyara mengelus pipi halus dan rahang kokoh Tama untuk menghiburnya
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ5kz5Vh2NP5
Tama tersenyum dan menggenggam tangan Nayyara yang berada di pipinya.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡkvfyHXDLe6
Bersambung
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmbY8qGrzQ0
.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFkN1D5HSA4
.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMqJ6blSzkC
.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡb4lQmEdCFZ
.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ42lwGH43O3
.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ6HAsMga4M0
hai hai makasih ya udah mau mampir.
192Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7YXYHbELTY
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
ns 15.158.61.17da2
