Japan, 21 Januari
Chin terbangun dalam tidurnya. Ia berposisi terlentang menatap langit langit. Lalu memegang keningnya sendiri. "(Payah, sangat payah, aku harusnya tahu.... Ini semua hanya mimpi)" Pikirnya. Ia sepertinya masih putus asa soal kepergian Hyca.
"(Aku terlahir dari keluarga yang pecah... Ini semua salah dari ayah ku yang brengsek, aku tak tahu bagaimana rasanya di tinggal oleh ayah dan ibu sendiri pasti merasakan nya... Orang yang paling bertanggung jawab malah pergi meninggalkan istrinya yang harus banting tulang merawat putranya, aku merasa bersalah untuk ini.. Aku belum bisa memberikan apapun pada ibuku)"
Ia ingat ketika pesan terakhir di sampaikan oleh ibunya sendiri di ranjang rumah sakit. Membiarkan putranya menggenggam tangan nya dan ia sendiri berkata. "Chin, sebenarnya sebelum ibu pergi, ibu ingin melihat wanita yang cocok dengan mu, hargai mereka dan jangan sakiti perasaan mereka"
"(Itu sudah berlalu)" Chin menghela napas panjang. Hingga akhirnya, ia tak bisa menunjukan wanita pilihan nya pada ibunya.
Lalu ponsel nya berbunyi dari meja dekat ranjang. Itu pesan dari Chakra. == Bro, aku sudah memberitahu cewek nya, dia bilang dia ingin kencan buta dengan mu malam ini jam 8 malam, ingat... Dia tidak pernah dekat dengan lelaki sebelumnya, jadi jaga sikap mu sebagai lelaki pertama==
"Aku tidak ingat dia memberitahuku soal wanita itu yang tak pernah bertemu lelaki, apa itu perumpamaan bahwa dia tak tertarik dengan lelaki. Tapi apa alasan nya tidak tertarik dengan lelaki? Dan kenapa dia malah mengajak ku kencan buta kalau aku ini lelaki yang asing untuk nya?)" Chin menjadi bingung.
Malamnya, Chin bersiap siap akan pergi. Ia memakai kemeja andalan nya dan merapikan rambutnya. "(Ini pertama kalinya aku melakukan kencan buta dan aku sama sekali tak merasakan apapun di sini, rasanya hanya ingin bertemu dengan orang yang baik dan bisa menerima ku, aku memang bukan lelaki sempurna tapi mau bagaimana lagi. Di pandangan wanita, aku pasti tipe idaman mereka dan ini benar benar aneh untuk ku)" Pikirnya. Lalu ia berjalan pergi dari rumah dan akan ke tempat kencan. Berjalan sambil menatap ke ponsel nya.
"(Aku belum tahu wajahnya, jadi aku harap dia seperti Hyca.. Bisa menggantikan nya meskipun hanya sebentar)" Pikirnya kembali.
Setelah sampai ke kafe tempat kencan. Chin melihat ke sekitar, sebelumnya ia sudah di kirim pesan oleh nomor tidak dikenal. == Halo, Selamat malam, aku wanita yang akan kamu ajak kencan buta, aku menunggu di meja nomor 7 ==
Chin melihat nomor meja 7, tapi ia tak melihat siapapun, ia menjadi bingung. "(Mungkin aku yang harusnya menunggu)" Pikirnya lalu ia duduk saja dan menunggu di sana sambil menatap ke ponsel nya.
Tak di sangka, seseorang datang mendekat menyapanya. "Um.... Permisi"
Chin menoleh menatapnya. Seketika mata Chin melebar. Dia adalah wanita, wanita yang cantik, memiliki kulit putih dan rambut pendek pirang nya menatap Chin tanpa rias wajah yang tebal. Dia tersenyum polos menyapa. "Halo..."
"H.... Halo?" Chin masih tak percaya.
"Ah, kamu pasti Chin-San, senang bertemu dengan anda... Aku adalah Chil, aku dari Korea" Tatap nya dengan manis membuat Chin agak merah.
"Ah.... Iya iya, duduklah... " Tatap Chin.
"Terima kasih, aku tadi baru ke kamar mandi dan sudah melihat di meja no 7 ada anda"
"(Oh, rupanya dia memang kemari duluan, aku benar-benar harus lebih dulu lain kali) Jadi maafkan aku sebelumnya karena terlambat"
"Ah tak apa, oh iya, aku juga ingin mengingatkan bahwa aku belum pernah kencan seperti ini sebelumnya. Aku kencan pada orang yang tepat, kupikir saat aku pertama kali melihat mu, kupikir adalah pria berumur besar, ternyata hanya tubuhmu saja yang kelihatan gede dari belakang"
"Apa itu mengganggu?"
"Tidak, justru itu sungguh dominan dan aku merasa sangat beruntung, kedepan nya, bisa kita lebih kenalan dengan dalam lagi?" Tatap Chil.
"Ya, baiklah... Mari kita bertukar informasi, bagaimana dengan mu dulu?"
"Ah, iya, aku putri tinggal dari orang tuaku dan sekarang aku tinggal bersama ayah ku yang bekerja di Jepang sebagai pengacara eksklusif, aku hanya sementara ikut dia.. Mungkin aku akan pulang ke Korea untuk beberapa bulan ke depan, selama itu, aku ingin menemani mu.. Tidak sebagai pacar tapi sebagai teman"
"Kenapa sebagai teman?"
". . . Um... Apa kau ingin kita menjadi pacar?"
"Entahlah, jika kita pacar, aku belum tentu bisa menyenangkan mu dan aku juga punya orang lain yang akan pergi... Mungkin aku akan menemuinya lagi, jadi aku akan menganggap mu sebagai teman kencan saja"
"Baiklah, tak apa... Kita lakukan apa yang dilakukan pacar lain nya"
". . Lalu kapan kau akan kembali ke Korea?" Tatap Chin.
"Di bulan Desember, aku akan kembali ke Korea" balasnya.
lalu Chin tersenyum dan mengangguk pelan. "Baiklah, itu sudah di sepakati, bagaimana dengan ku... Aku tinggal sendirian di rumah, aku harap kamu bisa menerima kebiasaan ku nanti"
"Tinggal sendiri?! itu justru mandiri, aku suka lelaki yang mandiri" Kata Chil dengan senang lalu Chin ikut tersenyum melihatnya.
Tapi tiba tiba Chil memegang tangan Chin yang ada di atas meja membuat Chin terkejut.
"Chin-San, mohon bantuan nya" Senyumnya.
"(Untuk sesaat, dia mengingatkan ku pada Hyca... Dan juga, tubuhnya, parasnya dan senyumnya yang sangat manis... Tapi rambutnya, dia memiliki rambut yang pendek, itu tidak akan mengganggu selama 10 bulan ke depan, aku harap dia bisa menerimaku sama seperti aku menerima Hyca dulu)" Pikir Chin.
Ia juga memegang tangan Chil dan mengelus nya perlahan.
"(Aku ingin mengatakan sesuatu pada Chin-San....) Anu... Chin-San, sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu.... Sebenarnya ayah ku itu garang dan gampang marah, itulah sebab nya aku tak bisa menerima lelaki. Karena ayah juga tak merestui nya. Aku harap kamu bisa bersikap seperti orang yang di inginkan ayah"
"Jangan khawatir, dimata ayah mu aku akan terlihat bermartabat, sebelumnya apa ayah mu pengacara besar?"
"Yah, bisa si bilang begitu, dia memberikan apapun padaku, pada putrinya dengan kasih sayang"
"Lalu bagaimana dengan ibu mu?"
". . . Dia pergi meninggalkan ayah, lebih tepatnya perceraian dan itu tidak lama, umurku 19 tahun, mereka sudah cerai dan sekarang umurku 21 tahun" Kata Chil.
"(Dia sama sepertiku, tapi aku lebih mengharapkan ayah ku sama sepertinya, mau bagaimana lagi... Aku tetap menganggap ibu sebagai ayah dan ibuku sendiri, kita memiliki hal yang sama...) Aku akan menemui ayah mu untuk mendapat restunya" Kata Chin membuat Chil memerah mendengar itu.
ns 15.158.61.54da2