Akhirnya, setelah setengah jam kemudian, ambulan datang dan menjemput Bu Silmi ke rumah sakit dan membawanya ke ruangan pemeriksaan. Sekarang, Kayla dan Pak Budi sedang berada di ruangan pemeriksaan bersama seorang dokter.
“Jadi dokter, bagaimana kondisi istri saya?” tanya Pak Budi kepada Bu dokter di depan.
“Kondisinya baik-baik saja. Tidak ada luka maupun penyakit. Mungkin istri bapak hanya lelah.” jawabnya.
“Begitu ya, syukurlah.” kata Pak Budi merasa lega.
“Tapi untuk jaga-jaga, saya akan memberikan bapak sebuah vitamin untuk istri bapak minum. Resep dan obatnya ada di apotek. Bapak bisa mengambilnya di sana.”
“Baik, terima kasih banyak dokter.” kata Pak Budi.
“Iya pak, sama-sama. Kalau begitu, saya izin keluar dulu ya.” kata bu dokter.
“Baik, terima kasih.” Bu dokter itu meninggalkannya bersama Kayla dan Bu Silmi yang terbaring di kasur di belakang Pak Budi dan Kayla. Setelah dokter itu keluar, Kayla duduk lemas dan bisa bernafas lega. “Untung mamah nggak apa-apa. Syukurlah.” kata Kayla sambil mengelus-elus dadanya.
“Iya, papah juga bersyukur. Tapi papah agak penasaran. Kenapa ya mamah tiba-tiba pingsan? Dari kemarin, tampaknya dia baik-baik. Mukanya tidak pucat, apa lagi terlihat sakit.” tanya Pak Budi.
“Kalau itu sih, aku juga nggak tahu. Abisnya aku lagi nggak ada di sana saat mamah pingsan.” jelas Kayla.
“Lalu sebelum kau meninggalkannya, apa yang dilakukan?”
“Paling cuma mengelus-elus si kucing hitam itu saja.”
“Sepertinya kita harus bertanya kepada orangnya langsung.”
Kayla menguap lalu meregangkan tubuh. “Ya, aku juga berpikir seperti itu.” katanya.
“Kamu seperti mengantuk, kamu pulang dulu saja. Biar papah yang menemani mamah.” usul Pak Budi.
“Nggak apa-apa kok aku di sini aja.” tolak Kayla.
“Jangan begitu. Besok kan kamu masih ada kuliah. Kamu harus tidur biar nggak ngantuk nanti,” saran Pak Budi, lalu memberikan Kayla kunci mobil. “Kamu bisakan nyetir mobil sendiri ke rumah?” tanyanya.
“Iya, bisa kok,” Kayla mengambil kunci mobil tersebut, menyalin tangan Pak Budi.
“Pah, aku pulang dulu ya.” izinnya. Perlahan meninggalkan Pak Budi dan Bu Silma. “Aduh, padahal aku kan mau menenin mamah juga,” kata Kayla merasa agak kesal, sambil berjalan melalui lorong rumah sakit. “Tapi tunggu. Kalau gak salah, kayaknya aku punya tugas deh.” Kayla mencoba mengingat-mengingatnya kembali. Dia memetik jari, lalu berkata. “Oh iya, aku punya. Aduhhh…” keluhnya sambil menepuk jidat. “Buat besok pula. Kalau nggak dikerjain dosennya pasti marah.” kata Kayla di dalam hati, baru mengingat tugasnya. “Ya sudah deh, aku harus cepat pulang dan mengerjakan tugasnya.” Langsung Kayla mempercepat jalannya. Kayla sampai di parkiran mobil, masuk ke dalam mobilnya, dan berkendara pulang.
111Please respect copyright.PENANAEAFiftZQUj
Setelah hampir setengah jam berkendara pulang, Kayla sampai di rumahnya. Dia segera masuk, tidak lupa untuk mengunci kamarnya pintunya, dan langsung berlari ke kamar. Kayla mencari buku yang terdapat tugasnya untuk besok berada. “Aduh, di mana ya? Kayaknya akan taruh di sini deh.” tanya Kayla sambil mengotak-atik meja belajarnya. “Aduh, nggak ketemu lagi. Di mana ya?” Lalu dia baru ingat. “Oh iya, aku tahu. Itu kan ada di bawah laci. Semoga mamah belum beresin.” Dia mencari bukunya di bawah lemari sebelah kasur, dan ternyata benar, disitulah bukunya berada. Kayla mengambilnya, langsung membuka halaman tugas, dan mengerjakanya. 15 menit telah ia lewati. Namun, tugasnya belum juga selesai. Kayla melihat jam di handphone.
“Ya ampun, sudah 10.20. Sudah malam banget.” katanya. Tapi Kayla malah menguap. “Astaga, aku ngantuk banget.” keluhnya sambil mengucak-mengucak matanya. Sedikit demi sedikit, mata Kayla mulai terasa berat dan tidak disadari, dia telah tertidur. Kayla tertidur pulas di atas mejanya dengan buku di bawahnya yang masih terbuka. Saat Kayla sedang tertidur dengan pulas, dari luar kamarnya, terdengar suara benda terjatuh yang sangat nyaring. “BRAK!!” Kayla terbangun gara-garanya.
“A-apa? Apaan tuh?” tanyanya langsung terkejut. Dia melihat jam. Kayla tambah terkejut saat tahu ini sudah 12.00 malam. “Waduh, sudah jam segini. Mana tugasku belum selesai lagi.” Kayla mengacak-acak rambutnya. “Aduh, kayaknya aku cuci muka dulu biar segar,” Kayla bangkit dari kursi dan meninggalkan kamarnya untuk pergi ke kamar mandi dan di sana, mencuci mukanya. Sambil mencuci mukanya di wastafel di dalam kamar mandi, Kayla berpikir. “Tadi suara apaan ya? Apa cuma halusinasi aku doang?” tanyanya di dalam hati. Wastafel Kayla berada di dalam kamar mandi dan terdapat kaca besar di depannya. Di situ, dia melihat dirinya. “Waduh, gila. Kantung mataku tebel banget.” katanya sambil melihat kantung matanya yang sangat tebal dan berwarna hitam. Saat sedang melihat kantung matanya tidak sengaja, dia melihat ada sebuah bayangan hitam yang muncul di belakangnya melalui kaca tersebut. Kayla bisa melihatnya, namun karena itu sangat cepat, dia tidak tahu apa itu. Kayla ketakutan untuk melihat ke belakang. Kayla hanya berani melihat melalui kaca di saja. “Ti-tidak apa-apa kok. Pikiranku saja kali. Udah ah, aku pengen mengerjain tugas lagi.” Kayla bernafas lega, lalu ia segera meninggalkan kamar mandi. Namun, ditengah jalan, suara benda terjatuh terdengar lagi. Sekarang, terdengar dari arah bawah. Kayla terkejut, namun juga bingung.
“Aduh, apaan sih itu? Apa jangan-jangan kucing itu lagi yang masuk terus mencuri makanan. Itu tidak boleh terjadi. Jangan sampai kejadian lagi. Aku harus cek dulu.” katanya.
Tanpa berpikir panjang lagi, dia segera pergi ke lantai bawah dan mengecek ada kucing yang ia kira membuat suara itu. Kayla pergi ke dapur, tapi ternyata, tidak ada kucingnya.
“Untung aja. Sepertinya tidak ada apa-apa,” katanya sambil melihat ke sekelilingnya. “Ya sudah, aku balik. Aku kan belum selesai tugasku.” Kayla pun kembali ke atas. Tangga untuk naik ke lantai dua berseberangan dengan pintu masuk. Itu mengapa, saat hendak berjalan ke tangga tersebut, dia mendengar suara pintu rumahnya diketuk dari luar. Kayla tidak berpikiran banyak dan malah kebingungan.
“Siapa itu malam-malam mengetuk pintu rumahku?” tanyanya di dalam hati.
Kayla mengabaikanya dan terus berjalan menuju tangga. Namun, semakin diabaikan oleh Kayla, ketukan pintu itu semakin keras dan semakin keras, dan akhirnya, membuat Kayla risih. “Aduh, siapa sih malam-malam? Aku coba cek aja ah.” katanya. Kayla berjalan menuju pintu, tapi sebelum dia membukanya, Kayla mencoba mengecek dulu dari jendela di sebelah pintu tersebut. Saat dilihat, ternyata tidak ada orang.
“Lah, aneh. Kukira tadi ada orang. Apa saking aku ngantuknya kali jadi bisa mendengar hal yang aneh,” pikirannya, lalu menutup kembali horden yang dia buka. “Ya sudahlah, aku balik aja.” Kayla berbalik arah. Tapi di saat yang sama, ketukan pintu itu kembali ada, dan kali ini membuat Kayla ketakutan. “Aduh, siapa sih? Jail apa gimana ya?” tanya di dalam hati. Hatinya mulai getaran mulai berdetak kencang. Kayla yang ketakutan, berlari ke atas, masuk ke dalam kamarnya, dan ngunci pintu. Tapi entah mengapa, ketukan pintu yang berada di lantai satu rumahnya, masih terdengar dan sekarang malah bertambah keras. Kayla mencoba menutupi Kupingnya. Tubuhnya menggigil seketika, tak tahu apa alasannya. Kayla mencoba menenangkan dirinya. Dia menggunakan headset untuk menutupi telinganya dan mencoba memasang lagu. Kayla pun mengabaikan ketukan pintu itu masih terus, terus, dan terus ada, dan mengerjakan tugasnya kembali.
111Please respect copyright.PENANAu7l0JLHKv8
Jam menunjukkan pukul satu malam. Kayla masih terbangun, tapi sekarang tugasnya sudah selesai. Kayla merenggangkan tubuhnya. “Akhirnya selesai,” katanya, lalu buka headsetnya. “Baiklah, sepertinya sudah waktunya tidur,” Kayla menguap. “Aku ngantuk ah.” katanya lagi. Kayla sudah tidak lagi memikirkan hal yang barusan terjadi. Kayla menjatuhkan dirinya ke atas kasur dan membaring dirinya di sana. Tidak membutuhkan waktu lama, ia pun tertidur. Tapi belum lama, dari arah jendelanya yang tertutup, terdengar suara ketukan. Kayla yang baru saja tertidur, terbangun. Gara-gara hal itu, hatinya kembali berguncang karena takut. Ketukan itu ada lagi dan lagi, tidak berhenti-henti. Kayla mencoba menenangkan dirinya dan berpikir positif dia menghela nafasnya panjang-panjang, mencoba untuk tidur dan mengabaikan sesuatu yang ada di luar dan mengetuk-ngetuk jendela kamarnya. Tapi sesaat kemudian, lampu kamar Kayla mati dan menjadi gelap. Kayla berteriak karena ketakutan. Ia bersembunyi di balik selimut dan menutup telinganya kuat-kuat, tidak ingin tahu apa yang ada di luar sana. Ketukan dari balik jendela semakin kuat dan semakin kuat, membuat Kayla takutan habis-habisan. Ketukan itu akhirnya menghilang, tapi malah berpindah dengan ketukan di pintu kamarnya. Lampu kembali menyala, tapi itu belum bisa membuat Kayla tenang. Kayla menakin takut ketika pintu kamar dibuka secara oleh sesuatu dari luar. Kayla gemeteran di bawa selimutnya. Suara langkah kaki terdengar jelas dan masuk ke dalam kamarnya. Kayla bisa mendengarkan suara langkah kaki itu semakin dekat dan sampailah dia di depan Kayla. Kayla semakin ketakutan. Bahkan, ia sampai tidak bisa bernafas dengan benar. Sebuah suara keluar dan terdengar tidak biasa.
“Meong…” Suara itu terdengar jelas jadi balik selimut.
“Su-suara apa itu? Hantu?” tanyanya di dalam hati. Karena penasaran, Kayla membuka selimutnya perlahan. Ternyata saat dilihat, itu adalah seekor kucing hitam yang ia temukan. Kucing itu sudah berada di bawah kasurnya.
“Loh, itu kamu? Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Kayla. Kucing itu tentu saja tidak menjawab dan hanya menatap Kayla dengan mata merahnya. “Kalau dia yang masuk, siapa yang dari tadi mengetuk pintu dan jendela rumah?” tanyanya di dalam hati. Rasa takut di dalam hatinya belum menghilang, namun setelah melihat kucing hitam itu, setengah rasa takutnya menghilang. “Mungkin itu hanya halusinasi saja karena sudah malam. Ya sudah, aku akan tidur saja.” Kayla yang masih sedikit ketakutan memutuskan untuk tidur. Tapi malam ini, dia tidak matikan lampunya dan tidur bersama si kucing hitam itu agar bisa sedikit menenangkan hatinya.
ns 15.158.61.11da2