Di tandas, Uncle Narden membersihkan tandas dengan sungguh gigih..
"eh Lyana, jom temankan aku tengok Uncle tu betul ke cuci tandas. entah-entah tengah melancap kat tandas tu" kata Jue
Lyana berjalan kearah tandas dibelakang sambil diekori rapat oleh Jue.
"senyap je.. Uncle takde dah kot.." kata Lyana sebaik tiba dihadapan pintu tandas
"cuba kau masuk tengok betul ke takde Uncle" kata Jue
Lyana membuka pintu dan memeriksa setiap tandas. Sebaik Lyana masuk kedalam tandas, Jue mengunci pintu utama tandas dari luar.
"weii.. bukak.. bukak Jue bukak.." jerit Lyana
Uncle Narden mendengar suara Lyana segera mendapatkan Lyana
"kenapa? kenapa jirit?" tanya Uncle Narden
"eh.. Uncle ada kat dalam ke? bukan Uncle dah keluar ke?" kata Lyana
"mana ada kiluar, sikit lagi mau siap sana tempat lagi cuci la.." kata Uncle Narden
"Uncle!!! Upah sudah sampai haa.. kasi setel saya kasi 10 minit cipatt" jerit Jue dari luar
"wehh kau bukak pintu ni Jue!!!" jerit Lyana sambil mengetuk pintu tandas
"sorry lah Lyana, aku dah janji dengan Uncle tadi!! cepat sikit! aku tunggu luar ni!" jerit Jue
"hishhh!" keluh Lyana
"adik manis, sini sayang.. tolong saya, kasi jilat ini batang sudah lama air takda kiluar" kata Uncle Narden sambil mengenggam batangnya menjulur kearah Lyana.
Saat Lyana memandang ke arah Uncle Narden, matanya terbeliak melihat batang hitam besar dan panjang Uncle Narden telah pun mengeras. Lyana merenung tajam kearah Uncle Narden sambil menahan marah. Lyana menghembuskan keluhan panjang.
Lalu, Lyana meletakkan cermin mata bulat besarnya diatas sinki dan membuka tudung labuhnya dan menggantungkannya dibelakang pintu. Dengan sendirinya Lyana berlutut dihadapan Uncle Narden, kepalanya selari dengan batang mencanak Uncle Narden.
Lyana mencium kepala batang kulup Uncle lalu menjilat kulit lebihan kulup batang Uncle Narden.
"oooo... You tak mau cium sama bibir Uncle, kepala batang you mau cium aa.. you sindiri turun kasi cium saya punya batang, sikarang takda paksa u sindiri mau haa.." sakat Uncle Narden
Lyana mendongak memandang muka Uncle Narden sambil mengenggam batang Uncle Narden.
"sekarang mau ke tak mau? kalau tak mau saya keluar saja" kata Lyana
"aiyoyo.. main-main cakap saja, oke oke.. hisap saja.. soryy sorry" kata Uncle Narden
Lyana mula menjilat keliling batang Uncle Narden, dan mengolom kepala batang kulup Uncle Narden. Sesekali Lyana meludahkan airliurnya keatas batang Uncle Narden membuatkan Uncle Narden terkesima dengan aksi hebat Lyana.
"you banyak suda pandai.. ini macam bagus" puji Uncle Narden
Lyana memasukkan separuh batang Uncle Narden kedalam mulutnya lalu membuat aksi keluar masuk seakan mouth fuck sambil menyedut batang Uncle Narden dengan penuh berhati-hati supaya tidak terkena giginya.
"oaaarhhh... manyak sidap... urghhh" desah Uncle Narden
Uncle Narden mula merangkul leher Lyana dan mula menghenjut mulut Lyana dengan laju. Lyana mengambil peranan mengecilkan rongga mulutnya supaya batang Uncle Narden merasa seolah² sedang bermain dengan lubang burit yang sempit.
"ohhh..oohhh...fuckk...ahhh...shittt!" desah Uncle Narden
"urkkk...urrkkk..ourgghh" Lyana hampir tersedak melayani batang besar panjang keluar masuk kedalam mulutnya yang hampir mengenai anak tekaknya.
Muka Lyana kemerahan menikmati asakan batang kedalam mulutnya. 8 minit berlalu asakan demi asakan di terima oleh Lyana didalam mulutnya, membuatkan kakinya yang sedang melutut turut merasa kesakitan.
Akhirnya Uncle Narden melepaskan airmani klimaksnya yang banyak kedalam mulut suci Ustazah Lyana..
"aaarhhhhhhhhh shitt!...." raung Uncle Narden melepaskan airmaninya didalam mulut Lyana.
Lyana hanya menadah mulutnya dan Uncle Narden mengeluarkan batangnya dari mulut Lyana. Uncle Narden segera menekup mulut Lyana menggunakan tapak tangannya.
"tilan... you jangan muntah.. telan simua.." kata Uncle Narden
Lyana memejamkan mata sambil menelan kesemua airmani Uncle Narden yang berlendir dan hanyir kedalam tekaknya.
"urkk.. urrkkk.." Lyana merasa loya seperti ingin muntah.
Lyana segera bangun lalu berkumur di sinki tandas sehingga puas.
"hahaha. banyak cantik you.. bagus you punya hisap manyak sidap.." kata Uncle Narden
Sambil berkumur, Lyana tersenyum bangga dengan pujian yang telah diberikan oleh Uncle Narden. Dia merasa amat berpuashati dengan servis yang telah dia berikan. Lyana juga berasa hairan, sepatutnya dia merasa hina tetapi malah dirinya merasa amat berbangga dengan kata-kata pujian Uncle Narden.
"Jue! sudah siapp ini" kata Uncle Narden
Jue segera membuka pintu tandas, dan melihat Lyana sedang membetulkan tudungnya di cermin tandas.
"wah.. pasangan bahagia.. okay Uncle?" tanya Jue
"manyak okay.." kata Uncle Narden sambil menunjukkan isyarat tangan 'good' kearah Jue
Lyana yang selesai bersiap memandang isyarat tangan mereka berdua, lalu menundukkan wajahnya lalu segera bergegas keluar dari tandas.
"dia sudah expert hisap.. banyak sidap" kata Uncle Narden
"wahh makin syok la lepas ni ya Uncle" kata Jue
"mesti syok la" kata Uncle Narden sambil memerhatikan Lyana yang sudah tidak kelihatan dari pandangan lalu meramas bontot Jue yang montok.
"hishh Uncle ni.. sempat lagi ramas bontot orang" Jue menepis tangan kasar Uncle Narden
"sikit saja oiyooo" kata Uncle Narden tersengih-sengih kerang busuk
"nafsu you tarak puas ka.. saya kasi hentak sampai mati pucuk nanti baru tau" kata Jue sambil menjeling kearah Uncle Narden
"sini bikin la.. cakap sija.." kata Uncle Narden sambil memeluk pinggang Jue dan merapatkan tubuhnya dengan tubuh Jue.
Jue meronta-ronta melepaskan dirinya sambil menolak badan Uncle Narden. Uncle Narden melepaskan Jue sambil tersenyum.
"you cakap sija pandai.." kata Uncle Narden
Jue membuat muka bengang dan menunjukkan fuck dihadapan muka Uncle Narden. Uncle Narden segera menjilat jari tengah Jue membuatkan Jue bertambah bengang, Jue beredar menuju kedepan dengan perasaan yang agak bengang.
ns 15.158.61.6da2