Perkelahian antara suami istri itu tak dapat dihindari, hari ini Alfred mengetahui bahwa istrinya telah selingkuh dengan musuh bebuyutannya sendiri. umpatan dan cacian yang mereka lontarkan terhadap satu sama lain terdengar begitu jelas di telinga buah hati mereka.
“JALANG SIALAN! Berani banget kamu selingkuhin aku” marah Alfred.
“Iya dong, biar kita impas kan mas. Kamu selingkuh sama adekku dan aku selingkuh sama musuhmu. Disini kita berdua sama-sama jalang, kok kamunya malah sok suci?” tanya Rahel dengan santainya.
Mendengar hal itu Alfred terdiam sejenak, Ia tak menyangka istrinya telah mengetahui hal tersebut.
“Jadi kamu selingkuh sama musuhku untuk balas dendam ke aku gitu?”
“Terserah kamu mau anggap apa, intinya disini kita udah impas”
PRANGGG
Bunyi pecahan vas itu menggelegar hingga ke seluruh sudut ruangan, lihatlah betapa egoisnya seorang Alfred Geandra, Ia tega menjalin hubungan dengan Lea yang merupakan adik istrinya sendiri, ketika dibalas Ia malah tak terima.
“Lagian ini semua kan kamu yang mulai, trus kenapa kamu harus marah”
“Ini semua juga bukan sepenuhnya kesalahan aku, kan aku udah pernah bilang sama kamu untuk berhenti kerja, tapi kamu malah gak mau. Kamu jarang pulang, dan yang ada buat aku disaat aku lagi banyak pikiran itu Lea. Jadi, mau gimana lagi? Aku udah terlanjur jatuh hati sama dia”
“Sama kayak kamu, aku juga punya impian dan impian aku adalah menjadi seorang pramugari, kamu tahu kan gimana kerasnya aku berusaha untuk sampai diposisi ini. Sekarang kamu malah jadiin itu sebagai penyebab noda di pernikahan kita, padahal itu kelalaian kamu sendiri” ucap Rahel dengan nada penuh kekecewaan.
“Kamu yang lalai menjaga suami”
“Aku yang lalai atau iman kamu yang gampang goyah mas? Kamu kira kamu doang yang ngerasa kesepian? aku juga, tapi aku gak pernah ladenin Nathan yang selalu godain aku. Sampai akhirnya aku terima dia untuk balas dendam ke kamu. Jadi, jangan salahin aku. Aku harus ke bandara lagi, soalnya malam ini ada penerbangan ke Lombok. Aku pamit”
Setelah mengatakan itu Rahel pun keluar dari kamar dan hendak langsung pergi, tapi Ia menyempatkan diri untuk melihat kedua putranya. Mereka tampak cemas, akhirnya Ia memutuskan untuk menenangkan mereka terlebih dahulu.
“Kalian udah makan belum?” tanya Rahel dengan lembut kepada kedua putranya itu.
“Udah kok mah” jawab JulIant
“Ma ... Fael takut” ucap Fael dengan polosnya.
“Tenang ya nak, tadi mama sama papa tengkar bIasa kok” jawab Rahel menenangkan.
Mendengar hal itu keluar dari mulut anaknya membuatnya merasa bersalah, seharusnya tidak begini. Menjadi orang tua haruslah bijak, jangan sampai anak-anak juga ikut terluka.
Selesai menenangkan kedua putranya itu, Ia pun teringat pada Velva. Saat mengecek ke kamar anak perempuannya itu, Ia merasa lega, Velva ternyata sudah tidur.
Segera Ia bergegas menuju kembali pada pekerjaannya.
ns 15.158.61.54da2