Perkenalkan namaku Wisnu, seorang anak yang terlahir dari sebuah keluarga yang sangat sederhana. Di sana aku merasa paling beruntung terlahir sebagai anak dari seorang wanita yang rupawan dan baik hatinya. Mamaku bernama Putri, saat ini dia berusia 35 tahun.
Mama melahirkanku saat dia berusia 15 tahun, walau mama single parent, namun kehidupan kami masih sangat layak bila di bilang sebagai keluarga kaya. Mama bekerja dengan seorang pria yang ku kenal sebagai Pakde Tirto. Bekerja dengannya dan selalu membawa bingkisan dan bahkan satu amplop full uang 10 juta adalah hal yang biasa.
Sebelum itu aku mau kasih tahu bahwa kampung tempat tinggalku ini terbilang unik, yaitu setiap anak lelaki yang menginjak umur 15 tahun akan diikutsertakan dalam sebuah perkumpulan yang isinya 30 wanita tanpa busana, diantaranya termasuk mama. Aku yang sebentar lagi 15 tahun ini akan mendapatkan pengalaman spesial yang serupa.
Singkat cerita, semua wanita harus turut andil memberikan wejangan dan ilmu menyetubuhi wanita sekaligus bercinta dengan pesertanya. Jujur aku belum sekalipun tahu apa itu seks, melihatnya saja pun tak bisa. Karena ingin memberikan kualitas hidup anak muda jauh dari serba serbi seksualitas, dan akan di kupas tuntas dalam upacara sakral ini.
"Wisnu! Sini pakde mau tanya sesuatu!" Pakde Tirto bertanya sambil mendudukkanku pada sebuah sofa. "Kamu sudah pernah coli? Sudah pernah nonton ngentot?" Pakde bertanya dengan teliti, sebab sudah barang normal seseorang yang dianggap sepuh untuk tahu perihal seperti ini.
"Nggak pakde, belum pernah tuh! Emang apaan sih itu?" jawabku polos. "Coba sekarang kamu turunkan celanamu, kasih lihat pakde, manukmu" Pakde lalu melanjutkan perkataannya sembari mengelus pelan kontolku yang masih tertidur dan ajaibnya membesar. Hampir 25x ukuranku yang dari awal hanya sebesar kelingking bayi.
"Adu duhhhh Pakde... manukku kok gede?" Tanyaku heran sembari mulai meneteskan air mata.
"Put! Anakmu wis gede... marem tenan anakmu.. cobaen jajal kontol anakmu!" Pakde menarik tangan mama yang baru selesai mandi sembari menurunkan tubuhnya dan terkesiaplah handuk basah yang telah menutupi lekukan dahsyat kewanitaannya.
"Gendeng! Ko iso gede men yo mas, karo awakmu gedean iki" Jawab mama tanpa filter. "Jadi selama ini mama ngentot sama pakde?" tanyaku terheran heran. "Ya kalo nggak, ga bakal kita bisa hidup senikmat dan senyaman ini". Betul juga pikirku, yang penting enak kok hidupku.
" Tahan ya nak, nanti kalo kamu ngerasa aneh, teriak aja gak apa apa kok.. " jawab mama. Waduh! maksudnya apa ni? kok jadi ragu untuk memberikan kontolku ke mama. Tapi yang dimaksud mama adalah mengelupas kulup kontolku ke pangkal. Terasa merinding sekujur tubuhku "Gellliiiiii maaaa.... kontol adek geliiiii.. ouuuuchhhhh. mmm... enaaaakkk" Aku menggelinjang menikmati tangan halus mamaku.
Kontolku kemudian menegang maksimal karena remasan lembut dan dengan jilatan liar mama membasahi helm kontolku dan menjilati smegma sekitar leher kontolku hingga bersih. "Hmm enaakk... " itulah yang dikatakan mama. Kontolku nggak terlalu panjang, namun besar sekali. Panjangnya 19 cm dengan lingkar 12 cm menjadikan kontol ini primadona dikalangan perkampungan ini.
BERSAMBUNG...
1179Please respect copyright.PENANA1GqkwTz49n