Wawa ( Anak dari Bu Isma )
Keesokan paginya, Bu Isma datang dengan baju ketat berwarna merah dengan pentil teteknya terlihat. Dia berdandan merona. Bu Isma memakai tas mini kecil merek Louis Vitton berwarna hitam. Dia tidak pakai hijab lagi didepanku. Sunggu seperti hal yang berbeda dari dua hari kemaren. Wanita yang anggun menutupi tubuhnya kini terang terangan menunjukkan tubuh seksinya di depan orang yang bukan suaminya. Bu Isma sangat liar dan lacur.
"cantik banget sayang sini masuk." ucapku
"Iya sayang." Dia masuk dan kita berdua duduk.
Aku memegang tubuhnya terutama bagian dada dan aku meremas dengan keras. Wajahnya sempat bereaksi kesakitan tapi dia menerima pelecehan itu. Aku menjilati lehernya dan dia tersenyum kepadaku.
"Kamu seksi banget aku suka kamu yang kaya gini." pujiku.
"Makasi sayang." lanjut Bu Isma "awalnya aku pakai hijab dan memakai baju tertutup, aku kan beli baju ketat ini di online dia curiga ke aku. aku males nanggepin aku bilang aja kalo ini cuman buat muasin dia padahal aku udaj enek sama dia." terang Bu Isma.
"suamimu ga jelas ih masa cewe secantik kamu ga boleh nunjukkin tubuh seksinya." kata kataku mempengaruhi pandangannya.
"iya sayang, aku males dengan suamiku." ucapnya
"aku punya ide bagaimana kamu menguras harta suamimu, pertama tama kamu ganti nama rumah, mobil, atau kepunyaan keluarga kamu jadi milik kamu." ucapku dengan jahat
"bener si sayang, daripada aku bertahan mending aku pelan pelan ambil hartanya ya." ucapnya.
aku memeluknya dan mendorong dia ke kasur. Aku membuka baju ketatnya perlahan dan dia merasa bergairah. Aku menjilati perut hingga leher yang membuat dia semakin terangsang. Dia mesum sepenuhnya.
"ga usa peduliin keluarga kamu lagi, lupakan suami kamu saat nanti aku ngewe sama kamu, ingat suami kamu hanyalah atm berjalan kamu, manfaatkan dia untuk dapetin kekayaanya. untuk anakmu jadikan dia anak kita dan aku pengen coba juga anakmu yang cewe hahaha." kataku sembari menaruh baju ketat itu di lantai. Payudaranya siap disantap. Ku jilat sambil membuka celana dalamnya. Memek yang indah.
"Baik sayang aku nanti akan kenalkan wawa anak aku ke kamu, dia harus cobain kontol kamu yang enak." ucapnya
Ku jilati memeknya dan ku mulai menyusuri sampai pantatnya. Telunjukku ku masukann ke dalam memeknya. Dia memejamkan matanya sambil menjulurkan lidah.
"Isma, kamu adalah pacarku selamanya, ceraikan suami kamu kalo udah sampe habis hartanya. Kita akan tinggal bareng dan buat keluarga yang baru." ucapku
"AHHHHHHH IYAAAA SAYANG, AKU AKAN CERAIKAN SUAMIKU SAAT AKU UDAH AMBIL SEMUA ARGHHHH HARTAAAAAAAANYAAA, SAYANGGGGG AKU MAU TINGGAL BARENG KAMU TERUSSSSSSS BUKAN SAMA SUAMIKU LAGI AHHHHHH ENAKKK HOOOOOOOO OHHHHHHHHHHHH SAYANGGGG SAYANGGGGG ENAKKKKK MEMEKK AKU CUMANNN BUAT KAMUUUUU, AYOOOO BUAT KELUARGA BARUU SAYANGGGGG." desahan dia benar benar indah.
"cincin kenapa masih di pake sayang." ucapku dengan keras telunjukku menusuk nusuk memeknya.
cincin Bu Isma segera dilempar ke tempat sampah. Tubuhnya masih gelisah akan kenikmatan di colmekin oleh tanganku.
"AKUUU GA MAU PAKEEEE YANG DIBERI SUAMIKU LAGI, OHHHHH ARGHHHHHH ENAKKKKKKK SAYANGKUU GERII. CINCIN ITU UDAH GA BERGUNA LAGII, AKU UDAH GA SAYANG SUAMIKU AAHHHAHHAHHAHAH. YANG KU SAYANG HANYALAH GERIIIIIII AHHHHHH, BUAT AKUUUUUU JADIII ISTRIMUUU BUAT AKU JADI LACURMU AHHHHHH HMMMMMMMM OHHHH BUAT AKUU JADI BUDAK SEKS KAMU SAYANGGG, BUAT AKUUUUU JADI HIDUP KAMUUU." diaa menggila namun ini yang ku suka.
Pelan pelan cairannya keluar dan memuncratkan kasurku. Lengket dan bau memek khasnya. Cairan memeknya juga membasahi tubuh Bu Isma. Bu Isma terlentang lemas. Namun aku tidak akan selesai sampai disitu, aku membuka celanaku dan menaruh kontolku ke memek yang basah. Dia menjerit menahan kesakitan. Kos ini sepertinya tidak peduli ada yang ngewe atau engga.
"sayangkuuu muaaaach." aku mencium teteknya
"ENAKKK AHHH ENAKKK." dia menjerit kesenangan.
ku dorong kontolku lalu ku lepas tiba tiba. Bu Isma memelas dan menaruh kedua tangannya di memeknya.
"sayang aku mohon ke kamu, ewe aku sampe hamil, buat anak dari sperma kamu." ucap Bu Isma
"kalau suamimu tau aku ga bisa buat apa apa." ucapku dengan pura pura panik padahal ini yang aku inginkan.
"aku udah bilang ke kamu kalau aku cuman sayang kamu kan nanti ketahuan selingkuh yauda cerai." ucap Bu Isma.
aku membalikan badan Bu Isma dan menyuruhnya pose anjing. Kita doggy style sembari ku remas remas teteknya yang gede dan lembut. Pantat montoknya ku tampar berulang kali.
"sayang nanti mau tinggal dimana setelah cerai." ucapku
"AHHH TERSERAH KAMU SAYANG AKU IKUT." Bu Isma sangat bergairah
"aku mau tinggal di luar negri si." ucapku
"OKE SAYANG NANTI TABUNGANKU UNTUK BIAYA DILUAR NEGRI." kata Bu Isma yang menurut kepadaku.
dua jam berselang, Spermaku keluar di dalamnya tanpa menyisakan namun Bu Isma tetap mengulum kontolku ketika aku melepas memeknya. Wawa menelpon Bu Isma dan ku jawab ketika Bu Isma sedang makan kontolku.
"Bu ini ibu dimana aku udah pulang kuliah." jelas Wawa.
"Slurrrrrp slripppppp." Bu Isma tidak menjawab dan asik mengulum.
"Bu ibu ngapain si aneh banget suaranya." ucapnya.
"Ibu lagi minum enak banget, yauda nanti ibu ke rumah." ucap Bu Isma.
Wawa tidak ku matikan dan sengaja ku paksa dengar ibunya mengulum kontolku. Dia mengatakan berulang kali ibunya namun ibunya mengabaikannya. Sampai wawa sendiri mematikan. Wawa adalah seniorku di kampus, dia terkenal galak dan anggun. Dia pernah merendahkanku saat aku menjawab pertanyaan dia dan beredebat dengannya. Akan ku balas dia dengan hal yang membuat dia tersiksa.
"Wawa akan ku jadikan pelacur ya." aku mengelus kepala Bu Isma.
"Iya sayang jadikan dia pelacur saja." ucapnya
Sperma keluar dari kontolku. Seperti biasa dia telan sperma sampai ke rahimnya.
Kita berdua beristirahat sambil tidur memeluk tubuh masing masing, begitu seksi dan romantis.
empat jam berlalu aku bangun dan Bu Isma sudah menyiapkan makanan. Dia memasakanku ayam mentega.
"Nanti aku ganti ya spreinya bekas memek aku sayang." ucapnya sembari memberiku makanan.
"Iya sayang." aku mengambil maknan dan menyantap. Kita makan bersama. Namun aku tidak menelannya melainkan mengunyah dan menaruh ke Mulut Bu Isma.
"Ihh sayang lucu deh aku makan bekas lusha kamu." dia justru sangat senang.
kita makan jorok seperti itu dan tak peduli kebersihan lagi.
"sayang malem mau ga ajak aku dinner di rumah kamu." ucapku
"boleh sayang." dia mengambil telepon dan menelpon suaminya.
"Halo bu kenapa?" tanya suaminya
"pak ini nanti makan malem mau ada tamu dari anak kos mau makan bareng gitu satu orang aja si bu." kata Ibu Isma
"owalah siapa bu?" tanya suami dengan lembut.
"Geri pak, dia tadi bantuin aku bawa beras." bis ajaa bohongnya Bu Isma. Dia menelpon sambil ku remas teteknya.
"oh okee bu." suami dengan polos menyetujui.
Malam nanti akan menjadi pertunjukkan yang seru.
***
malam hari tiba dan aku mengetuk pintu. Seorang anak kecil laki laki hadir menyapaky dan membuka pintu.
"Bang Geri ya?" kata anak kecil itu.
"Iya dek." aku tersenyum ramah kepadanya.
"Geri masuk sini, Bu Isma udah siapin makanan." kata Suaminya
"Mama kenapa tiba tiba undang Geri ya?" tanya Wawa dengan guram.
Aku masuk ke rumahnya, cukup besar dengan halaman di belakang. Meja makan yang luas berbahan kayu jati dan juga dapurnya seperti dapur modern. Aku izin duduk di sebelah Wawa. Perempuan itu memalingkan wajah kepadaku. Bu Isma datang dari dapur begitu rapih memakai hijab dan kemeja lengan panjang. Dia sepertinya tak mau ketahuan suaminya dulu.
"Bu aku makan nanti aja ya ngantuk." anak kedua Bu Isma yang ku tahu bernama Lio.
"Yah kamu ga mau makan bareng?" tanya wawa
"udah makan tadi aku juga opor hehe." Lio ke ke dalam kamar.
"Ini aku masakin opor ayam, sayur kangkung, dan tumis tahu." ucap Bu Isma.
"Wah ini mah kesukaan Bapak hehe." puji suami kepasa istrinya.
"Ayo silahkan makan semuanya ya." kata Bu Isma.
"Bu Isma maskaannya enak." aku memuji Bu Isma. Dia langsung salting namun dia tahan.
"Bu kenapa ngundang Geri dah." tanya Wawa
Aku sebenernya sangat kesal dengan sikap Wawa yang angkuh namun aku tak boleh terburu buru.
"Ini dia bantuin ibu bawain sayuran tadi." kata Bu Isma.
"Udah makan jangan ribut, bapak laper ni." ucap suami Bu Isma.
"Oh ya ada minuman seger tau ini dikasih smaa Geri buat kita." Minuman itu minuman dingin yang sudah kuberi cairan perubah otak. Mereka berdua akan menuruti perintahku.
"Wah seger yaa Ger, buat sendiri?" tanya Suami Bu Isma.
"iya pak saya pake racikan rempah gitu." ucapku bohong
"owalh enak tau jualan gih ini lumayan."
"hehe boleh si pak."
beberapa menit kemudian kita masih makan biasa tanpa ada reaksi namun Suami Bu Isma mulai memegang lehernya. Selain reaksi gelisah dan sayang cairan ini bisa mempermainkan melalui sugesti.
"Bapak kenapa?" tanya Wawa sambil memakan sayur kangkung.
"Bapak ngerasa ngantuk ya? itu kayaknya pegal deh butuh istirahat pak, aku pernah ngerasain cape jadi ya gitu pegel pegel dan ngantuk." ucapku
"bener kayaknya Ger ini bapak ngantuk banget." tak lama dari kata kata itu dia mulai perlahan tertidur di meja.
"Pak bangun pakk bangunnnn." Wawa khawatir.
"Gausa khawatir Wa, dia ngantuk itu kalo dibangunin malah kasian." ucapku
"Gausa sok peduli deh kamu ya." ketus Wawa
"APAAN SI WAWA MARAH AMA GERI, DIA DATENG KESINI LOH KAMU MARAH MARAHIN." bela Bu Isma kepadaku
"Ko mama jadi marahin aku."
"ya lagian sikap kamu gitu, mama ga suka." jelas Bu Isma.
Bapak tetap tak sadar dan pulas tertidur.
"Wa kamu ngerasa gerah ga, nambah emosi kamu juga tadi bikin gerah loh coba minum lagi." ucapku. Wawa meminum cairan itu lagi.
" Lumayan." kata Wawa
"Bu Isma juga gerah kan ya? kemeja ibu itu terlalu tertutup tau kenapa ga coba dibuka aja mulai dari jilbab dulu buat gerah rambut tau." ucapku.
"Apaan apaan Ger, kamu nyuruh nunjukkin aurat ke kamu. Bu jangan bu." marah Wawa sambil mengipas dirinya.
Wawa kaget karena Bu Isma membuka jilbabnya dengan perlahan. Bu Isma mulai membuka kancing kemeja panjangnya. Dan membuka sampai terlihat BH saja.
"Bu Isma terlihat lebih segar bukan. Besok besok jangan pakai yang terlalu tertutup bu biar ga gerah" ucapku
"Iya Ger, bener kemeja panjang buat gerah, mulai besok dirumah Ibu mau pake yang terbuka deh kaya baju baju dinas seksi gitu. Kan juga dirumah biar ga gerah." Ucap Bu Isma.
Wawa menatap Ibunya dengan tatapan bingung. Wawa memasang wajah bimbang.
"Bu tutup pke baju bu, ibu kenapa tiba tiba berubah gini." tanya wawa
"Kamu sadar ga si Wa, ibu itu seksi bukan, teteknya gede pantatnya semok, wajah ibu juga cantik. Masa ibu tutup tutupin kan ga rugi kalo ditunjukkin juga." ucap Bu Isma seperti pelacur.
"Bu ibu dulu bilang ke aku kalau aurat harua ditutup." Wawa tegas menekan suaranya
"Kamu semakin dewasa semakin mengerti bahwa perempuan paling penting tu tubuhnya mau pendidikan tinggi kalau ga tobrut, ga seksi, ga menarik perhatian laki laki ga akan bisa sukses." kata katanya semakin liar.
"Bu ko bisa si ngomong gitu." Wawa lemas dan mulai menangis.
"Wa aku tau ini kaget tapi pasti akan terbiasa." ucapku yang berdiri lalu dibelakang tubuhnya.
"Kamu harus sadar kalau terbuka lebih terlihat bebas wawa." jelas Bu Isma
"Wawa kamu kan gerah kenapa ga coba buka hijab kamu dulu, terus nanti aku bantu bukain bajunya." Wawa tidak menolak dia menerima karena otaknya perlahan berubah sesuai yang ku katakan.
"Iya aku buka hijab dulu." Wawa membuka hijab dan terlihat rambut pendek seperti ibunya.
"Ibu diajak Geri untuk GYm sama berenang privat nanti kamu kalo mau ikut boleh." ucap Bu Isma.
"Wa kamu tu badannya seksi kenapa ga coba tunjukkin ke lawan jenis kalau kamu punya tetek gede di usia kamu dan wajah cantik bukan itu justru buat kamu semakin menarik." aku sugesti Wawa sembari meremas teteknya. Wawa tidak menolak dia mengangguk.
"Aku mungkin tadi menolak karena baru tau kalau aku harus terbuka ke lawan jenis." ucap Wawa yang tadinya angkuh menjadi penurut.
Keluarga Bu Isma hampir aku kuasai.
"Iya Wa, kamu harus tunjukkin." Aku mendukung Wawa agar dia semakin liar.
Baju wawa ku buka ku taro di kursiku, BH biru muda dengan motif bunga. Ku lepas tali BHnya kemudian ku taro di wajahnya. Seperti seorang mesum yang tergial gil dengan BH wanita.
"BH itu harusnya tidak kamu pakai melainkan kamu pajang sebagai hiasan." ucapku
"Iya Ger." ucapnya
teteknya dengan pentil coklat ku remas. Bapaknya tertidur tidak melihat kalau anak dan istrinya telanjang dan dilecehkan oleh mahasiswa.
"kamu mau tau ga sesuatu Ger? Ibu kamu itu pacaran sama aku." jelasku.
"ha?" Wawa lemas.
"Iya mama selingkuh dari papa karena papa ga bisa muasin mama. Jadi Mama ke lain hati. Mama sayang sama Geri." ucap Bu Isma.
"Ma tapi kan selingkuh jahat, papa sibuk, ga mikir papa?" Wawa dengan sangat lemas ngomong.
"mama udah ga sayang lagi sebenernya sama papa tapi karena sudah menikah tanggung jawab untum buatkan makanan." ucap Bu Isma dengan kejam.
"Wawa kamu harus terima kalau perselingkuhan Mama kamu itu baik, kamu harus terima kalau nanti ayahmu bukan yang sedang tidur sekarang tapi aku, aku bakal jadi ayah kamu." ucapku
"Kamu kan bawahanku." heran Wawa
"kamu akan lebih sayang aku dan pelan pelan lupain ayah kamu yang dulu, aku bakal muasin kamu terus sayang." ucapku mulai membuat wawa berbeda dan menghancurkan moralnya.
"kamu terima ya wa kalau Geri ayah kamu sekarang, mulai besok pas ayah pergi Geri bakal datang dan jadi ayah kamu yang baru, kamu harua berbakti dan nurut sama dia." Pinta Bu Isma.
aku mencium bibir wawa dengan french kiss. Dia menerima dan menekankan tanganku yang masih meremas teteknya.
"Aku bakal nerima Geri jadi papa aku, papa. Geri sayang aku bakal berbakti sama kamu papa." Wawa sudah memanggilku papa.
"Ayo kamu sama Isma ke kamar utama yu."
Di dalam kamar itu mereka sudah telanjang bulat dan aku dibukakan bajunya oleh mereka berdua sambil menciumku. Bapaknya ditinggalkan begitu saja.
kontolku sudah mengeras, ku masukan kontolku ke memek Wawa.
"papa mau kontol papa." Ku dorong dengan tajam dia mendesah. Disampingku Bu Isma yang mencium pentilku dan leherku.
"Enakan sama aku, udah ilangin rasa sayang kamu sama ayah kamu yang dulu." pintaku
"IYAAAA PAPAA GERIII SAYANGGGG AHHHHHHH AHHHHHH AHHHH." Desahan Wawa Menggoda. Ku pegang pantatnya dan kutarik sampai dia bersandar si kasur. Kasur goyang dengan nikmat.
"Sayang kamu hebat banget buat wawa jadi liar gitu." Bu Isma mencium pipiku
"Iya lah aku hebat." aku tertawa kepada mereka berdua yang berubah menjadi budak seksku.
"PAPAAAA ENAKK AHHHHH AHHH." wawa sangat bergairah.
"Sayangku Wawa nanti jangan marah marah lagi ya di kampus." Aku meremas payudaranya dan menamparnya.
"Iya papa maafin aku kemaren marah marah ama papa." ucap Wawa.
kontolku ku lepas dari memek Wawa dan ku lemparkan ke wajah Wawa.
Wawa menjilati sperma sperma dekat bibirnya. Bu Isma menjilati memek Wawa dan ku berdiri agar bisa menyodok kontolku ke Pantat Bu Isma. Bu Isma kebikmatan saat sudah masuk. Wawa masih mendesah yang tak tertahankan. Lio tidak sadar kalau ibu dan kakkanya sudah berubah sepenuhnya.
"Sertifikat rumah, kepemilikan mobil, emas investasi ganti semua jadi namaku." ucapku
"baik papa sayang." wawa menyetujui
"Iya sayang aku kasih ke kamu semuanya." Bu Isma dengan bangga mengatakan itu.
Keluarga yang dibangun bertahun tahun hancur dengan tiga hari saja. Aku menyodok lebih keras namun Bu Isma tertahan desahannya dengan menjilat memek Wawa.
Memek wawa masih segar dan sempit. Berbeda dengan Bu Isma namun Bu Isma selalu mencukur bulu jembutnya.
"Isma ku sayang ahhh." aku memuncratkan spermaku lagi di memeknya. Dia menerima dengan hangat.
ku keluarkan kontolku dan ku senderkan badanku di kasur. Mereka berdua asik menjilati bergantian kontolku. Bu Isma benar benar liar karena sudah berani meludah untuk memperlicin kontol sedangkan Wawa masih belajar cari mengulum yang benar.
472Please respect copyright.PENANADDr3CY1W88
472Please respect copyright.PENANAGSlqpxGaN9