Kakek Rohim mengangkat kepalanya dan mendengarkan suara ledakan dengan hati-hati. "Aku tidak tahu pasti, tapi sepertinya itu berasal dari kota. Kita harus pergi dan melihat apa yang terjadi," jawab Kakek Rohim serius.
Ikki menatap kakek Rohim dengan tatapan takut. "Tapi kita kan tinggal di sini, Kek. Apa yang akan terjadi jika kita pergi ke kota?"
Kakek Rohim tersenyum lembut dan mengusap kepala Ikki. "Jangan khawatir, Nak. Kakek akan melindungimu. Kita harus bergerak cepat sebelum terlambat," kata Kakek Rohim sambil bangkit dari tempat duduknya.
Mereka berdua bergegas menuju kota dengan hati-hati, sambil berusaha untuk tidak dilihat oleh orang lain. Sesampainya di kota, mereka melihat pemandangan yang mengerikan. Bangunan-bangunan hancur, asap hitam mengepul di udara, dan orang-orang berlarian ketakutan.
"Apa yang terjadi di sini?" gumam Ikki takjub.
Kakek Rohim menatap sekelilingnya dengan cemas. "Sepertinya ada pertempuran hebat yang terjadi di kota. Kita harus berhati-hati dan mencari tahu lebih lanjut tentang apa yang terjadi," kata Kakek Rohim dengan suara serak.
Mereka berdua bergegas menuju pusat kota, dan di tengah jalan, mereka bertemu dengan seorang blesser yang sedang terluka parah. "Tolong...tolong aku," desah blesser itu sambil tergolek di tanah.
Ikki dan Kakek Rohim segera menghampiri blesser itu. "Apa yang terjadi padamu?" tanya Kakek Rohim dengan khawatir.
Blesser itu menatap mereka dengan mata sayu. "WeRough...mereka menyerangku. Aku tidak kuat..." ucapnya lirih sebelum kehilangan kesadaran.
Ikki merasa marah dan tidak terima dengan kejadian ini. Dia merasa bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk melawan WeRough dan menyelamatkan orang-orang yang terjebak dalam pertempuran ini. Akankah Ikki dan Kakek Rohim berhasil menghadapi tantangan ini dan melawan WeRough?
ns 15.158.61.8da2