Aku dan ibu sudah seperti suami istri, dirumah jika tak ada adikku Puput aku saling berpelukan dan berciuman. Keseharianku pergi sekolah dan membantu ibu dirumah tak pernah aku lewatkan. Walaupun aku sudah ngentot ibuku, hal itu tak mempengaruhi nilai belajarku. Di rumah pun aku selalu membantu ibu mengerjakan tugas-tugas muridnya, namun sekarang kadang dibarengi dengan ngentot diruang kerja ibu didalam kamarnya. Dikamar mandi pun aku sering mandi berdua dan dilanjutkan dengan ngentot ibu. Hingga akhirnya ibuku positif hamil akibat perbuatanku, aku dan ibu sangat senang sekali dan ayah pun gembira mendengarnya. Hingga 3 bulan berlalu ayah pulang kerumah datang membawa oleh-oleh yang banyak. Melihat ibu sedang hamil, ayah begitu perhatian dan benar-benar sangat senang sekali. Tentunya setiap malam mereka melanjutkan hasil kerja kerasku selama 3 bulan, ayah dan ibu sedang ngentot setiap malam dan akupun kalau lewat ke kamar mereka sering mendengar ayah melenguh. Anehnya aku merasa cemburu tapi aku mengerti bahwa aku hanyalah anak kandung ibu, sedangkan ibu milik ayah. Ibu pernah berkata kepadaku walaupun bukan suami istri yang penting aku bisa ngentot dan menghamili ibu. Dua Minggu telah berlalu ayah pun berangkat lagi ke sebrang, sekarang katanya akan semakin lama mungkin 5 bulanan. “Rizwan, ayah titip ibumu ya?! Jaga ibu baik-baik jangan terlalu kamu tinggalkan ibu sendiri, Puput masih kecil tak mungkin bisa mengurus ibumu. Nanti kalau kandungan ibumu sudah 5 bulanan ibumu akan mengambil cutinya sampai melahirkan. Nanti kalau kamu sudah lulus, sementara urus ibu kamu dulu ya? Biayanya nanti ayah kirimkan.. kalau masalah uang jajan ayah transfer ke rekening ibumu. Jaga ibu ya nak, ayah berangkat dulu..” Ayahku pun akhirnya berangkat lagi, antara sedih dan senang bercampur aduk menjadi satu, juga rasa bersalahku pada ayah yang telah membuat ibu kini sedang mengandung anak pertamaku. Ketika sedang merenung itu ibu memelukku dari belakang sambil berkata, “hey! Melamun aja.. kenapa sayang? Kok melamun sih..?” Kata ibuku kepadaku, pelukannya menyadarkanku bahwa aku tak salah, ibuku mencintaiku dan aku pun mencintainya juga, walaupun cinta kami berujung pada hubungan terlarang. Aku membalikkan badan dan memeluk ibu dengan memegang kedua pinggulnya, sedangkan ibu memeluk leherku. Terpancar dari sorot matanya bahwa ibu sangat mencintaiku, “Bu, ibu gak menyesal kan telah Rizwan hamili?” “Kenapa sayang? Nggak kok, malah ibu senang sekali ibu kini telah mengandung anakmu sayang..” “Alhamdulillah kalau begitu, aku senang mendengarnya Bu. Aku hanya takut ibu menyesal dan membenci diri ibu juga Rizwan karena hubungan yang sudah kita lakukan dibelakang ayah Bu.” “Sayang, sikapmu itu ibu menghargainya. Ibu senang diusiamu yang masih muda, tapi berpikiran dewasa. Perasaan ibu sama kamu masih sama seperti yang pernah ibu ungkapkan dulu, ibu pun tidak hanya sekarang saja mengandung anak pertamamu tapi ibu berharap kamu menghamili ibu untuk yang kedua kalinya atau tiga, terserah kamu sayang ingin punya anak berapa dari ibu hihihi.. ihh kamu tuhh bikin ibu gemes tauu..!!” Kata ibu sambil mencium bibirku. “Makasih bu, ibu telah meyakinkanku membuatku semangat bahwa aku tak salah menghamili ibu. Aku sudah tak sabar menunggu anak kita hadir kedunia menatap kita berdua..” “Iya sayang, ibu juga udah gak sabar menimbang anak pertama kita, juga cucu pertama ibu” Dipikir-pikir benar juga kata ibu anak pertamaku sekaligus cucu pertama ibu? Ku kecup kening ibu lalu aku jongkok mencium perut ibu, ku tempelkan telingaku diperut ibu, padahal tak mungkin anakku yang masih tiga bulan usia kandungannya nendang-nendang perut. Ketika sedang menempelkan telingaku diperut ibu, Puput adikku datang habis bermain dengan anak tetangga, melihat aku menempelkan telinga diperut ibu Puput merasa heran, “kak, kok nempelin telinga diperut ibu sih?” “Ohh.. itu kakak ingin mendengar anak ibu didalam siapa tahu manggil ayah.. hehehe..” “ahh! Kakak mah aneh masa manggil ayah? Ayah kan pergi merantau?! Kakak mah ada-ada aja..” “hahaha!” Aku dan ibu sampai ketawa mendengar jawaban polos adikku ini, aku dan ibu bahagia sekali anak pertama dari hubungan sedarah tumbuh dirahimnya sekarang. Meskipun didalam rumah, kami selayaknya seperti hubungan suami-istri. Tapi diluar rumah aku bersikap seperti anak ke ibu begitu pula ibu kepadaku. Ibu berinteraksi ke para tetangga seperti biasa mengobrol dan bersenda gurau, aku pun kadang ikut nimbrung ikut mendengarkan mereka mengobrol. Setiap pulang sekolah aku tak terlalu banyak bermain, aku sudah bukan anak kecil lagi menghabiskan waktu diluar. Membereskan rumah, membantu pekerjaan ibu bahkan ikut membantu tugas-tugas sekolah ibu sudah menjadi rutinitas sehari-hariku. Apalagi sebentar lagi aku akan menghadapi ujian nasional, meskipun sering ngentot ibu tak mengganggu belajarku untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Seiring dengan berjalannya waktu, ujian pun dilaksanakan di usia kandungan ibu 4 bulanan. Dengan serius aku mengerjakan setiap soal-soal ujian, tak begitu sulit, karena hasil belajarku memudahkan aku mengerjakan soal-soal itu. Ibu selalu mendukungku dan menyemangatiku, sifat keibuannya masih tetap ada, karena aku adalah anaknya yang dimata ibu aku masih perlu perhatian khususnya. Akhirnya ujian pun selesai juga setelah seminggu aku berjuang keras, kini tinggal menunggu hasil akhirnya saja. Semakin hari perut ibu semakin terlihat perubahannya, setiap hari ayah selalu menyempatkan diri untuk menelpon kerumah menanyai kabar kandungan ibu. Aku pun yang setiap hari dirumah juga sangat senang, proyekku bersama ibu akhirnya tumbuh berkembang. Satu yang menjadi pikiranku ibu selalu meminta yang aneh-aneh, permintaannya memang sungguh menantang, seperti minta dibelikan es cendol durian padahal hari sudah malam, pengen pepes mujair goreng yang besar tapi malah aku yang disuruh memakannya sampai habis, ibu hanya ingin kepalanya saja. Dalam pikiranku kenapa tadi tidak beli kepalanya saja? Gak perlu harus utuh? Bagiku ini resiko bagi saya yang telah membuat ibuku hamil, tentunya aku harus bertanggung jawab. Melihat pengorbananku, ibuku semakin sayang kepadaku. Jika sedang menonton tv ibu selalu memeluk tanganku dan menyenderkan kepalanya di bahuku, untungnya ketika Puput sedang tak ada dirumah atau sudah tidur. Mendengar ibuku yang sedang hamil, nenekku dari pihak ayah atau ibu suka datang menginap dirumah. Mereka sangat senang akan punya cucu lagi, tentu kalau ada mereka aku tak bisa tidur dengan ibuku. Aku merasa senang membuat semua yang datang bahagia, walaupun kalau tahu yang sebenarnya bahwa ibu hamil gara-gara dientot olehku pastinya kiamat akan terjadi menimpa keluarga ibu, nasibku pun mungkin takkan seperti sekarang ini. Rahasia tetaplah menjadi rahasia, biarlah hanya aku dan ibu yang tahu. Toh aku pun tidak meninggalkan tanggung jawabku sebagai anak, juga sebagai ayah dari bayi yang dikandungnya ibuku. Malam ini hujan begitu derasnya, apalagi melihat ibu memakai dress diatas lutut membuatku jadi sange. Ibu tersenyum melihatku dengan tatapan mesumnya, dia sengaja merapatkan kedua pahanya seakan tidak boleh, ibu pura-pura jual mahal padahal dia juga ingin sekali di entot. Tapi melihat Puput yang masih belum tidur lagi nonton tv aku hanya duduk disamping ibu, sedangkan Puput tengkurap diatas karpet tebal sambil memegang dagunya dengan kedua tangannya melihat tv. Sambil menunggu Puput ke kamarnya, aku menghadap ke arah ibu memijiti pahanya, tentunya ibuku malah senang pahanya dipijitin olehku. 30 menit memijiti ibu, akhirnya Puput pun pergi ke kamarnya. Hujan diluar yang bergemuruh juga udara yang dingin sangat pas untuk ngentot ibuku, tanganku mulai meraba memek ibu dari luar celananya. “Jangan sayang…” Tangan ibu memegang tanganku, tentu aku kaget kenapa ibu melarangku?. “Gak boleh Bu?” “Maksudnya ibu jangan disini sayang, nanti kalau Puput keluar terus ibu lagi dientot kamu gimana hayoo? Ke dikamar aja yaa sayang biar aman…” Kata ibuku tersenyum. “Kirain gak boleh lagi ngentot ibu setelah di entot ayah..” kataku lega. “Kan biar aman sayang.. soalnya kalau diruang tengah ngeri..” “Ya sudah, ke kamar Rizwan aja ya Bu?” “Gak dikamar ibu lagi?” “Pengen suasana yang berbeda aja sayang..” “Iya atuhh ayokk..” Ku pegang tangan ibu yang lembut menuju ke kamarku, ibu menurut saja karena kami berdua sangat merindukan hubungan sedarah ini terus berlanjut. Ku kunci pintu rapat juga kupastikan gorden jendela tak terbuka walau hanya sedikit. Hujan diluar begitu deras disertai angin yang kencang, aku membalikkan badan ternyata ibu masih berdiri disamping ranjangku. “Ibu gak naik kasur? Kirain udah duduk Bu..” “Ibu nungguin kamu, pengen bareng naik ke kasurnya…” “Maafkan Rizwan yaa Bu, kirain ibu sudah duduk..” Ku peluk ibuku tidak terlalu merapat karena perutnya sudah menonjol, kasihan anakku nanti ke gencet. “Gara-gara aku perut ibu jadi besar begini, maaf ya Bu?” “Yang penting kamu mau bertanggung jawab bagi ibu bukan masalah sayang, lagian kita ngelakuinnya pas lagi sadar kok bukan lagi mabuk hihihi” “Saat ini Rizwan belum bisa memberi nafkah materi untuk ibu juga anak kita, untuk saat ini mungkin hanya bisa bantu-bantu ibu saja. Rizwan malu, ayah yang ngasih materi tapi aku malah ngentotin ibu sampai hamil begini, padahal ayah nitipin ibu agar aku menjaga ibu..” “Sayang, ibu senang kamu masih berpikir positif tentang masa depan ibu juga anak kita. Ibu mengerti keadaan kamu sayang, ibu takkan terlalu memaksa kamu untuk ini itu, yang penting kamu memiliki tanggung jawab juga selalu memandang kedepan, jangan melihat kebelakang atau kebawah, tapi.. lihatlah keatas karena orang yang bersedih pasti menunduk kebawah bukan keatas, sekarang ayo cepet entot ibu, jangan pikirkan yang lain kontol kamu lebih ibu rindukan daripada ayah kamu sayang, meskipun kontol kamu sudah muntah, ibu jilat pasti bangun lagi hihihi..” “Ohh.. Maemunah, kamu memang istriku yang sangat baik. Beruntungnya aku memilikimu sayang.. makasih nasihatnya ya sayang..” Ku kecup bibir ibuku lalu ku pegang pinggulnya, dipeluknya leherku oleh ibu seperti sepasang kekasih yang akan berdansa. Hawa panas sudah menjalar keseluruh tubuhku, birahi ibu sudah mulai naik dan sekujur tubuhnya terasa sangat sensitif ketika ku pegang. Telapak tanganku yang hangat dan basah menjadi sensasi tersendiri bagi tubuh ibuku. “Sayang.. ibu rindu saat-saat seperti ini Aahhh… Eemmmhh…” Ciumanku turun ke lehernya, kujilat, kuhisap dan kugigit gemas sampai ibuku meremas punggungku. Untungnya sebelum ayah pulang aku tidak menghisap tubuh ibu, apalagi disaat usia kandungan ibu nanti berumur 8 bulanan ayah baru bisa pulang. Bahagianya aku bisa ngentotin ibu disaat hamil muda dan hamil tua. Masih dalam posisi ibu berdiri ku buka bajunya, tangannya mengangkat keatas lalu ibu melepaskan sendiri pengait bh-nya. Terlihatlah olehku payudara ibuku yang montok Uggh! Sungguh ini anugerah Tuhan kepadaku, tak bosan ku memandanginya, kelembutan juga teksturnya yang kenyal membuat tanganku refleks meremasnya. Ibu merasakan sensasi yang luar biasa, ketika telapak tanganku menyentuh salah satu daerah sensitifnya. Memang payudaranya sering dihisap dan diremas sang suami, tapi disentuh anak kandungnya sendiri menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang seakan dirinya ingin melebur menjadi satu dengan anaknya. Tatkala puting susu ibu dimainkan olehku dengan hisapanku, juga lidahku yang menari-nari diujung putingnya membuat ibuku melayang-layang memejamkan mata, sesekali melihatku yang sedang memainkan daerah sensitifnya. Dalam hati ibu berkata, ‘seandainya pernikahan sedarah diperbolehkan, tentu aku akan memilih kamu anakku. Uuhg! Perasaan apa ini? Sekujur tubuhku merespon rangsangan anakku, memekku terasa geli, tubuhku terasa panas!’ Ibu mengusap kepalaku seperti mengusap kepala bayi yang menyusui , naluri keibuannya masih tetap ada meskipun telah bercampur dengan nafsu birahinya yang liar. Kubuka bajuku kulepaskan celanaku, melihat kontolku yang ngaceng membuat ibu menarik nafas sampai ternganga mulutnya. “Jangan khawatir Bu, kontolku untuk ibu, pegang saja Bu..” kataku kepada ibuku. Ibuku jongkok lalu memegang kontolku, ibu melihat kontolku seperti melihat barang antik, di usapnya di ciuminya tentunya direspon oleh kontolku jadi semakin tegang. “Sayang, aroma kontolmu membuat ibu bergairah sayang..(ibu menghirupnya dari pangkal ke ujung) Oohhh.. kontolmu sayang ibu suka sekali..” dipegangnya pelerku yang sudah merapat ke atas lalu dijilatinya kadang diemutnya kedua telurku masuk kedalam mulutnya, Aahhh!! Hangatnya mulut ibu membuatku memejamkan mata, lalu batang kontolku dijilatinya dan di oralnya oleh ibu. Aku tidak mau memaksa ibuku untuk mengoral kontolku, biar ibu sendiri yang memutuskan mengoral kontolku atau tidak. Tapi ternyata ibuku mulai terbiasa dengan kontolku, ibuku menyukainya dan aku pun tambah mencintainya. Sepuluh menitan di oral ibu, ku lepaskan kontolku dari mulutnya, mulut ibu sampai belepotan oleh air ludahnya. Sebelum aku melepaskan celananya ibu, aku ikut berjongkok setengah berdiri dengan kedua lututku dilantai. Kucium bibir ibuku sambil menjilati bibirnya, kami saling memegang kepala dan bertukar ludah. Hubungan incest benar-benar telah membuat kami gila, ya..! Gila ngentot, sampai-sampai perbuatan kami sangat tabu dan aneh dilakukan. Dalam pikiran ibu, ‘tak pernah aku seliar ini, mengulum peler menjilati kontol, menelan sperma, bertukar ludah sampai dientot dilobang anusku belum pernah aku lakukan pada suamiku sendiri. Tapi aku malah menikmati apa yang ada pada diri anakku, begitu nikmat, bergairah dan penuh sensasi.’ Aku menciumi ibuku sebagai tanda terima kasihku atas pelayanannya, sedangkan ibuku melakukannya karena nafsunya yang sangat besar ditambah perasaannya sebagai ibu. Puas kami berciuman sambil jongkok, ku minta ibu berdiri dan aku menurunkan celananya sampai terpampang memek ibuku yang tembem berada tepat didepan mukaku, sampai celana ibuku lepas ku pegang pinggul ibu ku kecup-kecup perut ibu yang buncit karena perasaan kasih sayangku pada ibu yang rela mengandung anakku. Tentunya perlakuanku yang sangat istimewa membuat ibu terharu dan terkagum-kagum, ibuku sudah memasrahkan dirinya untuk aku kuasai mau dibagaimana pun ibu rela. “Bu naik ke kasur ya..?” “Iyaa sayang..” Kini ibu berada ditengah kasur ku lebarkan kedua paha ibu lalu kujilati memeknya, mulai dari menggigit gemas bibir memeknya, menyedot clitorisnya, sampai belahan memeknya ku korek-korek hingga ujung lidahku memasuki lobang memeknya. Nikmat sekali memeknya sampai aku seperti orang lapar menjilati gulai dipiring, begitu lahap menikmatinya. Sampai tiba-tiba ibuku mengejang tubuhnya menggelinjang “Aahhh… Aaahh… Sayyaaannngg… Ibu kkeeellluuaaarrrrr AaaaAaahhhh..!!” Slurrr! Memek ibu mengeluarkan cairan putih, lobang memeknya berkedut-kedut seperti mulut ikan yang sedang muntah. Aku pun dengan sigap terus menjilati memek ibuku sambil menelan lendirnya, tentu membuat ibu semakin geli-geli nikmat dirasakannya. Hingga akhirnya ibuku lemas tak berdaya, nafasnya sampai ngos-ngosan, dia tersenyum sampai terlihat giginya. “Kesini sebentar sayang, cium ibu..” aku pun mendekati ibu lalu menindihnya, tentu aku menopangnya dengan kedua siku saya dikasur. Ku biarkan ibu menciumku, lalu dia berkata dengan meskipun masih ngos-ngosan, “sayanng.. ngentot sama kamu.. membuat ibu.. bahagia.. padahal kontol.. kamu… Bellum masuk… Tapi ibu.. sampai.. seperti ini… Lemasss.. aahhh…” “Bu, kontolnya aku masukin yaa..” “Iyaa sayang… Ibu masih kuat kok..” Ku posisikan aku duduk tepat diantara kedua paha ibu yang mengangkang, ku oles-oleskan kontolku dibelahan memeknya, ughh! Sungguh hangatnya seakan menyelimuti seluruh tubuhku. Setelah puas mulai ku arahkan kontolku kedalam lobang memeknya, lalu aku tekan JLEBBBBB…!!! “UUUuuuggghhhh!!! Maemunah! hangat sekali memekmu sayangg!… Aaahhh… Aaahhhh…!!!” Aku langsung menggenjotnya sambil ku rasakan setiap gesekan kontolku didalam memek ibuku, denyutannya begitu meremas kontolku, sampai aku sendiri merasa ngilu tapi nikmat. Setiap kali aku menggenjotnya memaju mundurkan pantatku, semakin aku merasakan sensasi yang begitu nikmat, perasaan geli, lembut dan hangat terasa menyelimuti seluruh batang kontolku. Ku lihat mata ibu sampai melihat keatas dan yang terlihat hanya warna putihnya saja, ternyata ibu pun merasakan hal yang sama denganku, sensasi hubungan sedarah benar-benar kenikmatannya yang luar biasa. Padahal sudah 18 tahun tentunya ibu di entot ayahku, tapi ibu lebih senang ngentot denganku. Ibu bilang ketika ngentot dengan ayah itu hanya kewajiban sebagai istri yang harus taat kepada suami. Tapi denganku, ibu pernah berkata bahwa selain perasaan cinta sebagai ibu juga istriku, alasan ngentot denganku adalah kebutuhan biologisnya yang ingin meraih sensasi yang berbeda, dan selama hampir 5 bulanan aku ngentot ibu, ibuku tak pernah tidak orgasme. Aku dan ibu seakan tenggelam dalam jurang kenikmatan yang begitu dalam, tak mungkin aku melepaskan diri dari ritual tabu ini. Sedangkan aku dan ibu sudah sangat menikmatinya, meskipun demikian kami tahu bahwa perbuatan kami adalah sebuah dosa. *** Hentakkan pantatku yang semakin keras membuat payudara ibu naik turun, aku sampai tersenyum melihat ibu yang melahirkanku kini telah mengandung anakku. Sudah 15 menit aku belum juga keluar, ku cabut kontolku dan kulihat lobang memek ibu sampai menganga lebar. Sebelum aku keluar, ku arahkan kontolku ke lobang anusnya, dan ketika ku tekan ternyata tidak terlalu sulit memasukkannya, meskipun rada seret tapi dengan hentakkanku amblas semuanya kontolku tenggelam didalam anus ibu. Ku siksa terus ibuku sampai ibu orgasme lagi Aaahhh…Aaahhh.. ayyaaahhh.. Aaahhhh…Eeemmmmhhhh …!!! Serrrrr..Ssrrrr…!! Memek ibu terlihat berdenyut-denyut memuntahkan cairan kenikmatannya sampai mengenai batang kontolku, tentu membuat kontolku semakin lancar menghantam lobang anusnya. Aku pun sepertinya akan keluar juga, ku cabut segera lalu ku masukan lagi ke lobang memeknya BLESSSS! OOoohhh licinnya memek ibu, Aahh…aaahhh..aaahhh.. Bu… Aakkuu mmmaauu kkelluaarrr.. Aaahh…Uuuggghhh!!! CROOOTT…CCRRROOOTTTT… CRROOOTTT… Menyemburkan spermaku berhamburan didalam memek ibu. Ku diamkan sejenak sambil menatap wajah ibuku yang terlihat lemas tak berdaya. Keringat dari dahinya meleleh membasahi bantal, setelah puas barulah kucabut kontolku diikuti spermaku yang ikut keluar. Sambil tiduran miring aku memandangi wajah ibu, tiba-tiba kami dikagetkan suara telepon yang berbunyi, siapa malam-malam begini yang nelpon? Kulihat ternyata ayah? “Bu, ayah yang nelpon?” “Sini ibu angkat sayang tumben sekali tengah malam nelpon, sayang kamu diam ya?” Aku pun hanya mengangguk. “Halloohhh pak.. ada apaa? Tumben nelpon malam-malam?” “Bapak tiba-tiba jadi ingat kamu Bu, ibu gpp kan? Perasaan ayah merasa gak enak..” “gpp kok pak, mungkin perasaan bapak aja, ibu baik-baik aja..” “kok ibu kayak kecapean begitu kayak abis lari aja..?” “Ohh.. itu tadi ibu abis dari kamar mandi ngedenger telpon berdering jadinya ibu agak lari, makanya ngos-ngosan… Hihihi” “yawdah kalo ibu baik-baik aja, ayah senang dengernya, bapak tutup telponnya ya Bu.. assalamualaikum..”. “Iya pak waalaikumsalam..” Telpon pun ditutup, “Huuhh!! Untung bapak kamu gak curiga sayang, padahal kita abis ngentot” “kalau ayah tahu kita lagi ngentot gimana Bu?” “Hush! Kamu kalau ngomong, ya ibu bisa cerai dong..” “wahh!! Berarti ibu jadi milik Rizwan selamanya dong?!” “Gak semudah itu sayang, coba kalau bapak kamu lapor polisi? Tetangga pada tahu? Bisa bahaya sayang..” “iyaa juga sih.. hehee” Besoknya seperti biasanya aku membantu ibuku, hanya sekarang ada tambahan, karena ibuku sedang hamil, aku mencuci cucian yang kotor. Kalaulah bukan karena dulu ingin ngentot ibu, sebenarnya aku males banget. Tapi berhubung sekarang ibuku sedang mengandung anak pertamaku, rasa tanggung jawab itu seakan mengalir saja pada diriku, bahwa aku sudah bukan anak-anak lagi. Beberapa bulan berlalu ibuku pun akhirnya melahirkan anak pertamaku, berjenis kelamin perempuan yang cantik dan lucu. Perasaanku begitu senang dan bahagia sekali melihat anak pertamaku lahir dengan selamat. Kami sekeluarga sangat senang, bahkan nenekku dari ayah dan ibu pun hadir dan sangat senang melihat cucunya. Ayah sampai menangis karena saking senangnya, ibu melihatku ketika aku berada dipojokan pintu, dia tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Tentunya selama ibu sedang masa bersalin aku libur gak ngentot ibu dulu, apalagi sekarang ada ayah, tidak mungkin aku ngentot ibu jika ayah sedang dirumah, sama aja bunuh diri. Selama ada ayah dirumah, aku pergi keliling kecamatan mencari angin. Sejenak aku berhentikan motorku lalu duduk menyamping melihat jalan yang ramai dengan orang-orang yang berlalu lalang. Tiba-tiba aku mempunyai ide, bagaimana kalau aku berjualan saja? Tapi jualan apa? Tentu selain modal, apa yang akan dijual, juga tempatnya harus strategis menarik pengunjung. Aku ingat seorang kakek tua ahli hikmah yang selalu dikunjungi banyak orang karena ketajaman firasatnya juga ahli mengobati yang berhubungan dengan spiritual, itu pun bagi mereka saja yang tahu keberadaannya. Sehabis Maghrib aku pergi ke kakek teesebut untuk berkunjung dan bersilaturahmi kepadanya, dulu ketika aku masih SMP pernah mondok di pesantren sebagai santri kalong (ngajinya malam saja tidak full day) hanya bertahan 6 bulan. Dan kebetulan saya dulu pernah ijazahan beberapa ilmu kepadanya, termasuk pelet. Tok!tok!tok! “Assalamualaikum Mbah..” “waalaikumsalam, iyaa sebentar den..” dibukalan pintu rumahnya. Si kakek melihatku tajam lalu tersenyum dan dipersilahkannya aku masuk. “Maaf Mbah mengganggu istirahatnya, Abah sehat?” “Alhamdulillah den Abah sehat, sepertinya Aden sedang ada keperluan. Dan Abah lihat Aden begitu gelap, jangan Aden keterusan melakukannya sama ibu Aden, dosa den..” kata si Mbah. Aku kaget firasat si kakek begitu tajam mengetahui rahasiaku sampai kesitu. Lalu si Mbah lanjut mengatakan, “Mbah gak akan ikut campur masalah Aden, Mbah hanya mengingatkan saja. Ngomong-ngomong ada perlu apa den?” Si Mbah sebenarnya sudah tahu, tapi memberikanku kesempatan untuk berbicara. “Anu Mbah, Mbah masih ingat saya? Dulu saya pernah kesini berguru sama Mbah..” “Tentu den Mbah ingat, dek Rizwan kan?” Aku tak menyangka si Mbah ingat, padahal usianya sudah uzur sekitar 90 tahunan. “Iyaa Mbah, sebenarnya saya minta petunjuk dari Mbah. Saya ingin berjualan tapi bingung harus jualan apa, mungkin Mbah bisa kasih tahu sama saya harus jualan usaha apa?” Si Mbah diam sejenak setelah aku kasih tahu hari lahir, tanggal dan nama ibu kandung. “Hmmm.. menurut firasat Mbah kamu harus jualan yang berbentuk air, seperti minuman, jualan bensin atau apapun yang berbentuk air, pokoknya jualan yang lebih banyak airnya, insyaallah Abah jamin kamu bakalan berhasil den” Setelah mendapat petunjuk dari si kakek, akupun pamit dan ngasih sebungkus rokok kesukaannya. Si kakek dari dulu memang seperti itu, sebungkus rokok pun jadi. Tiga hari berlalu setelah dari si kakek, aku mengutarakan keinginanku pada ayah dan meminjam uang untuk modal dagangnya. Aku sudah tahu apa yang akan aku lakukan dengan uang itu, ayah sangat senang aku punya jiwa usaha dan 5 juta ayah mengasih modal pinjaman kepadaku, walaupun ayah hanya mengasih dan tak usah dikembalikan tapi aku tetap akan mengembalikannya. Uang itu aku belanjakan buah-buahan, meja panjang dan tempat minumannya. Dengan belajar secara otodidak dari YouTube, aku mempelajari cara jualan es buah yang lagi ngetrend. Setelah tempatnya aku sewa dipinggiran jalan, akhirnya aku pun mulai berjualan es buah dengan harga Rp.5000/kantong. Setelah mendapat petunjuk dari si kakek, dihari pertama jualan aku sampai kewalahan melayani customer yang rela ngantri untuk membeli es buahku. Hari pertama aku untung dengan laba bersih 700ribu, setelah dibelikan kembali bahan baku untuk jualan lagi. Pendapatan pertamaku dari hasil penjualan sesuai janjiku dulu, aku berikan kepada ibu. Ayah ibu sangat senang melihatku semangat dan berhasil dihari pertama, hari demi hari pun berlalu daganganku semakin laris. Ayahku sekarang tak lagi pergi merantau kesebrang, jika tak kekebun atau ke sawah, ayah pergi memancing sebentar lalu pulang menjaga ibu. Meskipun ayah tidak merantau lagi, tapi ayah masih bisa menghasilkan uang dari hasil kebunnya kepasar. Sudah tiga bulan aku tidak ngentot lagi dengan ibu, paling hanya pelukan sambil ciuman, dan meraba memek saja, itu pun aku curi-curi kesempatan. Anakku yang pertama namanya Afika, itu pun ayah yang memberinya nama itu. Setiap jam 8 pagi buka pulangnya jam 3 sore aku berjualan. Meskipun aku belum ada kesempatan untuk ngentot ibu lagi, jangan sampai mempengaruhi usahaku yang baru saja berdiri. Perjalananku masih panjang tak melulu harus ngentot, biarlah aku simpan spermaku dulu kusimpan untuk ibu. Sebenarnya ibuku kalau ada aku didekatnya suka meraba memeknya, dengan ekspresinya menampakkan kesedihan bercampur birahi sambil menggigit bibir bawahnya, itu ibu lakukan jika ayah dan Puput sedang keluar. Pucuk dicinta ulam pun tiba, kabar bagus datang dari ayah. Besok hari Rabu pagi ayah katanya mau pergi kondangan ke saudaranya sekitar setengah hari dan sore katanya pulangnya, karena ibu tak mau ikut akhirnya Puput yang malah ingin ikut dengan ayah pergi kondangan. Ibu sengaja tidak ikut karena ini kesempatan emas untuk di entot aku lagi, meskipun di entot ayah setiap malam tetap ibu tak mendapat kepuasan. Momen inilah yang ibu dan aku tunggu-tunggu, tepat dihari Minggu pagi ayah berangkat dan menyuruh aku untuk libur berjualan agar menjaga ibu dulu takut kenapa-napa katanya. Aku malah senang malah dalam hati berkata, ‘perginya agak lamaan yaa ayah…!’ Ketika ayah dan Puput sudah berangkat naik motor yang selalu aku pakai, aku menoleh ke ibuku dan ternyata ibu sudah melirikku duluan dengan wajahnya yang putih terlihat memerah menahan gejolak nafsu yang sudah tak tertahankan. Dipastikan ayah akan pulang sore hari, aku langsung menutup pintu dan menguncinya. Anakku afika sedang tidur nyenyak, kulihat ibu sudah berdandan cantik dengan baju dasternya yang sebatas lutut. “Sayang lihat ibu..?!” Ibu menyingkapkan dasternya beberapa detik lalu menurunkan kembali. OMG! Ibu tidak memakai kancutnya??!! Ibu juga memperlihatkan susunya yang montok, terpancar dari raut wajah ibu ekspresi kebahagiaan seakan baru terlepas dari belenggu yang merantai birahinya. Tak menunggu lama, diruang tengah ini aku langsung memeluk ibuku erat sekali, ku pegang kuremas bongkahan pantat ibu yang semakin besar bulat dan lebar, ku tekan agar merapat dengan kontolku. Aku dan ibu benar-benar liar saat ini, seperti dua binatang buas yang kelaparan. Aku dan ibu saling berciuman, beradu lidah sampai ludah yang bercampur dihisap dan ditelan oleh kami berdua. Semakin ku telan semakin kami lupa diri bahwa kami ibu dan anak, tapi ku singkirkan pikiran yang mengganggu itu, aku dan ibu sudah tidak peduli! Ku dekap erat tubuhnya, kuciumi kujilati pipinya, hidungnya, matanya seluruh wajahnya lalu ku ciumi lagi mulutnya. Ibu suka dengan perlakuanku kepadanya, dia juga memegang pantatku sambil berdiri agar merapat dengan memeknya, seakan ibu ingin sekali tubuhnya melebur denganku menjadi satu karena saking tak tahannya menahan kerinduan. Kuciumi juga lehernya dengan membabi buta, kasar dan liar. “Ohh Maemunah! Akan ku entot kau. Pelacur sialan! Mau ku perkosa kamu Maemunah!” “I..iiyyaa perkosa.. ibu sayyaaannngg aaahh..aahhh..aahhhhh..!!” Aku tak tahu jadi punya fantasi seperti ini, ngentot ibu seperti memperkosanya. Ibu sangat menyukai perlakuanku yang kasar kepadanya, malah membuat dia semakin bergairah dan mendapat pengalaman bercinta yang berbeda. Payudaranya yang montok berisi penuh cairan susunya kuremas, “gimana enak Maemunah?! Lagi?” “Aaahhh enak ayahh..” Aku sudah tidak kuat, baju daster ibu yang berkancing tiga didadanya ku robek sampai pusar hingga berjatuhan kancing dasternya ke lantai. Tubuh putih mulusnya semakin bahenol, payudaranya yang besar dengan urat-uratnya yang terlihat jelas dikulitnya yang putih, menambah gairah juga sensasiku yang semakin merambat keseluruh tubuhku. Kontolku sampai dibuat ngaceng hebat dan terasa panas, jantungku berdebar kencang tatkala aku menjilati payudara ibu. Sesekali mulut ibu menganga dan menengadah keatas lalu melihatku lagi “Aahhh ayaahhh… Enak yaahhhh… Uuhhgg!!” Aku menyedot air susu ibuku, terasa menyemprot dimulutku, rasanya terasa hambar seperti susu cap beruang yang di iklan tv itu, tapi aku menyukai rasanya, malah seakan air susunya seperti menambah gairah seksualku. “Jangann dihabiskan ayahhh… Buat bayi kita…” Kata ibu sambil mengusap kepalaku. “Hemmmm..” aku hanya mengeluarkan suara itu sebagai tanda setuju. Setelah puas menikmati keindahan juga rasa air susunya, aku turunkan dasternya yang sudah terkoyak robek itu kebawah, hingga ibuku sekarang telanjang bulat didepanku. Aku pun membuka kaosku juga celana trainingku, hingga aku dan ibu telanjang bulat. Aku jongkok lalu ku cium memeknya menghirup aromanya, ohh..wangi sabun sirih disekitar memek ibu membuatku lahap menjilatinya. Ibu merenggangkan kedua kakinya sekitar dua keramik putih renggangnya, tentu belahan memeknya sedikit merenggang dengan clitorisnya yang tadinya bersembunyi malu kini mencuat menampakkan dirinya. Ku emut dan ku gigit gemas clitorisnya, “Aaahhh… Eeemmmhhh… Aayyaaahhhh iiihhhh… Enaaakkk… Lagggiiiihhhh…” Kulakukan sekali lagi dijambaknya rambutku, diremas-remas dan ditekan ke memeknya, aku sampai sulit bernafas karena kepalaku ditekan oleh ibu ke memeknya. Kini giliran ibu mengoral kontolku, sambil ku rapikan rambut panjangnya yang terurai kedepan, ibu dengan semangat menyedot kontolku tanpa dijilat seperti dulu. Bagai anak kecil yang diberi mainan, ibu begitu antusias mengoral kontolku. Aku tak mau berlama-lama dioral ibuku, bisa-bisa sperma yang aku kumpulkan muncrat dimulutnya. “Sudah yaa sayang aku cabut kontolnya..” ketika ku mau mencabut ibu gak mau melepaskannya, “EeeEeemmmhh” kata ibu sambil menggelengkan kepala. “Sayang.. lepas ya kntolnya, nanti aku kasih kalo ayah lagi keluar. Aku janji nanti mulut ibu aku entot yahh? Nanti aku keluarkan didalam mulut ibu yaa sayang..” akhirnya bujukanku membuat ibu melepaskan sedotan kontolku didalam mulutnya. Lalu ibu berkata, “janji yaa ayahhh, nanti ngentot mulut ibu?” “Iyaa ibuku sayang, nanti mulut ibu aku entot yaa? Nanti spermanya ditelan kan?” “Pasti ibu telan ayah, makanya ibu gak mau lepasin kontol kamu, ibu haus pengen sperma kamu ayah..” “Rizwan janji nanti kalo waktunya mepet ayah lagi keluar sebentar, aku usahakan ngentot mulut ibu yaa sayang..” “janji ya ayah?” “Iyaa ayah janji, emang ayah pernah bohongin ibu kalo lagi ngentot? Nggak kan? Hehee!” “Awas yaa kalo gak ngentot mulut ibu, gak bakalan ibu kasih memek ibu buat kamu…hihihi” “ihh ibu jahat banget.. emang ibu bakalan kuat gak di entot Rizwan..? Hehee” “ahh..! Kalo gak kuat mah ibu akan nekat masuk ke kamar kamu, lalu ibu akan perkosa kamu meskipun lagi ada ayah tidur dikamar..” “iyaa iyaaa nanti Rizwan entot mulut ibu, sekarang ibu nungging ya pegangan ke kursi..” “mau ngentot ibu dari belakang ayah?” “Iyaa kayaknya anus ibu enak banget..” “demi ayah ibu rela, pelan-pelan ya ayahh lewat anus mah sakit, sini ibu ludahin dulu kontolnya..” Ibu mengoral kontolku sebentar lalu diludahinnya batang kontolku sampai belepotan, kasihan otongku sampai basah kuyup begini. *** later_today_at_x Add bookmark #172 Ibuku pun nungging memasrahkan lobang anusnya untuk aku nikmati, ku ludahi dari atas belahan pantatnya Crot Crot Crot air ludahku mengalir kebawah membasahi lobang anusnya. Kini kepala kontolku menempel dilobang anusnya yang seakan merapat gak mau dimasuki, tapi aku tunggu pas mulut anusnya kendor kencang kendor kencang, nah! Pas kendor itulah aku tekan BLESSSS!! Masuk setengah batang kontolku kedalam anusnya, terasa ototnya meremas kontolku. Aahhhhh!!! Ibu mendesah lobang anusnya yang kecil terasa merenggang, tapi ibu terlihat senang dengan permainanku. Ketika ku tarik sampai monyong itu mulut anusnya, lalu aku pegang pantat ibu agar tubuhnya tidak ikut terdorong. Dalam sekali hentakkan JLEBBBB!!! UUuuugggghhhh!!! Aku dan ibu melenguh bareng. Benar-benar luar biasa ini anus ibu, sampai-sampai pantat ibu merapat ke perutku karena amblas semua batang kontolku dilahap anus ibuku. Aku tarik lalu aku tekan, tarik lagi ku tekan lagi yang tadinya perlahan kini kupercepat rudalku dengan kecepatan supersonik PLOK!PLOK!PLOK! Lalu ku tampar pantat ibu dua-duanya PLAK! PLAK! PLAK! “Kamu nakal yaa gak mau ngasih ayah ngentot.. rasain nihh!” Sambil ku hantam dengan kontolku, ku tampar pantatnya sampai memerah. “Aahhh… Aahhh… Ammmpuunn ayahh.. Aahhh… Tampar lagggiihhh…” Ibu menyukai gaya bercintaku. Tubuhnya menggeletar dan mulai gelisah, sesuatu yang dahsyat! Akan keluar dari memeknya akhirnya CRUT! CRUT!CRUT! Ibu orgasme pantatnya melengking keatas seperti bebek, lendir dari dalam memeknya yang keluar berjatuhan kelantai banyak sekali. Setelah ibu tenang sambil aku hajar anusnya aku berkata sambil ngos-ngosan, “gimana? Ibu mau… Aku siksa lagi hahh?!” “Iyaahhh ayahh ibu mau aahhh….” Ku cabut kontolku, lalu ku jilati memeknya, ku colok-colok dengan dua jariku. Setelah puas ibu masih sambil nungging ku entot memeknya BLESSS!! Aaahhh!! Licin dan hangatnya memek ibu lendirnya membalut kontolku. Lalu ibu ku telentangkan disofa, dengan gaya misionaris ku entot ibuku. Rasanya ketika sekujur tubuhku menempel langsung dengan kulit ibu terasa nyaman menenangkan, apalagi kontolku berada didalam tubuhnya ahh sungguh nikmatnya sampai melayang-layang. Sambil berciuman aku menggenjot tubuh ibu, keringatku sampai keluar banyak dan melebur dibadan ibuku karena berjatuhan. Aku semakin gila menggenjotnya, ibuku jadi semakin binal mengunci pantatku. Akhirnya ibu sudah tak tahan lagi ingin orgasme, aku tahu bisa merasakan kegelisahannya dan dan denyutannya semakin mencengkram Ketika ku cium dari mulut ibu hanya ada suara “Eeemmmmhhhh” diiringi denyutan yang sangat kuat meremas-remas kontolku. Aku pun sudah tak tahan menahan terjangan spermaku yang akhirnya menjebol pertahananku, beberapa detik sebelum muncrat ku hentakkan sedalam-dalamnya CROOOTTT…!! CRROOOTTT…!! CCCCCRRRRROOOOOTTTTT!!!! Uuuuggghhhhh!!! Banyak sekali kurasakan kontolku memuntahkan isinya. Aku dan ibu saling berpandangan lalu berciuman sampai kami berdua merasa tenang. Setelah ku lepaskan ciumanku, ibu memegang pipiku “sungguh luar biasa permainan ayah, ibu sampai kalah berkali-kali..” “ibu mau aku perkosa lagi?” “Iyaa ibu mau ayahh… Ibu berasa diperkosa beneran sayang, sensasinya luar biasa…” Setelah selesai ku cabut kontolku Huhh! Mantap! Banyak sekali sperma yang keluar sampai tumpah berceceran disofa dan dilantai. Aku berdiri kusuruh ibu membersihkan kontolku, ibu senang sekali diberi kehormatan mengoral kontolku sampai bersih. Kami pun mandi bersama sambil bermain mencolok memek ibu, setelah selesai kami berdua pergi ke kamar masing-masing dalam keadaan bugil. Setelah berpakaian kembali, ku bersihkan jejak-jejak birahi yang berceceran dimana-mana. Rumah kini terlihat bersih kembali, dan juga tak lupa baju daster ibu kubuang ke sampai dan kubakar, sungguh aku seperti detektif Conan saja. Aku masuk kekamar ibu, kulihat ibu sedang menyusui afika anakku. Sambil kucium anakku juga ku elus kepala ibu, “anak kita cantik yaa sayang?” “Iyaa ayah cantik seperti ibunya yah” kata ibu tersenyum. Sore pun tiba, ayah dan Puput datang juga pulang membawa oleh-oleh dari kondangan. Ayah tak tahu bahwa selama dia pergi telah terjadi pemerkosaan yang brutal, tapi aku bersikap seperti biasa seakan tak pernah terjadi apa-apa. Dua tahun berlalu aku pun berhasil membuat ibuku hamil kembali, lagi-lagi anak perempuan yang cantik. Anakku adalah asetku yang berharga sebagai penerus keturunanku nanti jika sudah dewasa, tak mungkin aku kasih keperawanannya ke lelaki lain sebelum aku yang menghamilinya. Kini aku punya kios sendiri sambil masih berjualan es buah yang ngetrend itu, aku pun memang belum dibilang sukses, tapi aku sudah mandiri. Sampai usia Puput sudah 18 tahun, kontolku bereaksi kepada adikku ini. Dan aku tahu apa yang harus aku lakukan untuk memuaskan kontolku terhadap adikku Puput.
7481Please respect copyright.PENANAm5UwqynPv8
TAMAT
ns 15.158.2.210da2