Rei, aku berharap kau dapat mengatur semua masalah di masa depan dengan bijak. Karena kau lah yang akan bertanggung jawab di masa depan, sampai waktu yang ditentukan nanti
Lawan lah Lucifer dengan pantas, dan jadi lah Raja yang dapat menuntun seluruh manusia yang masih ada di zaman mu
Semua terjadi dengan singkat dan tidak dapat kembali dengan semula
Begitulah kejadian yang mungkin akan datang dimasa depan
Dan disana aku bertemu Lucifer untuk pertama kalinya
"Hai Bocah"
Begitulah dia menyapa ku, menurut sejarah yang ada, Lucifer merupakan salah satu iblis kelas atas yang memiliki kedudukan dan kekuatan yang hebat
"Siapa kau?" Tanya ku dengan gemetar
"Siapa aku?. Yah kau tidak perlu tau siapa aku. Yang pasti aku lah yang akan menuntun mu untuk menuju keinginan mu"
Orang tersebut berkata kata aneh dan sedikit demi sedikit berjalan mendekati ku. Namun, aku saat itu tidak dapat menebak itu suara perempuan atau laki laki. Karena suaranya berlawanan dengan hujan dan tidak terlalu besar
Aku yang ketakutan pun mundur dan panik. Yah yang benar saja, ada orang besar kira kira setinggi 3 meter dan memakai jubah hitam di seluruh tubuh nya mendekati mu. Pasti kau tegang dan panik kan.
Rei mungkin kau bingung dengan penjelasan ku ini. Karena jika dia memang Lucifer, pasti berbeda dengan yang kau lihat saat ini bukan?
Yah.. Benar saja. Dia yang sudah lumayan dekat ku pun tiba tiba membuka jubah nya.
Dan tidak sesuai perkiraan ku. Ternyata yang ada dibalik jubah tersebut adalah seorang perempuan yang kira kira seumuran dengan ku, dan berparas cantik pula. Tidak seperti tadi, seseorang yang berjubah dan mengerikan tersebut dengan seketika berubah menjadi perempuan yang memiliki fisik normal.
"Heh.. Ternyata kau berani juga datang kesini"
Dengan tatapan seperti merendahkan ku, perempuan itu seperti memandang rendah aku yang sudah rela hujan hujan-an hanya untuk datang kesini dan memastikan bahwa dia tidak macam macam dengan Imo.
Oh iya, Imo di cerita ini akan ku ganti saja nama nya menjadi Aquila. Terdengar lebih bagus dari sebelumnya.
"Apa maksud dari pesan mu tadi?" Tanya ku
"Pesan?, aku tidak mengirim mu pesan apapun"
"Jangan bohong kau, lagi pula kau ini apa? Semenjak kau melepas jubah mu badan mu menjadi normal tidak besar dan seram seperti tadi"469Please respect copyright.PENANADzPoLvqp79
469Please respect copyright.PENANA53o5qGmfy5
Aku yang sedikit panik tidak mengerti apa yang dia ucapkan, dan bertanya dengan perubahan wujudnya yang seketika menjadi kecil semenjak dia melepas jubah nya.
"Oh, memang badan ku seperti ini, tidak ada yang aneh. Dan kau bilang tadi aku ini besar dan menyeramkan..? Tidak sopan nya" Ucap nya
"Lagi pula apa mau mu? Kau juga kan yang membantu ku dalam mengerjakan soal Ujian waktu itu?"
"Apa mau mu emangnya?" Tanya ku dengan nada keras469Please respect copyright.PENANAdfhn5PmK1Q
469Please respect copyright.PENANAZnz6E70K2m
Dengan seketika aku pun melontarkan berbagai pertanyaan dan dia pun terlihat santai saja dan seperti tidak memperdulikan pertanyaan ku itu.
"Pertama-tama kita pindah tempat dulu yuk, disini hujan dan suara kita tidak saling terdengar" Ucapnya mengajak ku berpindah tempat
"Iya benar juga"
Dengan tidak memperdulikan pertanyaan ku, kemudian dia mengajak ku berpindah tempat terlebih dahulu dengan maksud agar pembicaraan kita lebih tenang dan tidak terganggu oleh suara hujan.
"Baiklah, ayo"
Dan dengan seketika aku dan dia berpindah tempat kesebuah rumah kosong yang terlihat seperti sudah hancur dan kami berada disuatu ruangan yang terlihat seperi ruang tamu.
"Dimana ini?" Tanya ku
"Kita berada di rumah kosong di sebelah Timur"
"Kenapa kita bisa berada disini? Bukankah kita tadi sedang di luar?"469Please respect copyright.PENANAhHIUIpS5lt
"Yah itu karena aku yang memindahkan kita ketempat ini"
Aku pun kebinggungan dan tidak menyangka bahwa Perempuan ini dapat melakukan hal seperti itu. Aku pun melihat keluar jendela, dan ternyata rumah kosong ini adalah bagian atas tempat latihan ku biasanya.
Aku memang tidak pernah ke bagian atas rumah kosong tersebut karena tangga menuju atas terhalangi sofa dan aku pun malas untuk memindahkan sofa tersebut. Ya pikir ku 'dibagian bawah saja sudah cukup untuk ku latihan, jadi tidak perlu menggunakan bagian atas rumah ini'.
"Kenapa kau memindahkan kita kesini?" Tanya ku
"Kenapa? Yah karena ini waktu mu latihan seperti biasa kan?"
"Apa maksud mu? Waktu latihan ku adalah sekitar jam 5 sore"
"Memang sekarang sudah jam berapa?"
"Jam berapa katamu? Yah tentu jam.." Sambil melihat jam tangan
Aku yang bertanya apa maksudnnya dia memindahkan kami kesini, ternyata dia memberikan alasan bahwa sekarang adalah waktu ku latihan. Dan dengan spontan aku membantah bahwa sekarang belum waktu nya, namun pas dia menyuruhku melihat jam aku pun terkejut bahwa sekarang sudah jam 5 sore.
"Sudah jam 5?" Tanya ku dengan heran
"Iya sekarang memang sudah jam 5"
"Tidak mungkin, tadi pas kita berbicara di luar masih jam 2 sore dan sekarang sudah jam 5? Apa aku ketiduran?"469Please respect copyright.PENANAs7VKalRxIO
"Tidak kau memang sadar dari tadi"
"Apa maksud mu?469Please respect copyright.PENANAXzea4ljAoa
469Please respect copyright.PENANAxTr7Mf8WRf
Aku pun terheran heran karena pas kami sedang berbicara di luar, adalah 15 menit setelah pulang dari sekolah. Dan sekolah hari ini sedang dilaksanakan Ujian yang pasti sekolah dipulangkan lebih cepat dari biasanya.
"Apa kau ini bodoh? Lihat saja baju mu sudah sedikit kering bukan?" Ucap nya sambil memandang rendah ku
"Kau benar"
"Kau memang tidak tidur, yang menyebabkan seperti itu adalah perbedaan waktu di dimensi kita"469Please respect copyright.PENANAZGjOTnMRoj
"Apa maksud mu? Dari tadi melakukan hal aneh dan berbicara aneh pula, katakan saja apa mau mu"
Perempuan (Lucifer) itu pun mengatakan hal aneh bahwa aku memang tidakn tidur, namun perbedaan waktu dimensi lah yang menjadi faktor nya. Aku pun semakin tidak mengerti dan dengan sedikit emosi aku pun ingin segera menyelesaikan pembicaraan ini dan memastikan Aquila baik baik saja.
Rei, ternyata waktu itu Lucifer menggunakan kekuatan Dimensi ruang dan waktunya. Aku pun tidak menyangka bahwa diawal pertemuan kami dia langsung memperlihatkan kekuatan yang berbahaua seperti itu. Andai saja waktu itu mengetahui nya, mungkin kau tidak ada disana sekarang Rei.
Yah.. Lanjut saja. Perempuan itu pun terlihat menghampiri sebuah sofa yang sudah jelek dan duduk diatas nya.
"Bukankah pertama tama kau menanyakan namaku terlebih dahulu sebelum bertanya hal rumit yang lainnya"469Please respect copyright.PENANAQ9Sz5H1fAh
"Baiklah, siapa namamu?"469Please respect copyright.PENANAhVdzEF69vy
469Please respect copyright.PENANATht5sUqHb3
Dengan santainya dia meminta ku untuk menanyakan namanya dan kemudian lanjut kepertanyaan ku. Tanpa pikir panjang aku pun menanyakan namanya, karena ku pikir tidak ada hal aneh yang akan terjadi jika aku menanyakan namanya. 'Yah.. Karena itu cuman sekedar bertanya nama, apa sulitnya' pikir ku.
"Yap Checkmat" Ucap perempuan itu sambil tersenyum
"Apa maksud mu?"
Ternyata Rei. Itu adalah pancingan kepada ku, agar aku menanyakan namanya.
"Sekarang kau tidak dapat menentang perintah ku"
"Hah.. Apa maksud mu aku tidak mengerti, jangan bercanda kau aku sudah bertanya namamu, tapi kau malah bilang hal aneh"
"Ya sekarang kau sudah tidak dapat melawan ku lagi"
"Tapi jika kau tetap ingin melawan silahkan saja. Badan mu dengan seketika akan kaku dan tidak dapat bergerak"
"Hah..?"
Aku yang masih belum mengerti, tidak merasa aneh pada badan ku. Dia mengatakan bahwa aku tidak dapat menentang perintahnya, jika memang seperti itu pasti ada hal aneh yang akan terjadi pada ku seperti di film film dan pasti ada katalis yang melakukannya. Tapi dia tidak memegang apapun dan aku tetap sehat seperti sedia kala.
"Seperti ini saja, Kau tidak dapat melukai ku. Yap coba kau memukul ku"
"Apa maksud mu, jika mau mu seperti itu akan ku laksanakan. Memang dari tadi tangan sudah gatal ingin memukul mu dari tadi"
Aku pun mendekatinya dan segera memukulnya. Aku memang sedikit ragu didalam hati, karena yang akan ku pukul ini adalah seorang wanita, tapi aku tidak boleh menampakan nya, dan segera langsung saja melaksanakan apa yang disuruhnya.
"Bersedia kau"
"Iya pukul saja aku"
"Hiya… Heh.."
Namun, seketika tangan ku berhenti didepan wajah nya dan tidak dapat bergerak maju sedikit pun.
"Heh.. Apa apaan ini? Tangan ku tidak dapat bergerak" Ucap ku dengan heran
"Ya karena kau memang sudah tidak dapat menentang perintah ku"469Please respect copyright.PENANAkIGNN1g6R9
"APA? Jadi yang kau katakan itu benar?"
"Iya, contoh lain. Hem.. Kau memukul wajah mu sendiri dengan sedikit kencang tiga kali berturut turut, namun tidak terluka"
"Apa?" Teriak ku
Aku pun terheran karena tangan ku dengan seketika berhenti bergerak, dan benar saja apa yang dia katakan tadi bahwa aku tidak dapat menentang perintah nya. Lalu dia pun memerintahkan ku untuk memukul wajah ku sendiri dengan sedikit kencang tiga kali berturut turut tapi tidak terluka.
Dan benar saja aku dengan seketika memukul wajah ku sendiri sebanyak tiga kali berturut turut, memang pas aku memukul wajah ku tidak terlalu kencang namun tetap saja sakit. Tapi pas aku selesai memukul wajah ku sendiri, tidak ada luka dan tidak terasa sakit lagi.
"Heh.. Apa apaan ini? Aku memukul wajah ku sendiri?" Tanya ku dengan heran
"Karena aku sudah memerintahkan mu, jadi kau tidak menolaknya"
"Heh.. Aku terserat masalah aneh lagi"
Aku pun lemas dan sedikit frustasi karena aku mencium bau bau masalah mulai dari sini, ya karena insting ku yang tajam aku merasakan masalah yang akan datang karena bertemu perempuan ini (Lucifer).
"Jadi siapa nama..?"
"Kau tidak boleh tahu nama asli ku"
"Heh.. Apa maksud mu?"469Please respect copyright.PENANAZHcrbZyATR
"Tidak, namaku adalah Altair, Altair Scouth. Kau boleh memanggil ku Altair"
Pas aku ingin menanyakan namanya, dia pun memerintahkan ku untuk tidak mengetahui nama aslinya. Lalu dia pun memberi tahu namanya. Aku pikir itu bukanlah namanya, karena dia memerintahkan ku untuk tidak mengetahui nama aslinya.
"Tidak, apa maksud perintah mu tadi? Jadi nama asli mu siapa?"
"Tidak, tidak apa apa. Kau cukup memanggil ku dengan nama itu" Ucap nya dengan wajah yang tampak merah
"Kenapa ekspresi mu seperti itu? Apa kau demam"
Aku pun memegang dahi untuk memeriksa suhu badannya dengan maksud mengetahui apa suhu tubuh nya panas atau tidak.
"Wah suhu tubuh mu panas sekali. Pulang saja kerumah ku terlebih dahulu, aku juga belum mendapat jawaban dari pertanyaan ku barusan. Tapi dengan suhu badan seperti ini lebih baik kau istirahat terlebih dahulu" Ajak ku
"Baiklah"
Aku pun mengajak nya untuk kerumah ku terlebih dahulu agar dia dapat beristirahat dan memulihkan kondisi badannya agar dia dapat menjawab pertanyaan ku. Dan dia pun setuju, lalu kamipun pergi kerumah ku. Namun, benar saja tangga untuk turun terhalangi sofa dan aku pun menyingkirkan sofa itu terlebih dahulu. Tapi karena berat dan badan ku yang tidak atletis, aku kesulitan untuk memindahkan sofa tersebut.
Dan disanalah Perempuan (Lucifer) menggunakan kekuatan nya, dengan lemas dan nafas yang terengah engah dia pun memindahkan sofa tersebut tanpa menyentuhnya.
"Keren" Ucap ku dengan terkesan
"Baiklah ayo bawa aku ke rumah mu" Ucap Altair (Lucifer) itu
Dan benar saja di lantai bawah adalah tempat ku biasa berlatih Alkimia, dan terlihat diluar hujan yang sudah reda. Aku pun membawa nya kerumah.
*-*
Sesampainya kami di rumah, aku pun langsung membaringkan Altair itu di sofa. Dan langsung mengambil kotak obat bermaksud untuk memberikan nya pertolongan pertama agar demam nya membaik. Namun, dia menolak dan ingin istirahat saja sejenak. Karena permintaan nya itu aku membawanya kekamar ku dan membaringkannya ketempat tidur ku.
Dari kejauhan aku melihat seorang wanita yang berparas cantik dan memiliki rambut berwarna putih ini adalah seseorang yang misterius. Dalam pikiran ku pun tidak menyangka bahwa seseorang yang dapat melakukan hal hal aneh seperti itu memiliki fisik seperti manusia normal. 'Bagaimana dapat membedakannya dengan manusia lain? Jika dia tiba tiba menggunakan kekuatan nya' pikir ku.
Setelah itu, aku pun berganti pakaian dan mandi sejanak untuk merapikan badan juga. Dan setelah selesai mandi dan berganti pakaian, aku pun hendak melihat keadaan Altair yang sedang istirahat di kamar ku. Namun, pas aku hendak membuka pintu kamar, terdengar suara adik ku Aquila yang baru pulang dari sekolah nya. Dan dia pun langsung mencurigai ku yang bertingkah aneh.
"Ada apa Kak? Apa ada sesuat di kamar kakak?" Tanya Aquila
"Tidak, tidak apa apa?"
"Hem.."
Aquila pun mencurigai ku yang bertingkah aneh seperti mengancam ku untuk memberitahu apa yang ada di dalam, memang Aquila peka terhadap hal hal yang sepele, kau juga pastinya tau kan Rei.
Karena merasa terancam bahwa aku menyembunyikan seorang wanita di kamar dan menidurkannya di tempat tidur ku, aku mengganti topik pembicaraan dan menyuruh Aquila untuk makan saja terlebih dahulu.
"Heh.. Oh iya Aquila.. Lebih baik kau makan saja dahulu, kau pasti lapar kan? Di dapur ada beberapa mie instan" Ucap ku mengalihkan pembicaraan
"Hem… baiklah" Ucap nya dengan sinis
Aquila pun menaruh tas nya di sofa dan segera pergi kedapur untuk memasak mie instan. Aku pun merasa lega sejenak dan segera masuk ke kamar ku untuk memeriksa keadaan Altair. Namun, pas aku baru membuka pintu kamar sedikit ,sejenak aku merasa ada yang kurang dan memikirkannya. Lalu aku pun teringat bahwa mie instan yang ada di dapur sudah habis tadi pagi untuk sarapan ku.
Aku pun menutup kembali pintu kamar ku dan segera pergi ke dapur untuk memberi tahu Aquila bahwa mie instan yang terakhir sudah aku makan untuk sarapan tadi pagi.
"Aquila mie instan tadi sudah.."
Namun, pas aku pergi ke dapur terlihat Aquila yang terheran dengan isi keranjang mie instan kami yang terisi penuh oleh mie instan yang berbagai macam. Aku yang ingin memberi tahu Aquila tentang hal itu pun juga heran kenapa ada banyak mie instan di keranjang, bukankah tadi pagi sudah yang terakhir dan kami belum membeli stok lagi.
"Kak, apa kakak yang membeli ini semua? Uang dari tabungan kakak bukan?" Tanya Aquila dengan heran
"Tidak kakak membeli nya, mungkin ayah dan ibu yang membelinya kemarin sebelum berangkat" Ucap ku dengan heran juga
"Bukankah tadi pagi itu mie instan yang terakhir?" Tanya Aquila
"Mungkin" Jawab ku dengan ragu
"Lalu ini dari mana?" Tanya kembali
"Yah, syukuri saja yang sudah ada mungkin kau salah lihat tadi pagi" Ucap ku meyakinkannya
"Baiklah jika seperti itu, apa kakak mau juga?"
"Tidak kakak sudah kenyang"
"Ooh, ya sudah"
Aquila yang sudah menerima kenyataan tersebut segera memasak mie instan dan aku pun pergi kembali ke kamar ku untuk memeriksa keadaan Altair. Aku pun masuk ke kamar dan ternyata di sana Altair sudah bangun dan duduk di atas tempat tidur ku dengan raut wajah yang terlihat lemas seperti habis bangun tidur.
"Hei, kenapa kau bangun? Apa kau sudah membaik?" Tanya ku sambil mendekati kearah nya
"Ya aku sudah sembuh" Jawabnya dengan lemas
"Sembuh darimana wajah mu masih terlihat lemas, lebih baik kau berbaring di tempat tidur saja!"
"Tidak, tidak apa apa aku sudah sembuh. Ngomong ngomong, bagaimana mie instan nya? Sudah penuh bukan?" Tanya nya dengan percaya diri
"Mie instan?" Tanya ku dengan bingung
"Iya"
"Oh, apa kau yang membawa semua mie instan itu?" Tanya ku
"Bukan membawa tapi aku yang menciptakannya" Ucap nya dengan yakin
"Kau yang menciptakan nya? Bagaimana caranya?"
Aku pun dibuat heran oleh nya, lantasan dia mengatakan bahwa dia lah yang menciptakan semua mie instan yang ada di dapur. 'Bukannya mie instan di buat dipabrik' pikir ku.
"Yah, gampang saja aku hanya mengkloning semua mie instan tersebut" Ucap nya
"Tapi disana ada berbagai macam mie instan, bagaimana caranya kau mengkloning semua itu? Lagi pula kau selama ini berada di kamar ku dan tidur, bagaimana caramu until pergi kedapur?" Tanya ku dengan penasaran
"Itu rahasia, tapi akan ku beritahu bagaimana cara ku mengkloning nya"
"Bagimana caranya?" Tanya ku
Dia pun mengatakan bahwa dia mengkloning semua mie instan dan dia tidak memberitahu ku bagaimana caranya dia membuat semua mie instan tersebut dan menaruhnya di dapur, tapi dia akan memberi tahu ku bagaimana caranya mengkloning mie instan.
"Yah aku hanya perlu melihat mie instan tersebut dan menyusun ulang semua penyusunnya. Itu saja" Ucap nya dengan yakin
"Menyusun ulang? Tapi bagaimana kau melihat mie instan, sedangkan disini tidak ada mie instan?" Tanya ku dengan bingung
"Ada, itu" Sambil menunjuk ke arah belakang ku
Aku pun melihat kebelakang, dan ternyata ada sebuah mie instan di atas meja belajar ku. Aku pun heran kenapa ada mie instan didalam kamar ku.
"Heh.. Kenapa ada mie instan disitu?" Tanya ku dengan bingung
"Mungkin kau lupa meletakannya" Ucap nya
Aku pun sedikit bingung, kenapa ada mioe instan didalam kamar ku. Untuk apa aku membawa bawa mie instan kedalam kamar.
"Untuk berjaga jaga Kau tidak boleh mengetahui semua rahasia ku" Ucap nya memerintahkan ku
"Heh.. Lagi lagi kau memperalat ku" Ucap ku dengan lesu
"Iya lah, untuk berjaga jaga agar rahasia ku tidak ketahuan" Ucap nya
"Jadi sekarang, apa maksud mu dengan pesan tadi?" Tanya ku menyambung pembicaraan tadi
"Pertama tama Kau berbaring di sini bersama ku" Ucapnya dengan raut licik
"Apa maksud mu?" Tanya ku
Namun, dengan seketika tubuh ku bergerak dengan sendiri nya dan naik ke tempat tidur lalu berbaring bersama dirinya. Aku yang merasa bahwa keadaan ini merupakan kondisi yang gawat, aku tidak mengetahui apa maksudnya menyuruh ku berbaring bersamanya.
Dia hanya tertawa kecil dan memandang wajah ku yang dekat dengannya. Lalu tidak lama kemudian terdengar suara pintu kamar ku yang ingin terbuka dan suara Aquila. Aku lupa untuk mengunci pintu kamar terlebih dahulu
"Kakak, aku ingin pergi.. Heh…"
Terlihat di depan pintu kamar ku, Aquila yang mencoba masuk dan membuka pintu melihat diriku dan Altair yang saling berbaring berdekatan di tempat tidur ku. Dia pun mendekat dan memarahiku.
"Apa yang kakak lakukan? Dan siapa perempuan ini?" Tanya nya dengan nada kesal
Aku yang tidak bisa bangun hanya dapat memberitahunya dengan suara ku saja dan Altair yang merencanakan hal tersebut bangun dan berbicara kepada Aquila, namun yang di katakan Altair bukanlah hal yang bagus, tapi malah nenbuat suasana semakin memburuk.
"Salam kenal Aku Altair. Aku dibawa kesini oleh kakak mu Arima" Ucap nya dengan wajah yang mencurigakan
"Aku tidak peduli, kakak parah" Teriak Aquila sambil lari keluar ruangan
"Tunggu, Aquila ini salah paham" Teriak ku
"Oi Altair aku ingin menjelaskan hal ini ke Aquila. Cepat buat aku bisa bergerak lagi"
Aku pun meminta Altair untuk membuat ku dapat bergerak lagi dan menyusul Aquila.
"Baiklah, Kau boleh mengejar Adikmu, dan bergerak normal lagi" Ucap nya
Dan dengan seketika aku dapat bergerak lagi dan segera pergi mengejar Aquila yang salah paham akan situasi tadi. Aku pikir dia pergi keluar dan lari jauh, ternyata dia hanya murung di ruang tamu. Namun, aku yang ingin meluruskan kesalapahaman ini, bingung ingin memulai dari mana.
"Oi, itu tadi salah paham. Kakak tidak mungkin melakukan hal seperti itu" Ucap ku meyakinkan nya
"Kakak bohong, buktinya kakak tidur berdua dengan perempuan tadi" Ucapnya dengan murung
"Tidak itu semua salah paham"
"Bohong" Ucapnya dengan kencang
Aku pun semakin bingung ingin meluruskan nya bagaimana, yah karena aku sudah ketahuan tidur berdua dengan Altair dan dilihat Aquila.
"Tadi itu aku terjatuh dan kebetulan dengan posisi seperti itu"
Tiba tiba Altair keluar dari kamar dan mengatakan kepada Aquila bahwa tadi ia terjatuh.
"Terjatuh?" Tanya Aquila sambil melihat ke arah Altair
"Iya" Jawab Altair
"Oh iya, tadi dia terjatuh dan aku sedang mencoba berbaring di tempat tidur, tapi kita malah jadi seperti itu" Ucap ku
"Seperti itu?" Tanya Aquila mencurigai ku
Aku pun ikut meyakinkan Aquila. Namun, dia masih tetap curiga terhadap ku.
"Kami tidak melakukan apa pun, aku hanya beristirahat saja di kamar kakak mu. Jika kau tetap tidak percaya kau bisa mengeceknya langsung" Ucap Altair meyakinkan Aquila
"Apa maksudmu Altair.." Ucap ku dengan gugup
"Yah, aku percaya sih. Lagi pula mana mungkin kakak berani melakukan hal seperti itu kepada perempuan" Ucap Aquila dengan menyindir ku
"Heh.."
Pembicaraan tersebut merasa menyindirku yang tidak punya pengalaman dengan wanita sama sekali.
"Jadi siapa kau?" Tanya Aquila kepada Altair
"Oh, dia ini.."
"Namaku Altair, Altair Scouth. Salam kenal adik nya Arima" Sambil menjulurkan tanganya
Aku yang ingin yang ingin memperkenalkan Altair kepada Aquila, pembicaraan ku dipotong begitu saja oleh Altair.
"Oh, nama ku Aquila adik nya kakak" Ucap Aquila bersalaman dengan Altair
"Yah kalau aku kakakmu, pasti kau ini adik ku lah" Ucap ku menyindir Aquila
"Berisik"
"Jadi, kau ini pacarnya kakak?" Tanya Aquila
"Pa..pa.. Pacar?"
Aquila yang berbicara yang tidak tidak membuat ku gugup, karena dia mengira bahwa Altair adalah pacarku. Yah aku sih tidak keberatan jika dia menjadi pacar ku, namun takdir berkata lain.
"Bukan aku hanya teman nya Arima" Ucap Altair
"Oh, seperti itu. Lagi pula kakak mana mungkin punya pacar sih" Ucap Aquila menyindirku
"Jahat kau Aquila"
Dan disanalah kesan manis Aquila pertama kali bertemu dengan Altair (Lucifer) Sang pembawa nasib buruk kepadanya. Namun, disana Aquila belum menyadarinya dan berteman akrab dengan Altair.
ns 15.158.61.17da2