Kayla tampak gelisa berada di dalam kelas. Ia terus-terusan melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 8 malam. Tidak seperti biasa, hari ini Kayla pulang malam. “Aduh, kenapa sih tiba-tiba dosennya ngasih tambahan pelajaran? Aku kan nggak suka pulang malam.” keluh Kayla di dalam hati, sambil terus melihat jendela di sampingnya. “Kalau begini, aku pulang lewat mana ya? Kalau pulang lewat jalan yang lama, aku capek. Naik ojek, nggak ada uangnya. Tapi kalau lewat jalan pintas.., seperti aku tidak punya keberanian untuk melakukannya.” katanya di dalam hati.
“Baiklah, anak-anak, sudah cukup sampai sini saja. Nanti kita lanjutkan di pertemuan yang akan datang.” kata sang dosen, lalu menutup bukunya, dan membereskan alat tulisnya yang berada di atas meja.
“Yes, akhirnya selesai juga.” kata Kayla gembira, lalu buru-buru membereskan barang-barangnya, dan masukannya ke dalam tas.
“Anak-anak, ibu duluan ya. Selamat malam.” kata sang dosen, lalu meninggalkan kelas. Sementara Kayla dan siswa-siswa lainnya sibuk merapikan barang masing-masing.
“Kai, ayo kita makan bareng sama teman-teman di luar yuk.” ajak Raisa yang duduk di sampingnya. Kayla melihat jam tangannya, lalu berkata, “Nggak ah. Aku mau pulang. Udah malam nih.”
“Oh iya, udah jam segini ya? Terus kamu gimana pulangnya? Mau lewat mana?” tanya Raisa khawatir.
“Nah, itu dia. Aku juga nggak tahu.” jawab Kayla.
“Mau aku temenin nggak?” tawar Raisa.
“Gak usah. Kamu kan udah ada janji sama teman-teman yang lain. Aku akan coba cari cara.” jawab Kayla.
“Beneran ya? Kalau ada apa-apa, langsung telepon aku.” kata Raisa sambil menepuk pundak temannya.
“Iya, iya. Kalau manusia sih kayaknya aman, tapi yang mahluk lain yang membuat aku takut.” kata Kayla sambil membayangkannya.
“Kamu lewat jalan yang jauh itu saja. Kan di situ lebih aman dari hal yang tidak kau inginkan.” usul Raisa.
“Iya sih. Tapi aku udah capek kalau disuruh lewat jalan itu. Kayaknya aku nggak sanggup deh. Terus kalau naik ojek, aku gak ada uangnya.” kata Kayla.
“Kan ada ojek online. Kenapa nggak pake itu aja?” tanya Raisa.
“Hp aku mati.” jawab Kayla.
“Sudahlah, terserah kau saja. Semangat ya. Kalau ada apa-apa. telepon aja. Jangan sungkan ya.” kata Raisa sambil menggendong tasnya.
“Oke, makasih.” kata Kayla. , lalu melambaikan tangannya kepada temannya yang sedang berjalan pergi. Kayla menghela nafas, lalu melihat jam. “Aduh, aku pulang bagaimana ya? Coba dulu aja deh.” Kayla mengambil tasnya dan bergegas pulang.
152Please respect copyright.PENANAIk91oDZndW
Sampai di halaman depan kampus, tiba-tiba saja, terdengar suara petir menyambar, dan perlahan lahan mulai hujan.”
“Ya ampun, hujan? Bagaimana ini?” tanya Kayla sambil melihat arah langit yang tampak mendung. “Waduh, beneran nih mau hujan? Aduh, aku gimana coba?” tanyanya di dalam hati, sambil menggaruk-garuk kepala, dan mencoba berpikir. “Kayaknya nggak bisa lewat jalan yang lama deh, pasti udah keburu deras hujannya.
Berarti pilihannya cuma satu, aku harus lewat jalan pintas, melewati kuburan itu.” lanjutnya. Kayla menghelanafas, lalu memberanikan dirinya. “Oke, aku nggak boleh takut,” lalu menampar kedua bagian pipinya dengan tangannya. “Aku bisa. Aku bisa.” katanya di dalam hati, lalu berjalan dengan cepat.
152Please respect copyright.PENANAZUl2vdjg34