#4
443Please respect copyright.PENANAf1KtxEEzLS
Malam hari Andre telah memesan makanan melalui aplikasi. Ia memesan babi panggang. Andre tahu Sandra juga menyukainya. Andre menyajikan makanan itu di atas meja di ruang tengah. Ia juga menyajikan anggur merah dan tequila.
Andre menunggu Sandra yang masih mandi. Sandra tidur cukup pulas dan baru terbangun pukul 7 malam. Saat menunggu Sandra, ponsel Andre berdering.
Andre memeriksa ponselnya, ternyata ada panggilan dari Natalia, mama Sandra. “Halo, ia nak?”
“Pa, Sandra di sana? Tadi dia pamit ke rumah papa?” tanya Natalia.
“Iya, tadi siang, ia nyampe di sini,” jawab Andre.
“Ya sudah, anak itu mau nginap di sana, tolong jagain ya pa,” cap Natalia.
“Iya tenang aja,” ujar Andre.
“Dia lagi ngambek ke kami,” kata Natalia.
“Iya, Sandra sudah cerita semuanya. Biar dia tenang dulu di sini. Aku bantu juga biar masalahnya gak berlarut.” Andre menenangkan anaknya.
“Terimakasih ya pa, kalau ada apa-apa hubungi saya,” ucap Natalia.
“Iya tenang saja!” jawab Andre, kemudian mengakhiri telepon dari anaknya itu.
Tak berselang lama, Sandra keluar dengan mengenakan pakaian santai. Kaos putih polos yang tipis, sehingga bra berwarna merah muda yang dikenakannya terlihat membayang. Kemudian, bawahnya Sandra mengenakan celana pendek warna hitam. Sehingga terlihat pahanya yang mulus dan putih itu.
Keluarga Andre memang keturunan dari cina-indo (cindo). Sehingga tak heran, jika anak dan cucunya, kulitnya berwarna putih.
Aroma minyak wangi kemudian semerbak di ruangan ketika Sandra masuk.
“Ayo kita makan, pasti kamu lapar. Ini kakek belikan makanan kesukaan kamu,” ucap Andre.
“Wow, kakek masih ingat ya makanan kesukaanku. Sedap sekali rasanya,” ucap Sandra, sangat senang.
“Ini babi bakar langganan kakek. Rasanya enak banget, pasti kamu suka,” ucap Andre. “Ini juga ada minuman, silahkan kamu pilih yang mana,” kata Andre.
“Ini spesial banget kek!” ucap Sandra, lalu mulai duduk di kursi, depan Andre.
Andre berusaha bikin Sandra senang dan melupakan masalahnya.
“Ayo kita mulai makan,” ajak Andre.
“Iya kek,” jawab Sandra.
Mulailah keduanya makan malam sambil mengobrol banyak hal. Mulai dari masa kecil Sandra hingga hingga momen-momen bahagia bersama Elis.
Setelah makan, obrolan keduanya terus berlanjut sambil menikmati anggur merah maupun tequila yang sudah disiapkan oleh Andre.
Sandra terlihat bersemangat meminum tequila. Berkali-kali ia menenggak minuman itu dan terus mengobrol bersama kakeknya.
“Bentar, kakek punya sesuatu buat kamu,” ucap Andre, di tengah-tengah obrolan itu.
“Apa itu kek?” tanya Sandra, penasaran.
Andre lalu berdiri dari kursinya, kemudian masuk ke dalam ruang tempat melukisnya. Tak berselang lama, ia keluar sambil membawa lukisan dalam kondisi terbalik, sehingga Sandra tidak tahu lukisan apa itu.
“Ini hadiah Natal buat kamu,” kata Andre, lalu menunjukan lukisan yang telah dibuatnya.
“Ha? Wow… ini bagus sekali kek!” Sandra terkagum dengan lukisan yang dibuat oleh kakeknya itu.
Itu adalah lukisan wajah Sandra. “Bagaimana cantik kan seperti aslinya?” tanya Andre.
“Iya kek!” Sandra kegirangan. Terlihat dalam lukisan itu, sangat mirip dengan wajah asli Sandra.
Sandra memiliki wajah oval sempurna, dengan kulit berwarna putih. Pipinya sedikit merona merah muda alami. Lalu matanya yang sedikit sipit, dihiasi bulu mata lentik. Bola matanya berwarna cokelat tua dan berkilau. Ia memiliki alis tipis dan melengkung sempurna.
Hidungnya kecil dan ramping, dengan lengkungan halus yang menambahkan keseimbangan pada wajahnya. Bibirnya mungil berwarna merah alami.
Dalam lukisan itu, Sandra sedang tersenyum sehingga lesung pipinya terlihat. Rambutnya panjang dan lurus, berwarna hitam pekat.
“Kapan kakek buatnya kok cepat sekali?” tanya Sandra terharu, lalu ia mendekat ke kakeknya, memegang lukisan itu.
“Tadi, kakek buat secepat mungkin, khusus buat kamu,” ucap Andre. Ia begitu ikut sangat senang, ketika Sandra terlihat senang.
Sandra lalu meletakan lukisan berukuran 40cmx60cm itu di atas meja. Ia lalu memeluk kakeknya dengan erat. Ia peluk bahagia dan manja seperti ketika kecil.
Andre pun merespon, tangannya ikut memeluk tubuh Sandra yang ramping itu. Sandra menempelkan wajahnya di dada kakeknya. Andre juga merasakan, payudara Sandra yang padat–bulat dan berukuran sedang tergencet di dadanya.
Cukup lama Sandra memeluk Andre. Aroma minyak wangi makin terasa di hidung Andre.
Beberapa detik kemudian, akhirnya melepas pelukannya. “Terimakasih ya kek,” ucap Sandra, matanya berbinar. Ia menatap wajah kakeknya dengan dalam.
Kemudian Sandra berjinjit, agar wajahnya sejajar dengan Andre. Langsung ia mencium pipi Andre, dan dilanjutkan dengan mengecup bibir kakeknya itu. Lagi-lagi Andre dibikin kaget dengan kelakuan cucunya tersebut.
Setelah itu, keduanya kembali menikmati minuman yang ada. Obrolan juga terus berlanjut. Terlihat Sandra sudah sangat bahagia malam ini.
Sandra terlalu banyak minum hingga akhirnya ia merasa pusing. “Kek, aku ke kamar dulu ya, mulai pusing kepalaku,” ucapnya.
“Iya, sudah jangan banyak-banyak minumnya,” jawab Andre.
Sandra pun ke kamar kakeknya untuk rebahan dan memainkan ponselnya. ***
ns 15.158.61.8da2