Hai! Terima kasih telah membaca puisi Sang Gadis Pembeli Hujan karya Joey Zhou.
Puisi ini ditulis ketika langit perkotaan tempat Joey tinggal tengah mendung dan hujan menyirami kota itu habis-habisan selama beberapa hari.
Banyak orang yang mengeluh dan mengumpat selama hujan turun.
Hari itu, hujan turun lagi dan suara keluhan dan umpatan terdengar lagi.
Joey merenung.
"Tidak turun hujan, mereka mengeluh. Diberikan hujan beberapa kali, mereka pun mengeluh. Manusia memang payah untuk urusan mensyukuri kehidupan, ya kan, hujan?"
Hari itu, hujan yang dicampur keluhan, mengingatkan Joey pada kekeringan dan kemarau. Pada saudara mereka jauh di bagian benua sana.
Afrika.
Akhirnya, kata-kata itu tertulis secara spontan di buku catatan inspirasi Joey. Semua mengalir dalam pengkhayatannya terhadap situasi detik itu.
Selesai.
Joey merevisi bagian kata yang bunyinya kurang pas lalu jadilah beberapa plot untuk puisi Sang Gadis Pembeli Hujan.
Oh, ya.
Gadis itu adalah tokoh khayalan Joey untuk anak-anak Afrika. Dia mengandaikan dirinya berada dalam situasi salah satu anak-anak di sana yang hidup susah di atas tanah gersang Afrika dan mengharapkan basahnya bumi mereka.
Seringnya, kita merasa hujan menahan kita dalam banyak hal.
Menahan kita bersemangat ke sekolah atau tempat kerja, menahan kita untuk terjaga di tengah-tengah suhu dinginnya yang membuat nikmat tuk terlelap, menahan kita berkumpul bersama teman di luar, dan menahan kita mengucap:
'Wah, hari yang indah!', 'Langitnya cerah sekali hari ini!', 'Cahaya mentari pagi memang paling nikmat!', 'Have a Nice Day!', dan lain-lain...
Malahan ketika hujan turun, membuat kita mengatakan:
'Ah, hujan lagi!', 'Langitnya mendung banget! Pasti hujan lagi, deh!', 'Aduh! Jemuranku lupa angkat!', 'Kalau nanti hujan, kita batalkan aja ya, ganti hari lain aja..', 'Males, ah, mending hujan-hujan gini tidur...', 'Hujan lagi! Jangan sampai banjir aja...', 'Atap bocor, bang!', dan lain-lain...
Sepertinya kita tinggal menunggu perubahan iklim akibat pemanasan global semakin memuncak, dan cadangan air semakin tipis, barulah semua keluhan itu akan berubah menjadi doa pengharapan kepada langit dan alam semesta.
Hujan memiliki keindahannya tersendiri. Ketika hujan turun, nikmatilah deru rintiknya yang bernyanyi indah, menghirup udara yang menyelipkan bau tanah dan rumput basah yang menyegarkan, dan... mungkin, menyadang air hujan untuk keperluan menyiram tanamanmu, serta hal lainnya.
Intinya, selagi kita masih bisa merasakan kesegaran air hujan, mari kita baik-baik menikmati sebelum hari tanpanya tiba...
Mari bersama, hargai setiap bentuk pemberian alam bumi ke dalam hidup kita.
Sekian,
285Please respect copyright.PENANABv7QphmxFj
Joey Zhou
Rumah mendung, 14 Juli 2021
285Please respect copyright.PENANAONNmeVyueE
285Please respect copyright.PENANAjRaR0oo1vX
285Please respect copyright.PENANAkY9BVYIFX3