Perasaan Kayla masih baik-baik saja sebelum melewati kuburan itu. Tapi saat sudah dekat dengan tempat kuburanya, hatinya mulai berdebar-debar. Ditambah. cuaca yang buruk, angin kencang, dan geluduk di mana-mana, membuat keadaan semakin terasa horor bagi Kayla. Kayla menghela nafas panjang-panjang dan menutup matanya lalu berlari kencang saat melewati kuburan tersebut.
“Aaaaaa!” teriak Kayla di dalam hati, dengan matanya yang tertutup. Setelah merasa berlari cukup jauh, akhirnya Kayla bisa membuka matanya. Kayla memegang bagian jantung.
“Aduh, capek sekali…” keluhnya. Kayla melihat ke belakang dan merasa lega. Kayla mengalah nafas, lalu berkata, “Syukurlah tidak terjadi apa-apa.” katanya.
Namun baru sebentar ia merasa lega, tiba-tiba air hujan jatuh ke atas kepalanya, membuatnya kaget. Kayla melihat ke atas dan melihat awan yang sudah gelap dan tampak berisi banyak air.
“Waduh, udah mau hujan nih. Aku harus cepat.” katanya sambil berdiri. Ia meletakkan tasnya di atas kepalanya. untuk menutupnya dari rintikan hujan yang mulai turun, lalu berlari dengan cepat ke rumahnya yang tidak tahu jauh lagi dari sana. Semakin lama, semakin deras hujannya, membuat Kayla menjadi panik.
“Aduh, kayaknya nggak keburu deh kalau kalau begini terus.” katakan di dalam hati, sambil lari dan melihat sekelilingnya, mencoba mencari tempat untuk berteduh. Di saat itu, Kayla melihat pos satpam yang tidak ada orangnya. Ia pun berpikir untuk berteduh sebentar di situ.
“Nah, aku situ aja dulu deh. Selagi gak ada orangnya.” Kayla berlari dengan sangat cepat dan berteduh di bawa pos satpam kosong itu. Pakaian dan barang bawaannya basah. Kayla mencoba mengeringkan bajunya dengan cara memerasnya. Lalu meletakkan tas dan barang-barangnya yang basah di atas kursi plastik di belakangnya. Selagi mencoba untuk mengeringkan badannya, Kayla mencoba mencari ada orang atau tidak di sekelilingnya. Namun sekelilingnya sepi. Kayla hanya berharap cemas sambil terus melihat jam tangannya yang juga terkena air.
“Aduh, udah malam. Bagaimana ini? Sampai kapan aku harus ada di sini? Padahal tinggal satu kali belok lagi untuk sampai ke rumahku. Gara-gara hujan yang sangat deras ini aku harus menepi dulu.” katanya.
Belum lama Kayla di sana, tiba-tiba mobil putih melewatinya. Awalnya Kayla tidak menyadarinya, tapi mobil itu berhenti di depannya dan saat membuka jendela mobil. Ternyata, di dalamnya adalah Bu Peni, tetangga depan rumahnya. “Kayla, kamu ngapain malam-malam di sini?” tanyanya.
Kayla terkejut saat melihat ternyata orang di dalam mobil tersebut adalah tetangganya yang baik hati kepadanya dan sering membantunya. “Eh, tante? Iya nih, gara-gara hujan jadi aku berteduh dulu di sini.” jawab Kayla.
“Ya ampun nak, kamu basah sekali.” kata Bu Peni tampak khawatir.
“Hehehe, iya tante. Gara-gara tadi saya telat pulang jadi begini deh.” jawab Kayla. “Nanti kamu bisa masuk angin loh,” Di saat yang sama, Bu Peni membuka pintu mobilnya. “Ayo nasuk. Nanti tante anterin sampai ke rumah.” lanjutnya.
“Hah? Benaren tante?” tanya Kayla tidak percaya. Bu Peni tersenyum lalu mengangguk. “Tante mau nganterin saya?” tanya Kayla lagi. Kayla tampak berseri, namun di saat yang sama, ia merasa tidak enak.
“Iya, iya, tante serius. Ayo cepat naik mobil. Hujannya deras banget nih.” jawab Bu Peni.
“Baik.” Lalu Kayla masuk ke dalam mobil. Ia duduk di samping Bu Peni. “Terima kasih ya tante sudah mau mengantarkan saya.” kata Kayla.
“Iya, sama-sama.” jawab Bu Peni, lalu menjalankan mobilnya. “Tumben kamu pulang malam. Biasanya nggak pernah.” tanya Bu Peni merasa penasaran.
“Iya tante, gara-gara Ada pelajaran tambahan.” jawab Kayla.
“Oh, begitu…”
Dalam perjalanan singkat mereka, Bu Peni dan Kayla mengabiskan waktunya untuk mengobrol. Tapi gara-gara hal tersebut, Bu Peni tidak fokus terhadap jalanan. Tiba-tiba saja, “BRAKKK!!!” Suara yang sangat keras datang dari arah depan mobil, membuat kedua orang di dalam mobil tersebut terkejut.
“Apa itu?” tanya Kayla.
“Tante tidak tahu. Ayo kita cek.” usul Bu Peni sambil mencoba mengambil payung yang berada di barisan nomor dua kursi mobilnya. Bu Peni membuka pintu mobil, membuka payung dan keluar. Sementara Kayla masih berada di dalam sambil mencoba melihat apa yang di depan. Dari luar, terdengar suara Bu Peni terkejut. “Astaga! Ya ampun!” Gara-gara hal tersebut, Kayla menjadi semakin cemas. Kayla pun penasaran dan mencoba mencari masih adakah payung lain di dalam mobil atau tidak. Tapi ternyata tidak ada. Dia pun memutuskan untuk keluar begitu saja dengan hujan yang masih sangat deras, membuat pakaiannya bertambah basah. Kayla mencoba melihat apa yang ada di depan mobil. Namun dengan lampu mobil yang masih menyala, membuat Kayla susah untuk melihat apa yang ada depan. Kayla berjalan ke arah Bu Peni.
“Tante, ada apa?” tanya Kayla.
Dengan nada gemetaran, Bu Peni menunjuk sesuatu yang ada di depan. “I-itu ku-kucing.”
“Hah?” tanya Kayla. Kayla memicingkan matanya dan berjalan perlahan menuju hal yang ditunjuk oleh Bu Peni. Barulah saat ia melihat di depan sana. Kayla terkejut habis-habisan saat melihat kucing kesayangannya, Lala, dipenuhi darah di seluruh tubuhnya. “LALA!” teriak Kayla.
“Astaga.” kata Bu Peni tak bisa berkata apa-apa lagi. Kayla meneteskan air matanya dan memeluk Bu Peni di belakangnya. Kayla tak sanggup melihat kucing kesayangannya berlumuran darah. Bu Peni yang tidak tahu harus melakukan apa, ia memeluk tubuh Kayla yang basah kuyup, lalu mengelus-elus rambut Kayla. Dalam momen yang menyedihkan itu, tiba-tiba datanglah seseorang menggunakan payung dan jaket hujan.
“Ada apa ini?” tanya seorang laki laki itu, yang ternyata adalah Pak RT, yang diikuti beberapa orang di belakangnya.
“I-itu pak, ku-kucing mati.” jawab Bu Peni. Pak RT memicingkan matanya dan terkejut melihatnya.
“A-astaga.” kata seseorang di belakang.
“Ya sudah, nanti kita urus. Ibu dan Kayla pulang cepat. Kasian tuh Kayla bajunya basah.” kata Pak RT sambil menunjuk Kayla yang masih menangis terseduh-seduh sambil dipelukan Bu Peni.
“Baik pak. Tolong urusi ya. Saya akan bawa Kayla pulang.” kata Bu Peni.
“Kayla, ayo masuk ke mobil dulu.” bisik Bu Peni. Kayla hanya mengangguk. Dengan air mata yang masih terus-terusan mengalir, ia masuk ke dalam mobil bersama Bu Peni. Sementara warga lainnya masih di situ untuk menguruskan mayat kucing mati tersebut
ns 15.158.61.53da2